Anda di halaman 1dari 4

Jenis Etika Lingkungan dan Prinsip-prinsip pelaksanaanya

Sebagai makhluk hidup yang membutuhkan lingkungan, manusia memiliki kewajiban


untuk menghormati, menghargai dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam
lingkungan. Mengapa? Karena manusia itu sendiri adalah bagian yang tidak bisa
dipisahkan dengan lingkungan. Manusia adalah bagian dari lingkungan. Perilaku positif
manusia dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari sedangkan perilaku negatifnya
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Etika manusia terhadap sesuatu adalah kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus
hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku
manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang
dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang
harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
Etika lingkungan hidup memfokuskan tentang perilaku manusia terhadap alam serta
hubungan antara semua kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah
pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai
keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti
dan makna yang sama. Prinsip etika lingkungan adalah: semua bentuk kehidupan
memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena
harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari
bahasa yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori
mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan.
Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika
keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
Etika lingkungan dapat dikategorikan kedalam etika pelestarian dan etika
pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan
pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan
untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk.

Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi etika lingkungan dangkal (shallow


environmental ethics), etika lingkungan moderat (moderate environmental ethics) dan
etika lingkungan dalam (deep environmental ethics). Di sini hanya akan dibicarakan yang
pertama dan yang ketiga. Karena yang kedua merupakan peralihan antara yang pertama
dabn yang kedua.
Etika Lingkungan Dangkal (Shallow environmental ethics)
Etika lingkungan dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan
fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat
antroposentris. Etika lingkungan dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan
humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang
sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
Manusia terpisah dari alam.
Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung
jawab manusia.
Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
Norma utama adalah untung rugi.
Mengutamakan rencana jangka pendek.
Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di
negara miskin.
Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika antroposentris.
1 Etika antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan harus
dicari pada kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika).
2 Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus
(mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau konservasi alam yang
ditujukan untuk generasi penerus manusia).
Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.
Etika Lingkungan Dalam (Deep Environmental Ethics)
Dalam pandangan etika ini, alam sesungguhnya memiliki fungsi kehidupan, patut
dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau
preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh
ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama,
kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang ditekankan dalam etika lingkungan.

Manusia adalah bagian dari alam


Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia,
tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang
Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang-wenang
Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk
Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
Menghargai dan memelihara tata alam
Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu
sistem mengambil sambil memelihara.
Jenis-jenis etika lingkungan dalam.
3 Etika Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan etika utilitarisme
Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan kebaikan untuk
semua sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh mahluk.
4 Etika Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang
(pembebasan binatang) dengan tokoh Charles Brich. Menurut etika ini, binatang
memiliki hak menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus
dicegah dari penderitaan dan menjadikan rasa senang/penderitaan binatang sebagai
salah satu standar moral.
5 Etika Biosentrisme. Etika ini menekankan kehidupan sebagai standar moral
dengan salah satu tokohnya adalah Kenneth Goodpaster. Hal yang dijadikan tujuan
bukanlah rasa senang atau menderita tetapi kemampuan atau kepentingan untuk
hidup. Dengan menjadikan kepentingan untuk hidup sebagai standar moral, maka
yang dihargai secara moral bukan hanya manusia dan hewan, melainkan seluruh
makhluk hidup yang ada.
6 Etika Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan keterkaitan seluruh
organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu mamiliki keterkaitan
satu sama lain secara mutual dan memandang bumi sebagai suatu pabrik terintegrasi
berisi organsime yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling
memerlukan. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum
alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi
alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-unsur yang ada di alam, seperti
binatang maupun tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika
ekosentrisme mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
7 Hak Asasi Alam. Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi,
namun makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan
berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak,
meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada
dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk

hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan
bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian,
pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek
eksperimen tidak dapat dibenarkan.
Beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia
dalam berhadapan dengan alam.
8 Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature). Hormat terhadap alam
merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
Setiap anggota komunitas ekologis, termasuk manusia, berkewajiban menghargai dan
menghormati setiap kehidupan dan spesies serta menjaga keterkaitan dan kesatuan
komunitas ekologis.
9 Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature). Manusia mempunyai
tanggung jawab terhadap alam semesta (isi, kesatuan, keberadaan dan
kelestariannya).
10 Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity). Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan
bahwa manusia adalah bagian yang menyatu dari alam semesta dimana manusia
sebagai makhluk hidup memiliki perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan
sesama makhluk hidup lain.
11 Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature).
Manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan
seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi yang muncul dari kenyataan
bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup
mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
12 Prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,
13 Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
14 Prinsip keadilan
15 Prinsip demokrasi
16 Prinsip integritas moral
dari berbagai sumber
http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/08/24/etika-lingkungan/
http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-etika-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai