Reaktualisasi Bidang Kesehatan Yang Berpedoman Pada Al-Quran Dan Assunnah Menuji Zaman Keemasan Kedua
Reaktualisasi Bidang Kesehatan Yang Berpedoman Pada Al-Quran Dan Assunnah Menuji Zaman Keemasan Kedua
Islam merupakan agama rahmatan lil alamin yang diberikan Allah untuk
umat manusia. Islam telah menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk
memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Terutama pada
bidang kesehatan yang meliputi kesehatan jiwa, kesehatan akal, maupun
kesehatan jasmani. Islam telah mengaturnya melalui Al-Quran dan Assunnah.
Islam mengatur kesehatan bagi umat muslim agar manusia bersyukur kepada
Allah SWT.
Sehat dalam Islam adalah suatu kondisi dimana fisik maupun rohani
semua berjalan dengan baik, tidak terganggu dengan apapun dan sesuai menurut
Al-Quran dan assunnah. Menjadi sembuh sesudah sakit merupakan anugrah
terindah yang Allah berikan kepada manusia. Tidak ada sesuatu yang begitu
berharga seperti kesehatan. Oleh sebab itu, orang muslim hendaklah bersyukur
atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak bersikap kufur. Seperti dalam firman
Allah :
[152 : ]
Maka ingatlah kepada Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu ,Bersyukurlah
kepada
mencari berbagai rahasia dan ilmu pengetahuan yang tersimpan dalam Al-Quran.
Kita sebagai umat muslim pada zaman ini patut bersyukur dan harus melanjutkan
perjuangan menggali, memperbaharui ilmu-ilmu yang dapat kita terapkan untuk
menjadikan islam semakin berkembang, terutama pada bidang kesehatan.
Al-Quran dan assunnah sebagai pedoman utama dan kedua dalam
menerapkan semua ilmu yang telah Allah berikan kepada kita. Seperti dalam
sabda rasulullah :
:
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat
selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah
Rasul-Nya. (HaditsShahih
Lighairihi, H.R.
Malik;
al-Hakim,
al-
Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim alHilali di dalam At Tazhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 1213).
Sesuai dengan sabda rasulullah di atas, umat muslim yang benar adalah umat
muslim yang berpegang teguh pada Al-Quran dan mengikuti sunnah rasulullah.
Namun semakin berkembangnya zaman teknologi, kini penerapan nilai-nilai Islam
semakin menurun baik dalam bidang kesehatan, pergaulan, hingga ilmu
pengetahuan. Tak bisa dipungkiri, bahwa Islam saat ini mulai memasuki zaman
kemunduran. Pemikirin-pemikiran para tokoh muslim di bidang kesehatan sulit
diakui. Sekarang hanyalah pengaplikasian hasil dari bangsa barat. Oleh karena itu,
kita sebagai pemuda muslim perlu untuk membangkitkan kembali nilai-nilai Islam
yang telah ditinggalkan oleh rasulullah kepada kita. Baik dalam bidang
pendidikan manapun, terutama pada bidang kesehatan.
Dalam bidang kesehatan penerapan nilai-nilai Islam dapat dilakukannya
dengan sesuai Al-Quran dan assunnah. Salah satunya yaitu Thibbun Nabawi.
Thibbun Nabawi merupakan proses pengobatan dengan pengaplikasian obat yang
sesuai dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw dan yang tertera dalam Al-Quran.
Dengan salah satu metode ini, perkembangan Islam dalam bidang kesehatan akan
tetap terjaga. Salah satu produk Thibbun Nabawi ialah menjaga kesehatan tubuh
dengan madu. Firman Allah SWT dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 69 :
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukitbukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia. [QS. An-Nahl :
68]
Madu dan lebah memiliki keistimewaan yang luar biasa sehingga tercantum
dalam surat tersendiri di dalam Al-Quran. Kajian khasiat madu secara ilmiah juga
telah diteliti oleh ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu
Sina (890-1037). Bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim agung di abad ke10 M itu tercatat sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi
kesehatan dan dunia kedokteran.
Selama ini, orang lebih mengenal madu sebagai produk lebah yang paling
populer dan berkhasiat dalam mengatasi berbagai penyakit. Namun, jika kita
mengambil hikmah dari surat An-Nahl ayat 69, kita akan mengetahui produk
lebah yang dapat dijadikan obat tidak terbatas hanya pada madu saja. Produk
perlebahan selain madu dapat berupa royal jelly, tepung sari (bee pollen) dan
propolis lebah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surah An-Nahl
(16) ayat 69 :
Mengutip surat An-Nahl ayat 69 di atas, dijelaskan bahwa bahan yang dapat
dijadikan obat penyembuh bagi manusia adalah bahan yang keluar dari perut
lebah dengan bermacam-macam warnanya. Pada ayat tersebut juga tidak
menyatakan obat untuk spesifik penyakit tertentu, dan fakta di lapangan
membuktikan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan melalui produk
perlebahan terutama propolis lebah.
Di dalam Al-Quran diterangkan secara jelas bagaimana lebah diperintah
oleh Allah SWT untuk membuat sarang dengan mengambil makanan (getah) dari
berbagai jenis tumbuhan untuk dijadikan madu dan produk lebah lainnya,
termasuk propolis sebagai obat penyembuh untuk berbagai jenis penyakit. Lebah
memang makhluk istimewa, ia merupakan makhluk Allah SWT yang memberi
manfaat dan kenikmatan bagi manusia. Produk lebah yang menghasilkan berbagai
khasiat hingga diterapkan dalam bentuk obat ini merupakan salah satu tanda
bahwa semakin berkembangnya ilmu kesehatan yang berawal dari Al-Quran.
Perkembangan ilmu kesehatan Islam pada masa itu, merupakan sebuah
indikator bahwa Islam memimpin pada kala itu. Namun semenjak bangsa Eropa
kian lama kian mengambil alih ilmu dalam bidang kesehatan, nilai-nilai Al-Quran
dan assunnah mulai menyurut. Banyak pendidikan kesehatan di Indonesia yang
mengembangkan hasil penelitian bangsa barat. Semua diambil dari hasil karya
bangsa barat. Tahukah? Bahwa dengan semakin pendidikan Indonesia
menggunakan hasil penilitian bangsa barat akan menjadikan perkembangan ilmu
kesehatan Islam semakin menurun. Para generasi muda pun akan hanya mengikuti
dan menggunakan apa yang telah disediakan. Hal ini akan memberikan peluang
kecil bagi para generasi muda untuk tidak berinovatif menggali kembali rahasia
ilmu-ilmu terutaman dalam bidang kesahatan yang tersimpan dalam Al-Quran.
Oleh karena itu, kita perlu menegakkan kembali semangat dan potensi
untuk menggali, memahami, dan menerapkan ilmu kesehatan yang telah terdapat
dalam Al-Quran dan assunnah menuju zaman keemasan kedua. Untuk
membangkitkan kembali ilmu kesehatan Islam menuju zaman keemasan kedua,
kita dapat melakukan pendekatan Islam dalam suatu organisasi maupun lembagalembaga pendidikan. Selain itu dapat dengan adanya seminar kesehatan Islam bagi
sangat berkhasiat dalam penyembuhan suatu penyakit yang justru itu semua
berasal dari Islam.