Sampul Magnet
Sampul Magnet
ELK-DAS.21
20 JAM
Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Modul dengan judul DASAR KEMAGNETAN merupakan bahan
ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari
kompetensi Penerapan Konsep Dasar Elektro pada Bidang
Keahlian
Teknik Elektro
Modul
ini
menekankan
pada
pengetahuan
tentang
konsep
pengaruh
arus
listrik
yang
melewati
penghantar
terhadap
ii
DESKRIPSI MODUL
DASAR
tentang
KEMAGNETAN
pengetahuan
dan
merupakan
pemahaman
modul
konsep
praktikum
kemagnetan
berisi
terutama
didalamnya
meliputi
teori
atomik
kemagnetan,
paramagnetik,
iii
iv
PRASYARAT
Untuk melaksanakan modul DASAR KEMAGNETAN memerlukan
kemampuan awal yang harus dimiliki siswa, yaitu :
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DESKRIPSI JUDUL
......................................................................................... iii
................................................................................................... v
DAFTAR ISI
.................................................................................................. vi
..................................................................................... x
................................................................................... 1
................................................................................... 7
................................................................................... 19
vi
................................................................................... 34
vii
PERISTILAHAN / GLOSSAARY
1. Magnetostatika
2. Paramagnetisme
bahan
yang
bersifat
memperkuat
medan
memperlemah
medan
magnet.
3. Diamagnetisme
bahan
yang
bersifat
magnet.
4. Ferromagnetisme
5. Magnetic Contactor
saklar magnet.
viii
ix
TUJUAN
1. Tujuan Akhir
Dengan
mempelajari
modul
ini
diharapkan
siswa
dapat
Siswa
mampu
menggunakan
beberapa
macam
alat
untuk
ix
KEGIATAN BELAJAR 1
MAGNETOSTATIKA
Lembar Informasi
Pengetahuan kemagnetan diawali dengan pengamatan terhadap
serpihan batuan biji besi yang jika digantungkan secara bebas akan selalu
menunjuk ke utara selatan. ujung yang menunjuk ke utara disebut kutub
utara dan yang lainnya disebut kutub selatan. Kutub-kutub magnet itu bisa
dikatakan
sebagai
muatan-muatan
magnet
yang
sejalan
dengan
analogi
di
mana
yang
semua
meluas
rumus
antara
magnetostatika
elektrostatika
yang
dan
langsung
Suseptibilitas
x
elektrik
Polarisasi
P = 0 x E
Kuat
medan
E
listrik
Induksi elektrik
D = E
Magnetostatika
PP
Fm = 1 2 2
4 r
Kutub magnet
P
Permeabilitas
Suseptibilitas
Xm
magnetik
Magnetisasi
M = 0 xm H
Kuat
medan H
magnet
Induksi
B = H
magnetik
Momen
dipool m
= pi
magnet
= pxH
Hukum
coulomb
Momen
listrik
dipol
Hukum
coulomb
p = ql
= pxE
V = p.E
Vm = m.H
F = ( pgrad.)E
E.da = q /
Theorema
gauss
Persamaan
Maxwell I
Fm = m.grad. H
H .da = 0
Theorema
gauss
Persamaan
Maxwell II
div.D = q
div.B = 0
(untuk magnetostatika)
juga
(untuk
kecil.
Hal
ini
dapat
diterangkan
berdasarkan
hipotesis
bahwa
p = (/0 )P0
di mana o
sesuai
dengan
kenyataan
bahwa
Fm
sebanding
dengan
permeabilitas .
Muatan magnet p dapat berubah dengan medium yang berbeda,
lain halnya dengan muatan listrik q yang tidak tergantung pada jenis
medium, tetapi hal ini tak berpengaruh sebab muatan magnet itu secara
material tidak ada, karena dipool
melingkar
saja,
seperti
yang
ditimbulkan
oleh
bergeraknya
elektron
lebih
besar,
yang
seolaholah
muatan
magnet
itu
menjadi
terpolarisasi.
LEMBAR KERJA
Alat dan bahan
1. Amperemeter DC 0 1000 mA................................................ 1 buah
2. Amperemeter AC 0 1000 mA................................................ 1 buah
3. Multimeter.................................................................................. 1 buah
4. Mili Weber (Flukmeter) 75 mWb.............................................. 1 bauh
5. Transformator step down 220 V 220 V 12 V...................... 1 buah
6. Rheostat 10.000 .................................................................... 1 buah
7. Rheostat 500 ......................................................................... 1 buah
8. Beberapa macam Search Coil................................................. 3 buah
9. Magnetic Contactor ................................................................... 2 buah
10. Power Supply 0 25 Volt.......................................................... 1 buah
11. Variac 0 250 Volt.................................................................... 1 buah
3
langkah-langkah
kerja
sesuai
dengan
yang
ditentukan
dengan
perhitunagan
secara
teoritis,
apakah
sudah
) dan atau (
) untuk
No.
Jumlah Lilitan
Simpangan
Magnit
Magnit
Masuk
ditarik
Luas
Penampang
Percobaan II
1. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 3 di bawah ini :
RV 1 K Ohm
Trafo 220/12 V
A
S
m Wb
VS
R 500 Ohm
0 ) kemudian hubungkan S.
) atau (
Arus ( I ) / mA
Simpangan
Lembar Latihan
Percobaan I
1. Hitunglah kerapatan fluk (B) dengan rumus :
10-4 = Konstanta meter
B=
10 4
. .mWb / m 2
N.A
10 4
. .Wb
N
Percobaan II
3. Hitunglah besar mutual inductance ( M ) dengan rumus :
A = Luas lilitan (turn area)
M=
10 4
. ..mH
N
= Arus penguat
M = Mutual Inductance
4. Gambarlah grafik M = f ( I ) !
10
KEGIATAN BELAJAR 2
MEDIUM MAGNET
LEMBAR INFORMASI
Medium
magnetik
merupakan
medium
yang
mempengaruhi
sampai-10-8
untuk bahan diamagnetik seperti misalnya Hg, Ag, H2, A, Au, Bi, dan Km,
antara 10-7 sampai 10-3 bagi bahan paramagnetik seperti misalnya Pt, Al,
O2 ,
N2.
Sedangkan
untuk
bahan
ferromagnetik
mempunyai
nilai
sendiri
juga
menghasilkan
gerak
rotasi
muatan
listrik
dalam
medan
magnet,
dipooldipool
magnet
atom
bahan
listrik
molekulmolekul
dielektrikum
didalam
medan
U
S
listrik,
dari
selatan
ke
utara.
Dengan
melainkan
demikian
bahan
magnet,
dikenakan
dan
padanya.
memperlemah
tidak
mempengaruhi
Namun
medan
pada
magnet.
medan
kenyataannya
Hal
ini
magnet
bahan
dapat
yang
tersebut
dijelaskankan
dapat
diterangkan
berdasarkan
terjadinya
presesi
yang
arah
medan
magnet
yang
dikenakan.
Gambar
akan
menjelaskan
terjadinya
presesi
Larmour
dan
pelemahan
medan
magnet.
HO
HO
h (momen rotasi)
m2
m3
H
m (momen dipool
magnet)
m1
m = m1 + m2 + m3 + ...
Gambar 5. Presisi Larmaur dan pelemahan medan magnet
Sebenarnya
bahan
paramagnetik
juga
memiliki
gejala
4. Ferromagnetik
Bahan feromagnetik memiliki suseptibilitas magnetik yang amat
besar, yakni dalam orde ribuan, bahan tersebut juga memiliki sifat
khusus, yakni memperlihatkan gejala apa yang disebut hysterisis yang
secara umum didefinisikan sebagai keterlambatan reaksi atau respon
atas aksi yang lazim terjadi pada kebanyakan komponen mesin. Dalam
kemagnetan,
histerisis
ini
berkaitan
dengan
keterlambatan
variasi
10
Br
Hc
Dalam
proses
magnetisasi
bahan,
semula
naiknya
induksi
pembalikan
kembali
arah
yang
mengakibatkan
B.dH ,
B.dH
11
respons
atau
aksi
yang
dikaitkan
dengan
H0
H0
Menurut
dipool-dipool
Weiss,
magnet
atom -atom
yang
arah
bahan
vektor
feromagnetik
momennya
berupa
mengelompok
vektor
dipool
tertentu.
Pengenaan
medan
magnet
tidak
akan
meluas.
Sebaliknya,
yang
arahnya
cenderung
12
menimbulkan
desipasi
tenaga
yang
berupa
pemanasan,
yaitu
besarnya desipasi tenaga tersebut per siklus sama dengan luas yang
dibatasi oleh kurve histerisis.
Karena bahan feromagnetik sangat memperkuat medan magnet,
maka
bahan
tersebut
dalam
bidang
teknik
dipakai
sebagai
inti
batang
magnet
karena
adanya
remanen
atau
sisa
Lembar Kerja
Alat dan bahan :
1. Multimeter.................................................................................... 1 buah
2. Variac...........................................................................................1 buah
3. Miliampere DC.............................................................................1 buah
4. CRO ............................................................................................ 1 buah
5. AFG ............................................................................................ 1 buah
6. X Y Recorder............................................................................1 buah
7. Flukmeter .................................................................................... 1 buah
8. Trafo isolasi.................................................................................1 buah
9. Traso step up/step down.............................................................2 buah
10. Rheostat 500 / 1 1,1 A.........................................................1 buah
11. Rheostat 10.000 / 0,25 A.........................................................1 buah
12. Capasitor non polar 3,25 F........................................................ 1 buah
13. Bok penghubung.........................................................................1 buah
14. Kabel penghubung................................................................. secukupmya
13
dan
pahami
petunjuk
praktikum
serta
langkah-langkah
Vert.(Y)
VR
A
RV1
N1
AC 220 V
RV2
3,25 F
N2
110 : 220
220 : 110
220 :220
rangkaian
dengan
sumber
tegangan,
atur
variac
14
yang
baik,
kemudian
gambarlah
hasil
pengamatan
CRO
dan
lepas
hubungan
dari
sumber
tegangan,
kemudian ukur juga Rv1 dan Rv2 masukkan data ke dalam tabel 1.
6. Bila
telah
selesai
lanjutkan
dengan
perbandingan
transformasi
No
Perbandingan
Transformasi
Posisi
V/div
X
1.
110 : 220
10
10
2.
220 : 110
3.
220 : 220
10
10
Besarnya
Gambar
Rv1
X
Rv1
15
110 : 220
2.
220 : 110
3.
220 : 220
Rv1
Gambar
X
1.
Besarnya
V/div
Perbandingan
Transformasi
Rv1
dengan
sumber
dahulu.
16
tegangan
dari
AFG
terlebih
IN
N1
AFG 0,5 Hz
OUT
N2
X Y RECORDER
FLUXMETER
frekuensi
pada
kedudukan
0,4
Hz,
masukkan
dalam
rangkaian.
3. Pasang kertas pada alas pencatat dan pasang pula pena pencatat
pada
tempatnya
dengan
posisi
terangkat.
Hidupkan
sumber
: 1 x 105
Trafo
X-Y rec
: Sensityvity
X = 5 mV
Y = 5 mV
Var. cal
X = maximum
Y = minimum
4. Hidupkan
gerakannya
sumber
tegangan
usahakan
AFG,
agar
berada
17
tutup
di
saklar
flukmeter,
tengah-tengan
cek
(jangan
dan
ambillah
gambar
yang
diperoleh
tadi
(tegangan,
: 3 x 103
Trafo
X-Y Rec.
: Sensitivity
X = 2 mV
Y = 2 mV
Var. cal.
X = maximum
Y = minimum
AFG
Tahanan
: maximum
: 0,25
Lembar latihan
1. Coba ulangi beberapa kali lagi pengukuran lengkung histerisis
bahan ferromagnetic dari inti transformator yang berbeda-beda,
baik menggunakan CRO maupun X-Y Recorder. Bandingkan hasil
lengkung histerisis satu dengan lainnya dan interpretasikan hasil
tersebut.
18
KEGIATAN BELAJAR 3
menyilang
tegak
lurus
arah
elemen
arus
tersebut,
serta
dl sin = r
Gambar 10. Rumus Biot-Savart
idl sin
4 r 3
Arah medan magnet dan arah arus listrik dapat ditentukan dengan
kaidah sekrup, yang menyatakan jika sekrup diputar, arah putaran
19
sekrup
menunjukkan
medan
magnet
dan
arah
gerakan
sekrup
menunjukkan arh arus listrik. Oleh sebab itu rumus Biot-Savart lebih
lengkap dituliskan dalam persamaan vektor :
i dlxr
dH =
4r 3
idl sin
4r 2
ird
1
i
H=
=
sin .d =
2
4r 0
2 R
0 4 r
yang lalu berarti :
2 R. H = i
ruas kiri persamaan di atas dapat dibaca sebagai usaha oleh satu
satuan muatan magnet atau kutub magnet di sekeliling lingkaran garis
gaya.
2. Rumus Untai Ampere
Medan
magnet
adalah
medan
gaya
yang
konservatif,
sebagaimana usaha oleh muatan magnet yang bergerak dari satu titik
ke titik lainnya tidak tergantung lintasan yang ditempuhnya, khususnya
usaha dari satu titik kembali ke titik itu lagi, adalah nol.
Tetapi menurut hasil usaha, usaha sepanjang garis gaya sekeliling
arus listrik tidaklah nol tetapi sama dengan arus yang dikelilinginya. Hal
ini disebabkan oleh sifat rotasional
20
sepanjang garis gaya, akan sama dengan arus yang dikelilinginya. Hal
ini dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 11.
A
A1
A2
A2
lurus garis gaya medan magnet arus listrik itu. Jadi usaha dari A ke B
sama dengan dari A ke A1 dan seterusnya sepanjang lingkaran garis
gaya.
Hal tersebut dikenal sebagai theorema untai Ampere dan secara
singkat terumuskan oleh persamaan :
H .dr = i
3. Persamaan Maxwell IV
Seperti
halnya
dari
theorema
Gauss
yang
berkaitan
dengan
21
luasan
diturunkan
persamaan
Maxwell
IV
yang
berkaitan
dengan
integral keliling sekitar titik sebanding dengan rapat arus di sekitar titik
itu, dan sebagai ukuran intensitas integral bagi H kita definisikan curl
curlH = l imit = xH
A 0
matematik,
dari
aljabar
diferensial
vektor,
dapat
ditunjukkan bahwa :
curlH = xH
22
Kalau
elektrode itu
akan menyebabkan turunnya medan listrik dan induksi elektik dari arah
atas ke bawah. Dengan demikian berlaku persamaan :
q
D
D
j =
=
yaitu
= j
t
t
t
div. j = / t
Mengalirnya
muatan
dari
elemen
volum
akan
mengakibatkan
turunnya rapat muatan di dalam elemen volum itu. Di lain pihak kita
mempunyai persamaan Maxwell I :
div D =
sehingga berlaku persamaan :
div. j + D / t = 0
dari diferensial vektor dan matematika, didapat div. Curl sembarang
vektor adalah nol, sehingga hubungan curl H = j di atas dapat kita
tuliskan sebagai berikut :
curlH = j + D / t
Persamaan tersebut merupakan persamaan Maxwell IV.
4. Medan Magnet Kumparan Solenoidal dan Kumparan Toroidal
Kumparan solenoidal adalah deretan seri lilitan yang melingkari
kawat yang jika dialiri arus listrik akan menjadi sumber medan magnet
23
seperti
yang
terlihat
pada
3.4,
sedangkan
sehingga
dH
dH cos
i
R
dH sin
24
H = dH sin =
idl
4
sin =
i sin
.2R
4s 2
=
1 R2
i
2 S3
2
1
(ndx)i R 3
2
S
serta dx sin s d
dx sin
dx
0
1
ni cos 0 + cos 10
2
Hdx = 2 a ni yakni H 2 a = 2 a ni
atau
H = ni
25
telah
dijelaskan
bahwa
kumparan
solenoidal
menghasilkan medan magnet yang pola garis gayanya seperti pola garis
gaya dari batang magnet, maka pola garis megnetik yang dihasilkan oleh
arus melingkar akan bersifat seperti keping
melingkar, makin kuat medan magnet yang dihasilkan, yang berarti pula
makin besar momen dipoolnya.
1. Momen Dipool Magnet Arus Melingkar
Untuk merumuskan momen dipool magnet arus melingkar, kita
bandingkan rumus kuat medan magnet di poros, dengan rumus kuat
medan magnet dengan batang magnet di sumbu, seperti yang
dijelaskan oleh Gambar 14.
Hr =
2m
4cr 3
1 2 3 2 iA
iR / r =
2
4r 3
mengambil
analogi
elektrostatika,
maka
komponen-
2m cos
4cr 3
dan H =
m sin
4 r 3
26
2m
4cr 3
dan H = 0
ampere
mengatakan
bahwa
dipool
magnet
hanya
merupakan arus melingkar, dan muatan magnet atau kutub magnet itu
dapat dikatakan tidak ada secara material, hanya merupakan konsep
abstrak saja, dan dapat dikatakan medan magnetpun merupakan
konsep abstrak juga.
2. Potensial Dipool Magnet Arus Melingkar
Analog dengan potensial dipool listrik, maka potensial dipool
magnet dirumuskan sebagai berikut :
Vm =
m cos
4 r 2
i
4
An A cos
=
r2
r2
27
Luas A
An
Sudut ruang
Luas
potensial
magnetik
dijabarkan
berdasarkan
anggapan
membuktikannya,
lingkaran
arus
yang
tidak
kecil
kita
i di perbatasan saling
menghapuskan
28
id i
=
4
4
Lembar Kerja
Alat dan bahan :
1.
2.
3.
Multimeter........................................................................ 1 buah
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dan
pahami
petunjuk
praktikum
serta
langkah-langkah
29
Langkah Kerja
Percobaan I Magnetik Kontaktor Dengan Cincin
1. Rangkailah seperti Gambar 16 di bawah ini.
2. Setelah
disetujui
oleh
instruktor,
hubungkan
rangkaian
saudara
dalam
Tabel 6.
Variac
Trafo
A
Coil MC
AC 220 V
0 250 V
dengna cicin
220/220 V
Arus (mA)
1
10
2
50
3
80
4
100
5
)
6
130
7
150
8
200
9
220
). Naikan sedikit demi sedikit sampai MC bekerja (on).
30
Keterangan
5. Turunkan tegangan Variac pelan pelan dari 220 Volt hingga nol
Volt dengan interval penurunan seperti pada Tabel 7 di bawah ini.
Arus (mA)
Keterangan
1
220
2
200
3
150
4
110
5
)
6
75
7
50
8
10
). Naikan sedikit demi sedikit sampai MC tidak bekerja (off).
6. Catat tegangan dan arus, ketika MC menjelang dan saat tidak
bekerja.
Percobaan II Magnetik Kontaktor Tanpa Cincin
1. Rangkailah seperti Gambar 17 di bawah ini
Variac
Trafo
A
S
Coil MC
AC 220 V
dengan
cincin
0 250 V
220/220 V
31
Arus (mA)
Keterangan
1
10
2
50
3
80
4
100
5
)
6
130
7
150
8
200
9
220
). Naikan sedikit demi sedikit sampai MC bekerja (on).
4. Baca arus yang mengalir, perhatikan apa yang terjadi.
5. Catat tegangan dan arus, ketika MC menjelang dan saat bekerja.
6. Turunkan tegangan Variac pelan pelan dari 220 Volt hingga nol
Volt dengan interval penurunan seperti pada Tabel 9 di bawah ini.
Arus (mA)
Keterangan
1
220
2
200
3
150
4
110
5
)
6
75
7
50
8
10
). Naikan sedikit dermi sedikit sampai MC tidak bekerja (off).
7. Catat tegangan dan arus, ketika MC menjelang dan saat tidak
bekerja.
8. Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua peralatan ke tempat
semula. Kemudian simpulkan secara keseluruhan percobaan tadi.
32
Lembar Latihan
1. Gambarlah grafik I = f(v)
2. !Jelaskan mengapa pada tegangan tertentu arusnya turun drastis ?
3. Sebutkan perbedaan antara MC yang menggunakan cincin dengan
yang tanpa cincin !
4. Coba ulangi percobaan di atas beberapa kali untuk magnetic
contactor yang berbeda kemudian bandingkan grafik I = f ( V ) dari
beberapa percobaan tersebut dan interpretasikan hasil tersebut.
33
KEGIATAN BELAJAR 4
GAYA ELEKTROMAGNETIK
LEMBAR INFORMASI
Gaya elektromagnetik merupakan gaya antara arus listrik dan batang
magnet ataupun gaya antara arus-arus listrik, ataupun gaya pada arus
listrik yang tengah berada di dalam medan magnet. Tetapi dari teori
Ampere tentang magnet dipahami bahwa dipool magnet adalah arus
melingkar saja, sehingga gaya antara kutub-kutub magnet tidak lain
adalah gaya antara
maupun
arus
melingkar
menimbulkan
medan
maka
dapat
34
1. Gaya Lorentz
Gaya lorentz adalah gaya pada arus listrik di dalam medan
magnet. Tetapi arus listrik adalah arus muatan listrik, yang berarti
bahwa muatan listrik yang bergerak akan bertindak sebagai arus listrik.
Oleh sebab itu gaya Lorentz adalah juga gaya pada muatan listrik yang
tengah bergerak di dalam medan magnet sehingga rumus gaya
Lorentz muncul dalam 2 bentuk, yakni :
dF = i dl x B
F = qv x B
H
i
b. Gaya pada arus listrik di dalam
medan magnet
H21
i1
i2
c. Gaya pada arus i 2 di dalam
medan magnet oleh i1
F21
35
df
dl
H
dFm
dl
idl
yakni dH i = (dHi).r =
r
2
4r
r
2r3
maka gaya pada dipool magnet yang kuat kutubnya P oleh elemen
arus I dl adalah :
dFm = Pd H i = m
dl
2r 3
m
2 3
36
dF = i dl x B
Yang dikenal sebagai rumus gaya Lorentz untuk arus listrik di dalam
medan magnet.
Adapun rumus gaya Lorentz untuk muatan listrik yang bergerak
di dalam medan magnet dapat dijelaskan dengan menggunakan
Gambar 19.
Luas A
37
F = qv x B
yang merupakan gaya pada muatan listrik q yang bergerak dengan
kecepatan v yang juga merupakan gaya pada elemen arus listrik I dl ,
yang berada di dalam medan magnet yang induksi magnetiknya B.
2. Rumus Ampere untuk gaya antara Arus-arus Listrik
Kita tinjau gaya antara 2 arus listrik yang berdekatan satu sama
lain seperti yang diperlihatkan pada Gambar 20.
d 2 F21
i1
i2
dl2
dl 2
d H 21
d H 21 = i1 dl 1 x r21
sehingga gaya pada 12 dl2 yang berada di dalam medan magnet yang
ditimbulkan oleh i1 dl1 menurut rumus gaya Lorentz diberikan oleh :
i xi dl 1 x r
d F21 = 2 1 3 21
4 r21
2
38
menerapkan
theorema
untai
Ampere
dengan
H21
dl2
I2
i2
2 d
dengan
mempertukarkan
indeks
memperlihatkan
berlakunya
dalam
pengendapan
elektrolitik.
demikian
disepakati
secara
internasional
disebut
Ampere
Internasional.
39
Definisi
pada
Sedangkan
kuat
tahun
arus
listrik
1908,
yang
Ampere
Absolut
Ui = iA . H = iA. H = iA .B = iB .A = i m
yakni
Ui = im
dimana =
40
ui A
dari rumus momen gaya pada dipool magnet di dalam medan magnet
i = a x H = iA x H = iA B
Yakni
i = iA x B
maka akan didapatkan pula gaya pada lingkaran arus di dalam medan
magnet yang tak homogen, yaitu :
Fi = iA. B
mudah
diukur
maka
41
dipakailah
(Ni) B a
(Ni) B a
b
A
magnet,
yakni
diantara
kutub-kutub
magnet
batang
yang
berbentuk U. bila kumparan itu dilewati arus listrik, kumparan itu akan
mengalami kopel yang memutarnya. Agar pemutarannya tidak terus
berlanjut, kumparan itu ditambatkan ke pegas puntir sehingga apabila
kumparan itu terputar maka pegas menjadi ikut terpuntir dan kemudian
memberikan reaksi momen gaya yang melawan pemuntiran lebih lanjut
sampai dicapai keadaan setimbang dengan momen gaya puntir pegas
tepat mengatasi momen gaya yang memutar kumparan. Karena
momen gaya reaksi puntir itu sebanding dengan sudut puntir, maka
demikian pula momen gaya putar kumparan. Tetapi momen gaya putar
pada kumparan sebanding dengan gaya Lorentz yang sebanding
dengan kuat arus listrik yang dilewatkan kumparan. Jadi dengan
42
dengan
mengiris
ujung-ujung
magnet
sehingga
berbentuk
besarnya
momen
gaya
pada
kumparan
dengan
B,
luasan
dengan
penampang
luasan
yang
persegi
b. Neraca Kelvin
Neraca kelvin adalah alat ukur kuat arus listrik secara absolut
ciptaan Kelvin, yang berdasarkan pada gaya antara arus-arus listrik
sejajar seperti yang dikemukakan tentang ampere absolut. Gambar 23
memperlihatkan dasar neraca arus listrik tersebut.
Dengan jarak antar kedua kumparan sangat pendek dibandingkan
dengan ukuran penampang kumparan, maka gaya antara kedua
kumparan itu dapat dikatakan mendekati gaya antara arus-arus listrik
sejajar, yang menurut rumus diberikan oleh :
F=
Ni i1 N 2 i 2
2 d
43
c. Efek Hall
Hall menyelidiki tentang timbulnya e.m.f yang melintas pada kedua
tepi samping lempeng konduktor yang dialiri arus listrik jika lempeng itu
ditempatkan di dalam medan magnet yang garis gayanya tegak lurus
permukaan lempeng, oleh adanya gaya lorentz pada muatan listrik
yang mengalir sepanjang lempeng konduktor itu pada arah tegak lurus
arah mengalirnya arus, yakni pada arah dari satu tepi samping ke tepi
samping lainnya, seperti yang dijelaskan pada Gambar 24.
Muatan
listrik
yang
mengalir
tersebut
dibawa
oleh
elektron-
44
Elektron
eH
a
t
eE
F = ev x B
demikian.
semikonduktor.
Yang
Lagi
memperlihatkan
pula
tepi
belakang
gejala
dapat
ini
adalah
berpotensial
bahan
positif
eE = ev xB
45
eH = E x a
Dimana eH ialah e.m.f Hall yang dimaksud.
Dari persamaan di atas jelaslah bahwa eH sebanding dengan B,
dan karena kuat arus listrik i sebanding dengan kecepatan gerak
elektron, yakni v, terlihat bahwa eH yang sebanding dengan E, di mana
E sebanding dengan v, maka
i = (vat)
Yang kemudian mengasilkan rumus :
eH =
1 iB
t
Dari rumus di atas kita dapat memahami mengapa efek Hall itu
tidak terwujud apabila lempengannya dari bahan konduktor, sebab
rapat elektron bebasnya besar sekali sehingga e.m.f Hall-nya menjadi
kecil sekali dan tidak teramati. Sebaliknya untuk bahan semikonduktor
rapat pembawa muatan listrik bebasnya tidak begitu besar sehingga
memberikan eH yang cukup besar untuk dapat diamati.
Beberapa
semikonduktor
memperlihatkan
tepi
belakang
46
d. Spektrometer Massa
gaya
Lorentz
itu
tegak
lurus
terhadap
gerakan
F v
sehingga
adalah
jarijari
lingkaran
lintasan
gerak
melingkar
diionkan
dan
dipercepat
oleh
beda
potensial
sehingga
qv
qv
qv
47
Lembar Kerja
Alat dan bahan :
1. DC Power Supply 12 V / 5A ............................................... 1 buah
2. Amperemeter DC 0 10 A................................................ 1 buah
3. Timbangan Arus (Current Balance Force) ........................ 1 buah
4. Variac 0 250 V/6 A........................................................... 1 buah
5. Multimeter........................................................................... 1 buah
6. Bok dan kabel penghubung................................................ secukupnya
dan
pahami
petunjuk
praktikum
serta
langkah-langkah
pengatur
posisi
kawat
pada
kedudukan
tiga
jalur,
48
Variac
Step
A
Penye
arah
AC 220
V
0 220 V
Timbangan
Arus
220/18 V-
Tabel 10.
No
Panjang Kawat
3 jalur
5 Jalur
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
49
8. Bila
pengamatan
telah
selesai
turunkan
posisi
Variac
pada
Tabel 11
No
Panjang Kawat
3 jalur
5 Jalur
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Lembar Latihan
1. Berapakah besarnya gaya lorentz untuk arus dan panjang kawat
yang berbeda ?
2. Faktor apakah yang menentukan gaya lorentz ? jelaskan !
3. Gambarkan arah induksi magnet, arah arus dan arah gaya dari
percobaan di atas !
50
LEMBAR EVALUASI
A.
Pertanyaan
1. Lakukan
percobaan
transformator
pengukuran
dari
pengukuran
transformator
lengkung
lengkung
yang
histerisisnya,
histerisis
belum
baik
pernah
inti
dicoba
menggunakan
CRO
yang
belum
pernah
digunakan
untuk
percobaan,
besar
arus
yang
berbeda
dengan
percobaan
tersebut,
Kriteria Kelulusan
Kriteria
Skor
Bobot
1 - 10
1. Kebenaran rangkaian
2. Kebenaran pengukuran
3. Kerapian rangkaian
4. Keselamatan kerja
5. Kecepatan kerja
Nilai akhir
51
Nilai
Keterangan
A.
KEGIATAN BELAJAR 1
Percobaan I dan percobaan II
Untuk menghitung fluks magnet, kerapatan fluks magnet dan mutual
inductance digunakan rumus :
10 4
=
. . wb
N
B=
10 4
. . mwb / m 2
N.A
10 4
M=
. . mH
N
Hal tersebut mengingat bahan yang diamati tidak selalu sama seperti
pada modul ini sehingga data yang diperoleh juga akan berbeda.
B.
KEGIATAN BELAJAR 2
Percobaan akan diperoleh data tentang beberapa lengkung histerisis
dari beberapa bahan inti transformator baik menggunakan CRO
maupun X-Y Recorder. Lengkung histerisis yang gemuk menunjukkan
sifat bahan ferromagnetik kurang baik, sedang lengkung histerisis
yang pipih menunjukkan sifat bahan ferromagnetik yang baik.
C.
KEGIATAN BELAJAR 3
1. Data percobaan akan dapat digunakan untuk grafik I = f ( V ),
pada tegangan 60 % tegangan kerja arus listrik akan turun
52
D.
KEGIATAN BELAJAR 4
1. F = B I l sin Q Q = 90 F = B I l . 1 Newton
2. Faktor yang menentukan gaya Lorentz : arus, kerapatan fluks
magnet, panjang penghantar, dan sudut antara arah fluks dan
posisi penghantar.
3. Arah induksi magnet, arah arus dan arah gaya Lorentz dapat
digambarkan seperti kaidah tangan kiri, telapak tangan ditembus
arah induksi magnet, empat jari menunjukkan arah arus dan ibu
jari menunjukkan arah gaya.
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Peter
Soedojo.
(1999).
Fisika
Dasar.
Penerbit
Andi
Yogyakarta.
Electrical
Engineering
Yogyakarta.
Theraja,
BL.
(1976).
Fundamentals
of
55
and