CH2 OH
+ 3 NaOH
kalor
HC OH
CH2 OH
gliserol
+ 3 H3(CH2)12CO2Na+
asam miristat
(suatu sabun)
(Fessenden,1992)
.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak
alami. Surfaktan mempunyai gugus bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan
bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat
kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu pada larutan surfaktan
akan menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang
disebut konsentrasi kritik misel. Sabun juga mengandung sekitar 25% gliserin.
Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit , menyejukkan dan meminyaki
sel-sel kulit juga. Oleh karena itu dilakukan percobaan pembuatan sabun dan
pengujian terhadap sifat-sifat sabun, sehingga akan didapat sabun yang berkualitas
(Ketaren, 1986).
D. CARA KERJA
Isolasi Trimiristin Dari Biji Pala
Serbuk biji pala
(30 gram)
dibungkus
Kertas saring
dimasukkan
Timbel
ditambahkan
N-heksana
dimasukkan
batu didih
didalam
labu destilat
dilakukan
soxhletasi
sebanyak
6 sirkulasi
diperoleh
ekstrak cair
diuapkan
ekstrak kental
(seperti minyak)
ditambahkan
dalam keadaan panas
45 ml aseton
disaring
filtrat
dihitung
didinginkan
kristal yg didapat
ditimbang
dipisahkan
corong buchner
didapat
kristal trimiristin
dikering
anginkan
kristal kering
BERAT
KRISTAL
RENDEMEN
TRIMIRISTIN
3,1 g
10,3 %
ASAM MIRISTAT
2,3 g
143,75 %
bereaksi dengan zat padat yang terlarut. Dalam percobaan ini digunakan aseton
karena pelarut ini tidak bereaksi dengan zat yang terkandung serbuk biji pala.
Selain itu kriteria pelarut yang baik dalam proses rekristalisasi adalah pelarut
yang tidak memiliki titik didih melebihi titik leleh zat padatnya, kemudian
pelarut hanya sedikit melarutkan zat padat padam suhu kamar, tetapi sangat
mudah melarutkan pada suhu didihnya. Pada penambahan aseton timbul
endapan berwarna putih, hal ini merupakan rekristalisasi. Kemudian dilakukan
pemanasan agar kristal trimiristin yang terbentuk tadi langsung larut dalam
aseton. Jadi pada proses pemanasan dan penambahan aseton ini bertujuan untuk
melarutkan trimiristin bukan zat pengotornya.
Selanjutnya, melakukan penyaringan ketika larutan masih panas agar
larutan tidak sampai mengkristal yang berakibat pada tertahannya kristal yang
diharapkan pada kertas saring. Oleh karena itulah dilakukan penyaringan dalam
keadaan panas, sehingga yang tertinggal pada kertas saring hanya endapan yang
merupakan zat pengotor yang tidak diharapkan. Berdasarkan hasil peercobaan
setelah melakukan penyaringan didapatkan filtrat yang berwarna kuning jerami
dan residu berupa endapan putih. Perlu diketahu bahwa filtrat tersebut yang
mengandung trimiristin, sedangkan residunya yang berupa endapan putih adalah
zat pengotor.
Selanjutnya filtrat hasil penyaringan didinginkan dengan es untuk
mempercepat terbentuknya kristal. Kristal selanjutnya dikumpulkan dan disaring
dengan corong Buchner dan dicuci dengan sejumlah kecil aseton yang bertujuan
agar melarutkan zat-zat yang bersifat polar yang masih terdapat dalam kristal
karena sifat aseton yang juga polar sehingga diperoleh kristal kering trimiristin
yang berwarna putih kekuning-kuningan. Pada isolasi trimiristin biji pala ini
didapatkan rendemen kristal trimiristin sebesar 3,1 gr dari 30 gr massa biji awal
atau 10,3 %.
percobaan selanjutnya adalah Penyabunan Trimiristin menjadi asam
miristat. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan sabun atau garam logam
alkali dariasam asam lemak kemudian diasamkan.menjadi asam miristat.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode saponifikasi
atau penyabunan dengan bantuan alat refluks. Saponifikasi merupakan reaksi
hidrolisis asam lemak dengan basa alkali sehingga menghasilkan garam(sabun)
dan gliserol. Sedangkan refluks merupakan ekstraksi cara panas dengan pelarut
tertentu dimana jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik.
Prinsip umum dari metode refluks adalah penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara sampel dimasukkan kedalam labu alas bulat bersamasama dengan cairan atau larutan penyari yang kemudian dipanaskan, dimana
pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat proses kelarutan pada sampel.
Uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekulmolekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, setelah
itu akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak tiga kali setiap 3-4 jam, setelah itu
filtrat yang dihasilakan dikumpulkan dan dipekatkan (Subagio, 2003).
Sabun adalah garam logam alkali(biasanya garam natrium) dari asamasam lemak yang biasanya mengandung garam C16 dan C18 dalam jumlah
besar dan beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Kegunaan
sabun yaitu mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan
pembilasan. Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran,
sabun, dan air. Adapun sifat sabun yaitu merupakan rantai hidrokarbon molekul
sabun larut dalam zat non polar seperti tetesan minyak Selain itu ujung anion
molekul sabun yang tertarik pada air saling tolak menolak dengan ujung anion
molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain sehingga tetap
berbentuk suspensi.
Prosedur kerja percobaan ini yaitu dengan mengektraksi dengan metode
refluks. sebanyak 1.6 gram trimiristin dimasukkan dalam labu alas bulat
F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
a Dai dalam biji terdapat senyawa trimiristin dan asam miristat
b Didapat sabun dari proses penyabunan trimiristin menjadi asam miristat
c Berat kristal trimiristin dan asam miristat yang diperoleh adalah 3,1 gr
d
G. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1992. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta : UI Press
Fieser, Louis. F. 1957. Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition, Revised.
Boston :C. Heath and Company.
Irdoni, HS dan Nirwana, HZ. 2013. Modul Praktikum Kimia Organik. Riau :
Laboratorium Teknologi Bahan Alam & Mineral Teknik Universitas Riau.
Ketaren,S. 1986. Minyak dan lemak Pangan. Jakarta : UI Press
Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. New Jersey : Prentice
Hall.
Winarno,F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mengetahui,
Asisten
Praktikan
Widya
Kelompok 1
LAMPIRAN
1
Rendemen trimiristin
Berat pala = 30 gram
Berat Kristal trimiristin = 3,1 gram
Rendemen = berat awal / berat akhir x 100%
= 3,1 gram / 30 gram x 100%
= 10,3 %
Rendemen asam miristat
Berat Kristal yang diambil = 1,6 gram
Berat Kristal Asam miristat = 2,3 % gram
Rendemen = berat awal / berat akhir x 100%
= 2,3 gram / 1,6 gram x 100%
= 143,75 %