Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tujuan
1.
2.
3.
2.2
Peralatan
1.
Pesonal Computer
2.
UniTrain Board
3.
4.
Jumper
5.
Power Supplay
6.
Kabel
2.3
Dasar Teori
c+
dimana :
v(t)
Vc
fm(t)
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa dengan FSK biner amplitude
carrier Vc tetap konstan dengan adanya modulasi. Bilamana, output frekuensi
carrier (c) akan bergeser dengan suatu nilai sebanding + /2 radian. Pergeseran
frekuensi ( /2) adalah sebanding dengan amplitudo dan polaritas pada sinyal
input biner. Sebagai contoh, sebuah biner satu akan bernilai +1 volt dan sebuah
biner nol akan bernilai 1 volt yang menghasilkan pergeseran frekuensi pada
+/2 dan /2. Sebagai tambahan, laju pada pergeseran frekuensi adalah
sebanding dengan setengah laju perubahan sinyal input biner fm(t) (yaitu bit rate
input). Sehingga deviasi (pergeseran) sinyal output carrierdiantara c + /2
danc /2 pada laju senilai fm.
2.3.1
Modulator FSK
Dengan FSK biner, center pada frekuensi carrier tergeser (terdeviasi) oleh
input data biner. Sebagai konsekuensinya, output pada suatu modulator FSK biner
adalah suatu fungsi step pada domain frekuensi. Sesuai perubahan sinyal input
biner dari suatu logic 0 ke logic 1, dan sebaliknya, output FSK bergeser diantara
dua frekuensi: suatu mark frekuensi atau logic 1 dan suatu space frekuensi atau
logic 0. Dengan FSK biner, ada suatu perubahan frekuensi output setiap adanya
perubahan kondisi logic pada sinyal input. Sebagai konsekuensinya, laju
perubahan output adalah sebanding dengan laju perubahan input. Dalam modulasi
digital, laju perubahan input pada modulator disebut bit rate dan memiliki satuan
bit per second (bps). Laju perubahan pada output modulator disebut baud atau
baud rate dan sebanding dengan keterkaitan waktu pada satu elemen sinyal
output. Esensinya, baud adalah kecepatan simbol per detik. Dalam FSK biner, laju
input dan laju output adalah sama; sehingga, bit rate dan baud rate adalah sama.
Suatu pembangkit FSK biner secara sederhana diberikan seperti Gambar 2.1
2.3.2
Demodulator FSK
2.3.3
x i ( t )= A sin ( 2 f i t ) 0 t T (2.2)
Dengan
2
T
(2 f 0 t )
..(2.3)
2
0 : x 0 ( t )= E
sin
(2 f 1t )
1: x 1 ( t )= E
2
sin
T
Jadi sinyal termodulasi BFSK memiliki amplitudo yang konstan, tetapi memiliki
dua buah frekuensi sinyal pembawa (dibutuhkan dua buah osilator dengan frekuensi
berbeda). Jika datang bit 0, maka digunakan osilator dengan frekuensif 0 , jika datang bit
1, maka digunakan osilator dengan frekuensi f1 . Dengan sinyal pemodulasi
seperti
contoh di atas (gambar 2.5 a) maka sinyal termodulasi BFSK bisa dilihat pada gambar
2.5 b. Sinyal in bisa dibayangkan sebagai penjumlahan dari dua buah sinyal yang
dimodulasikan secara BASK dengan dua sinyal pembawa yang berbeda frekuensi
(gambar 2.5 c dan 2.5 d). Dengan pemikiran secara penjumlahan dua sinyal BASK, maka
bentuk spektral dari sinyal termodulasi BFSK merupakan gabungan spektral dari
keduanya
(sifat linier