PENDAHULUAN
Masalah penyalah gunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya
disebut NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks, memerlukan
penanggulangan secara menyeluruh yang multidisipliner, multisektoral ; mengikut
sertakan masayarakat secara aktif ; dilaksanakan oleh semua pihak secara
berkesinambungan dan konsisten. Masalah ini di masyarakat pada umumnya dan
khususnya generasi muda telah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.
Penyalahgunaan zat psikoaktif tidak hanya merugikan ditinjau dari segi
kesehatan, tetapi juga mempunyai dampak ekonomi. Disamping kerugian tidak
langsung akibat kecelakaan yang ditimbulkan oleh intoksikasi; demikian juga
penurunan produktivitas kerja termasuk tidak masuk kerja atau sekolah, pemutusan
hubungan kerja, berhenti dari sekolah serta demoralisasi.
Zat psikoaktif adalah zat /bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia
berkhasiat
mempengaruhi
tubuh,
terutama
susunan
saraf
pusat,
sehingga
Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan atau untuk tukuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Klobazam, Bromazepam, Khlordiazepoxie, Nitrazepam.
FAKTOR PREDISPOSISI
Alasan /latar belakang penggunaan NAPZA ini berbedabeda, namun biasanya akibat interaksi beberapa faktor. Beberapa
orang mempunyai resiko lebih besar menggunakannya karena sifat
atau latar belakangnya yang disebut faktor resiko tinggi atau faktor
kontributif yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu individu
dan faktor lingkungan.
Faktor individu
Faktor individu, meliputi :
Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba
Tidak bersikap tegas terhadap tawaran/pengaruh teman sebaya.
Penilaian diri yang negatif ( Low Self Esteem) seperti merasa kurang mampu
dalam pelajaran, pergaulan, penampilan diri atau tingkat status sosial ekonomi
yang rendah.
Kurang rasa percaya diri ( Low Self Comfidence ) dalam menghadapi tugas.
Mengurangi rasa tidak enak, ingin menambah prestasi.
Tidak tekun dan cepat jenuh.
Sikap memberontak terhadap peraturan/tata tertib.
Pernyataan diri sudah dewasa.
Identitas diri yang kabur akibat proses identifikasi dengan orang tua
/penggantinya yang kurang berjalan dengan baik, atau gangguan identitas jenis
kelamin, merasa diri kurang jantan.
Depresi, cemas, hiperkinetik.
Persepsi yang tidak realistis.
Kepribadian dissosial (perilaku menyimpang dari norma yang belaku).
Penghargaan sosial yang kurang
Keyakinan penggunaan zat sebagai lambang keperkasaan atau modernan
(anticipatory belief)
KOMPLIKASI
Sering terjadi komplikasi akibat pengunaan NAPZA yang bisa disebabkan karena :
Kelebihan dosis yang dapat berakibat fatal
Bahan pencampur atau elarut yang bersifat racun bagi tubuh pada pemakaian
secara parenteral.
Prosedur menyuntik yang tidak steril dapat menyebabkan sepsis, abses, hepatitis
dan infeksi HIV/AIDS.
Pola hidup yang kurang menjaga kebersihan diri dan tidak mempertahankan gizi
antara lain : karies dentis, anemia.
Komplikasi yang khas untuk setiap jenis zat
a. Opioida : obstipasi kronis, gangguan menstruasi, impotensi.
b. Ganja : bronkhitis, imunitas seluler menurun sehingga mudah terserang penyakit
infeksi, aliran darah koroner diperburuk, fungsi kognitif terganggu.
c. Kokain : Ulserasi/perforasi septum nasal, aritmia kordis, malnutrisi, anemia.
d. Alkohol : gastritis, perlemakan hati, sirosis hepatis, kanker saluran cerna,
kardiomiopati, gangguan metabolisme lemak, karbohidrat dan protein, cacat
bawaan pada janin.
e. Inhalasi : toksis terhadap hati, otak, sumsum tulang, ginja dan otot jantung.
ZAT/ OBAT YANG SERING DISALAH GUNAKAN
1. Narkotika:
- Zat
heroin (putauw)
Ganja (Cimeng)
Kokain
- Obat
Morfin, Kodein
2. Alkohol :
- Zat :
Bir, Legan
Vodka, Johny Walker
3. Psikotropika :
- Zat
- Obat
4. Zat Adiktif
Heroin (putauw)
Bubuk kristal putih
2.
Ganja (cimeng)
Daun ganja kering
3.
Ampetamin
* Ekstasi
Berupa pil, tablet
* Sabu
-
Perubahan Fisik
-
Badan kurus
Tampak mengantuk
2.
Perubahan Perilaku
-
Emosi labil
Takut sinar/air
Menyendiri
Bohong/mencuri.
Menjual barang
Halusinasi
Paranoid
yang
berefek
halusinasi
(menimbulkan
rasa
berhalusinasi/berkhayal)
Suka berkhayal
Fisik :
-
Kematian (OD/Withdrawl)
Kelumpuhan/stroke
impotensi
Tidak
segan-segan
menyiksa
diri
sendiri
karena
ingin
b.
Psikis
Pemurung
Menjadi pemalas.
10
2. Terhadap keluarga
Tidak lagi segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang yang
ada di rumah yang bisa diuangkan untuk menbeli zat NAPZA.
Tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan terhadap orang tua.
Kurang menghargai harta milik yang ada di rumah, seperti mengendarai
kendaraan tanpa perhitungan rusak atau menjadi hancur.
Mencemarkan nama baik keluarga.
3. Terhadap kehidupan sosial
Berbuat tidak senonoh (mesum) dengan orang lain.
Melanggar aturan-aturan /norma yang ada dimasyarakat
Menggangu ketertiban umum/ menggangu lingkungan
Perkelahian
Kriminalistas
Kecelakaan lalu lintas, dll.
4. Terhadap negara dan bangsa
Merusak generasi muda pewaris bangsa yang seyogyanya siap menerima tongkat
estafet generasi. Hilangnya rasa patriotisme cinta dan bangga terhadap bangsa dan
negara Indonesia, yang pada gilirannya akan memudahkan pihak-pihak lain
mempengaruhinya untuk menghancurkan negara.
BAGAIMANA SIKAP TERBAIK MENGHADAPI PENYALAHGUNAAN ZAT/ OBAT ?
Sikap yang terbaik yaitu :
Memberikan dukungan secara realistis, tidak mendikte, cur
- hat
Terimalah sebagai individu yang dewasa.
Beri kesempatan memecahkan masalah
Beri reward yang positif
Beri kepercayaan
Proses kesembuhan pasang surut sehingga memerlukan
waktu
Berusaha menerima lembaran hitam.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.(1981) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan Obat.
Jilid I (Umum dan Ganja). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI.(1982) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan Obat.
Jilid II (Opiat). Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI.(1984) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan Obat.
Jilid I (Psikotropika dan minuman keras). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Hadiman. (1996). Perlakukanlah Barang Haram Ectasy, Narkotika, dll Seperti Barang
Haram Lainnya, Yayasan Al Washilah. Jakarta.
Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.