Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota Kelompok :
Stevanni Monika
Asih Setiyani
Bernardus D.L.T.K
Ivana Gracita
Erdi Malutama
2443011050
2443012126
2443013064
2443013070
2443013077
Asisten : Henry K. S
Golongan/Kelompok : U/A
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
TAHUN 2015
I.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui identifiksi asetanilida secara spektrofotometri infra
merah.
II.
DASAR TEORI
dapat menyebabkan vibrasi ( getaran) pada ikatan baik berupa rentangan (streaching =
str) ma upun berupa bengkokan (bending =bend). Energi vibrasi untuk molekul adalah
spesifik.
menentukkan adanya gugus-gugus fungsional utama dalam suatu sampel yang diperoleh
berdasarkan bilangan yang dibutuhkan untuk vibrasit tersebut (Sitorus, 2009).
Absorpsi radiasi imframerah yaitu inti-inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen
mengalami getaran (vibrasi) atau isolasi, dengan cara yang serupa pegas. Bila molekul
meresap radiasi inframerah, energi yang akan di serap menyebabkan kenaikkan dalam
amplitudo getaran atom - atom yang terikat itu. Jadi molekul ini berada dalam keadaan
vibrasi tereksitasi. Energi yang terserap ini akan di buang dalam bentuk panas bila
molekul itu kembali ke keadaan dasar (Fessenden, 1982).
Komponen dasar spektrofotometer IR sama dengan UV tampak, tetapi sumber,
detektor, dan kemampuan optiknya sedikit berbeda. Mula- mula sinar inframerah
dilewatkan melalui sampel dan larutan pembanding. Kemudian dilewatkan pada
monokromator untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginkan. Berkas ini kemudian
di dispersikan melaui prisma atau grafiting. Dengan melewatkan nya melaui shit, sinar
tersebut dapat di fokuskan pada detektor. Alat Ir umumnya dapat merekam sendiri
absorbansi nya secara tepat. Temperatur dan kelembapan ruang harus di kontrol.
Perubahan suhu akan berpengaruh pada ketepatan dan kalibrasi panjang gelombang
(Khopkar, 1990).
Secara umum baik spektroskopi IR maupun FTIR mempunyai komponenkomponen sebagai berikut:
a. Sumber cahaya IR
Sumber cahaya yang umumnya digunakan adalah batang yang di panaskan oleh
listrik berupa nerst glower, globar,dan berbagai bahan keramik.
b. Monokromator
Bentuk prisma seperti pada spektroskopi uv-vis dan grating yang terbentuk dan
NaCl murni yang transparan.
c. Detektor
Kebanyakkan merupakan thermofil, yaitu dua kawat logam yang dihubungkan
antara kepala dan ekor yang menyebabkan arus listrik yang sebanding dengan
radiasi yang mengenai themofil. Detektor dihubungkan kerecorder yang
terintegrasi dengan printer (Sitorus, 2009).
III.
SIFAT BAHAN
a. Asetanilida
Rumus struktur :
: C6H5NHCOCH3
Berat Molekul
: 135,16 g/gmol
Berat Jenis
: 1,21 gr/ml
Titik Kristalisasi
: 113-60 C (1 atm)
Wujud
: Padat
Warna
: Putih
Bentuk
: Butiran (kristal)
(Priyatmono, 2010)
Pirolisa dari asetanilida menghasilkan Ndiphenil urea, anilin, benzen dan asam
hidrosianik.
2.
Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa, hydrolisa
dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam kedaan panas akan
kembali ke bentuk semula.
3. Adisi sodium dlam larutan panas Asetanilida didalam xilena menghasilkan C6H5NH2.
C6H5NHCOCH3 + HOH C6H5NH2 + CH3COOH
IV.
V.
CARA KERJA
Nyalakan komputer & instrument. Bersihkan instrument dengan plat UATR dengan
Aseton.
Lakukan Scanning dengan menggunakan udara bebas (sebagai Standar) pada plat UATR
hingga muncul spectrum contoh
Ambil sampel dengan sendok kecil lebih kurang 2 mg (pengambilan sampel dengan
ujung sendok)
Klik Setup, pilih Compare dan Setup Compare References , pilih Add
Pilih spektra standard , klik Process ,pilih Compare hingga muncul 2 spektrum ( standar
& sampel )
VI.
VII.
PEMBAHASAN
Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektra infra merah suatu senyawa dapat
memberikan gambar dan struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat dihasilkan
dengan mengukur absorbsi radasi, refleksi atau emisi di daerah IR (Day, 2002)
Pada praktikum kali ini, praktikan berkesempatan untuk melakukan identifikasi
senyawa
yaitu
asetanilida
dengan
menggunakan
alat
spektrofotometri
IR.
menggunakan asetanilida yang merupakan hasil sintesis dan diperoleh dari laboratorium
Kimia Organik. Praktikan mengidentifikasi asetanilida untuk mengetahui apakah
asetanilida tersebut mengandung senyawa lain atau tidak. Identifikasi tersebut dilakukan
dengan membandingkan hasil spektrum yang diperoleh dari hasil praktikum dengan
spektrum yang ada diliteratur.
Dari hasil praktikum didapatkan spektrum IR asetanilida:
Tabel 1. Hasil praktikum
Ketentuan
Frekuensi
spektrum
Sebagai
Hasil Praktikum
3295
NH
3021-3195
CH
1665
C=O
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dilakukan, sebagian besar frekuensi spektrum dari
sampel asetanilide menunjukan hasil yang sesuai dengan gambar spektrum IR asetanilida
murni.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R A, A L, Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta, Erlangga.
Fassenden, R J & J S Fassenden, 1983, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Priyatmono, A, 2010, Asetanilida. kimiadotcom.wordpress.com. Last Update : 16
September 2015.
Sitorus, M, 2009, Spektroskopi edisi elusidasi struktur molekul organi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.