Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusu Oleh:
Fajar ramadhan
Moh ali mudhofir
201410320311009
2014103203110
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada abad ke 21 ini merupakan abad Millennium, abad dimana banyak
terjadi berbagai perubahan gaya hidup manusia yang pada intinya perubahan dari
gaya hidup tradisional menuju gaya hidup modern. Perubahan itu terjadi baik
dalam kurun waktu yang cepat maupun lambat sering dengan tambahan gradual
ilmu yang telah dikuasai oleh manusia. Tahun demi tahunnya bidang-bidang
kehidupan manusia mengalami perubahan baik itu perubahan positif maupun
negatif salah satunya terjadi perubahan di dalam dimensi struktural yang
menyangkut hubungan antar individu dan perubahan di dalam dimensi kultural
yang menyangkut nilai-nilai dan norma-norma sosial atau yang disebut juga
sebagai perubahan sosial. Indonesia merupakan sebuah Negara majemuk ditandai
dengan adanya suku-suku bangsa yang tentunya memiliki masing-masing
mempunyai budaya yang berbeda-beda. Masing-masing suku juga tinggal di
daerah dengan topografi atau kondisi wilayah yang berbeda, salah satunya yang
dominan yaitu tinggal di daerah kawasan pedalaman atau di daerah sekitar hutan
sehingga biasa disebut masyarakat sekitar hutan dengan memiliki nilai-nilai dan
norma adat yang kemudian menjadi suatu kesatuan membentuk suatu kearifan
lokal, namun kini kondisi sosial masyarakat sekitar hutan kian lama kondisi sosial
berserta didalamnya terdapat suatu nilai kearifan lokal mulai berubah karena
adanya pengaruh dari adanya globalisasi dan modernisasi yang mulai masuk ke
dalam sistem sosial masyarakat sekitar hutan dimana pada akhirnya menjadikan
sistem tatanan sosial masyarakat sekitar hutan menjadi mengalami perubahan.
Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai perubahan sosial, perubahan yang
terjadi pada masyarakat sekitar hutan menurut dampaknya terbagi menjadi dua
yaitu perubahan yang mengarah pada hal positif misalnya ilmu pengetahuan
masyarakat menjadi bertambah sedangkan untuk hal negatif menjadikan
masyarakat sekitar hutan mulai meninggalkan nilai-nilai luhur dan norma-norma
kemudian beralih menganut nilai-nilai yang berasal dari luar dimana sejatinya
tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarkat pada awalnya. Perubahan sosial
masyarakat sekitar hutan yang menjadi permasalahan yaitu mengenai perubahan
sosial yang mengarah pada perubahan negatif. Salah satu Perubahan negatif yang
Nampak sekarang yaitu masyarakat sekitar hutan mulai tidak peduli lagi pada
lingkungan karena sudah terpengaruh oleh arus globalisasi dan modernisasi. Untuk
lebih mengerti tentang perubahan sosial secara umum dan secara khusus
perubahan sosial di dalam masyarakat sekitar hutan , maka didalam makalah ini
mencoba untuk menguraikan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat secara
umum dan masyarakat sekitar hutan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa itu perubahan sosial ?
2. Bagaimana ciri-ciri perubahan sosial?
3. Bagaimana bentuk-bentuk perubahan sosial ?
4. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diperoleh tujuan sebagai berikut.
1. Menjelaskan tentang perubahan sosial
2. Menjelaskan ciri-ciri perubahan sosial
3. Menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk perubahan sosial
4. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perubahan sosial
Perubahan sosial menyangkut dua dimensi, yaitu dimensi structural dan
dimensi kultural. Perubahan dimensi structural menyangkut hubungan antar
individu dan pola hubungan termasuk di dalamnya mengenai status dan peranan,
kekuasaan, otoritas, hubungan antar status, integrasi dan sebagainya. perubahan
dimensi kultural menyangkut nilai-nilai dan norma-norma sosial. Perubahan sosial
dapat dilihat dalam kurun waktu tertentu, namun perubahan itu ada yang
berlangsung ceoat dan ada pula yang belangsung lambat dan lama.
Perubahan sosial dapat dilihat dari berbagai teori sosiologi, misalnya teori
sosiologi. Menurut Vago (1989), pendekatan evolusioner melihat perubahan sosial
akan terus mengalami perubahan baik itu dengan skala kecil maupun besar
Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti oleh
Bentuk-bentuk perubahan sosial dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu kecepatan
perubahan, tingkat perubahan, perencanaan perubahan. Johnson mengatakan
perubahan sosial ditandai :
1. Hilangnya kepercayaan terhadap institusi-institusi sosial yang mapan
terutama lembaga-lembaga ekonomi dan politik.
2. Otoritas yang terdapat dalam institusi-institusi sosial utama dipertanyakan
3. Menurunya etika kerja tradisional
4. Penolakan secara luas terhadap teknokrasi dan berbagai segi organisasi
birokrasi.
a. Kecepatan perubahan sosial
Kecepatan perubahan sosial sebenarnya bersifat relative, seberapa lama
waktu yang dikatakan cepat dan berapa lama pula yang disebut lambat. Umumnya
perubahan sosial yang berlangsung cepat hanya berlangsung beberapa
tahun, sedangkan perubahan sosial yang lambat berlangsung puluhan tahun
dan bisa lebih dari satu generasi.
Perubahan sosial yang berlangsung lambat disebut evolusi. Evolusi
terjadi dengan
merupakan
sendirinya
dan
tidak
direncanakan.
Perubahan
ini
dan kondisi baru sejalan dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Secara
alamiah, suatu masyarakat selalu berusaha menyelaraskan diri dengan keadaan
sekitarnya. Jadi pada dasarnya, tidak ada masyarakat yang tidak melakukan
perubahan sama sekali. Masyarakat Badui yang dikenal paling tertutup terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi diluar mereka,akhirnya juga mengadakan
perubahan-perubahan dalam beberapa hal kehidupan.
Teori tentang evolusi secara gais besar terdiri dari dua aliran. Pertama adalah
Unilear theories of evolution dan yang kedua Universal theories of evolution.
Menurut teori yang pertama, perkembangan masyarakat mengikuti tahap-tahap
tertentu dan tetap, yaitu dari masyarakat sederhana menuju masyarakat yang
kompleks. Teori yang kedua menerangkan bahwa perkembangan masyarakat
bergerak dari kelompok-kelompok yang homogeny menuju ke kelompokkelompok yang heterogen. Jadi, perkembangan masyarakat tidak perlu melalui
tahapan-tahapan yang tetap.
Banyak kasus pembangunan di Negara yang sedang berkembang mengikuti
kaidah teori evolusi yang kedua. Negara berkembang seperti Indonesia
memiliki beraneka
ragam
masyarakat,
beberapa
komunitas
penduduk
perubahan
pola
penguasaan tanah, curahan jam kerja petani, pendapatan dan gaya hidupnya.
Teknologi kimia seperti pupuk buatan dan pestisida mempunyai
dampak
Mekanisasi
pertanian
secara
langsung
mengganti
tenaga
melahirkan
suatu
keadaan
yang
disebut
pembagian
bagi
tidak
membawa
pengaruh
langsung atau
tidak
rambut, arsitektur
bangunan,
mode pakaian dan mode rambut terkadang cenderung bersiklus. Perubahan ini
dikatakan berpenngaruh kecil pada masyarakat karena tidak menyangkut sendisendi dasar kehidupan manusia. Perubahan kecil ini tidak berdampak luas
manusia secara umum.
Perubahan sosial yang tingkat pengaruhya besar pada sendi-sendi dasar
kehidupan manusia secara umum antara lain : Industrialisasi pada masyarakat
agraris ke industry membawa pengaruh besar pada beberapa system dan
struktur sosial. Proses
tradisional
menjadi
industrialisasi
merubah
pola
hubungan
kerja
Dalam
masyarakat
industri,
hubungan-hubungan kekeluargaan
dalam system kekerabatan seperti pola silaturrahmi, frekuensi bertatap muka dan
latar belakang bertatap muka tak luput dari perubahan. Sistem stratifikasi
sosial dalam masyarakat agraris yang saling membutuhkan dengan pola patronklien antara status tinggi dan status rendah berubah menjadi hubungan utilitarian
antara pemilik faktormproduksi dengan tenaga kerja yang tak punya factor
produksi (bahkan tenaga kerja didudukkan sebagai factor produksi itu sendiri).
Industrialisasi
menciptakan
dalam
beberapa
pengangguran
hal
mendepat
(unemployment)
tenaga
atau
kerja
membuat
sehingga
pekerjaan
sosial
besar
mencetakmanusia
Indonesia
yang
pembangunan
dilakukan bangsa
seutuhnya.
Kita
dapat
ini
Indonesia
bertujuan
melihat ternyata
ternyata
menghasilkan
konglomerasi.
Banyak
beberapa ahli yang menyebut hal ini dengan pengakumulasian asset ekonomi
pada beberapa golongan.
Proses pembangunan perkotaan dengan industrialisasi menarik penduduk
desa berusia muda untuk memasuki perkotaan sebagai para migrant disamping
didorong oleh terbatasnya kesempatan kerja yang ada di pedesaan. Program
Inpres Desa Tertinggal di satu sisi direncanakan untukmengentaskana
kemiskinan, disisi lain akan menimbulkan rasaketergantungan
pada orang-
orang yang mendapat bantuan bila para pendamping IDT tidak dapat
memotivasi mereka untuk berprilaku yang mengarah pada produktivitas dan
efisiensi. Program keluarga berencana tidak dapat
menekan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, namun di sisi lain dengan
derasnya informasi pemakaian alat-alat kontrasepsi pada berbagai golongan
masyarakat termasuk muda-mudi yang belum menikah menyebabkan penyalah
gunaan oleh orang-orang yang tidak berhak. Proses-proses perubahan sosial
merupakan topic yang menarik disimak di negara-negara yang sedang
membangun seperti Negara kita ini.
e. Munculnya
pribadi-pribadi
dan
kelompok
yang
menonjol
dalam
b. faktor-faktor internal
Faktor internal mencakup factor manifest (disengaja), factor internal laten
(tidak disengaja dan merupakan potensi yang selalu ada dalam setiap
masyarakat), dan factor perubahan kependudukan. Faktor internal manifest
juga masih terbagi menjadi dua yaitu tingkat kolektif (dilakukan bersama oleh
anggota-anggota masyarakat) dan tingkat individu (hanya dilakukan oleh
individu-individu tertentu).
Beberapa factor internal manifest kolektif yang dapat menyebabkan
perubahan sosial antara lain:
- Penemuan Baru (Inovation and Invention)
Penemuan baru bisa berupa inovasi dan invensi. Inovasi merupakan
penemuan baru yang diciptakan berdasarkan pengetahuan-pengetahuan
sebelumnya yang sudah ada. Inovasi merupakan rekayasa mendapatkan
pengetahuan
atau
barang
barang yang telah ada. Barang baru hasil inovasi sebelumnya belum pernah
ada. Invensi merupakan penemuan mbarang yang sebenarnya telah ada
sosial
adalah
suatu
usaha
kolektif
yang
terus
menerus
untuk
meningkatkan suatu perbaikan dalam suatu masyarakat atau kelompok
di mana mereka berada. Karakteristik dasar yang terdapat dala gerakan sosial
antara lain:
a) Keanggotaannya bersifat tidak tentu.
b) Kepemimpinannya ditentukan oleh reaksi yang informal dari para
anggotanya.
c) Dalam beberapa hal tindakannya dilakukan secara terus menerus.
sosial
merupakan
proses
bersama
yang
bersifat
berlawanan. Satu sama lain dan bersifat (potensial). Hal ini dapat kita sadari,
karena dalam organisasi, kelompok atau masyarakat masing-masing individu
mempunyai status yang berbeda-beda. Perbedaan kepentingan tersebut
sewaktu-waktu dapat muncul kepermukaan , sehingga terjadi keteganganketegangan (konflik) yang akan membawa perubahan sosial.
Ada
yang
berpendapat
bahwa
konflik
timbul
karena
adanya
yang
lain
dapat
menimbulkan
perubahan-perubahan
sosial.
maupun
pembangunan
merupakan
perubahan
Ada
yang
menganggap
modernisasi
sama
dengan
barat
diterima
tanpa
direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana sama sekali. Sementara, ukuran
kecepatan perubahan sosial itu sifatnya relative,karena revolusi
dapat
memakan waktu yang cukup lama seperti revolusi industry di Inggris. Ia tetap
disebut sebagai perubahan revolusioner karena terjadi perubahan produksi dari
tanpa menggunakan mesin ke penggunaan mesin yang besar-besaran. Penggunaan
mesin berdampak pada tingkat produktivitas yang tinggi dang mengubah sendisendi pokok kehidupan masyarakat industry seperti hubungan kekeluargaan,
hubungan antara buruh dan majikan, dan lain sebagainya.
Agar suatu revolusi dapat terjadi diperlukan beberapa syarat, yaitu:
1.
4.
5.
Harus ada momentum, saat segala keadaan dan factor sudah tepat dan baik
untuk memulai suatu gerakan.
kecilnya
sebuah
perubahan
tergantung
besar
kecilnya
dikehendaki
dari masyarakatnya.
yang
adalah
perubahan
Perubahan
yang
yang
sesuai
dengan
direncanakan
adalah
masyarakat,misalnya
kriminalitas,
satu atau lebih kemasyarakatan. Social engineering (rekayasa sosial) adalah caracara memengaruhi masyarakat dengan system yang teratur dan direncanakan terlebih
dahulu.
g. Faktor-faktor yang Menghalangi Terjadinya Perubahan Sosial
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Kehidupan suku terasing.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional, mangagungkan tradisi.
d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat, atau vested interests.
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau sikap yang tertutup.
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
h. Adat atau kebiasaan yang terlalu kuat.
i. nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
h. Faktor-faktor yang Mendorong Jalannya Perubahan Sosial
a.
Kontak dengan kebudayaan lain. Antara lain melaui difusi, yaitu proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu lain dan dari masyarakat
ke masyarakat lain.
b.
c.
d.
e.
anxiecty. Status
status
anxiecty
adalah
ketidakpuasan
seseorang
akan
sosial
dalam
masyarakat.
Pertentangan
sosial
h.
i.
Disorganisasi atau disintegrasi: yaitu suatu proses berpudarnya normanorma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan, reorganisasi atau reintegrasi: yaitu suatu
proses pembentukan norma-norma
dengan
lembaga-lembaga
perubahan.
Ini
biasanya
dan
nilai-nilai
kemasyarakatan
yang
baru
telah
agar
serasi
mengalami
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
birokrasi.
Perubahan sosial yang berlangsung lambat disebut evolusi. Evolusi
terjadi dengan
merupakan
sendirinya
dan
tidak
direncanakan.
Perubahan
ini
sendiri.
Perubahan sosial yang berlangsung cepat disebut revolusi. Revolusi selain
mempunyai cirri waktu berlangsung yang cepat juga menyangkut sendisendi dasar kehidupan masyarakat, misalnya system kekeluargaan, system
berarti
bagi
bersama
Pada dasarnya faktor yang menyebabkan perubahan sosial ada dua yaitu:
faktor internal (Dari dalam masyatakat ) dan faktor eksternal (Dari luar
masyarakat.
Faktor internal perubahan sosial :
1. Penemuan baru (Inovation dan invention )
2. Gerakan sosial (Social movement)
3. Bertambah dan berkurangnya penduduk
4. Konflik
5. Terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat
Faktor eksternal perubahan sosial :
1. Perubahan lingkungan alam
2. Penjajahan atau bentuk kekuatan kelompok lain dari luar masyarakat
3. Kekuatan asing
4. Modernisasi dan pembangunan
Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Kehidupan suku terasing.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional, mangagungkan tradisi.
4. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat, atau vested
interests.
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau sikap yang tertutup.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8. Adat atau kebiasaan yang terlalu kuat.
9. nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Faktor yang mendorong jalannya perubahan sosial
1. Kontak dengan kebudayaan lain. Antara lain melaui difusi, yaitu proses
penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari individu lain dan dari
masyarakat ke masyarakat lain.
2. Sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan formal yang maju
kemasyarakatan
dengan
keadaan
yang
dan lain-lain.
c. Disorganisasi atau disintegrasi: yaitu suatu proses berpudarnya normanorma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, reorganisasi atau reintegrasi:
yaitu suatu proses pembentukan norma-norma
agar
serasi
dan
nilai-nilai
baru
DAFTAR PUSTAKA
Etzioni, A. & Halevy, Eva Etzioni- (eds). 1973. Social Changes: Sources, Patterns
and Consequences. Basic Books, New York.
Harper, Charles L. 1989. Exploring Social Change. Prentice Hall. New Jersey.
Ibrahim, Jabal Tarik, 2003.
Malang Press, Malang.
Sosiologi Pedesaan.
Universitas Muhammadiyah
1.