Anda di halaman 1dari 12

Disajikan oleh Tim Komunitas Mahasiswa

PSIK FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bekerja Sama Dengan
Tim Pokjakes RW IV
Kelurahan Wiyung, Kec. Wiyung, Surabaya

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2003

PENDAHULUAN
Masalah penyalah gunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya
disebut NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks, memerlukan
penanggulangan secara menyeluruh yang multidisipliner, multisektoral ; mengikut
sertakan masayarakat secara aktif ; dilaksanakan oleh semua pihak secara
berkesinambungan dan konsisten. Masalah ini di masyarakat pada umumnya dan
khususnya generasi muda telah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.
Penyalahgunaan zat psikoaktif tidak hanya merugikan ditinjau dari segi
kesehatan, tetapi juga mempunyai dampak ekonomi. Disamping kerugian tidak
langsung akibat kecelakaan yang ditimbulkan oleh intoksikasi; demikian juga
penurunan produktivitas kerja termasuk tidak masuk kerja atau sekolah, pemutusan
hubungan kerja, berhenti dari sekolah serta demoralisasi.
Zat psikoaktif adalah zat /bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia
berkhasiat

mempengaruhi

tubuh,

terutama

susunan

saraf

pusat,

sehingga

menyebabkan perubahan aktivitas mental emosional dan perilaku pengguna dan


seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan terhadap zat tersebut.
Meskipun NAPZA tertentu bermanfaat bagi pengobatan, namun apabila
disalah gunakan atau tidak digunakan sesuai dengan standar pengobatan akan
berakibat sangat merugikan si pemakai maupun orang lain di sekitarnya atau
masyarakat umum khususnya generasi muda, bahkan akan menimbulkan bahaya yang
lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan
melemahkan ketahanan nasional. Untuk mencegah hal tersebut di atas, penggunaka
dan peredarannya diatur dalam dan ditetapkan undang-undang RI yaitu No. 22 tahun
1977 tentang narkotika dan UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika.
Menurut UU RI No. 22/1997 tentang narkotika, yang dimaksud dengan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman ataun bukan tanaman baik
yang sentetis maupun semi sentitis yang dapat menyebabkan menurunan atau
perubahan kesadaran, kehilangan rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dapat digolongkan dalan 3
golongan sbb:
Narkotika golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contohnya : Heroin, Kokain, Ganja.


Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalan terapi dan /atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : Morfin, Pitidin, turunan/garam dalam golongan tersebut.
Narkotika golongan III
Narkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : Kodein, garam-garam Narkotika dalam pengobatan tersebut.
Menurut UU RI No. 5/1997 tentang psikotropika, yang dimaksud dengan
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
dibedakan dalam 4 golongan sbb:
Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kiuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
Contoh : MDMA, Ekstasi, LSD, STP.
Psikotropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Ampetamin, Fensiklidin, Sekobarbital,Metakualon, Metilfenidat.
Psikotropika golongan III
Psikotropika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengathuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Fenobarbital, Flunitrazepam.

Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan atau untuk tukuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Klobazam, Bromazepam, Khlordiazepoxie, Nitrazepam.
FAKTOR PREDISPOSISI
Alasan /latar belakang penggunaan NAPZA ini berbedabeda, namun biasanya akibat interaksi beberapa faktor. Beberapa
orang mempunyai resiko lebih besar menggunakannya karena sifat
atau latar belakangnya yang disebut faktor resiko tinggi atau faktor
kontributif yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu individu
dan faktor lingkungan.
Faktor individu
Faktor individu, meliputi :
Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba
Tidak bersikap tegas terhadap tawaran/pengaruh teman sebaya.
Penilaian diri yang negatif ( Low Self Esteem) seperti merasa kurang mampu
dalam pelajaran, pergaulan, penampilan diri atau tingkat status sosial ekonomi
yang rendah.
Kurang rasa percaya diri ( Low Self Comfidence ) dalam menghadapi tugas.
Mengurangi rasa tidak enak, ingin menambah prestasi.
Tidak tekun dan cepat jenuh.
Sikap memberontak terhadap peraturan/tata tertib.
Pernyataan diri sudah dewasa.
Identitas diri yang kabur akibat proses identifikasi dengan orang tua
/penggantinya yang kurang berjalan dengan baik, atau gangguan identitas jenis
kelamin, merasa diri kurang jantan.
Depresi, cemas, hiperkinetik.
Persepsi yang tidak realistis.
Kepribadian dissosial (perilaku menyimpang dari norma yang belaku).
Penghargaan sosial yang kurang
Keyakinan penggunaan zat sebagai lambang keperkasaan atau modernan
(anticipatory belief)

Kurang menghayati ajaran agama.


Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, meliputi :
Mudah diperolehnya zat NAPZA
Komunikasi orang tua dan anak yang kurang efektif
Hubungan antar orang tua (ayah dan Ibu ) yang kurang harmonis.
Orang tua dan anggota keluarga lainnya menggunakan zat NAPZA.
Lingkungan keluarga yang terlalu permisif atau bahkan terlalu ketat dalam
disiplin.
Orang tua yang otoriter atau dominan.
Berteman dengan mengguna zat NAPZA
Tekanan teman sebaya yang sangat kuat.
Ancaman fisik dari teman atau pengedar.
Lingkungan sekolah yang tidak tertib.
Lingkungan sekolah yang tidak memberi fasilitas bagi penyaluran minat dan
bakat para siswanya.
TINGKAT PEMAKAIAN ZAT NAPZA
Terdapat beberapa tingkat pemakaian zat NAPZA, yaitu :
a. Pemakai coba-coba (experimen use), yang bertujuan hanya ingin mencoba
memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian berhenti menggunakannya dan sebagian lain
meneruskan.
b. Pemakaian sosial (Social use) yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang (saat
rekriasi atau santai) sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini, namun
sebagian lagi meningkatkan ketahap selanjutnya.
c. Pemakaian situasional (situational use), pemakaian pada saat mengalami keadaan
tertentu (ketegangan, kesedihan, kekecewaan) dengan maksud menghilangkan
perasaan tersebut.
d. Penyalahgunaan (abuse), pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang besifat
patologis/klinis (menyimpang), minimal 1 bulan lamanya, dan telah terjadi
gangguan fungsi sosial atau pekerjaan.
e. Ketergantungan (dependence), telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila
pemakai zat dihentikan atau dikurangi atau tidak ditambah dosisnya.

KOMPLIKASI
Sering terjadi komplikasi akibat pengunaan NAPZA yang bisa disebabkan karena :
Kelebihan dosis yang dapat berakibat fatal
Bahan pencampur atau elarut yang bersifat racun bagi tubuh pada pemakaian
secara parenteral.
Prosedur menyuntik yang tidak steril dapat menyebabkan sepsis, abses, hepatitis
dan infeksi HIV/AIDS.
Pola hidup yang kurang menjaga kebersihan diri dan tidak mempertahankan gizi
antara lain : karies dentis, anemia.
Komplikasi yang khas untuk setiap jenis zat
a. Opioida : obstipasi kronis, gangguan menstruasi, impotensi.
b. Ganja : bronkhitis, imunitas seluler menurun sehingga mudah terserang penyakit
infeksi, aliran darah koroner diperburuk, fungsi kognitif terganggu.
c. Kokain : Ulserasi/perforasi septum nasal, aritmia kordis, malnutrisi, anemia.
d. Alkohol : gastritis, perlemakan hati, sirosis hepatis, kanker saluran cerna,
kardiomiopati, gangguan metabolisme lemak, karbohidrat dan protein, cacat
bawaan pada janin.
e. Inhalasi : toksis terhadap hati, otak, sumsum tulang, ginja dan otot jantung.
ZAT/ OBAT YANG SERING DISALAH GUNAKAN
1. Narkotika:
- Zat

heroin (putauw)
Ganja (Cimeng)
Kokain

- Obat

Morfin, Kodein

2. Alkohol :
- Zat :

Bir, Legan
Vodka, Johny Walker

3. Psikotropika :
- Zat

: Sabu (SS, amfetamin)


Ineks (XTC, amfetamin)

- Obat

: Sedatif/Hipnotik : pil koplo (valium, nipam, lexo, magadon, double


L).

4. Zat Adiktif

: Bensin, cat, tiner, lem, dll

BENTUK DAN CARA PEMAKAIAN ZAT NAPZA


1.

Heroin (putauw)
Bubuk kristal putih

Cara pemakaiannya hirup/hisap, dragon, suntik

2.

Ganja (cimeng)
Daun ganja kering

Cara pemakaiannnya dihirup/hisap (dilinting seperti rokok)

3.

Ampetamin
* Ekstasi
Berupa pil, tablet

Cara pemakaiannya dengan ditelan

* Sabu
-

Bentuk berupa kristal putih

Cara pemakaian dengan dihirup (dengan botol khusus)

TANDA-TANDA UMUM PENYALAH GUNAAN ZAT/OBAT


1.

Perubahan Fisik
-

Badan kurus

Tampak mengantuk

Mata merah, cekung

Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki

2.

Perubahan Perilaku
-

Emosi labil

Takut sinar/air

Menyendiri

Bohong/mencuri.

Menjual barang

Pergi tanpa pamit

Halusinasi

Paranoid

TANDA-TANDA KLINIS YANG DITIMBULKAN


DARI PENGGUNAAN NAPZA
a. Yang berfek depresan (menghambat fungsi syaraf)
1. Berbicara kacau
2. Tidak dapat mengendalikan diri
3. Tingkah laku seperti mabuk, tetapi tanpa berbau minuman beralkohol.
4. Akibat kelebihan pemakaian akan menyebabkan :
Napas tersengal-sengal
Kulit lembab dan dingin
Pupil mata mengecil
Denyut nadi cepat dan lemah
Kesadaran menurun dan bisa berakibat lebih parah sampai meninggal
dunia.
5. Gejala putus obat.
Gelisah
Sukar tidur
Mengigau
Tertawa tidak wajar
Bisa menimbulkan kematian
b. Penyalahgunaan yang berefek stimultan (mengaktifkan fungsi saraf)
Lebih waspada
Bergairah
Rasa senang
Pupil mata melebar
Denyut nadi meningkat
Susah tidur
Nafsu makan hilang
Akibat kelebihan pemakaian akan mengakibatkan :
Gelisah
Suhu badan naik
Suka berkhayal
Tertawa tidak wajar

Bisa menimbulkan kematian


c. Penyalahgunaan

yang

berefek

halusinasi

(menimbulkan

rasa

berhalusinasi/berkhayal)

Suka berkhayal

Tidak punya gambaran ruang dan waktu

Bila overdosis dapat menimbulkan kematian.

DAMPAK PENYALAH GUNAAN NAPZA TERHADAP GENERASI MUDA


1. Terhadap pribadi
Dampak NAPZA yang mampu merubah kepribadian pemakaiannya secara drastis,
misalnya :
a.

Fisik :
-

Kematian (OD/Withdrawl)

Keradarangan pada organ tubuh

Kelumpuhan/stroke

Kerusakaran organ tubuh

impotensi

Tidak

segan-segan

menyiksa

diri

sendiri

karena

ingin

menghilangkan rasa nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan.

b.

Psikis

Pemurung

Pemarah bahkan melawan terhadap apa atau siapapun.

Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri,


seperti tidak lagi memperhatikan, sekolah rumah, pakaian, dll.

Semangat belajar menjadi menurun dan suatu ketika bisa saja si


korban bersikap seperti orang gila karena reaksi dari penggunaan NAPZA.

Tidak ragu lagi untuk melakukan hubungan seks secara


sembarangan karena pandangan terhadap norma-norma masyarakat, hukum,
agama sudah tidak diperhatikan lagi.

Menjadi pemalas.

Gangguan tingkah laku

Halusinasi/ waham gila

10

2. Terhadap keluarga
Tidak lagi segan mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang yang
ada di rumah yang bisa diuangkan untuk menbeli zat NAPZA.
Tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan terhadap orang tua.
Kurang menghargai harta milik yang ada di rumah, seperti mengendarai
kendaraan tanpa perhitungan rusak atau menjadi hancur.
Mencemarkan nama baik keluarga.
3. Terhadap kehidupan sosial
Berbuat tidak senonoh (mesum) dengan orang lain.
Melanggar aturan-aturan /norma yang ada dimasyarakat
Menggangu ketertiban umum/ menggangu lingkungan
Perkelahian
Kriminalistas
Kecelakaan lalu lintas, dll.
4. Terhadap negara dan bangsa
Merusak generasi muda pewaris bangsa yang seyogyanya siap menerima tongkat
estafet generasi. Hilangnya rasa patriotisme cinta dan bangga terhadap bangsa dan
negara Indonesia, yang pada gilirannya akan memudahkan pihak-pihak lain
mempengaruhinya untuk menghancurkan negara.
BAGAIMANA SIKAP TERBAIK MENGHADAPI PENYALAHGUNAAN ZAT/ OBAT ?
Sikap yang terbaik yaitu :
Memberikan dukungan secara realistis, tidak mendikte, cur
- hat
Terimalah sebagai individu yang dewasa.
Beri kesempatan memecahkan masalah
Beri reward yang positif
Beri kepercayaan
Proses kesembuhan pasang surut sehingga memerlukan
waktu
Berusaha menerima lembaran hitam.

11

12

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.(1981) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan Obat.
Jilid I (Umum dan Ganja). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI.(1982) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan Obat.
Jilid II (Opiat). Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI.(1984) Yang perlu diketahui Generasi Muda Tentang Penyalah Gunaan Obat.
Jilid I (Psikotropika dan minuman keras). Depkes RI. Jakarta
Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Hadiman. (1996). Perlakukanlah Barang Haram Ectasy, Narkotika, dll Seperti Barang
Haram Lainnya, Yayasan Al Washilah. Jakarta.
Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai