Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nantinya
sangat
bermanfaat
bagi
aspek
pertumbuhan
dan
10
11
Orang tua memaksa anak untuk patuh pada nilai mereka serta mencoba
membentuk tingkah laku sesuai dengan keinginanya dan cenderung
mengekang keinginan anak. Orang tua juga tidak mendorong serta
memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi
pujian, hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti orang
dewasa (Wendy. KL, 2008).
b. Pola Asuh Demokratif (Authoritative)
Yaitu pola asuh yang memberikan dorongan pada anak untuk
mandiri namun tetap menerapkan berbagai batasan yang akan
mengontrol perilaku mereka. Adanya saling memberi dan saling
menerima,
mendengarkan
memprioritaskan
dan
kepentingan
didengarkan.
anak
tetapi
Pola
tidak
asuh
ragu
ini
untuk
terhadap
mempertimbangkan
faktor
kepentingan
dan
kebutuhan
12
urusan lain yang akhirnya menyebabkan orang tua lupa untuk mendidik
dan mengasuh anak dengan baik. Pola asuh permisif kerap memberikan
pengawasan yang sangat longgar. Cenderung tidak menegur atau
memperingatkan anak (Yunanda. FP, 2012).
Pola asuh permisif dicirikan dengan orang tua yang terlalu
membebaskan anak dalam segala hal tanpa adanya tuntutan ataupun
kontrol, anak dibolehkan untuk melakukan apa saja yang diinginkan.
Orang tua selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan
kontrol sama sekali, memberikan kasih sayang berlebihan dan
cenderung memanjakan (Onder. A & Gulayb. H, 2009).
Pola asuh permisif ini dibedakan menjadi dua: neglectful
parenting dan indulgent parenting. Pola asuh yang neglectful yaitu bila
orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak (tidak peduli).
Pola asuh ini menghasilkan anak-anak yang kurang memiliki
kompetensi sosial terutama karena adanya kecenderungan kontrol diri
yang kurang. Pola asuh yang indulgent yaitu bila orang tua sangat
terlibat dalam kehidupan anak, namun hanya memberikan kontrol dan
tuntutan
yang
sangat
minim
(selalu
menuruti
atau
terlalu
13
Pola asuh yang diberikan orang tua pada anak dapat berbeda dan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Yang
termasuk faktor internal, misalnya latar belakang keluarga orang tua, usia
orang tua, jenis kelamin orang tua dan anak, pendidikan dan wawasan orang
tua, karakter anak dan konsep peranan orang tua dalam keluarga. Sedangkan
yang termasuk faktor eksternal, misalnya tradisi yang berlaku dalam
lingkungan, sosial ekonomi lingkungan dan semua hal yang berasal dari luar
keluarga tersebut yang bisa mempengaruhi orang tua dalam menerapkan
pola asuhnya (Aisyah, 2010).
Faktor tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberpa poin, antara
lain:
a.
b.
14
berpengaruh
dalam
mengasuh
anak.
Pendidikan
akan
memberikan dampak bagi pola pikir dan pandangan orang tua dalam
mendidik anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan dan
wawasan yang tinggi akan memperhatikan dan merawat anak sesuai
dengan usia perkembangannya dan akan menunjukkan penyesuaian
pribadi dan sosial yang lebih baik yang akan membuat anak memiliki
pandangan positif terhdap orang lain dan masyarakat (Anonim, 2008).
Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika ibu memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi terhadap perkembangan anak, mereka
menunjukkan tingkat keterampilan pengasuhan yang lebih tinggi, anakanak mereka memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan
sedikit masalah perilaku (Sanders. M & Morawska. A, 2008).
d.
15
f.
Pengasuh Pendamping
Orang tua, terutama ibu yang bekerja di luar rumah dan memiliki
lebih banyak waktu di luar rumah, seringkali mempercayakan
pengasuhan anak kepada nenek, tante atau keluarga dekat lain. Bila
tidak ada keluarga tersebut maka biasanya anak dipercayakan pada
16
Budaya
Sering kali orang tua mengikuti beberapa cara yang dilakukan
oleh masyarakat dalam mengasuh anak, karena pola tersebut dianggap
berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua
mengaharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan
baik. Oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam
mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan
pola asuh pada anaknya (Anonim, 2008).
17
dengan
teman
dengan
baik,
mampu
18
majemuk
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
Multiple
19
misalnya
bermain.
kecerdasan
Untuk
merangsang
logis-matematis,
anda
serta
harus
mengondisikan otak anak agar siap menerima materi dengan situasi dan
cara pembelajaran yang menyenangkan (Uno. HB & Kuadrat. M,
2009).
b. Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa
memuat
kemampuan
seseorang
untuk
20
atau
menggabungkan
bentuk
bangun
tertentu
dan
21
dengan
lingkungan
di
sekelilingnya.
Kecerdasan
semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain
22
kemampuan
seperti
memimpin,
mengorganisasi,
perasan
emosi
tersebut,
jelaskanlah
situasi
yang
23
yang terbuka, seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Peserta
didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi
lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis lapisan tanah,
aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya
(Uno. HB & Kuadrat. M, 2009).
Belajar dengan cara naturalis dapat dilakukan di perumahan yang
aman, nyaman, asri, dekat dengan danau, dan bebas polusi, karena tidak
dilewati kendaraan umum (Uno. HB & Kuadrat. M, 2009).
2.2.3
24
25
26
lain-lain.
Adalah
tugas
orang
tua
untuk
mendidik
dan
27
perkembangan
intelektualnya,
perkembangan
emosinya,
28
29
anak, orang tua menerapkan pola asuh demokratif memiliki anak yang
mandiri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati, E (2013)
menyatakan bahwa pola asuh dapat mempengaruhi perkembangan personal
sosial anak usia pra sekolah yaitu, pola asuh demokratif menghasilkan
perkembangan personal sosial anak yang baik. Sedangkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Sopiah (2014) menjelaskan bahwa pola asuh pengganti
ibu berpengaruh pada perkembangan psikososial anak usia pra sekolah yang
menjelaskan bahwa pola asuh demokratif akan menghasilkan psikososial anak
yang baik. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoang, TN
(2008) yang menyatakan bahwa pola asuh berpengaruh terhadap motivasi
remaja.