Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: 1334014
Kelas PARALEL
PROGRAM STUDI FARMASI
FMIPA ISTN
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta
alam yang atas karuniaNya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
menjelaskan tentang bagaimana islam dalam menyikapi hak hak asasi
manusia serta keterkaitannya yang sangat erat.
Namun demikian makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu
saya mengharap kritik dan saran dari pembaca dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Terima kasih.
Jakarta
Penulis
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa. Sedangkan
menurut Meriam Budiardjo menegaskan bahwa hak asasi manusia sebagai
hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan di bawanya bersamaan
dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.
Secara definitif hak merupakan unsur nominatif yang berfungsi sebagai
pedoman berprilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin
adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.
Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan
yang Maha Esa, dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, di
junjung tinggi dan di lindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap
orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Pertama hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak
tersebut dilanggar, bukan hanya mernbuat manusia sengsara, tetapi juga
hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya, misalnya mati.
Kedua_hak hajy (hak sekunder), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan
berakibat pada hilangnya hak-hak elementer, misalnya hak seseorang untuk
memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan rnengakibatkan
hilangnya hak hidup.
Ketiga, hak tahsiny, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak
primer dan sekunder.
Dengan demikian, HAM dalam Islam lebih dulu muncul. Tepatnya, Magna
Charta tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam. Di samping nilainilai
dasar dan prinsip-prinsip HAM itu ada dalam sumber ajaran Islam, yakni Al-Quran dan Hadis, juga terdapat dalam praktik-praktik kehidupan Islam.
Tonggak sejarah keberpihakan Islam terhadap HAM yaitu pendeklarasian
Piagam Madinah yang dilanjutkan dengan deklarasi Kairo.
Dalam Piagam Madinah, paling tidak ada dua ajaran pokok yang berhubungan dengan HAM, yaitu pemeluk Islam adalah satu umat walaupun
mereka berbeda suku bangsa; dan hubungan antara komunitas muslim
dengan nonmuslim didasarkan pada prinsip:
1, berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga;
2. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
3. membela mereka yang teraniaya;
4, saling menasehati;
5, menghormati kebebasan beragama.
Adapun ketentuan HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo adalah sebagai
berikut:
1. Hak persamaan dan kebebasan (QS. al-Isra [17]:70; al-Nisa [4]:58,1i dan
135;
al-Mumtahanah [60]:8);
2. Hak hidup (QS. al-Maidah [5]:45 dan al-Isra [17]:33);
3. Hak perlindungan diri (QS. al-Balad [90]:12-17 clan al-Taubah [9]:6]