2008 36 Scale Lap Tanjung
2008 36 Scale Lap Tanjung
Makalah Profesional
IATMI 08 - 036
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR BERMASALAH SCALE DAN
PARAFFIN DI LAPANGAN TANJUNG
Oleh:
ABSTRAK
Terbentuknya scale dan paraffin menjadi
masalah utama pada sumur produksi Lapangan
Tanjung. Problema scale dalam sistim air disebabkan
adanya perubahan tekanan, suhu dan pH sehingga
terbentuk endapan atau padatan pada reservoir, lubang
sumur maupun pipa alir produksi minyak dan gas bumi.
Paraffin (wax) terbentuk akibat adanya penurunan
temperatur dibawah pour point, sehingga paraffin akan
membentuk wax dan menghambat aliran. Scale dan
paraffin baik yang terbentuk di reservoir, lubang sumur
maupun pipa alir produksi dapat dicegah atau dihambat
secara mekanis (scrapping, milling dan re-perforation)
dan chemical treatment (scale inhibitor dan wax/scale
removal).
Penanggulangan masalah scale dan paraffin
dilakukan menggunakan alat di permukaan yang
diharapkan dapat menstabilkan aliran minyak dan
membantu dalam pemecahan scale dan paraffin dengan
metoda Petro-Flow Electromagnetic Fluid Stabilization
System. Alat ini merupakan penstabil fluida mempunyai
energi
induksi
electromagnetic
yang
akan
menginduksikan kedalam fluida (scale dan wax belum
terbentuk), maka minyak membuat suatu rantai
molekular (aliran fluida menjadi laminer) pada
keseluruhan panjang jalur pipa dan mengikis scale
maupun paraffin yang sudah terbentuk sehingga jalur
PENDAHULUAN
Lapangan Tanjung memperlihatkan peningkatan
produksi air yang berasal dari produced water dan fresh
water yang digunakan sebagai injeksi air seiring dengan
penambahan sumur produksi baru. Sejalan dengan
kenaikan produksi air tersebut menyebabkan banyak
TINJAUAN LAPANGAN
Lapangan Tanjung merupakan salah satu
daerah operasi milik PT. Pertamina (Persero) Unit Bisnis
Pertamina EP Tanjung, yang berlokasi 230 km timur
laut Banjarmasin, Kalimantan Selatan atau 240 km dari
Balikpapan, Kalimantan Timur (Gambar 1.). Sejarah
penemuan lapangan ini diawali dengan penemuan
minyak oleh Mijn Bouw Maatschappij Martapoera pada
tahun 1898 dengan melakukan empat pengeboran
sumur minyak.
Dotsche Petroleum Maatschappij, perusahaan
Belanda mengambil alih lapangan ini pada tahun 1912.
Namun tidak bertahan lama lapangan ini diambil alih
oleh sesama perusahaan Belanda pada tahun 1930
yang bernama N.V. Bataache Petroleum Maatschappij
atau lebih dikenal dengan BPM.
Dengan berkembangnya teknologi saat itu serta
usaha BPM dalam upaya menemukan cadangan migas
pada struktur yang baru, maka pada akhirnya ditemukan
berturut-turut struktur Tanjung (1934), struktur Warukin
(1937), serta stuktur Kambitin (1939). Pada pemboran
sumur Tanjung-001 tahun 1938 telah ditemukan minyak
pada kedalaman akhir 1920 m, dan sampai dengan
pertengahan tahun 1940 BPM telah menyelesaikan
pengeboran sebanyak tujuh sumur pada struktur
Tanjung, namun tidak dieksploitasikan karena adanya
Perang Dunia II. Sekitar tahun 1942 sampai dengan
tahun 1945 lapangan ini dikuasai oleh pemerintahan
pendudukan Jepang.
PERMASALAHAN
Ada dua problema utama yang melingkupi
produksi sumur-sumur di Tanjung sehingga memberikan
suatu tantangan besar untuk dapat meningkatkan atau
minimal dapat menjaga tingkat produksi minyak, yaitu
problema damage berupa scale dan paraffin (wax) pada
1.
MP-006
11. MP-123
2.
MP-008
12. MP-129
3.
MP-049
13. MP-135
4.
MP-052
14. MP-136
5.
MP-053
15. MP-137
6.
MP-065
16. MP-139
7.
MP-078
17. MP-142
8.
MP-081
18. MP-145
9.
MP-108
19. MP-149
10. MP-117
20. MP-150
Berikut adalah beberapa contoh aplikasi penggunaan
alat Petro-Flow Electromagnetic Fluid Stabilization
System pada sumur-sumur lapangan Tanjung:
a. Sumur MP-081
Merupakan sumur sidetrack yang mempunyai
masalah yang unik yaitu adanya kenaikan tekanan
flowline saat tengah malam sampai pagi hari (00:00
08:00) dan kembali normal setelah itu. Kenaikan tekanan
flowline ini diperkirakan adanya wax build up yang
disebabkan penurunan ambient temperature. Masalah
ini juga terjadi jika kondisi hujan deras. Scale build up
juga terjadi di dinding luar tubing, hal ini nampak saat
well service. Sebelum dipasang alat ini, sumur tersebut
sudah dipasang sand heater di pipa alir dekat sumur
untuk menaikkan dan menjaga temperatur flowline, alat
ini bekerja untuk menurunkan terbentuknya wax namun
belum dapat mengatasi masalah seperti yang
diharapkan.
Performa produksi menunjukkan relatif menurun
dari 80 bfpd/50 bopd (perawatan terakhir akhir bulan
Desember 2004) menjadi 70 bfpd/50 bopd di
pertengahan April 2005 sebelum di pasang alat ini. Pada
tanggal 14 April 2005 alat Petro-Flow Electromagnetic
Fluid Stabilization System di pasang (sand heater tetap
dioperasikan) dan performa produksi menunjukkan
kenaikan dari 68 bfpd/50 bopd menjadi 116 bfpd/83
bopd pada 2 Mei 2005 dengan tekanan flowline relatif
stabil saat ambient temperatur menurun.
Pada tanggal 29 April 2005 sand heater tidak
dioperasikan karena tidak memberikan efek berarti pada
tekanan flowline. Dengan tidak dioperasikannya sand
heater ini performa produksi mengalami penurunan
(mulai tanggal 3 Mei 2005), submergence meningkat
dan hasil dyno survey memperlihatkan poor pump
performace. Diputuskan dilakukan perawatan sumur
(wellservice) dan ditemukan wax pada sucker rod dan di
dalam tubing, selain itu terdapat scale 1 - 3 mm pada
dinding luar tubing. Setelah dilakukan perawatan,
performa produksi cenderung relatif menurun (fluid level
menurun ke 1166 m dan subm 31 m) dibandingkan
dengan sebelum perawatan sumur. Dengan kondisi
tersebut, maka alat penstabil aliran fluida tidak
dioperasikan kembali (shut in) dan sand heater kembali
dioperasikan pada tanggal 25 Mei 2005. Total gain
KESIMPULAN
1. Problema utama di lapangan Tanjung adalah scale
dan paraffin (wax) yang mengakibatkan produksi
menurun, dengan mengeliminir problema tersebut
sehingga dapat tetap mempertahankan produksi
Tanjung tetap flat atau memperkecil penurunan.
2. Penanggulangan wellbore damage yang disebabkan
scale dan/atau paraffin-wax secara mekanikal
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Manajemen PT. Pertamina EP UBEP Tanjung yang
telah
memberikan
dukungan
dan
ijin
untuk
mempublikasikan makalah ini, dan juga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. James B. Dobbs. A Unique Method of Paraffin
Control in Production Operation SPE 5547
presented at the 1999 SPE Rocky Mountain
Antiklin Asimetrik, 9 km x 3 km
Zona A, B, C, D, E, dan F; batu pasir
deltaic
Zona P; Batu Vulkanik, Natural Fracture
Kombinasi Solution Gas dan Water Drive
Awal : 1500 psi
Sebelum Injeksi Air : 200 400 psi
Setelah Injeksi Air : 400 900 psi
o
57 C 74 C
o
Jenis Minyak
Porositas Rata-rata
Permeabilitas
225
200
FL Pressure, Psi
175
150
125
100
75
50
25
0
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00
Time, Hour
3-Sep-06
5-Sep-06
6-Sep-06
7-Sep-06
9-Sep-06
225
200
FL Pressure, Psi
175
150
125
100
75
50
25
0
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00
Time, Hour
18-Nov-07
19-Nov-07
20-Nov-07
21-Nov-07
22-Nov-07
23-Nov-07
10