Anda di halaman 1dari 3

RASIO NERACA

Jenis Rasio Neraca disini adalah :


1. Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancarnya.
Likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.
a. Rasio Lancar (Current ratio) = Aktiva Lancar (Current Assets) / Hutang Lancar
(Current Liabilities)
Current Assets adalah pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang atau siklus
usaha normal yang lebih besar.
Current Liabilities adalah kewajiban yang pembayarannya kurang dari 1 tahun atau
siklus operasi normal dalam usaha.
Contoh : Dik : Aktiva lancar Rp 50 juta dan Hutang Lancar Rp 40 juta, maka rasio
lancarnya adalah 50 juta / 40 juta = 1.25%
Artinya setiap 1 rupiah hutang lancar bisa dijamin dengan 1 rupiah aktiva
lancar.
Rasio lancar digunakan untuk mengunkapkan jaminan keamanan (margin of safety)
perusahaan terhadap kredit jangka pendek. Jika nilainya kurang dari 1% maka
perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang jangka
pendeknya.
Tetapi jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan
kurang efisien dalam mengurus aktiva lancarnya.
b. Quick Ratio = (Aktiva Lancar Persediaan) / Kewajiban Lancar
Persediaan ini terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi. Hal ini bertujuan mengadakan persediaan
yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum.
Rasio cepat yang mempunyai nilai 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
c. Cash Rasio = (Kas + Efek) / Hutang Lancar
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.
d.

Acid Test Rasio = (Kas + Efek + Hutang) / Hutang Lancar


Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi. Dengan aktiva lancar
yg lebih likuid.
e. Working Capital to Total Aset Rasio
= (Aktiva Lancar Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva
Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal kerja neto.
2. Rasio Pengungkit/Leverage/Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan.
Atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya dengan
menggunakan semua aset yang dimiliki. Hal ini terjadi jika perusahaan mengalami
pailit. Beberapa rasio ini antara lain :
a. Total Debt to Equity Ratio = Rasio Total Hutang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
hutang.
b.

Total Debt to Total Capital Assets

= Rasio Total Hutang / Jumlah Modal / Total asset


Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
c. Long Term Debt To Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk
panjang.
d.

TIE (Time Interest Earned) = EBIT / Bunga Hutang Jangk Panjang


Besarnya jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK
PJG

e.

Tangibel Assets Debt Coverage


= Jumlah Aktiva Intangibles Hutang Lancar / Hutang Jangka Panjang
Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka
panjang setiap rupiahnya
B. RASIO-RASIO ANTAR STATEMENT KEUANGAN
3. Rasio Efisiensi/Perputaran/Rasio Aktivitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya
sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan/
a. Rasio perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan / Inventory rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode
tertentu.
b.

Average Days Inventory


= Inventory Rata-rata x 360 / Harga Pokok Penjualan
Periode rata-rata persediaan berada di gudang .
c. Rasio Total Asset Turnover = Penjuala Netto Jumlah Aktiva
Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu
periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan
revenue.
d. Receivable Turn Over = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode
tertentu.
e. Average Collection Period = Penjualan rata-rata x 360 / Penjualan Kredit
f.

Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang


Working Capital Turn Over
= Penjualan Netto / Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas
perusahaan
C. RASIO LABA/RUGI
4. Rasio Profitabilitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
a. Gross Profit Margin (GPM) = Penjualan Netto HPP / Penjualan netto
b. Operating Profit Margin (OPM)
= Penjualan Netto HPP Biaya Adm & Umum / Penjualan Netto
c. Net Profit Margin (NPM) = Laba Operasi Bersih / Penjualan Bersih

Untuk melihat total keuntungan bersih terhadap penjualan.


Return to Total Asset (ROA) = Laba Bersih / Total Asset
Untuk melihat secara jauh asset dalam menghasilkan tingkat laba.
e. Return On Equity (ROE) = Laba Bersih / Ekuitas pemegang saham
Untuk meluhat tingkat keuntungan dari investasi yang sudah ditanamkan.
f. Return On Investment (ROI) = Investasi / Total Aktiva
Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari seluruh
aktiva yang tersedia.
g. Operating Rasio
= HPP + Biaya Adm + B. Penjualan + Biaya umum / Penjualan Netto
d.

5.
a.
b.
c.

d.

a.
b.
c.
1.
2.

Rasio Nilai Pasar.


Rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku
Perusahaan.
Price Earning Ratio (PER) = Harga Pasar per lb / EPS
Devidend Yield = Harga beli saham / EPS
Untuk mengetahui besarnya return yang akan diperoleh dari nilai investasi.
Dividend Payout ratio (Rasio Pembayaran Deviden)
= (Deviden per lb saham / Laba per lb saham) x 100%
Adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden atau rasio antara
laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden dengan total laba yang tersedia bagi
pemegang saham.
PBV (Price to Book Value) = Harga saham / Nilai ekuitas per saham(BV)
BV adalah book value yang dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham
yang beredar. Semakin tinggi nilai PBV nya maka semakin tinggi nilai sahamnya.

kelemahan Analisis Rasio Keuangan


Rasio tersebut dibentuk dari akuntansu dan data yang dipengaruhi oleh cara
penafsirannya dan bahkan dpat dimanipulasi;
Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa
perusahaan sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik;
Angka-angka rasio tidak dapat berdiri sendiri :
Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat rasio
yang hampir sama;
Adanya analisis kecenderungan (trend)dari setiap rasio pada tahun-tahun
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai