BAB 1 (Rev) - ARIS
BAB 1 (Rev) - ARIS
BAB 1
PENDAHULUAN
kesempatan pada bayi tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik,
tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, dan
perkembangan spiritual serta sosial yang lebih baik.
Sering dijumpai para ibu yang bekerja mengalami dilema antara ingin
memberikan susu formula atau ASI-nya. Alasan tersebut didorong oleh
beberapa sebab, antara lain dari segi internal (ibu), yaitu adanya kelainan
fisik ibu, ketakutan ibu kehilangan daya tarik seksualitasnya, mitos yang
salah tentang pemberian ASI, kelelahan setelah bekerja. Selain itu dari segi
eksternal (lingkungan), yaitu adanya peraturan di tempat kerja ibu tentang
jam kerja, cuti hamil yang hanya 3 bulan, serta
penitipan bayi atau tempat pemberian ASI di tempat kerja. Hal di atas
didukung data menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (1997)
dalam Roesli. U, 2000, bahwa jumlah ibu bekerja di Indonesia mencapai
34,33 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan sekitar 4,76 %, sedangkan
menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002
terdapat sekitar 58 % ibu yang memberi ASI eksklusif pada bayinya.
Dari penelitian terhadap 900 ibu di Jabotabek (1995), di peroleh fakta
bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5 %,
padahal 98 % para ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga ada
37,9 % para ibu yang tidak pernah mendapat informasi khusus tentang ASI,
serta 70,4 % para ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI
eksklusif (Roesli, 2000). Dari uraian di atas tampak bahwa masih banyak
para ibu yang belum memberikan ASI eksklusif. Apalagi di kota besar
kesempatan untuk memberi ASI lebih kecil, karena sebagian para ibu yang
bekerja di kantor atau di tempat lainnya lebih sering memberi bayinya susu
botol daripada ASI. Jumlah ibu (prevalensi) dan lama menyusui di banyak
bagian dunia telah menunjukkan penurunan karena berbagai alasan sosial,
ekonomi, dan budaya (Organisasi Kesehatan Dunia ; WHO, 1990) dalam
Burns, 2002.
Akibatnya lebih dari 1 juta bayi meninggal dunia setiap tahun karena
tidak di beri ASI (Burns, 2002: 156). Dampak dari kurangnya pemberian
ASI pada bayi dapat menurunkan daya tahan tubuh karena bayi kurang gizi
sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh karena bayi kurang gizi
sehingga dapat meningkatkan angka kesakitan. Dampak lain pada ibu bisa
terjadi bendungan ASI dan mastitis (Manuaba, 1998: 317). Berdasarkan
keterangan di atas, upaya yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan
sistem pos pelayanan terpadu (posyandu) melalui health educational
tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dengan latar belakang di
atas, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu pekerja
luar rumah tentang ASI eksklusif di RW. 7 Krembangan Jaya Selatan,
kelurahan Kemayoran - kecamatan Krembangan Surabaya.
1.2.
Rumusan Masalah
Sering dijumpai bahwa masih banyak para ibu yang belum
memberikan ASI Eksklusif, Apalagi di kota besar kesempatan untuk
memberi ASI lebih kecil, karena sebagian para ibu yang bekerja di kantor
atau di tempat lainnya lebih seringmemberi bayinya susu botol daripada
ASI maka dari itu masalah ini meneliti, Bagaimana gambaran pengetahuan
dan sikap ibu pekerja luar rumah tentang ASI eksklusif ?.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengetahuan dan sikap ibu pekerja luar rumah tentang
ASI eksklusif di RW. 7 Krembangan Jaya Selatan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
2.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Profesi Keperawatan
Menambah wawasan peneliti tentang proses penelitian dan
mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu pekerja luar rumah
tentang ASI eksklusif.
1.4.2 Bagi Responden
Mengetahui pentingnya ASI eksklusif pada bayi untuk kekebalan
tubuhnya.
1.4.3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dan dapat
dikembangkan pada penulisan karya tulis selanjutnya.