Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan proses dalam rangka memberikan kesempatan
kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya
dan beradab. Pendidikan yang menjadikan manusia memiliki berbagai
kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan
kehidupan serta berbentuk suatu budaya dalam kehidupan dengan aturanaturannya.
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran jangka panjang untuk menjadi
manusia yang berkembang sehingga dapat mengaktualisasikan semua potensi
yang dimilikinya dan menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan
zaman serta bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Dengan
demikian, maka pendidikanlah yang menaburkan benih-benih budaya dan
peradaban manusia yang hidup dan dihidupi oleh nilai-nilai satu visi yang
berkembang dan dikembangkan didalam suatu masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan dengan sendirinya harus bersifat antisipatif, namun namun bukan
berarti bahwa proses pendidikan hanya mengikuti kecenderungan perkembangan
yang sedang terjadi di masyarakat tetapi pendidikan harus mampu mengubah
kecenderungan perkembangan yang terjadi tersebut ke arah yang lebih baik. Ki
Hajar Dewantara (Soelaeman, 1994:84) menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti,
pikiran dan tubuh anak dalam pengertian tidak boleh dipisahkan bagian-bagian
itu, supaya dapat memajukan kesempatan hidup yakni kehidupan dan
penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan alam dan masyarakat.
Ema Sumiati, 2012
Efektivitas Kegiatan Parenting Dalam Meningkatkan Pola Asuh Orang Asuh Orang Tua Di PAUD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

John Stuart Mill (filosof inggris, 1806-1873) menyatakan bahwa pendidikan


itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau
yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia
pada tingkat kesempurnaan.
Pendidikan juga dikemukakan oleh John Dewey,bahwa pendidikan adalah
suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
didalam pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social.
Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Dari beberapa pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai
pendidikan, bahwa pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sediri tidak dengan bantuan orang lain.
Berdasarkan pengertian diatas juga, dapat diketahui bahwa pendidikan
merupakan sektor penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, karena melalui pendidikanlah dapat dibina manusia-manusia yang
cerdas, terampil, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan
dengan bunyi bab 1 Pasal 1 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yaitu : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap tuntutan
perubahan zaman.
Pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting di masa kanak-kanak,
karena perkembangan kepribadian, sikap mental dan Intelektual dibentuk

pada

usia dini. Kualitas masa awal anak termasuk masa Prasekolah merupakan cermin
kualitas bangsa yang akan datang.
Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung
pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya pendidikan anak usia dini (PAUD).
PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat
untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini.
Pendidikan harus dimulai sejak dini, pendidikan sejak dini yang mampu
meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan
potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan
bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidkan usia dini
merupakan fondasi bagi dasar perkembangan dan kepribadian anak. Anak yang
mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk
mandiri dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi
penegembangan moral dan nilai-nilai agama, fisik, sosial emosioanal, bahasa,
seni, pengetahuan dan keterampilannya. Upaya dalam mengembangkan
kemampuan dan potensi anak usia dini diperlukan suatu program yang dapat

membantu dan mendukung terhadap perkembangan anak yaitu salah satunya


dengan adanya lembaga pendidikan yang bersinergi dengan orang tua dalam
mengadakan program untuk orang tua dalam pendidikan anak.
Keterlibatan orangtua dalam lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)
dinilai cukup penting. Guna mewujudkan pembelajaran yang optimal di masa usia
emas itu, tidak bisa sepenuhnya berharap pada lembaga sekolah saja, tapi
kontribusi orangtua memiliki peran cukup penting untuk mencapai kearah
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Penyelenggaraan pendidikan dengan memberdayakan orangtua (parenting
education) merupakan sebuah solusi guna meningkatkan mutu pendidikan sejak
usia dini. Untuk itu, terkait kegiatan parenting kemampuan suatu keluarga dalam
hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik,
mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Dukungan pemerintah terhadap kegiatan program parenting ini

sudah

sangat jelas, dengan adanya: (1) Undang-undang No 20/2003, tentang Sistem


Pendidikan Nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2)
Undang-undang No 23/2002, tentang Perlindungan Anak (3) Konvensi Anak
Sedunia. Dengan demikian, kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan,
orang tua (keluarga) dan pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan
pendidikan terutama pada anak usia dini, dapat dioptimalkan.
Hoghughi (2004) menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup beragam
aktifitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang secara optimal dan
dapat bertahan hidup dengan baik. Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi
tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada
aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh karenanya

pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan


social.
Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang
masih mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab
pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu
tinggi pada lembaga pendidikan. Di sisi lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut
lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil
pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru
ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu
dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak, jadi
dalam lingkungan keluargalah watak dan kepribadian anak akan dibentuk yang
sekaligus akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan. Di mata anak,
orang tu (ayah ibu) adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anakanaknya. Oleh sebab itu, ayah ibu harus mampu memberi contoh yang baik pada
anak-anaknya, memberi pengasuhan yang benar serta mencukupi kebutuhankebutuhannya dalam batasan yang wajar. Dengan memainkan peranan yang benar
dalam mendidik dan mengasuh anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara
optimal. Dan yang tidak kalah pentingnya, anak akan tumbuh menjadi anak yang
berkarakter tidak mudah larut oleh budaya buruk dari luar serta menjadi anak
yang berkepribadian baik sebagai aset generasi penerus bangsa di masa depan.
Untuk menjawab fenomena ini pengelola PAUD Sartika mengadakan
program parenting yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan untuk

menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di


kelompok bermain dan di rumah. Parenting ini ditujukan kepada para orangtua,
pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses
perkembangan anak.
Upaya pengelola dalam meningkatkan pemahaman orangtua terhadap pola
asuh anak yaitu dengan diadakannya Kegiatan parenting (pertemuan orangtua),
dengan adanya kegiatan ini orang tua yang mengantar anaknya ke PAUD tidak
hanya sekedar menunggu tapi ada kegiatan yang bermanfaat untuk orang tua yaitu
jadi tahu bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak usia dini.
Kegiatan parenting yang dilaksanakan oleh PAUD Sartika sudah berjalan
dari awal berdiri yaitu tahun 2006, tetapi kegiatan belum terstruktur hanya sekedar
pemberian pengetahuan sederhana tentang tujuan orang tua menitipkan anaknya
ke PAUD saja. Dan pada tahun 2010 baru diselengarakan kegiatan parenting
secara terjadwal yaitu diselenggarakan setiap satu minggu sekali dan hingga saat
ini program tersebut masih berjalan namun diselenggarakan setiap dua minggu
sekali dengan jumlah peserta yang relatif berubah yaitu tidak kurang dari 30
orang.
Tujuan diadakannya parenting di PAUD Sartika, pengelola sebagai
penggagas ide mengharap agar parenting yang dilakukan merupakan kegiatan
dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki anak dengan cara
mensinergikan antara orang tua dengan pendidik yang ada di lembaga PAUD
Sartika.

Kegiatan parenting di PAUD Sartika juga yaitu untuk Orang tua dalam
pemberian pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mendidik anak serta lebih
jauhnya lagi orang tua dapat mengetahui pentingnya pendidikan sedini mungkin
dan keluarga berperan sangat penting dalam perkembangan dan pendidikan anak
dimana peran pendidik hanya diberikan mandat atas tanggungjawab orang tua
dalam mengembangkan perkembangan dan pendidikan anak.
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian tentang "Efektivitas Kegiatan Parenting Dalam Meningkatkan Pola
Asuh Orang Tua Di PAUD Sartika."
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dilakukan
identifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perbincangan dengan pengelola bahwa di lapangan
parenting yang sebenarnya tanggung jawab orang tua, tetapi kenyataannya
lebih menekankan tanggung jawab pada pendidik dan lembaga PAUD saja.
2. Latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial dan karakter orang tua yang
beragam membuat pemahaman dan pandangan orang tua tentang pentingnya
pola asuh dan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari juga beragam.
3. Motivasi orang tua untuk mengikuti kegiatan parenting yang diselengarakan
oleh pengelola PAUD cukup tinggi, hal ini terbukti dengan kehadiran orang
tua yang cukup tinggi. Tetapi Setiap kegiatan parenting yang dilaksanakan
tidak selalu sama jumlah orang tua yang hadir dalam setiap kegiatan.

4. Dalam perbincangan dengan beberapa orang tua yang sering datang pada
program parenting, pola asuh yang diterapkan pada anak hanya sebagian jenis
pola asuh yang mereka ketahui. Hal ini terjadi karena terbatasnya pemahaman
dan kesdaran orang tua bahwa pentingnya pola asuh yang tepat dan benar, dan
dalam keseharian, orang tua juga masih jarang mencari informasi tentang pola
asuh yang benar untuk anak mereka.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut : "Bagaimana Efektivitas Kegiatan
Parenting dalam Meningkatkan Pola Asuh Orang Tua Di PAUD Sartika?."
Rumusan masalah tersebut, penulisan jabarkan ke dalam beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan Parenting di PAUD Sartika?
2. Bagaimana pola asuh orang tua dilingkungan keluarga?
3. Bagaimana efektivitas kegiatan parenting dalam meningkatkan pola asuh
orang tua?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada permasalahan yang ada di atas dan agar sasaran yang
akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis perlu menjabarkan
tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk:
1. Mengetahui proses pelaksanaan kegiatan Parenting di PAUD Sartika.
2. Mengetahui pola asuh orang tua dilingkungan keluarga.
3. Mengetahui efektivitas kegiatan parenting dalam meningkatkan pola asuh
orang tua.

D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan memperoleh manfaat dari penelitian ini yaitu
untuk:
1. Mengambil pelajaran dari pola asuh yang berkembang pada orang tua di
PAUD Sartika dengan spesifikasi kegiatan parenting dalam meningkatkan
pola asuh orang tua untuk dijadikan bahan pada cakupan yang lebih luas.
2. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah sebagai institusi formal sudah selayaknya
membantu dan menggali lebih dalam mengenai program prakarsa khusus
dalam pemberdayaan sumber daya manusia yang memperkaya keilmuan di
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah itu sendiri.
3. Untuk orang tua memperluas cakrawala berfikir yang lebih dalam, untuk
mengkaji dan menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan
dan perkembangan yang tidak terlepas dari kegiatan parenting dan diharapkan
orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I

: Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Penelitian,


Identifikasi dan Perumusan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Struktur Organisasi.

BAB II : Kajian Pustaka yang didalamnya membahas beberapa teori dan


konsep mengenai Pendidikan Anak Usia Dini, antara lain adalah
sebagai berikut: Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Sub sistem
Pendidikan Luar Sekolah, Konsep Efektivitas, Konsep Kegiatan
Parenting, Konsep Keluarga dan Konsep Pola Asuh.

BAB III : Prosedur Penelitian, berisi tentang uraian Metode Penelitian,


Teknik Pengumpulan Data, Prosedur Pengumpulan Data, Teknik
Pengolahan Data dan Analisis Data.
BAB IV : Deskripsi Analisi data hasil penelitian tentang Efektivitas kegiatan
parenting di PAUD Sartika dalam meningkatkan pola asuh orang tua
pada

PAUD

Sartika,pengolahan

data

hasilpenelitian,

serta

pembahasan.
BAB: V
Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta bahasan
implikasi/rekomendasi terhadap pengelola PAUD dan orang tua anak
usia dini.

Anda mungkin juga menyukai