Gastritis atau inflamasi mukosa lambung, yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau
lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut, dan
gastritis atrofik kronik (menahun). (Sylvia A. Price, 1995;376)
Gastritis adalah suatu iritasi atau infeksi yang menjadikan dinding merah, bengkak,
berdarah dan berparut.(Dr. Robert B. Cooper, 1996; 233)
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut. (Soeparman, 1999; 127)
Gastritis adalah radang pada lambung yang sering terjadi akibat kecerobohan dalam
aturan makan, seperti makan terlalu banyak atau makan dengan cepat, makan
makanan yang merusak perut karena mengandung bumbu yang berlebihan, dan
makan makanan yang tercemar. (ENA, 2000;31)
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001;138).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik
difus dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut
dan gastritis atropi kronik (Brunner Suddarth, 2002; 1062).
Gastritis adalah proses infalamsi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis
merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik karena
diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan hispatologi.
(Hirlan, 2006 ;337)
Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati
90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal
ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Sedangkan di Indonesia, prevalensi
infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi
dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju prevalensi infeksi Helicobacter
pylori pada anak-anak sangat rendah. Diantara orang dewasa prevalensi infeksi kuman
Helicobacter pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara
berkembang yakni 30%. (Sylvia A. Price, 1995 ;377)
Penyebab / factor predisposisi
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung pada lambung kewalahan dan
mengakibatkan rusak serta meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis (Donna D. 1995 ;1380) antara lain :
1. Kelainan autoimun
o Autoimun atrophik gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang
sel sel yang sehat yang berada dalam dinding lambung. Ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan
kelenjar kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor
intrinsik (sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorpsi vitamin B-12).
Kekurangan Vitamin B-12 ini dapat mengakibatkan pernicious anemia.
Autoimun atrophik gastritis terjadi terutama pada orang tua.
2. Stress fisik.
o Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada
lambung.
3. Penggunaan kokain.
o Penggunaan kokain dapat merusak dinding lambung dan menyebabkan
pendarahan.
4. Penggunaan alkohol secara berlebihan
o Alkohol ini dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun
dalam kondisi normal.
5. Pemakaian Obat penghilang nyeri secara terus menerus
o Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus
Klasifikasi
Gastritis dapat dibagi menjadi dua (Brunner & Suddart ,2002:1062) yaitu :
1. Gastritis Akut
o Adalah peradangan (inflamasi mukosa lambung) yang diakibatkan diet yang
sembrono, alkohol, aspirin, refluk, empedu. Gastritis akut merupakan iritasi
mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur.
Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis
akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat
sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritasi lokal.
2. Gastritis Kronik
o Adalah inflamasi yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna, atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobacter pylory (H. Pylory).
Gastritis Kronik dibagi menjadi 2 yaitu :
o Gastritis Kronik Tipe A >> Tipe A sering disebut dengan Gastritis autoimun
diakibatkan dari perubahan sel pariental, yang menimbulkan atrofi dan
infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti
anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus dan korpus dari lambung.
o Gastritis Kronik Tipe B >> Tipe B disebut juga gastritis H.Pylori
mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum).
Ini dihubungkan dengan bakteri H.pylori, faktor diet seperti minum panas
atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi
usus kedalam lambung.
Berdasarkan penyebab atau etiologinya gastritis dilasifikasi menjadi tujuh macam yaitu :
1. Gastritis bakterialis
o Merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh
di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).Tidak ada bakteri lainnya
yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam,
tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di
lambung.Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis
sementara.
2. Gastritis karena stres akut
o Merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit
berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.Cederanya sendiri
mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang
luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
Gastritis akut :
o Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium
o Nausea
o Kembung
o Vomiting
o Anoreksia
Gastritis kronik :
o Nyeri ulu hati
o Anoreksia
o Nausea
o Bersendawa
o Vomiting
o Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara (Inayah, 2004 ; 58) sebagai berikut :
Inspeksi >> Melihat abdomen bagian kiri atas. Dilihat dari segi bentuknya.
Palpasi >> Menekan atau meraba bagian perut. Apakah kondisi perutnya kembung
atau sakit kalau ditekan
Perkusi >> Perkusi dilakukan di abdomen bagian atas sebelah kiri, disana kita
mengamati apakah ada gas atau cairan di lambung
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan
perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk
mengobatinya. (Inayah, 2004 ; 63)
1. Penghambat pompa proton
o Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup pompa asam dalam sel sel lambung penghasil asam. Penghambat
pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa
pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole,
lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat obat ini menghambat
kerja H.Pylori.
2. Antasida
o Merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan
obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam
lambung dengan cepat.
3. Terapi terhadap asam lambung
o Terapi terhadap asam lambung antara lain melibatkan obat obatan yang
mengurangi dan menetralkan asam lambung seperti :
4. Penghambat asam
o Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatai rasa sakit tersebut, maka akan
direkomendasikan obat seperti, cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin
untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
5. Cytoprotective agents
o Obat obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. Yang termasuk di dalamnya adalah sucraflate dan
misoprostol.
Terapi terhadap H.Pylori
Terdapat beberapa regimen untuk mengatasi infeksi H.Pylori. Yang paling sering digunakan
adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan
dengan bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat
pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan
meningkatkan efektifitas antibodi. Terapi terhadap infeksi H.Pylori tidak selalu berhasil,
kecepatan untuk membunuh kuman H.Pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang
digunakan. Akan tetapi kombinasi dari 3 obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi 2
obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10
hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.Pylori sudah hilang,
dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernafasan
dan pemeriksaan feces adalah 2 jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan
sudah tidak adanya bakteri H.Pylori.
Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan
pada saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis dan melena, serta dapat berakhir
sebagai syok hemoragik. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel-sel di dinding lambung. (Inayah, 2004 ; 65)
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar
dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker
jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated
lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem
kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada
tahap awal.(Hirlan, 2006 ;346)
Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat
mengurangi terkena gastritis (Donna D. 1995 ;1390) yaitu :
1. Lakukan olah raga secara teratur.
o Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
2. Jangan merokok.
o Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab
utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok
tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
2. Hindari alkohol.
o Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
o Makan secara benar.
o Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam,
gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis
makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya.
Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan
santai.
o Kendalikan stress.
o Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan
pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka
kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang
bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
o
2. Alspach, Grif JoAnn, 2006, Core Curriculum for Critical Care Nursing, 6th
Ed,Saunder Elseiver: USA
3. Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medical Bedah, EGC : Jakarta.
4. Carpenito, Lynda Jual,2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC :
Jakarta.
5. Cooper, Robert B. 1996. Anatomi dan Fisiologi utuk Paramedik. Gramedia Utama :
Jakarta
6. Doengoes, Marylin E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC : Jakarta.
7. Donna, D. 1995. Ganguan Sistem Pencernaan. Salembe Medika : Jakarta
8. ENA,2000, Emergency Nursing Core Curiculum, 5th Ed,WB.Saunders Company:
USA.
9. Hadi, Soejono,1999, Gastroenterologi, Penerbit Alumni : Bandung.
10. Holdstock G, Okight.2000. Gastrointerologi dan Penyakit Hati. Jakarta : EGC.
11. Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta.
12. Mansjoer,Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, FKUI : Jakarta.
13. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih
bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1995
14. Reevest, Charlene. J, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 1, Salemba Medika:
Jakarta.
15. Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 2006. Prima
Medika
16. Syaifuddin, Hirlan. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Gastrointestinal. Gramedia Utama : Jakarta
17. Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, FKUI : Jakarta
18. .Available at : http://www.soomaalidamaanta.com/sm/index.php?
option=com_content&view=article&id=5717:ma-jeceshahay-inaad-wax-ka-ogaatocudurka-gaastiriko gastritis&catid=22:caafimaadka&Itemid=47. Diakses tanggal 14
September 2009
19. Available at : (http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondasgastritis.html) Diakses tanggal 14 September 2009
20. Available at :
http://health.battlecreekenquirer.com/images/HealthContent/english/LT2_29.gif
21. Diakses tanggal 14 September 2009
22. Available at : http://ayurai.wordpress.com/2009/05/02/gastritis-sakit-maag/ Diakses
tanggal 14 September
23. Available at : (http://medicastore.com/) Diakses tanggal 14 September 2009
24. Available at : http://www.soomaalidamaanta.com/sm/index.php?
option=com_content&view=article&id=5717:ma-jeceshahay-inaad-wax-ka-ogaatocudurka-gaastiriko gastritis&catid=22:caafimaadka&Itemid=47 Diakses tanggal 14
September 2009
25. Available at :
http://www.health.com/health/static/hw/media/medical/hw/h9991459_001.jpg
Diakses tanggal 14 September 2009
26. Available at : http://www.indofarma.co.id/ Diakses tanggal 14 September 2009
27. Available at : http://pengobatangalihgumelar.blogspot.com/ Diakses tanggal 14
September 2009