Anda di halaman 1dari 5

Kolinergik langsung dan tidak langsung

Zat dengan kerja langsung

Contoh : pilokarpin,muskarin, arekolin (alkaloid terdapat dipinang kolinergik)

Zat-zat ini bekerja langsung terhadap organ ujung dengan kerja utama yang mirip
efek muskarin dari ACh (Asetilkolin).

Semuanya adalah zat-zat amonium kuaterner yang bersifat hidrofil dan sukar
memasuki SSP ,Kecuali arekolin.

Zat dengan kerja tidak langsung

Zat-zat anti kolinesterase seperti pisostigmin, neoustigmin dan piridostigmin.

Obat-obat ini menghambat penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk
sementara. Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, Ach segera
akan dirombak lagi. Disamping itu ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara
irreversibel,misalnya Parathion dan organosfosfat lain. Kerjanya panjang karena
bertahan sampai enzim terbentuk baru lagi. Zat ini banyak digunakan sebagai
insektisid beracun kuat dibidang pertanian dan sebagai obat kutu rambut
(malathion). Gas saraf yang digunakan sebagai senjata perang termasuk pula
kelompok organosfosfta ini misalnya sarin dan soman.
Hipertensi( B bloker)
Mekanisme kerja beta-bloker sebagai antihipertensi belum diketahui dengan pasti,
obat-obat ini mengurangi curah jantung, mempengaruhi sensitivitas refleks
baroreseptor, dan memblok adrenoseptor perifer. Beberapa beta-bloker menekan
sekresi renin plasma. Efek sentral dari beta- bloker mungkin juga dapat
menjelaskan mekanisme kerjanya.
Beta-bloker efektif untuk menurunkan
tekanan darah namun antihipertensi lain biasanya lebih efektif untuk menurunkan
kejadian stroke, infark miokard, dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler,
terutama pada lansia. Oleh karena itu antihipertensi lain lebih dipilih untuk
pengobatan awal pada hipertensi tanpa komplikasi.

Penggunaan obat salbutamol untuk inhalasi


Idealnya, obat-obat untuk asma diberikan secara inhalasi, artinya dihirup melalui
mulut. Bentuknya bisa suatu aerosol atau serbuk kering. Keuntungan sediaan
inhalasi adalah lebih cepat mencapai sasaran (yaitu di saluran nafas) dibandingkan
obat minum yang harus jalan-jalan dulu melalui lambung, usus, pembuluh darah
dan baru mencapai targetnya di bronkus/saluran nafas. Dengan demikian efeknya
lebih cepat diperoleh dan dosis yang digunakan jauh lebih kecil daripada bentuk
obat minum. Ini sangat penting terutama pada serangan akut yang membutuhkan
efek pelega yang cepat.

Selain itu, keuntungan lainnya adalah efek sampingnya yang relatif kecil. Karena
digunakan secara lokal di saluran nafas dan sedikit sekali yang masuk ke peredaran
darah, maka efek sampingnya ke organ lain menjadi lebih kecil. Hal ini penting
terutama untuk obat-obat yang harus dipakai jangka panjang sebagai pencegah
kekambuhan asma. Apalagi jika obatnya jenis steroid, jika diberikan secara oral/obat
minum dalam jangka panjang, maka banyak efek samping yang bisa muncul seperti
moon face, diabetes, osteoporosis, hipertensi, mudah infeksi, dll. Demikian pula
obat asma lain, jika diberikan dalam bentuk obat minum, efek sampingnya lebih
besar daripada bentuk inhalasi.

Namun demikian, kelemahan obat inhalasi adalah harganya yang masih mahal bagi
sebagian kalangan masyarakat dan memerlukan teknik penggunaan tersendiri yang
harus dikuasai oleh pasien. Penggunaan meter-dose inhaler (MDI) misalnya,
memerlukan koordinasi yang pas antara menghirup dan menekan obatnya. Bagi
anak-anak atau orang usia lanjut yang sudah gemetaran sering kali mengalami
kesulitan menggunakan MDI. Untuk itu, jika Anda mendapatkan obat bentuk ini,
pastikan Anda benar menggunakannya. Tanyakan apoteker untuk cara penggunaan
yang benar dan berlatihlah. Kalau salah menggunakan, maka tujuan terapi mungkin
tidak tercapai alias asmanya tidak terkontrol. Bentuk lain dari inhaler adalah bentuk
nebulizer, yang lebih mudah penggunaannya, namun memerlukan alat tertentu
yang masih mahal juga harganya.
Nebulizer penggunaan
Nebulizer merupakan alat yang sering digunakan untuk menangani asma pada
anak. Alat ini merubah obat menjadi partikel kecil yang dihirup melalui hidung dan
memasukkannya ke paru paru untuk mengurangi gejala Asma.

Pemilihan obat yang digunakan pada penggunaan nebulizer pun akan disesuaikan
dengan kondisi keparahan asma. Terkadang selain obat pereda sesak ( ventolin dll)
diperlukan juga beberapa jenis obat lain untuk mengurangi gejala asma yang

dialami. Hal ini akan disesuaikan pada setiap kondisi anak setelah melakukan
pemeriksaan ke dokter. Dosis pada anak akan disesuaikan dengan berat badan
anak.

Frekuensi melakukan nebulizer pun akan disesuaikan dengan keparahan gejala.


Nebulizer bisa diberikan 1 hari sekali setiap hari sampai gejala mereda dan pasien
bisa beraktivitas ringan tanpa timbul sesak. Jika gejala cukup parah, nebulizer bisa
diberikan 2 kali sehari selama 3 5 hari berturut turut / sampai gejala mereda.

Manfaat klinis Sulfas atropin 0,25 mg : Antikolinergik


Atropin dapat mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihan utama untuk
mengurangi efek bronchial dan kardial yang berasal dari perangsangan
parasimpatis, baik akibat obat atau anestesikum maupun tindakan lain dalam
operasi. Disamping itu efek lainnya adalah melemaskan tonus otot polos organorgan dan menurunkan spasme gastrointestinal. Perlu diingat bahwa obat ini tidak
mencegah timbulnya laringospame yang berkaitan denganane stesi umum.

Setelah penggunaan obat ini (golongan baladona) dalam dosis terapeutik ada
perasaan kering dirongga mulut dan penglihatan jadi kabur. Karena itu sebaiknya
obat ini tidak digunakan untukanestesi regional atau lokal. Pemberiannya harus
hati-hati pada penderita dengan suhu diatas normal dan pada penderita dengan
penyakit jantung khususnya fibrilasi aurikuler.

Atropin tersedia dalam bentuk atropin sulfat dalam ampul 0,25

mg dan 0,50 mg. Diberikan secara suntikan subkutis, intramuscula

atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg untuk dewasa dan 0,015

mg/kgBB untuk anak-anak.


Manfaat klinis atenolol
Atenolol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit angina atau angin
duduk, gangguan detak jantung, dan hipertensi. Cara kerja obat ini adalah
melambatkan aktivitas jantung. Hasilnya, jantung akan bekerja lebih pelan dengan
tenaga lebih sedikit. Ini memungkinkan pengurangan tekanan dalam pembuluh
darah bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sedangkan bagi

penderita angina atau angin duduk, berguna untuk meredakan sakit dada berkat
pengurangan beban pada jantung.
Manfaat -> Mengobati angina atau angin duduk, gangguan detak jantung, dan
hipertensi.Menjaga kesehatan jantung setelah serangan jantung.

Obat asma bronkial

Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2


golongan:
1)

Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat : Orsiprenalin (Alupent), Fenoterol (berotec) dan Terbutalin (bricasma)


Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan
dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang
berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler)
atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat
khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk
selanjutnya dihirup.
2)

Santin (teofilin)

Nama obat : Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard) danTeofilin


(Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian: Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma
akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering
merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah
makan. sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati
bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara
pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita
karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya
kering).

1)

Kromalin

yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan. Kromalin bukan
bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah
untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan
bersama-sama obat anti asma

2)

Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan


dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika
secara oral.
Dari pendekatan lain, berdasarkan pathogenesis asma di atas, strategi pengobatan
asma ditujukan pada:

Mencegah ikatan allergen-IgE

Menghindari allergen

Hiposensitisasi, dengan menyuntikkan dosis kecil allergen yang dosisnya


makin ditingkatkan diharapkan tubuh akan membentuk IgG (blocking antibody)
yang akan mencegah ikatan allergen dengan IgE pada sel mast. Efek hiposensitisasi
pada orang dewasa saat ini masih diragukan.

Mencegah penglepasan mediator

Premediksi dengan natrium kromolin dapat mencegah spasme bronkus yang


dicetuskan oleh allergen. Natrium kromolin mekanisme kerjanya diduga mencegah
penglepasan mediator dari mastosit. Obat tersebut tidak dapat mengatasi spasme
bronkus yang telah terjadi, oleh karena itu hanya dipakai sebagai obat profilaktik
pada terapi pemeliharaan. Natrium kromolin paling efektif untuk asma anak yang
penyebabnya alergi, meskipun juga efektif pada sebagian pasien asma intrinsic dan
asma karena kegiatan jasmani. Obat golongan agonis beta 2 maupun teoflin selain
bersifat sebagai bronkodilator juga dapat mencegah penglepasan mediator.

Anda mungkin juga menyukai