Angin
Angin
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerahyang bertekanan
rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya
sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
. Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian
dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan
faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan
yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan
kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang
dilaluinya.. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata.
Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di
bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.. Kecepatan angin dapat
diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang paling
banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Kecepatan angin dapat diukur dalam satuan
meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot sekitar 0,5 m/s).
Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360, selatan180, timur 90, barat 270,
dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin
yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah darat, angin laut adalah angin yang
datang dari laut .
Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibat perbedaan dalam menerima energi
matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk sirkulasi tertentu. Oleh karena itu
maka angin memiliki laju dan arah. Di samping angin yang bergerak dalam skala luas
terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu atau disebut angin lokal. Contoh dari angin lokal
adalah angin laut dan angin darat.
2.2 Faktor-faktor yang menyebabkan angin
Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua
isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan
anginnya.
Lokai, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari garis
khatulistiwa.
Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di permukaan bumi,
gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar.
Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.
Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada malam hari.
Sebenarnya yang kita lihat saa angin berhembus adalah partikel-partikel ringan seperti debu
yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena kita mempunyai
indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.
Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin karena jamur
membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung,
mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah diangkut oleh angin dalam
jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat
tanah, di lapisan udara yang paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada
kenyataannya penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan
sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan sinar matahari
pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap tidak tepat jatuh
pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya maka spora yang akan
tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya.
Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan karena
adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis
agar tidak terjadi penyerbukan silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka
usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah
patogen yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman
pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam pohon
penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 20 kali tinggi pohon
pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 200 meter dapat dilindungi
sehingga memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah
angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran patogen akan lebih
kecil.
2.6 Jenis-Jenis Angin
1. Angin laut dan Angin Darat
Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin lokal yang terjadi di wilayah pantai dan
sekitarnya. Massa daratan mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan cepat pula
melepaskan, massa lautan lambat dalam menyerap panas dan lambat pu;a melepaskannya.
Sifat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat tersebut dalam waktu
yang bersamaan. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas, sehingga udara
menjadi panas lalu memuai dan bertekanan lebih rendah dari lautan. perbedaan tekanan ini
menyebabkan bertiupnya angin dari laut ke darat. Angin dari laut ke darat ini disebut sebagai
angin laut.
Sedangkan pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi dibanding tekanan udara di
laut. Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari darat ke laut seingga
terjadilah angin darat.
2. Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin Lembah dan Angin Gunung
a. Angin Lembah
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung dan biasa
terjadi pada siang hari.
b. Angin Gunung
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung dan terjadi
pada malam hari.
c. Proses Terjadinya Angin Gunung Dan Angin Lembah
Pada pagi sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan lebih
dahulu disinari matahari bila dibandingkan dengan wilayah lembah. Akibatnya, wilayah
lereng lebih cepat panas dan mempunyai tekanan udara yang rendah, sedangkan suhu udara
di daerah lembah masih relatif dingin sehingga mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka
massa udara bergerak dari lembah ke lereng atau ke bagian punggung gunung. Massa udara
yang bergerak ini disebut sebagai angin lembah.
Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah sehingga terjadi
pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih relatif lebih
hangat. Gerakan udara inilah yang disebut angin gunung.
3.Angin Fohn
Angin Fohn
Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis. Angin yang
bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn
terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginy lebih dari 200
meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung
bersifat panas dan kering , karena uap air sudah di buang pada saat hujan orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang
terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubunya
terhadap serangan penyakit.
Proses Terjadinya Angin Fohn
Angin Fohn terjadi bila terjadi perbedaan densitas udara di daerah sekitar lintang 30 derajat
(baik lintang utara maupun selatan yang bertekanan maksimum dan sekitar lintang 10 derajat
yang bertekanan minimum.
4.Angin Muson
Angin Muson
Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang berhembus secara
periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode yang lain polanya
akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao setengah tahun. Angin Muson
terbagi atas dua macam,yaitu :
besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih
rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi
panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang
berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.