PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transposisi Pembuluh Darah Besar
Transposisi arteri besar adalah kelainan letak dari aorta dan arteri
pulmonalis. Dalam keadaan normal, aorta berhubungan dengan ventrikel kiri
jantung dan arteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung.
Pada transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya.
Aorta terletak di ventrikel kanan jantung dan arteri pulmonalis terletak di
ventrikel kiri jantung. Darah dari seluruh tubuh yang kekurangan oksigen
akan mengalir ke dalam aorta dan kembali dialirkan ke seluruh tubuh.
Sedangkan darah yang berasal dari paru-paru dan kaya akan oksigen akan
kembali dialirkan ke dalam paru-paru.
2.2 Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar
Penyebab dari kebanyakan kelainan jantung bawaan tidak diketahui.
Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengan
transposisi arteri besar adalah :
1. Rubella (campak jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
2. Nutrisi yang buruk selama kehamilan
3. Ibu yang alkoholik
4. Usia ibu lebih dari 40 tahun
5. Ibu menderita diabetes
6. Bayi memiliki syndrom down
7. Ibu yang terpapar rodentisida dan herbisida
8. Ibu yang mengkonsumsi obat anti epylepsi
Dalam beberapa dekade ini telah ditemukan beberapa mekanisme genetik
yang mendasari terjadinya TGA. Namun , mutasi gen-gen ini hanya
menjelaskan sebagian kecil dari kasus klinis yang ada. Mutasi gen terjadi
pada:
1. Gen faktor pertumbuhan-1 ddiferensiasi
2. Gen reseptor protein hormone tiroid
3. Gen penyandi protein samar
2.3 Manifestasi Klinis Dari Pembuluh Darah Besar
Mulainya sianosis tidak ketara dan sering kali tertunda, dan intensitasnya
bervariasi.
1. Dapat dikenali dalam usia bulan pertama, tetapi beberapa bayi dapat tetap
tidak terdiagnosis selama beberapa bulan
2. Bising holosistolik
3. Tidak dapat dibedakan dari bising yang dihasilkan oleh VSD pada
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ibu terkena
infeksi rubella
(campak
Jerman)
Nutrisi buruk
selama
kehamilan
Ibu yang
alkoholik
Usia Ibu
lebih dari 40
tahun
Ibu
menderita
Diabetes
Hipertensi
Hilangnya
enzim / tdk
sempurna
pembentukan
enzim
Tingkat
kecerdasan
dan
kemampuan
kognitif anak
menurun
FAS (Fetal
Alkohol
Syndrome)
Pertumbuhan dan
perkembangan
tidak optimal
Pertumbuhan
dan masalah
sistem saraf
pusat
Bayi lahir
cacat fisik dan
mental
4
Bayi
beresiko
Terjadi
Syndrome
perdarahan
Down
saat hamil,
mudah capek,
mudah haus,
kandung
kemih,
vagina,
maupun kulit
mengalami
infeksi
Pankreas
tidak dapat
menghasilka
n cukup
insulin
untuk
mengontrol
gula pada
ibu hamil
Hipoglikemia
Ruam ruam
merah pada kulit,
demam, tulang
ngilu, kelenjar
belakang telinga
membesar dan
nyeri,
Setelah 1 2 hari
muncul bercak
merah
Syndrome Rubella
kongenital
Keguguran,
lahir mati, dan
berbagai
gangguan
seumur hidup
Sering
mual,
sering
buang
air kecil
Keguguran,
lahir mati,
dan berbagai
gangguan
seumur hidup
Malnutrisi
(gizi buruk)
Keguguran
Diabetes
Gastational
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1) Identitas Pasien: nama, umur, jenis kelamin, berat dan panjang badan lahir,
berat dan tinggi badan sekarang.
2) Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat penyakit sekarang, dan faktor pencetus.
b. Riwayat kehamilan ibu.
c. Riwayat penyakit dulu: Data fokus, kaji:
1. Riwayat batuk panas sering (infeksi saluran nafas), cepat lelah/
sering berhenti saat menghisap ASI/ susu/ makan (FD), banyak
keringat, BB sulit naik, dan perkembangan motorik terlamba
(FTT).
2. Bila pasien biru (sianosis): kaji riwayat bertambahnya sianosis
saat beraktifitas; saat menghisap ASI/ susu/ menangis/ mandi pagi
atau BAB, dengan suara nafas yang memburu. Kemudian lemas/
pingsan/ kejang, serta riwayat squatting.
3. Bila edema: kaji daerah edema, skala edema, intake cairan dan
output 24 jam.
3) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: ukuran diameter kepala bayi/ anak, bentuk kepala bayi/
b.
anak.
Wajah:
1. Mata: konjungtiva, sklera, palpebra, pupil.
2. Hidung: terdapat masa/ tidak, sekret, kembang kempis cuping,
epistaksis (mimisan).
3. Telinga: serumen, simetris.
4. Mulut: bibir ( sianosis, kering), tonsil, gusi, gigi (pada anak ukup
c.
d.
usia), somatitis.
Leher: JVP.
Dada:
1. Inspeksi: kemerahan, kebiruan, bentuk dada, simetris, retraksi
dada.
2. Palpasi: nyeri tekan (diindikasi dengan menangis pada bayi),
ekspansi dada.
3. Perkusi: kaji suara perkusi dari setiap ICS
4. Auskultasi: kaji suara jantung dan paru.
e.
f.
DS : DO : pasien terlihat
Etiologi
Masalah
Penurunan kotrifiktas
Penurunan
jantung
cardiac output
Peningkatan
napas
resistensi
2.
DS : DO : pasien terlihat
menarik nafas dalam.
3.
DS :
DO:
vaskular paru
Ketidakmampuan
pasien
melepaskan
selalu
Perubahan nutrisi
susuan
saat menyusui.
4.
DS : DO : pasien terlihat
Perfusi jaringan
Penurunan
sirkulasi darah
perifer
berhubungan
dengan
penurunan
kontraktilitas jantung.
2. Ketidak efektifitan pola nafas berhubungan dengan peningkatan
resistensi vaskular paru
3. Perubahan nutrisi berhubungan ketidakmampuan menyusu.
8
No.
Tgl
Dx
Senin/ 1
12/12/1
1
Tujuan
Tindakan
Rasional
pasien
dapat Monitor tanda-tanda
Gangguan
mentoleransi gejala-vital.
pada jantung akan ada
gejala
yang Informasikan dan
perubahan pada
ditimbulkan
akibatanjurkan tentang
tanda-tanda vital
penurunancurah
pentingnya istirahat yang seperti pernafasan
jantung, dan setelahadekuat.
menjadi cepat,
dilakukan
tindakan Berikan oksigen
peningkatan suhu,
keperawatan
terjaditambahan dengan kanula nadi meningkat,
peningkatancurah
nasal/masker sesuai
peningkatan tekanan
jantung
sehinggaindikasi.
darah, semuanya
kekeadaan normal.
Kaji kulit terhadap
cepat dideteksi untuk
pucat dan sianosis
penangan lebih
Secara kolaborasi
lanjut.
berikan tindakan
istirahat yang
farmakologis berupa
adekuat dapat
digitalis; digoxin
meminimalkan kerja
dari jantung dandapat
mempertahankan
energi yang ada.
meningkatkan
sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokord
untukmelawan efek
hipoksia/iskemia.
pucat
menunjukan adanya
penurunan perfusi
sekunder terhadap
ketidakadekuatan
curah jantung,
vasokonstriksi dan
anemi.
mempengaruhi
reabsorbsi natrium
dan air, dan digoksin
meningkatkankekuata
n kontraksi miokard
dan memperlambat
frekuensi jantung
9
Senin/ 2
12/12/1
1
Senin/ 3.
12/12/1
1
dengan menurunkan
konduksi dan
memperlama periode
refraktori pada
hubungan AV untuk
meningkatkan
efisiensi curah
jantung.
tidak terjadi
Evaluasi frekuensi pengenalan dini dan
ketidakefektitan pola
pengobatan venilasi
pernafasan
dan
nafas.
abnormal dapat
kedalaman.
mencegah
Observasikomplikasi.
udara atau cairan
penyimpangan
dada,
pada area pleural
selidiki
penurunanmencegah akspansi
lengkap(biasanya satu
ekspansi paru atau
sisi) dan memerlukan
ketidaksimetrisan
pengkajian lanjut
status ventilasi.
gerakan dada.
pantau keefektifan
Kaji ulang laporan foto
terapi pernafasan dan
dada dan pemeriksaanatau catat terjadinya
komplikasi.
laboratorium GDA, hb
menangis akan
sesuai indikas
menyebabkan
Minimalkan menangispernafasan anak akan
meningkatkan.
atau aktifitas pada anak.
anak dapat makan dan Anjurkan ibu untuk
air susu akan
menyusu dan tidak
terus
memberikanmempertahankan
terjadi penurunan berat
badanselama terjadi anak susu, walaupunkebutuhan
nutrisi
perubahan status nutrisi
sedikit tetapi sering. anak.
tersebut
Jika anak menunjukan
infuse
akan
kelemahan akibat ketidakmenambah
adekuatannya
yang
masuk
pasang iv infuse
melalui oral.
Pada anak yang sudah
meningkatan
tidak
menyusui
instruksi.
Observasi
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 3x 24 jam
perfusi jaringan
adekuat.
menyusui.
Monitor perubahan
Perfusi serebral
tiba-tiba atau gangguan
secara
langsung
mental kontinu (cemas,
bingung,letargi, pinsan). berhubungan dengan
Observasi adanya
curah
jantung,
pucat, sianosis, belang,
kulit dingin/lembab, catat dipengaruhi
oleh
kekuatannadi perifer.
elektrolit/variasi asam
Kaji tanda Homan
(nyeri pada betis dengan basa, hipoksia atau
posisi dorsofleksi),
emboli sistemik.
eritema, edema.
Vasokonstriksi
Dorong latihan kaki
aktif/pasif.
sistemik
Pantau pernafasan.
diakibatkan oleh
Kaji fungsi GI, catat
anoreksia, penurunan penurunan curah
bising usus,
jantungmungkin
mual/muntah,
distensiabdomen,
dibuktikan
oleh
konstipasi.
penurunan
perfusi
Pantau masukan dan
perubahan keluaran
kulit dan penurunan
urine.
nadi.
Indikator adanya
trombosis
vena
dalam.
Menurunkan stasis
vena, meningkatkan
aliran
balik
vena
danmenurunkan
resiko tromboplebitis.
Pompa jantung
gagal
dapat
mencetuskan distres
pernafasan.
Namundispnea tiba11
tiba/berlanjut
menunjukkan
komplikasi
tromboemboli paru.
Penurunan aliran
darah ke mesentrika
dapat mengakibatkan
disfungsi GI, contoh
kehilangan peristaltik.
Penurunan
pemasukan/mual
terus-menerus dapat
mengakibatkanpenur
unan
volume
sirkulasi,
berdampak
pada
perfusi
organ.
Diagnosis
Hari/
Tindakan
Masalah
Tgl
Penurunan curah Senin/
jantung
berhubungan
dengan
penurunan
kontraktilitas
jantung.
Memonitor tanda-tanda
vital.
12/12/11
Menginformasikan dan
anjurkan tentang
pentingnya istirahat yang
adekuat.
Memberikan oksigen
tambahan dengan kanula
nasal/masker sesuai
indikasi.
Mengaji kulit terhadap
pucat dan sianosis
12
Paraf
yang
negatif
dan
Secara kolaborasi
berikan tindakan
farmakologis berupa
digitalis; digoxin
2.
Ketidak
efektifitan
Senin/
Mengevaluasi frekuensi
nafas
dan
kedalaman.
Mengobservasi
berhubungan
penyimpangan
dengan
selidiki
peningkatan
penurunan
ekspansi
resistensi
dada,
paru
atau
ketidaksimetrisan
vaskular paru
gerakan dada.
Mengkaji ulang laporan
foto
dada
dan
pemeriksaan
laboratorium GDA, hb
sesuai indikas
Meminimalkan
menangis atau aktifitas
3.
pada anak.
Menganjurkan
Perubahan
Senin/
nutrisi
12/12/11 untuk
ibu
terus
berhubungan
memberikan
anak
ketidakmampuan
susu,
menyusu.
walaupun
dengan
diet
sesuai
instruksi.
Mengobservasi selama
pemberian makan atau
4.
menyusui.
Memonitor perubahan
tiba-tiba atau gangguan
perfusi jaringan 12/12/11
mental kontinu (cemas,
berhubungan
bingung,letargi, pinsan).
Mengobservasi adanya
dengan sirkulasi
pucat, sianosis, belang,
darah perifer.
kulit dingin/lembab, catat
kekuatannadi perifer.
Mengkaji tanda Homan
(nyeri pada betis dengan
posisi dorsofleksi),
eritema, edema.
Mendorong latihan kaki
aktif/pasif.
Memantau pernafasan.
Mengkaji fungsi GI,
catat anoreksia,
penurunan bising usus,
mual/muntah,
distensiabdomen,
konstipasi.
Memantau masukan dan
perubahan keluaran urine.
Perubahan
Senin/
14
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transposisi arteri besar adalah kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis.
Dalam keadaan normal, aorta berhubungan dengan ventrikel kiri jantung dan
arteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung. Pada
transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya.
Penyebab dari kebanyakan kelainan janttung bawaan tidak diketahui.
Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengan
trasposisi arteri besar adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Rubella (campak jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
Nutrisi yang buruk selama kehamilan
Ibu yang alkoholik
Usia ibu lebih dari 40 tahun
Ibu menderita diabetes
3.2 Saran
1. Sebagai calon perawat hendaknya kita mengerti dan memahami tentang
transposisi pembuluh darah besar
2. Dengan memahami tentang transposisi pembuluh darah besar diharapkan
kita dapat melaksanakan asuhan keperawatan tentang penyakit tersebut
dengan benar.
15
16