FOME Konjungtivitis
FOME Konjungtivitis
No. RM
Nama KK
: Tn. AH
: Tn. AH
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
: Extended Family
Nama
Status
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pasien
Ket
PKM
1
Suami
Tn. AH
21 Th
SMP
Petani
20 Th
SD
Swasta
Konjungtivit
(KK)
2
Ny. KE
Istri
is ODS
3
Ny.H
Ibu Suami
55 Th
SD
An.D
Anak 1
1 Th
BAB I
STATUS PASIEN
1.1 PENDAHULUAN
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita
konjungtivitis, berjenis kelamin perempuan dan berusia 20 tahun. Mengingat
kasus konjungtivitis masih sering terjadi di masyarakat, beserta permasalahannya
seperti masih kurangnya pengetahuan tentang penanganan yang tepat sehingga
dapat menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, penting kiranya bagi penulis
untuk memperhatikan dan mencermatinya dan kemudian bisa menjadikannya
sebagai pengalaman di lapangan.
1.2 ANAMNESIS
1.2.1
Identitas Pasien
Nama
: Ny. KE
Umur
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Alamat
Status Perkawinan
: Menikah
Suku
: Jawa
Tanggal Periksa
: 21 Mei 2012
1.2.2
1.2.3
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
Riwayat diabetes
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
1.2.5
: disangkal
Riwayat diabetes
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
1.2.6
Riwayat kebiasaan
Riwayat olahraga
: jarang sekali
: istirahat dirumah
1.2.7
bekerja sebagai petani maupun dari pasien yang bekerja dirumah dengan
membuka warung bahan keperluan sehari-hari. Keluarga Ny.KE memiliki
hubungan sosial dengan tetangga yang cukup bagus, meskipun Ny.KE dan
suami bekerja, tetapi mereka saling mendukung dan saling memperhatikan.
Hubungan Ny.KE dan suami nampak saling mendukung, karena suami
tampak menemani saat pasien berobat di PKM Cemoro.
1.2.8
Riwayat Gizi :
Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali/hari. Berupa nasi sepiring, sayur,
dan lauk pauk. Terkadang dengan telur, tahu, tempe, ayam dan daging. Sering
makan buah-buahan seperti jeruk dan pisang dan jarang minu minum susu
karena tidak suka. Minum air putih 1/2 liter. Lebih sering minum kopi atau
teh.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: tampak sehat
Derajat kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
: 110/80 mmHg
Nadi
RR
Suhu
: 36,3 0C peraksila
BB
: 57 kg
TB
: 154 cm
Kulit
Kulit sawo matang, ikterik (-), venektasi (-), spider nevi (-).
-
Kepala
Bentuk Normocephal, luka (-), makula (-), papula (-), nodul (-), bells palsy (-).
Mata
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
(3mm/3mm).
Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)
Mulut
bibir pucat (-), sianosis (-),
Telinga
Daun telinga bentuk normal, sekret (-/-)
Tenggorok
Uvula di tengah, faring hiperemis (-), tonsil T1 - T1.
Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar.
Thoraks
Bentuk
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
medusae (-)
Auskultasi : bising usus (+) N
Perkusi
: pekak
Palpasi
Oedem
-
Status Oftalmicus:
AV
Tanpa koreksi
Dengan koreksi
TIO
Kedudukan
Pergerakan
Palpebra
Konjungtiva
Kornea
Bilik mata depan
Iris/pupil
Lensa
Vitreus
Retina
OD
-
OS
-
Simetris
membuka dan menutup mata (+),
Simetris
membuka dan menutup mata (+),
siliar (-)
Jernih, Corpus alienum (-)
jernih (+)
reflek pupil (+), bulat (3-4mm),
siliar (-)
Jernih, Corpus alienum (-)
jernih (+)
reflek pupil (+), bulat (3-4mm),
1.4 RESUME
Ny.KE, umur 20 tahun, datang ke Balai Pengobatan PKM Cemoro
Donomulyo dengan keluhan awalnya mata sebelah kanan merah sejak 3 hari yang
lalu dan kemudian diikuti mata kiri keesokan harinya. Pasien juga mengeluh gatal,
keluar kotoran, lengket, sering keluar air mata, dan pasien sering mengucekngucek matanya.
Pemeriksaan fisik didapatkan KU: tampak sehat, CM, Tanda vital: T: 110/70
mmHg, Nadi: 82 x/menit, RR: 18 x/menit, Suhu: 36,1 0C. Mata: hiperemis, injeksi
konjungtiva (+)
1.5 DAFTAR MASALAH
1. Mata kanan kiri merah
2. Mata kanan kiri gatal
3. Mata kanan kiri sering berair
4. Mata kanan kiri sering keluar kotoran
5. Pemeriksaan fisik Mata: injeksi konjungtiva pada kedua mata
1.6 DIAGNOSIS HOLISTIK
Ny. KE, 20 Th, mata kanan kiri merah dengan keluarga yang saling
memperhatikan, serta saling mendukung.
1.6.1
Diagnosis Biologis
ODS Konjungtivitis Bakterialis
1.6.2
Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari suami
Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak
menularkan ke orang lain.
Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang
dapat memperparah gejala.
Penggunaan botol obat tetes digunakan untuk satu orang, jangan dipakai
bersama-sama.
Jika mata terasa gatal jangan mengucek-ngucek mata dengan tangan, tetapi
dapat menggunakan tisue basah tanpa kandungan alkohol ataupun tisue
kering, supaya kotoran yang menempel dimata tidak menggesek-gesek
kornea mata dan mencegah bakteri dari tangan masuk menyebar ke mata.
1.7.2
Medikamentosa
Tetes mata antibiotik : sulfacetamid ED 3 dd gtt I ODS
1.8 PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
2.1 FUNGSI HOLISTIK
2.1.1
Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari Suami (Tn.AH, 21 Th), Istri (Ny.KE 20 Th), dan
Fungsi Psikologis
Penderita tinggal bersama suami, anak, dan ibu mertua. Ny.KE adalah
Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny.KE hanya sebagai anggota
toko dan suami yang bekerja sebagai petani. Untuk biaya hidup sehari-hari seperti
makan, minum, atau iuran membayar listrik mengandalkan uang yang ada.
Kesimpulan :
Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga kesimpulannya
adalah Keluarga Ny.KE umur 20 tahun dengan Konjungtivitis ODS, fungsi
psikologis dan fungsi sosial ekonomi baik.
2.2 FUNGSI FISIOLOGIS
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut
Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
2.
Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3.
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4.
Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
5.
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup
dan 8-10 adalah baik.
Sering/
Selalu
Kadangkadang
Jarang/
Tidak
10
Sering/
Selalu
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
Kadang
-kadang
Jarang
/tidak
11
Sering/
Selalu
Kadangkadang
Jarang/
Tidak
12
13
Religion
Economic
Education
Medical
PATOLOGI
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan
saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan
cukup aktif.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga
maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih
diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan,
sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama
dan kesopanan.
Pemahaman agama kurang. Penerapan ajaran agama kurang,
hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang tidak
rutin menjalankan sholat lima waktu dan jarang mengikuti
pengajian-pengajian.
Ekonomi keluarga ini tergolong cukup, untuk kebutuhan
primer sudah bisa terpenuhi, mampu mencukupi kebutuhan
sekunder namun tidak mememiliki rencana ekonomi.
Pendidikan dan pengetahuan penderita kurang. Kemampuan
untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti
buku dan koran kurang karena menurut mereka untuk
kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup apalagi buat membeli
buku-buku atau koran.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga tidak
mempunyai kartu jaminan kesehatan sehingga bila ada
anggota keluarga yang sakit yang membutuhkan biaya yang
sangat banyak, maka mereka mencari hutangan. Sehingga
jika sakitnya hanya sakit biasa mereka tidak mau berobat
KET
-
Kesimpulan
Keluarga Ny.A mempunyai fungsi patologis di bidang religious, educational dan
medical.
2.4 POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 1. Pola interaksi keluarga Ny.KE
Tn. AH, 21
th
Ny. KE, 21 th
Ny. H, 55 th
An. D, 1 th
14
Keterangan :
Hubungan baik
Hubungan tidak baik
Kesimpulan
Ny.H
Ny.
KE
Tn. AH
An.D
Kesimpulan:
15
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
3.1 Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
3.1.1
merah sejak 3 hari yang lalu, pasien kemudian berobat ke PKM Cemoro
Donomulyo. Suami, mertua, dan
anaknya
belum banyak
memiliki
dari
segi
ekonomi,
keluarga
ini
termasuk
keluarga
16
Pengetahuan :
Keluarga kurang
mengetahui penyakit
pasien
Sikap:
Keluarga cukup
memperhatikan
penyakit pasien
Keluarga Ny. KE
Tindakan:
Keluarga
mengantarkan Ny.
KE untuk periksa ke
dokter
Keturunan:
Tidak ada faktor keturunan
Pelayanan Kesehatan:
Jika sakit Ny. S sering berobat
ke puskesmas
: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
3.2 Identifikasi Lingkungan Rumah
3.2.1
Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang berdempetan dengan rumah
3.2.2
Denah Rumah
Dapur
Kamar
mandi
Kamar
tidur
Ruang tamu
Kamar tidur
18
BAB IV
DAFTAR MASALAH
4.1 MASALAH MEDIS :
1. ODS Konjungtivitis Bakterialis
4.2 MASALAH NON MEDIS :
1.
2.
Tingkat pengetahuan
keluarga Ny. KE tentang
kesehatan kurang
Ny.KE 20 th
ODS Konjungtivitis
Daftar Masalah
Tingkat
keluarga
tentang
pengetahuan
I
S
SB
IxTxR
9.600
7.680
Mn
R
Mo Ma
Jumlah
Ny.KE
kesehatan
kurang
Kesehatan lingkungan
2.
: tidak penting
: agak penting
: cukup penting
: penting
: sangat penting
2.
bersih,
sehingga
mempengaruhi
kondisi
kesehatannya
dan
kesembuhan penyakit.
20
BAB V
HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA
DENGAN KASUS KONJUNGTIVITIS Ny.KE
A.
EKONOMI KELUARGA
Kondisi perekonomian keluarga Ny.KE termasuk cukup, hal ini
dikarenakan pasien dan suaminya bekerja, sehingga dapat untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Untuk pemenuhan kesehatan keluarga
Ny. S tidak memiliki kartu jaminan kesehatan, namun karena kondisi
ekonomi penderita yg cukup penderita apabila sakit selalu ke puskesmas
atau ke rumh sakit dan minum obat yang diberikan oleh dokter.
B.
21
BAB VI
TINAJUAN PUSTAKA KONJUNGTIVITIS
6.1
Definisi
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini
adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva
terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang
mengganggu (Vaughan, 2010). Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan
dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen
kental (Hurwitz, 2009).
Jumlah agen-agen yang pathogen dan dapat menyebabkan infeksi pada
mata semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya penggunaan oat-obatan
topical dan agen imunosupresif sistemik, serta meningkatnya jumlah pasien
dengan infeksi HIV dan pasien yang menjalani transplantasi organ dan menjalani
terapi imunosupresif (Therese, 2002).
6.2
Epidemiologi
Konjungtivitis adalah penyakit yang terjadi di seluruh dunia dan dapat
diderita oleh seluruh masyarakat tanpa dipengaruhi usia. Walaupun tidak ada
dokumen yang secara rinci menjelaskan tentang prevalensi konjungtivitis, tetapi
keadaan ini sudah ditetapkan sebagai penyakit yang sering terjadi pada
masyarakat (Chiang YP, dkk, 1995 dalam Rapuano et al, 2005).
Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling sering
dihubungkan dengan kondisi lingkungan yang tidak Hygiene.
6.3
Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti:
a. Konjungtivitis bakteri.
b. Konjungtivitis klamidia.
c. Konjungtivitis viral.
d. Konjungtivitis ricketsia.
e. Konjungtivitis jamur.
22
f. Konjungtivitis parasit.
g. Konjungtivitis alergi.
h. Konjungtivitis kimia atau iritatif (Vaughan, 2008).
6.4
klinis
sekret
purulen,
edema palpebra,
kemosis,
perdarahan
Pemeriksaan Laboratorium
Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bacterial, organism dapat diketahui
23
dengan
pulasan
Gram
atau
Giemsa,
pemeriksaan
ini
untuk
pemeriksaan
mikroskopik
dan
biakan
disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakit itu purulen,
bermembran atauberpseudomembran. Studi sensitivitas antibiotika juga baik,
namunsebaiknya harus dimulai terapi antibiotika empiris. Bila hasil sensitifitas
antibiotika telah ada, tetapi antibiotika spesifik dapat diteruskan.
6.6
Komplikasi
Penyakit
radang
mata
yang
tidak
segera
ditangani/diobati
bisa
Prognosis
Bila segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Namun
jika bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan pada mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi seperti Keratitis,
Glaukoma, katarak maupun ablasi retina (Barbara C.Long, 1996).
24
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Diagnosis Holistik :
Ny.KE 20 tahun, dengan Konjungtivitis ODS dengan hubungan antar anggota
keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari suami dan mertua pasien yang sangat
memperhatikan kesehatan pasien.
1. Segi Biologis
Konjungtivitis ODS
2. Segi Psikologis
Penderita tinggal bersama suami, mertua dan anaknya. Ny.KE adalah
seorang istri yang bekerja. Hubungan Ny.KE dan keluarga cukup
terjalin dengan baik dan saling memperhatikan, walaupun Ny.KE dan
suami kesehariannya sibuk bekerja, tetapi selalu bertemu setiap haridan
dapat meluangkan waktu kapanpun karena pekerjaan mereka sifatnya
tidak mengikat. Hal ini terbukti pada saat pasien berobat, suami
menemani pasien saat berobat.
3. Segi Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Status ekonomi mencukupi kebutuhan.
b. Pengetahuan yang kurang tentang kesehatan.
c. Kondisi lingkungan dan rumah yang kurang memenuhi standar
kesehatan.
7.2 SARAN
Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak
menularkan ke orang lain.
Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang
dapat memperparah gejala.
25
Penggunaan botol obat tetes digunakan untuk satu orang, jangan dipakai
bersama-sama.
Jika mata terasa gatal jangan mengucek-ngucek mata dengan tangan, tetapi
dapat menggunakan tisue basah tanpa kandungan alkohol ataupun tisue
kering, supaya kotoran yang menempel dimata tidak menggesek-gesek
kornea mata dan mencegah bakteri dari tangan masuk menyebar ke mata.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S.2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Layunsari, Dini. 2010. Laporan Kasus Konjungtivitis. http://www.scribd.com/doc/
44881149/konjungtivitis. Diakses pada tanggal 12 Juni 2012
Saragi, L.F. 2010. Konsep Keluarga. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103
/jtptunimus-gdl-mardekawat-5135-2-bab2.pdf. Diakses pada tanggal 11 Juni
2012.
Vaughan,
D.,
dkk.,
2000.
Oftalmologi
Umum.
Edisi
ke-14.
Jakarta:
WidyaMedika3.
27