PENDAHULUAN
Manusia merupakan
mahluk
sosial,
tidak
dapat
terutama
di
sini
dengan
jalan
bersangkutan.
Akibat
dari
hal
demikian
maka
islam,
istilah
perikatan
orang
ini
maupun
yang
sering
disebut
perjanjian.
terlibat
dalam
Islam
akad
akad,
juga
untuk
menimbulkan
hak
dan
kewajiban
atau
al-aqdatu
yang
berarti
sambungan
dan
pengertian
etimologis
tersebut
yang
ditetapkan
dengan
ijab-qabul
Kemudian
menurut
al-Shiddieqy
bahwa
oleh
kedua
belah
pihak
berdasarkan
akibat-akibat
hukum
yang
dipelukan
akad belum
diadakan
seperti
perikatan
di awal akad.
Tujuan harus berlangsung hingga akhir akad.
Tujuan akad harus dibenarkan syariat Islam. 6
Berdasarkan
keterangan
di
atas,
syarat
dari
awal
hingga
akhir
akad
serta
berdasarkan
Artinya :
b. Hadis
Artinya : Dari Rifaah bin Rafi bahwasanya Nabi SAW,
ditanya: Apakah pencaharian yang paling
baik? Jawabnya: pekerjaan seseorang dengan
tangannya sediri dan tiap-tiap jual beli yang
mabrur (HR Ahmad).
c. Ijma Ulama
Dalam hukum akad, terjadi perbedaan pendapat
dari beberpa ulama mazhab. Salah satunya mazhab
Hanbali bahwa akad bebas dilakukan selama tidak ada
hal-hal yang jelas dilarang agama. Sedangkan pada
mazhab hanafi, bahwa akad merupakan hal yang
dilarang,
kecuali
apabila
ada
keadaan
yang
juga tidak
Hanafi,
merupakan
bagian yang
tak
dapat
atau
akad,
dalam
perikatan
umum
disebut prestasi.
c. Maudul aqdi, yaitu tujuan pokok dari akad itu
sendiri, bisa sepihak atau kedua belah pihak atau
lebih.
d. Ijab, yaitu ungkapan shigat akad yang keluar dari
pihak pertama.
e. Qabul, yaitu ungkapan shigat akad yang keluar dari
pihak kedua. 9
5. Syarat perikatan
Syarat-syarat dari perikatan Islam atau akad,
yang mana akad akan terjadi apabila telah memenuhi
syarat pada:
a. Subjek Hukum (aqidain)
Menurut Ash-Shiddicqy,
bahwa
kedua
harus
cakap
(ahliyatul
aqidaini).
secara
hukum,
terutama
hukum
atau
tersedia
untuk
tersebut
telah
diserahkan
yang
berhak
menerima.
kepada
Islam
tidak
dalam Islam
perikatan
yang
haram,
baik
zat
perikatan
Islam
perikatan umum.
3) Objek akad atau perikatan
dengan
dalam Islam
ukuran,
dan
urgensi
barang
tersebut.
4) Objek dapat diserah terimakan pada saat
akad terjadi atau pada waktu yang telah
disepakati sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan dalam suatu transaksi. 10
6. Asas perikatan Islam
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
asas
berpikir. 11 (14)
Dengan
demikian,
asas
koridor
syariat
Islam.
Adapun
asas
yang
dirinya.
dupertanggung
Dan
jawabkan
perbuatannya
kepada
pihak
harus
kedua,
ketentuna
syariah
mengharamkannya.
Jadi
atau
dalil
melakukan
yang
transaksi
untuk
menyatakan
berlaku
adil
kehendak
dan
untuk
benar
dalam
berakad
serta
Tidak
ada
ketidakseimbangan.
d. Asas Tertulis (Al-Kitabah)
Dalam suatu akad
penipuan
perjanjian,
atau
hendaknya
manapun,
karena
kalau
dipandang
dari
tidak
dapat
diamati
secara
fisik
dan
terikat
untuk
memenuhi
kewajiban
dan
isi
perjanjian
yang
sudah
disepakati
bersama.
g. Asas Persamaan Hukum (Al-Musawah)
Asas ini mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban atau persamaan derajat, tidak membedabedakan
antara
bangsa,
kulit,
kekayaan,
lain.
Misalnya
menjual
barang
yang
status
Syarat-syaratnya
pelaku
akad
harus
cakap,
Perikatan,
(Jakarta:
Muamalah,
(Bandung:
Pustaka