Anda di halaman 1dari 3

Jaminlah Bagiku Enam Perkara, Aku Jamin Bagimu Surga

Dari:
Abu Abror Ar Rizal
Kepada:
Anggota GERAKAN CINTA AL-QUR'AN
Waktu:
Min pukul 15:19
Pesan:
Oleh: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzak bin Abdulmuhsin al-Badr hafidhahullahu taala
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas pemimpin para
Rasul, Nabi kita Muhammad. Juga atas keluarganya dan seluruh para sahabatnya. Wa
badu.
Termasuk sesuatu yang dimaklumi oleh seluruh manusia bahwa kata jaminan akan
anda dapati di kalangan manusia mendapat perhatian yang sangat besar. Kata ini
senantiasa mengiringi aktifitas jual beli dan perniagaan mereka. Barang dagangan
yang memiliki jaminan akan mendapat tempat tersendiri dibanding barang-barang
yang tidak memilikinya. Ini menunjukkan, betapa tingginya perhatian manusia
terhadap sesuatu yang memiliki jaminan tertentu, melebihi sesuatu yang tidak
demikian, dengan perbedaan-perbedaan yang besar dari sisi kebenaran jaminan
tersebut. Oleh karena itu, perhatian manusia terhadap hal ini semakin besar lagi. jika
pemilik jaminan adalah orang yang dikenal memiliki sifat jujur, tepat janji dan
amanah, maka perkara-perkara yang dengannya jaminan itu akan didapatkan, akan
menjadi perkara yang mudah, tidak menyusahkan dan memberatkan manusia.
Bagaimana jika pemilik jaminan itu adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Orang yang benar dan dibenarkan. Orang yang tidak bertutur kata dengan hawa
nafsunya, melainkan ia adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Dan bagaimana
juga jika yang dijaminkannya adalah surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.
Yang isinya adalah sesuatu yang tidak pernah ada satu matapun yang pernah
melihatnya, tidak ada satu telinga pun yang pernah mendengarnya dan tidak pernah
terlintas sedikitpun dalam hati manusia. Bagitu juga bagaimana jika perkara-perkara
yang dengannya dapat diraih jaminan ini adalah perkara-perkara mudah, perbuatanperbuatan ringan yang tidak membutuhkan kerja keras dan beban berat.
Maka, renungkanlah semoga Allah menjagamu- satu hadis tentang jaminan yang
agung ini. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, Ibnu Hibban dalam
Shahihnya, al-Hakim dalam Mustadraknya dan yang lainnya, diterima dari Ubadah
bin Shamith Radhiyallahu anhu- dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda, Jaminlah bagiku enam perkara, maka aku akan menjamin bagimu surga;
jujurlah jika kalian berbicara, tunaikanlah jika kalian berjanji, laksanakanlah jika
kalian diamanahi, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian dan
cegahlah tangan kalian. (lihat as-silsilah as-shahihah, Syaikh al-Bani rahimahullah.
No 1470)
Sesungguhnya ia adalah jaminan dengan jaminan dan penunaian dan penunaian.
Jaminlah bagiku enam perkara, maka aku akan menjamin bagimu surga
Enam amal yang sangat mudah, enam perkara kebaikan yang sangat ringan. Orang
yang memperbuatnya dalam hidupnya dan menjaganya hingga akhir hayatnya,
maka surga terjamin baginya. Perjalan kepadanya adalah sesuatu yang pasti dan
terjamin.

Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang
tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap
hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturanperaturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang
Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah
syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa
yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.
(QS. Qaaf [50]: 31-35)
* Jujur dalam berkata
Seorang mukmin adalah orang yang jujur dan tidak mengenal kata dusta. Ia
senantiasa menjaga kejujuran dalam hidupnya hingga hal itu mengantarkannya
kepada surga. Dalam hadis, Hendaknya kalian berlaku jujur, karena jujur
mengantarkan pada perbuatan baik, dan perbuatan baik akan mengantarkan pada
surga. Seseorang yang senantiasa jujur, bersungguh-sungguh memilih kejujuran,
hingga Allah akan menetapkannya sebagai orang jujur. (HR Muslim)
* Menunaikan janji dan komitmen terhadap akad
Ini adalah salah satu sifat orang-orang mukmin dan ciri orang-orang yang bertakwa.
Mereka tidak mengenal ingkar dalam janji dan khianat dalam akad. Sifat menepati
adalah sifat pokok dalam bangunan masyarakat islam, karena ia berhubungan
dengan seluruh jenis pergaulan manusia. Seluruh bentuk interaksi manusia,
hubungan-hubungan sosial dan jenis-jenis transaksi sangat ditentukan oleh sifat ini.
Jika sifat ini hilang, hilang pulalah kepercayaan, hubungan manusia menjadi buruk
dan saling curiga akan merebak.
* Melaksanakan amanah
Ia adalah diantara karakter positif terbesar, yang Allah memuji para pelakunya. Ia
adalah diantara bentuk kesempurnaan iman seseorang dan kebaikan Islamnya.
Dengan karakter amanah, maka agama, kehormatan, harta, jasad, jiwa, ilmu dan
yang lainnya akan terjaga. Dalam hadis, Seorang mukmin itu adalah orang yang
manusia merasa aman dengannya atas harta dan jiwa mereka (HR Ahmad). Jika
amanah telah tersebar dalam masyarakat, maka jalinan antar mereka akan menjadi
agung, pertaliannya akan menjadi kokoh serta kebaikan dan berkah akan
meliputinya.
* Menjaga kemaluan
Maksudnya menjaga kemaluan dari perbuatan haram dan menjaganya agar tidak
terjatuh pada kebatilan. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka milik; maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Mukminun [23]: 5-7).
Menjaga kemualuan berarti menjaga keturunan dan nasab, mensucikan masyarakat
dan menjaga keselamatan dari segala bahaya dan penyakit.
* Menundukkan pandangan
Maksudnya dari melihat yang diharamkan. Allah berfirman, Katakanlah kepada
orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan

memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya (QS. An-Nur [24]: 30-31). Menundukkan pandangan memiliki faidah
yang agung. Ia akan mewariskan pada seorang hamba kelezatan iman, cahaya hati,
kekokohan kalbu, kesucian jiwa dan keshalehannya. Padanya terdapat pencegah dari
prilaku mencari-cari yang diharamkan dan kerinduan terhadap kebatilan.
* Menahan kedua tangan
Maksudnya adalah dari menyakiti sesama, atau menyebabkannya tertimpa
keburukan. Orang yang menyakiti hamba-hamba Allah akan mendapat murka Allah,
mendapat murka manusia dan masyarakat akan menjauhinya. Perbuatan ini adalah
wujud dari akhlak buruk dan etika yang rendah. Sebaliknya, jika seseorang menjaga
tangannya dari menyakiti sesama, maka itu adalah bukti atas kecerdasan akhlaknya,
kemuliaan etikanya dan kebaikan pergaulannya. Ia pun akan mendapatkan janji Allah
yang sangat agung kerena hal itu. Apalagi jika seseorang itu akhlaknya semakin
tinggi, etikanya semakin mulia. Tidak hanya tidak menyakiti sesama, hingga dengan
akhlaknya itu ia justru menyingkirkan sesuatu yang membahayakan dari jalan yang
dilalui orang-orang mukmin. Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu
Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seseorang melewati
ranting pohon di jalan, kemudian ia berkata: demi Allah sungguh aku akan
menyingkirkan ini agar tidak menyakiti orang-orang muslim kemudian ia
dimasukkan ke dalam surga. (HR Muslim)
Itulah beberapa pintu surga yang tinggi, menaranya sangat nampak dan jalannya
sangat mudah. Hendaknya kita menggunakan kesempatan itu sebelum ia tiada.
Hendaknya kita memperbanyak kebaikan untuk diri kita sebelum kita wafat. Semoga
Allah membantu kita semua meraih tempat mulia itu, memberi petunjuk (taufik)
pada setiap kebaikan. Shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad, para
keluarganya dan seluruh para sahabatnya.
Abu Khaleed Sumber :
http://www.al-badr.net/web/index.php?page=article&action=article&article=3

Anda mungkin juga menyukai