Anda di halaman 1dari 28

EDISI : 3.

PENILAIAN
Modul : PROSES PENILAIAN
Soal-soal tentang Penilaian

PROSES PENILAIAN
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penegasan tersebut
termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran
(learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat
memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Dengan mengetahui
kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas mengenai apa yang
harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan
belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer cara belajar tadi untuk
mengatasi kelemahannya (transfer of learning). Sedangkan bagi guru, hasil penilaian hasil belajar oleh
pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat juga digunakan
sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi peserta
didik yang membutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan
wujud pelaksanaan tugas profesional pendidik sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Penilaian hasil belajar oleh pendidik tidak terlepas dari proses
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru
sebagai pendidik profesional. Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education),
kurikulum berdasarkan kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas
(mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi
minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu
dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan
belajar secara optimal. Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic
assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan pembelajaran autentik
(authentic instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih
mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK
A. Pengertian
Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,
selama dan setelah proses pembelajaran.
2. Pendekatan Penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan penilaian hasil
belajar peserta didik.

3. Bentuk Penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran peserta didik,
misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian projek, dan penilaian tertulis.
4. Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta
didik, misalnya: tes dan skala sikap
5. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks
kurun waktu belajar.
6. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
7. Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan
sendiri oleh peserta didik secara reflektif.
8. Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan secara
mandiri dan/atau kelompok.
9. Penilaian Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan.
10. Penilaian berdasarkan Pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
11. Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan
pembelajaran.
12. Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan
pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester.
13. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran
yang diselesaikan dalam satu semester.
14. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap.
15. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan.
16. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah keterampilan.
B. Konsep
1. Fungsi Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
meliputi:
a. formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan,
dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu
semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau.
Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran
remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk
pertemuan berikutnya; dan

b. sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu
tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan
keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan
belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.
2. Tujuan
a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu
tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi
satuan pendidikan.
c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat
dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
3. Acuan Penilaian
a. Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik
dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh dari
hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang peserta didik tidak
dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan
kompetensi yang dipersyaratkan.
b. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran
remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik
secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program
pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok.
Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang
dipelajari.
c. Acuan Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian
optimum untuk keterampilan.
C. Prinsip
Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam
belajar.
Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berisikan prinsip-prinsip Penilaian
Autentik sebagai berikut.
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13. Terkait dengan dunia kerja.
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.

15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.


KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks
kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan
tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya,
sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap
semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan. Ketuntasan Belajar dalam satu semester
adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya
dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan
adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan
pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik
(B), Cukup (C), dan Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat Baik (B). Nilai
ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni
4,00 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D.
Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Rentang Angka Huruf 3,85 4,00 A 3,51 3,84 A- 3,18
3,50 B+ 2,85 3,17 B 2,51 2,84 B- 2,18 2,50 C+ 1,85 2,17 C 1,51 1,84 C- 1,18 1,50 D+ 1,00
1,17 D
Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan ditetapkan
dengan capaian optimum 2,67. Khusus untuk SD/MI ketuntasan sikap, pengetahuan dan keterampilan
ditetapkan dalam bentuk deskripsi yang didasarkan pada modus, skor rerata dan capaian optimum.

Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan
belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat
digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
a. Penilaian Kompetensi Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku
atau tindakan yang diharapkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta
didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen
yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil
akhirnya dihitung berdasarkan modus. 1) Observasi Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam
melalui pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,
baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku
yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran

berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran,
disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama
perilakunya dapat diamati guru. 2) Penilaian diri (self assessment) Penilaian diri digunakan untuk
memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri
berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang
didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning). Untuk menghilangkan kecenderungan
peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut. a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan kompetensi yang
akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d) Merumuskan format penilaian, dapat
berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


1) Tes tertulis. Bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a) memilih jawaban, dapat berupa: (1) pilihan ganda (2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) (3)
menjodohkan (4) sebab-akibat
b) mensuplai jawaban, dapat berupa:
uraian

(1) isian atau melengkapi (2) jawaban singkat atau pendek (3)

Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal- soal yang menghendaki peserta didik
merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan
kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan
tes tertulis bentuk uraian antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan waktu
lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.
2) Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui observasi terhadap diskusi, tanya
jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik. Ketika terjadi diskusi, guru
dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur)
seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan
istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun
menjawab pertanyaan. Seorang peserta didik yang selalu menggunakan kalimat yang baik dan benar
menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan tata bahasa yang
baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat. Seorang peserta didik yang
dengan sistematis dan jelas dapat menceritakan misalnya hukum Pascal kepada teman- temannya, pada
waktu menyajikan tugasnya atau menjawab pertanyaan temannya memberikan informasi yang sahih dan
autentik tentang pengetahuannya mengenai hukum Pascal dan mengenai penerapan hukum Pascal jika
yang bersangkutan menjelaskan bagaimana hukum Pascal digunakan dalam kehidupan (bukan

mengulang cerita guru, jika mengulangi cerita dari guru berarti yang bersangkutan memiliki pengetahuan).
Seorang peserta didik yang mampu menjelaskan misalnya pengertian pasar, macam dan jenis pasar serta
kaitannya dengan pemasaran memberikan informasi yang valid dan autentik tentang pengetahuan yang
dimilikinya tentang konsep pasar. Seorang peserta didik yang mampu menceritakan dengan kronologis
tentang suatu peristiwa sejarah merupakan suatu bukti bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan
dan keterampilan berpikir sejarah tentang peristiwa sejarah tersebut. Seorang peserta didik yang mampu
menjelaskan makna lambang negara Garuda Pancasila merupakan suatu bukti bahwa yang bersangkutan
memiliki pengetahuan dan keterampilan berpikir tentang kandungan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah
air.
3) Penugasan Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian Kompetensi Keterampilan Kompetensi
keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Penilaian kompetensi
keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan:
1) Unjuk kerja/kinerja/praktik Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium,
praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan
membaca puisi/deklamasi.
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal berikut. a) Langkah-langkah kinerja
yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b) Kelengkapan dan
ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. c) Kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
dapat diamati. e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah
pekerjaan yang akan diamati. Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan
berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam
kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta
didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan pengamatan
terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya
dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya. Untuk mengamati unjuk
kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat menggunakan instrumen sebagai berikut:
a) Daftar cek Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
b) Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara
kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai
sangat sempurna. Misalnya: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.

2) Projek Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi,
kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek
dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan halhal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti Penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.
3) Produk Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk,
teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian,
sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh:
adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang
terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. b) Tahap
pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik. c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk
yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tampilan, fungsi dan
estetika. Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik. a) Cara analitik, yaitu
berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk). b) Cara holistik,
yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk.
4) Portofolio Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik
sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan.
Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan dinamika kemampuan belajar peserta didik melalui
sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi
buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari
pengalaman. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian portofolio. a) Peserta
didik merasa memiliki portofolio sendiri b) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan c)
Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau folder d) Beri tanggal pembuatan e)
Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik f) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja
mereka secara berkesinambungan g) Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan
jangka waktunya h) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua
5. Pengolahan Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah, karena karakternya berbeda. Namun demikian
dapat menggunakan instrumen yang sama seperti tugas, portofolio, dan penilaian autentik lainnya. Hasil
pekerjaan peserta didik harus segera dianalisis untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang
diukur oleh instrumen tersebut sehingga diketahui apakah seorang peserta didik memerlukan atau tidak
memerlukan pembelajaran remedial atau program pengayaan.

Penilaian kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan dapat secara terpisah tetapi dapat juga melalui suatu kegiatan atau peristiwa penilaian dengan
instrumen penilaian yang sama.
Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). Nilai
akhir untuk ranah pengetahuan diambil dari nilai rerata. Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai
optimal (nilai tertinggi yang dicapai).

PEDOMAN PENULISAN SOAL

Langkah-langkah penyusunan soal dan memenuhi kaidah-kaidah dalam penyusunan soal yang
baik yaitu : menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi soal, penulisan soal, penelaahan soal,
melakukan uji coba soal termasuk analisisnya dan membuat skor. Setiap langkah dalam
penyusunan soal tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan cermat menurut pedoman yang
ditetapkan.
Adapun kaidah penulisan soal yang baik untuk pilihan ganda dan uraian adalah sebagai berikut :
1) Kaidah penulisan soal pilihan ganda
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah- kaidah sebagai berikut:
a) Materi
1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
4. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
b) Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara singkat, jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, Semua pilihan jawaban di atas salah,
atau Semua pilihan jawaban di atas benar.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c) Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah
lain atau nasional.

3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif dan sesuai jenjang pendidikan
siswa.
4. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian.
5. Kalimat pertanyaan harus jelas.
6. Pertanyaan harus valid.
7. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu
kesatuan pengertian.
2) Kaidah penulisan soal uraian
a. Soal harus sesuai dengan indikator soal.
b. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai.
c. Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.
d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.
e. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian.
f. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
g. Ada pedoman penskorannya.
h. Gambar, tabel, peta, grafik atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca.
i. Rumusan kalimat soal komunikatif.
j. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
k. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
l. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
m. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa.
REMEDIAL DAN PENGAYAAN
Pengertian dan Konsep
1 Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
(behavioral change) pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha
individu yang bersangkutan
2 Mengajar (teaching) pada hakikatnya adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan diri, dan cara-cara belajar bagaimana
belajar (Joyce, Weil & Showers : 1992)
3 Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara
individual.
4 Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi
dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai
secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
5. Prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas adalah: a. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik
dirumuskan dengan urutan yang hirarkis; b. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan,

dan setiap kompetensi harus diberikan feedback; c. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan
yang diperlukan; d. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar
lebih awal. (Gentile & Lalley : 2003)
6. Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah
pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment)
pembelajaran remedial.
7. Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat
(prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
8. Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah: a. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai
pada peserta didik yang kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran; b. Kesulitan belajar sedang
dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik,
misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb. c. Kesulitan belajar berat dijumpai
pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netratuna
daksa, dsb
9. Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial: a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan
media yang berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%; b. Pemberian
bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial maksimal 20%; c. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti
remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%; d. Pemanfaatan tutor teman sebaya.
10. Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang.
11. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka.
12. Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya.
13. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat
dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
14. Pembelajaran Pengayaan a. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat
kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah,
keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat. b.
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori,
wawancara, pengamatan, dsb. c. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan 1) Belajar kelompok 2) Belajar
mandiri 3) Pembelajaran berbasis tema 4) Pemadatan kurikulum
15. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik.
Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau
bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.
16. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa,
tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik
yang normal.
17. Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK sekolah adalah tim yang
ditetapkan oleh kepala sekolah yang bertugas untuk merancang dan mengembangkan kurikulum, yang
terdiri atas wakil kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, Guru BK/konselor, dan kepala sekolah
sebagai ketua merangkap anggota.

Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (assessment)

A.

Pengertian
Banyak

Evaluasi,

orang

Pengukuran,

mencampuradukkan

Tes
pengertian

dan

Penilaian

antara

evaluasi,

(Assessment)
pengukuran

(measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki


pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah
suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan
dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun,
1996) memengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating,
obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari
pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni
memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang
pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan
pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
B.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh


deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu.

C.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian

menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
D.

Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif


tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada
waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang jelas.Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan
untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan
belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan
kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta
proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan
tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan
serta

keberadaan

kurikukulum

itu

sendiri.

Fungsi

Evaluasi

Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak
fungsi, diantaranya adalah fungsi:
1. Selektif
2. Diagnostik
3. Penempatan
4. Pengukur keberhasilan

D. Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran,
yaitu :
1. Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan
prasarana, dan kondisi dosen
2. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan masalah, dll
3. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM

TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIAN :


* Seberapa banyak indikator kompetensi dasar suatu mata pelajaran tercapai.
1. Menilai kebutuhan individual
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan menolong guru ngajar lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan

* Selain indikator kamampuan dasar, juga berfungsi :


1. Mengetahui kemajuan dan kesulitan beajar siswa
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran
4. Memotivasi guru mengajar lebih baik
5. Memotivasi siswa belajar lebih giat

Fungsi Evaluasi:
1. Fungsi evaluasi pembelajaran bagi guru adalah mengungkapkan kelemahan proses
kegiatan mengajar meliputi bobot materi yang disajikan, metode yang diterapkan,
media yang digunakan, dan strategi yang dilaksanakan.
2. Fungsi evaluasi bagi siswa yaitu
-Mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran
Mengungkapkan kemajuan individual maupun kelompok dalam mempelajari statu
pelajaran.

ASAS EVALUASI
Asas komprehensif : evaluasi harus meliputi keseluruhan pribadi siswa yang
dievaluasi.(kognitif, afektif, psikomotor)

Asas Kontinuitas: evaluasi wajib dilaksanakan scr berkesinambungan mulai dari prasaat proses- dan pasca pembelajaran.
Asas Obyektif : Evaluasi seharusnya menilai dan mengukur apa adanya / non
subyektifAsesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai
bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru un-tuk memperbaiki proses dan hasil
belajar siswa (Herman et al., 1992:95; Po-pham, 1995:3). Variabel-variabel penting
yang dimaksud sekurang-kurangya meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode
dan prosedur baik formal maupun informal, sebagaimana dikemukakan oleh Corner
(1991:2-3) sebagai berikut.
Pengertian asesmen dalam berbagai literatur asing tersebut di atas selaras dengan
makna penilaian yang digariskan dalam Buku Pedoman Penilaian pada kurikulum
pendidikan dasar. Dalam buku tersebut tertulis bahwa, penilaian adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah
dicapai (Depdikbud, 1994:3). Ada pun yang dimaksud dengan asesmen alternatif
(alternative assessment) adalah segala jenis bentuk asesmen diluar asesmen
konvensional (selected respon test dan paper-pencil test) yang lebih autentik dan
signifikan mengungkap secara langsung proses dan hasil belajar siswa. Herman
(1997) memberikan sem-boyan khusus bagi asesmen alternatif dengan ungkapan
What You Get is What You Assess (WYGWYA). Dalam beberapa literatur,
asesmen alternatif ini kadang-kadang disebut juga asesmen autentik (authentic
assessment), as-esmen portofolio (portfolio assessment) atau asesmen kinerja
(performsnce as-sessment). (Herman,1997:197-198; Niemi,1997:243; Harlen, 1992:6;
Marzano, et al.,1993:13; Popham, 1995:142)

Tujuan dan peran asesmen dalam pembelajaran.


Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom assessment)
adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan propesional untuk
memperbaiki pembelajaran. Menurut Popham (1995:4-13) asesmen bertujuan untuk
antara lain untuk:

mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar,

memonitor kemajuan siswa,menentukan jenjang kemampuan siswa,

menentukan efektivitas pembelajaran,

mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran,

mengevaluasi kinerja guru kelas,mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang


dirancang guru

SOAL- SOAL TENTANG PENILAIAN

1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan
tertentu adalah:
a. pengukuran
b. pensekoran
c. penilaian
d. pengujian
e. evaluasi
2. Serangkaian kegiatan yang sistematik untuk dapat menentukan manfaat atau kegunaan
suatu obyek atau program adalah:
a. pengukuran
b. pensekoran
c. penilaian
d. pengujian
e. evaluasi
3. Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan assesmen hasil
belajar peserta didik, kecuali:
a. ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b. menggunakan acuan kriteria berdasarkan pencapaian kompetensi
c. ditindaklanjuti dengan program remedial dan pengayaan
d. dilakukan pengulangan jika ternyata hasilnya banyak yang jelek
e. dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran
4. Assesmen hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut, kecuali:
a. sahih (valid)
b. objektip
c. adil
d. kooperatip
e. terpadu.
5. Kemampuan yang berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung
jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang
lain, dan kemampuan mengendalikan diri adalah kemampuan:
a. kognitif
b. afektif
c. psikomotor
d. psikologis
e. kepribadian
6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:
a. dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap,
serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung

b. bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sering mengalami
kesukaran dalam memahami pernyataan soal
c. dapat dilakukan sesuai dengan kesepatakan antara pendidik dan peserta didik dalam
menentukan waktu dan tempat tes.
d. lebih obyektif bagi pendidik dalam memberikan penilaian.
e. hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik;
7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian:
a. lisan
b. prkatik/kinerja
c. penugasan
d. portofolio
e. penilaian diri
8. Di bawah ini langkah-langkah penting dalam melakukan assesmen, kecuali:
a. menentukan tujuan penilaian
b. memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
c. menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau keduanya
d. menyusun kisi-kisi tes dan pedoman penskorannya
e. menentukan kriteria ketuntasan minimal
9. Di bawah ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penentuan materi
terkait dengan assesmen, kecuali:
a. urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik
b. kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau lebih
materi yang sudah dipelajari sebelumnya
c. relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami, mata
pelajaran lain
d. keterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan seharihari.
e. ketuntasan, yaitu batas minimal kompetensi yang harus dimiliki peserta didik
10. Di bawah ini merupakan beberapa langkah-langkah dalam penyusunan butir soal,
kecuali:
a. menentukan tujuan tes
b. menentukan kompetensi yang akan diujikan
c. menentukan materi yang diujikan
d. menentukan batas ketuntasan/kelulusan
e. menyusun kisi-kisi
11. Benjamin S. Bloom mengembangkan ranah kognitif dengan urutan berikut:
a. ingatan; pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi
b. ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sntesis, dan evaluasi
c. ingatan, pemahaman, sntesis, aplikasi, analsis, dan evaluasi
d. ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, evaluasi, dan, sntesis

e. ingatan, pemahaman, aplikasi sntesis, analisis, dan evaluasi


12. Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay mengembangkan domain psicomotor dengan
urutan berikut.
a. persepsi, respon terpimpin, mekanisme; kesiapan, respon yang kompleks, organisasi,
dan karakterisasi dari nilai.
b. persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme; respon yang kompleks, organisasi,
dan karakterisasi dari nilai
c. persepsi, kesiapan, mekanisme, respon terpimpin respon yang kompleks, organisasi,
dan karakterisasi dari nilai
d. persepsi, kesiapan, respon yang kompleks respon terpimpin, mekanisme; organisasi,
dan karakterisasi dari nilai
e. persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon yang kompleks, organisasi,
dan karakterisasi dari nilai
13. Di bawah ini merupakan beberapa keterampilan berpikir yang dikembangkan Linn dan
Gronlund, kecuali:
a. membandingkan
b. menjelaskan
c. hubungan sebab-akibat
d. memberi alasan
e. meringkas
14. Di bawah ini adalah jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz, kecuali:
a. ingatan
b. analisis
c. perbandingan
d. penyimpulan
e. mencipta
15. Di bawah ini merupakan kadah-kaidah dalam penulisan soal dilihat dari materi, kecuali:
a. soal harus sesuai dengan indikator.
b. setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.
c. materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran.
d. ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
e. materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.
16. Penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan adalah:
a. penilaian projeck
b. penilaian kinerja
c. penilaian produk
d. penilaian portofolio
e. penilaian non tes

17. Validitas dalam penyusunan instrumen non tes yang mengacu berdasarkan teori adalah:
a. validitas isi
b. validitas prediktif
c. validitas konstruk
d. validitas logis
e. validitas empiris
18. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa:
a. stndar kompetensi
b. kompetensi dasar
c. standar kompetensi kelulusan
d. indikator-indikator kompetensi dasar
e. kompetensi komperhensip
19. Penilaian yang didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, hal
tersebut merupakan prinsip penilian yang:
a. adil
b. obyektif
c. valid
d. sistematis
e. akuntabel
20. Penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya, hal tersebut merupakan prinsip penilaian yang:
a. adil
b. obyektif
c. valid
d. sistematis
e. akuntabel
21. Penilaian yang dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkahlangkah yang baku, hal tersebut merupakan prinsip penilaian yang:
a. adil
b. obyektif
c. valid
d. sistematis
e. akuntabel
22. Daftar pertanyaan merupakan bentuk instrumen untuk teknik penilaian:
a. tes tertulis
b. tes lisan
c. tes kinerja
d. jurnal
e. portofolio

23. Penilaian yang dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta
didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara langsung adalah salah satu
kelebihan dari teknik penilaian;
a. tes tertulis
b. tes lisan
c. tes perbuatan
d. wawancara
e. portofolio
24. Materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami, mata pelajaran lain adalah
hal penting dalam membuat soal berdasarkan kriteria:
a. urgensi
b. kontinuitas
c. relevansi
d. keterpakaian
e. kompleksitas
25. Materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik adalah pertimbangan untuk
dimuat dalam butir-butir soal berdasarkan kriteria:
a. urgensi
b. kontinuitas
c. relevansi
d. keterpakaian
e. kompleksitas
26. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti
seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang, kaidah penulisan soal pilihan ganda
berdasarkan kaidah:
a. materi
b. konstruksi
c. bahasa
d. etika
e. kejelasan
27. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan dan cara
penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja, dan (3) tahap akhir/hasil:
kualitas serta estetika hasil karya, langkah-langkah tersebut adalah penilaian dengan
menggunakan teknik penilaian:
a. kinerja
b. produk
c. penugasan
d. lisan
e. wawancara

28. kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman
dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan
dan gotong-royong, rasa kesetiakawanan, dan kejujuran adalah definisi operasional dari:
a. minat belajar
b. sikap belajar
c. motivasi berprestasi
d. stress belajar
e. aktivitas belajar
29. Hal-hal yang berhubungan dengan emosi atau perasaan dalam mengukur sikap termasuk
dalam dimensii:
a. kognisi
b. afeksi
c. toleransi
d. persepsi
e. motivasi
30. KKM sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Pernyataan tersebut merupakan:
a. fungsi KKM
b. prinsip KKM
c. tujuan KKM
d. manfaat KKM
e. peran KKM
31. Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik sebagai sarana
untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Berikut ini yang
merupakan teknik penilaian melalui tes adalah...
a. tes perbuatan
b. teknik wawancara
c. observasi
d. tes simulasi
e. lembar penilaian fortofolio
32. Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini, kecuali...
a. kisi-kisi harus dapat mewakili isi kurikulum
b. menggunakan kata kerja operasional
c. komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami
d. materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya
e. kisi-kisi harus dapat mewakili materi yang telah diajarkan secara tepat dan proposional
33. Menggunakan kata kerja operasional yang tepat, serta dapat dibuatkan soal atau
pengecohnya merupakan syarat dari...
a. penyusunan kisi-kisi

b. penentuan dan penyebaran soal


c. penulisan soal bentuk penilaian kinerja
d. penyusunan butir soal tes tertulis
e. perumusan indikator soal
34. Dalam penulisan soal bentuk uraian hal yang sulit adalah menyusun pedoman
penskorannya. Berdasarkan metode penskorannya. bentuk uraian diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu....
a. uraian objektif dan uraian non-objektif
b. komunikatif dan inovatif
c. evaluasi dan analisis
d. kesimpulan dan pendapat
e. justifying dan inferring
35. Sebuah penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan adalah:
a. penilaian project
b. penilaian kinerja
c. penilaian produk
d. penilaian portofolio
36. Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan
melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut. Pendapat ini
dikemukakan oleh...
a. Cror and Crow
b. Grondlund
c. Crites
d. Thrustone
e. Donal Cambell
37. Bentuk instrumen berupa daftar pertanyaan untuk teknik penilaian berikut ini adalah... a.
tes tertulis b. tes lisan c. tes kinerja d. jurnal e. portofolio 38. Yang merupakan tes
kreativitas adalah...
a. tes verbal
b. tes lisan
c. tes analisis
d. tes mengelompokkan
e. evaluasi
38. Yang merupakan tes kreativitas adalah......
a. tes verbal
b. tes lisan
c. tes analisis
d. tes mengelompokan

e. evaluasi
39. Tahap persiapan, tahap proses/produksi dan tahap akhir/hasil, merupakan beberapa aspek
yang dinilai dalam penilaian...
a. project
b. product
c. performance Assessment
d. verbal
e. kinerja
40. Fungsi KKM adalah sebagai berikut, kecuali....
a. sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran
b. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran
c. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat
d. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam jmelakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
e. sebagai kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode
kualitatif atau kuantitatif
41. Upaya membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial antara lain terlihat dalam
upaya guru ........
a. memberikan contoh pentingnya bersikap toleran
b. melatih siswa membuat keputusan
c. melatih bagaimana mempersiapkan kesehatan diri dan lingkungan sekitar
d. mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalahan sosial disekitar siswa
42. Hasil analisis kekutan dan klemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat digunakan guru
untuk :
a. mempertahankan kebiasaan mengajar karena sudah lama dan banyak pengalaman
b. mengusulkan penyediaan media pembelajaran yang canggih untuk meningkatkan pembelajaran
c. merancang ulang pembelajaran yang berdasarkan analisis terbukti memiliki kelemahan
d. melakukan latihan tambahan berupa tes untuk para siswa
43. Upaya merancang pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar optimal tampak
dalam kegiatan guru sebagai berikut :
a. memberikan tambahan materi berupa sumber ajar dari pengarang yang berbeda
b. memberikan tes tambahan dengan tingkat kesukaran lebih tinggi
c. memberikan tambahan sumber bacaan yang lebih mendalam dan tingkat variasi yang tinggi
berikut instrument tesnya yang sesuai

d. diberikan materi bahan ajar yang lebih tinggi tingkatannya dan mengerjakan soal-soal yang
memiliki kesulitan tinggi.
44. Dasar rancangan program remidi bagi peserta didik yang capaian prestasinya dibawah ketuntasan
belajar ......
a. proses pengajaran remedial pada dasarnya adalah proses belajar mengajar biasa
b. tujuan pengajaran remedial adalah sama dengan tes diagnostic
c. sasaran terpenting pengajaran remedial adalah peningkatan kecerdasan siswa
d. strategi yang dipilih hanya berbentuk tes ulang
45. Salah satu prinsip merancang program remedial bagi peserta didik tampak dalam kegiatan guru ......
a. membuat rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan memperhatikan hasil temuan analisis
evaluasi belajar siswa.
b. menggunakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan memperhatikan hasil temuan
analisis evaluasi belajar siswa.
c. menggunakan rancangan pembelajaran baru yang berbeda sama sekali dengan rancangan yang
ada.
d. merancang tes ulang saja tanpa ada pengulangan penjelasan materi.

46. Upaya guru menggunakan hasil analisis untuk menentukan ketuntasan belajar antara lain sebagai
berikut ...........
a. menentukan criteria keberhasilan belajar
b. mengklasifikasikan siswa berdasarkan hasil capaian belajarnya
c. mencari letak kelemahan secara umum dilihat dari criteria keberhasilan yang diharapkan
d. merencanakan pengajaran remidi
47. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1. mendata siswa yang memiliki kecerdasan tinggi (IQ) tinggi
2. menganalisis soal yang paling banyak salah dan paling banyak benar dijawab siswa
3. menganalisis latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya orang tua mereka
4. mengevaluasi sistem PBM secara menyeluruh berdasarkan atas dasar analisis penilaian belajar
Pernyataan diatas yang merupakan langkah guru menginterpretasi hasil analisis evaluasi hasil belajar
adalah .......
a.
b.
c.
d.

1 dan 2
1 dan 3
2 dan 4
3 dan 4

48. Upaya menganalisis hasil penilaian proses antara lain berupa kegiatan guru ......
a. memeriksa dan memberikan nilai terhadap hasil catatan aktivitas tiap siswa dalam kegiatan
dikelas
b. melakukan wawancara tambahan dengan siswa yang beraktifitas sangat positif
c. merencanakan pembelajaran remedial bagi siswa yang kurang baik berdasarkan penilaian non
tes.
d. melakukan wawancara tambahan dengan siswa yang beraktivitas kurang baik.
49. Penilaian protofolio dapat dilaksanakan dengan cara .......
a. memberikan penilaian menyeluruh terhadap tugas-tugas siswa
b. mengumpulkan lembaran-lembaran jawaban hasil tes harian
c. mengumpulkan hasil kerja masing-masing siswa yang telah diberikan masukan baik oleh guru
dan rekan siswa dalam suatu album sebagai bukti hasil belajar
d. mengumpulkan lembaran-lembaran jawaban hasil ulangan tiap siswa untuk melihat kesulitan
siswa dalam memahami pokok bahasan tertentu dan kemudian diberikan pengajaran dan tes
remedial.
50. Manakah yang bukan merupakan persyaratan instrument penilaian hasil belajara yang baik?
a. substansi, merepresentasikan kompetensi yang dinilai.
b. Konstruksi, memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrument yang digunakan
c. Bahasa, menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik.
d. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

51. Proses pengumpulan dan pengolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik disebut .....
a. penilaian
b. ulangan
c. ujian
d. evaluasi pendidikan
e. supervisi
52. Proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta diidk secara berkelanjutan
dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik
disebut ......
a. penilaian
b. ulangan
c. ujian
d. evaluasi pendidikan

e. supervise
53. Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan peserta didik disebut ......
a. penilaian
b. ulangan
c. ujian
d. evaluasi pendidikan
e. supervise
54. Kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungan jawab penyelenggaraan pendidikan disebut ....

a.
b.
c.
d.
e.

penilaian
ulangan
ujian
evaluasi pendidikan
supervisi

55. Tes yang bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan
proses pembelajaran adalah tes ......
a. diagnostic
b. formatif
c. sumatif
d. penempatan
e. kecerdasan

SEMOGA UKG SUKSES SELALU


www.egidia07.com

Anda mungkin juga menyukai