Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang
Filsafat hukum menurut Purnadi Purwacaraka dan Soerjono Soekanto
(1979:2) mengatakan Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan
nilai- nilai kecuali itu filsafat hukum juga mencakup penyerasian nilai-nilai
misalnya : penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara
kebendaan dengan keakhlakan, dan antara kelanggengan/konservatisme
dengan pembaharuan:.
Alam berfikir hukum adalah berfikir khas, dengan karakteristik yang
tidak ditemui dalam cara-cara berfikir yang lain. Aliran sociological
jurisprudence ialah aliran yang menghendaki bahwa dalam proses
pembentukan pembaharuan hukum harus memperhatikan kesadaran
masyarakat. Memperhatikan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat.
Tokoh mazhab yang mengemukakan aliran ini adalah Eugen Ehrlich dan
Roscoe Pound. Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi
merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi
dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte.
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius
yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita,
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul Cours De
Philosophie Positive karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul
sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu
yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa. Disadari bahwa
hukum merupakan salah satu dari pranata-pranata yang bersifat sentral bagi
sifat sosial manusia dan yang tanpa pranata-pranata itu, maka manusia akan
menjadi suatu makhluk yang sangat berbeda. Banyak bidang pemikiran dan
tindakan , yang di dalamnya hukum, ditelaah dan terus memainkan peran
besar dalam kegiatan manusia. Pemikiran tentang hukum telah berkembang

sepanjang sejarah umat manusia. Para filosof telah menegaskan betapa hukum
adalah sesuatu yang buruk, yang menjadikan umat manusia akan melakukan
dengan baik untuk mengendarai cirinya sendiri.
Perkembangan Kajian sosiologis di dalam kajian hukum itu,
menimbulkan adanya dua jenis Kajian sosiologis : yang menggunakan
sociology of law , dan yang menggunakan sociological jurisprudence .
Aliran sosiologis mengemukakan cara yang bisa dikatakan sangat
bertolak belakang dengan cara positivisme hukum, yaitu mencoba melihat
konteks, memfokuskan cara pandang hukum terhadap pola kelakuan/tingkah
laku masyarakat, sehingga cenderung menolak aturan-aturan formal (yang
dibuat oleh lembaga formal seperti DPR, dengan bentuk peraturan perundangundangan).
Aliran sociological jurisprudence ialah aliran yang menghendaki bahwa
dalam proses pembentukan pembaharuan hukum harus memperhatikan
kesadaran masyarakat. Memperhatikan nilai-nilai hukum yang hidup dalam
masyarakat. Tokoh mazhab yang mengemukakan aliran ini adalah Eugen
Ehrlich dan Roscoe Pound. Dan untuk lebih lanjut lagi maka makalah ini
membahas tentang Aliran sociological jurisprudence.
Dengan demikian dalam kajian ini, penulis akan menguraikan aliran
filsafat hukum Diantara aliran atau mazhab tersebut yang akan dibahas disini
adalah Sociological Jurisprudence.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana aliran sosiologi yurisprudensi dan apa perbedaan antara
Sosiologi yurisprudensi dengan Sosiologi Hukum?
2. Bagaimana Kritik terhadap Aliran Sosiologi yurisprudensi

Bab II

Pembahasan
A. Aliran sosiologi yurisprudensi
Pendasar aliran ini, dipelopori oleh Roescoe Pound, Eugen Ehrlich,
Benyamin Cardozo, Kantorowich, Gurvitch, dan lain-lain. Aliran ini
berkembang di Amerika, pada intinya aliran ini hendak mengatakan bahwa
hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat. Kata sesuai diartikan sebagai hukum yang mencerminkan nilainilai yang hidup di dalam masyarakat. Aliran Sociological Jurispurdence
sebagai salah satu aliran pemikiran filsafat hukum menitik beratkan pada
hukum dalam kaitannya dengan masyarakat. Menurut aliran ini : Hukum
yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di antara
masyarakat.
Menurut Lilirasjidi, 1 Sociological Yurisprudence menggunakan
pendekatan hukum kemasyarakatan, sementara sosiologi hukum
menggunakan pendekatan dari masyarakat ke hukum. Menurut Sociological
Yurisprudence hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum
yang hidup dalam msyarakat. Aliran ini memisahkan secara tegas antara
hukum positif dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law).
Aliran ini timbul sebagai akibat dari proses dialektika antara (tesis)
positivisme hukum dan (antitesis) mazhab sejarah.
Akan tetapi Romli Atmasasmita berpendapat bahwa aliran ini berasal
dari Oliver Wendell Holmes (1841-1935) yang juga menurut para teoritis
merupakan tokoh terpenting dalam aliran Realisme Hukum.2 Menurut aliran
ini hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup
di dalam masyarakat. Aliran ini secara tegas memisahkan antara hukum positif
1 . lili Rasjidi dan B. Arief Sidartha, Filsafat Hukum: Mazhab dan Refleksinya,
Bandung: CV Remadja Karya, 1988, hlm.84
2 . Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif: Rekontruksi Terhadap Teori
Hukum Pembangunan dan Teori Hukum Progresif ( Yogyakarta: Genta
Publishing, 2012),hlm. 37
3

dengan (the positive law) dengan hukum yang hidup (the living law).
Singkatnya yaitu, aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum yang dibuat
agar memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat atau living law
baik tertulis maupun tidak tertulis. Misalnya dalam hukum yang tertulis jelas
dicontohkan Undang- Undang sebagai hukum tertulis, sedangkan yang
dimaksudkan hukum tidak tertulis disini adalah hukum adat yang dimana
hukum ini adalah semulanya hanya sebagai kebiasaan yang lama kelamaan
menjadi suatu hukum yang berlaku dalam adat tersebut tanpa tertulis. Dalam
masyarakat yang mengenal hukum tidak tertulis serta berada dalam masa
pergolakan dan peralihan.
Aliran Sociological Jurisprudence berbeda dengan Sosiologi Hukum.
Dengan rasio demikian, Sosiologi Hukum merupakan cabang sosiologi yang
mempelajari hukum sebagai gejala sosial, sedang Sociological Jurisprudence
merupakan suatu mazhab dalam filsafat hukum yang mempelajari pengaruh
timbal balik antara hukum dan masyarakat dan sebaliknya. Sosiologi hukum
sebagai cabang sosiologi yang mempelajari pengaruh masyarakat kepada
hukum dan dan sejauh mana gejala-gejala yang ada dalam masyarakat dapat
mempengaruhi hukum di samping juga diselidiki juga pengaruh sebaliknya,
yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat. Dari 2 (dua) hal tersebut di atas
(sociological jurisprudence dan sosiologi hukum) dapat dibedakan cara
pendekatannya. Sociological jurisprudence, cara pendekatannya bertolak dari
hukum kepada masyarakat, sedang sosiologi hukum cara pendekatannya
bertolak dari masyarakat kepada hukum.3
Dalam hal ini pemikiran dari dua tokoh aliran ini yang berperan penting
dalam perkembangan aliran ini yaitu Roescoe Pound dan Eugen Ehrlich.
Roscoe Pound menganggap bahwa hukum sebagai alat rekayasa sosial (Law
as a tool of social engineering and social controle) yang bertujuan
menciptakan harmoni dan keserasian agar secara optimal dapat memenuhi
kebutuhan dan kepentingan manusia dalam masyarakat. Keadilan adalah
lambang usaha penyerasian yang harmonis dan tidak memihak dalam
3 . Zainuddin Ali, Filsafat Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.61
4

mengupayakan kepentingan anggota masyarakat yang bersangkutan. Untuk


kepentingan yang ideal itu diperlukan kekuatan paksa yang dilakukan oleh
penguasa negara. Pendapat/pandangan dari Roscoe Pound ini banyak
persamaannya dengan aliran Interessen Jurisprudence. Primat logika dalam
hukum digantikan dengan primat pengkajian dan penilaian terhadap
kehidupan manusia (Lebens forschung und Lebens bewertung), atau secara
konkritnya lebih memikirkan keseimbangan kepentingan-kepentingan
(balancing of interest, private as well as public interest).4
Roscoe Pound juga berpendapat bahwa living law merupakan synthese
dari these positivisme hukum dan antithese mazhab sejarah. Maksudnya,
kedua aliran tersebut ada kebenarannya. Hanya, hukum yang sanggup
menghadapi ujian akal agar dapat hidup terus. Yang menjadi unsur-unsur
kekal dalam hukum itu hanyalah pernyataan-pernyataan akal yang terdiri dari
atas pengalaman dan diuji oleh pengalaman. Pengalaman dikembangkan oleh
akal dan akal diuji oleh pengalaman. Tidak ada sesuatu yang dapat bertahan
sendiri di dalam sistem hukum. Hukum adalah pengalaman yang diatur dan
dikembangkan oleh akal, yang diumumkan dengan wibawa oleh badan-badan
yang membuat undang-undang atau mensahkan undang-undang dalam
masyarakat yang berorganisasi politik dibantu oleh kekuasaan masyarakat itu.
Dalam bukunya An introduction to the philosophy of law, Pound
menegaskan bahwa hukum itu bertugas untuk memenuhi kehendak
masyarakat yang menginginkan keamanan yang menurut pengertian yang
paling rendah dinyatakan sebagai tujuan ketertiban hukum. Dalam kaitannya
dengan penerapan hukum Pound menjelaskan tiga langkah yang harus
dilakukan :5
1. menemukan hukum
2. menafsirkan hukum
3. menerakan hukum
4 . http://kuliahfilsafathukum12.blogspot.com/2012/03/aliran-aliran-filsafat-hukum. Diunduh 20
Mei 2014
5 . Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, Bhratara Niaga Media, Jakarta, 1996, hal 52

Dari sini dapat kita lihat Pound hendak mengedepankan aspek-aspek


yang ada ditengah-tengah masyarakat untuk diangkat dan ditearpkan kedalam
hukum. Bagi aliran Sociological Jurisprdence titik pusat perkembangan
hukum tidak terletak pada undang-undang, putusan hakim, atau ilmu hukum,
tetapi terletak pada masyarakat itu sendiri. Dalam proses mengembangkan
hukum harus mempunyai hubungan yang erat dengan nilai-nilai yang dianut
dalam masyarakat bersangkutan. Lebih lanjut Roscoe Pound berpendapat
hukum adalah alat untuk memperbaharui (merekayasa) masyarakat (law as a
tool of social engineering). Untuk dapat memenuhi peranannya tersebut Pound
mengedepankan rasa keadilan yang ada di masyarakat. Pandangan aliran
Sociological Jurisprudence, dapat dirumuskan sebagai berikut . Hukum
itu dianggap sebagai satu lembaga sosial untuk memuaskan kebutuhan
masyarkat, tuntutan, permintaan dan pengharapan yang terlibat dalam
kehidupan masyarakat.6
Eugen Ehrlich (1862-1922) dalam karyanya Fundamental Principles of
the Sociology of Law (1913) yang telah melakukan kritik terhadap peranan
ahli hukum dengan sebutan Lawyers Law. Sebutan sinis ini telah membuka
mata para ahli para ahli hukum ketika itu atas kekeliruannya dalam memahami
konsep hukum dan penerepanya dalam masyarakat. Bahkan Ehrlich lebih jauh
mengkritisi peranaan para hakim yang hanya menerapkan hukum atas suatu
fakta tanpa mempertimbangkan aspek-aspek sosiologis atas putusannya.
Pernyataan Ehrlich yang sangat terkenal sebagai pelopor aliran ini adalah
pusat gravitasi perkembangan hukum sepanjang waktu dapat ditemukan,
bukan di dalam perundang-perundangan dan dalam ilmu hukum atau putusan
pengadilan melainkan di dalam masyarakat itu sendiri.7 Aliran sangat
mempengaruhi para ahli hukumnya untuk betul-betul menarik perhatiannya
kepada problem-problem kehidupan sosial yang nyata. Kritik yang bisa
6 . Ibid, hal 51
7. Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif: Rekontruksi Terhadap Teori
Hukum Pembangunan dan Teori Hukum Progresif ( Yogyakarta: Genta
Publishing, 2012),hlm. 38
6

dilontarkan terhadap pendapat Ehrlich yang demikia itu adalah, bahwa ilmu
hukum yang dilahirkanya menjadi tanpa bentuk (amorphous), bahkan
menjadikan arti penting dari hukum itu tenggelam dan menuntun kepada
kematian ilmu tersebut.8
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ekspektasi yang hidup
dimasyarakat termasuk didalamnya nilai-nilai keadilan yang ada harus
dikedepankan demi terwujudnya tatanan hukum.
The Sociology of

No

Pembeda

Sociological Jurisprudence

Kedudukan

Salah satu aliran dalam filsafat

Law
Cabang dari ilmu

Metode

hukum
dari hukum kepada masyarakat

sosiologi
dari masyarakat

pendekatan
Fokus

hukum sebagai suatu konsep yang

kepada hukum
hubungan antara

kajian

dapat dikembangkan sedemikian

gejala-gejala

rupa untuk dijadikan alat rekayasa

kehidupan suatu

sosial. Law as a tool of social

kelompok

engineering. Hubungan timbal balik

masyarakat dengan

antara hukum dan masyarakat.

hukum. Mempelajari
hubungan antara
manusia dengan

Jenis

Berkembang di Amerika Serikat,

objek kajian hukum.


Berkembang di

sistem

sehingga berkonotasi Common Law

Italia, sehingga

hukum

berkonotasi eropa

yang dianut

daratan atau Civil

Implikasi

Law
Hakim sebagai

Judge makes law

sistem

corong undang-

hukum

undang

8 . Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 303
7

Para penganut aliran sosiologis di bidang ilmu hukum dapat dibedakan


antara yang menggunakan sociology of law sebagai kajiannya dan yang
menggunakan sociological jurisprudence sebagai kajiannya. Sociology of law
lahir dan berkembang di Italia dan pertama kali diperkenalkan oleh Anzilotti,
sehingga berkonotasi Eropa Daratan. Sedangkan, sociological jurispredence lahir
dan berkembang di Amerika Serikat, sehingga berkonotasi Anglo Saxon.
Sociology of law merupakan sosiologi tentang hukum, karena itu ia merupakan
cabang sosiologi. Di sisi lain, socilogical jurispredence adalah ilmu hukum
sosiologi karena itu merupakan cabang ilmu hukum.9
B. KritikterhadapAliranSociologicalJurisprudence
Sekalipunaliransociologicaljurispridencekelihatannyasangatideal
dengancitahukummasyarakatyangterusmenerusberubahini,karena
mengutamakanbagaimanasuatuhukumitumenjadibaikdansesuaidengan
nilainilaiyanghidupdalammasyarakat.Tetapi,aliraninibukanlahtanpa
kritik. Suatuhalyangpatutdipahami,bahwadalamprogramsosiologi
jurisprudencePound,lebihmengutamakantujuanpraktisdengan:
1. menelaahakibatsosialyangaktualdarilembagahukumdandoktirin
hukum,karenaitu,lebihmemandangkerjanyahukumdaripadaisi
abstraknya.
2. memajukantelaahsosiologisberkenaandengantelaahhukumuntuk
mempersipakanperundangundangan,karenaitu,menganggaphukum
sebagaisuatulembagasosialyangdapatdiperbaikiolehusahayangcerdik
gunamenemukancaraterbaikuntukmelanjutkandanmembimbingusaha
usahademikianitu.
3. mempelajaricaramembuatperaturanyangefektifdanmenitikberatkan
padatujuansosialyanghendakdicapaiolehhukumdanbukannyapada
sanksi
9 . Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum
(Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat), Jakarta:
Rajawali Pers, 2012, hlm.119
8

4. menelaahsejarahhukumsosiologisyaknitentangakibatsosialyang
ditimbulkanolehdoktrinhukumdanbagaimanacaramengahasilkannya
5. membelaapayangdinamakanpelaksanaanhukumsecaraadildan
mendesaksupayaajaranhukumharusdianggapsebagaibentukyangtidak
dapatberubah.
6. meningkatkanefektifitaspencapaiantujuanyangtersebutdiatasagar
usahauntukmencapaimaksudsertatujuanhukumlebihefektif.
ProgramsosiologisjurisprudencePoundkelihatanberpengaruhdalam
pandangannyayakniapayangdisebutdenganhukumsebagaisocial
engineeringsertaajaransociologicaljurisprudenceyangdikembangkannya.
Dimanahukumyangbaikituadalahhukumyangsesuaidenganhukumyang
hidupdalammasyarakat.Aliraninimengetengahkanpentingnyahukumyang
hidupdalammasyarakat.Dimanahukumpositifakanbaikapabilaada
hubungandenganperaturanyangterletakdidasardandidalammasyarakat
secarasosilogisdanantropologis.Tetapitidakmudahuntukmewujudkancita
hukumyangdemikian.Tidaksajadimungkinkanolehadanyaperbenturan
antaranilainilaidantertibyangadadalammasyarakatsebagaisuatu
kelompokdengankelompokmasyarakatlainnya.Terutamadalammasyarakat
yangpruralistik.Tetapisamasekalitidakberartitidakbisaditerapkan.
Dalammasyarakatyangmonoistik,tidakbegitusukarmenerapkan
ajaransociologicaljurisprudence.Berbedahalnyadenganmasyarakatyang
memilikipruralistiksepertimasyarakatIndonesiadimananilainilaidantata
tertibnyamasingmasingsertapolaperilakuyangspesifikpulaadalahtidak
mudahmenerapkanajaransociologicaljurisprudence.
Berdasarkanfaktabahwasetiapkelompokmempunyaitatatertib
sendiri,danfaktabahwahubunganantaratertibiniadalahterusmenerus
berubahmenuruttipemasyarakatyangserbameliputi,yangterhadapnya
negarahanyalahmerupakansuatukelompokyangkhususdansuatutatatertib
yangkhususpula.Dalammenerapkannyadiperlukanberbagaipendekatan

untukmemahamidanmenginventarisasinilainilaiyanghidupdalam
masyarakat,terutamadalammasyarakatmajemukyangmemilikitatatertib
sendiridanpruralitik.
MenurutPound,hukumdipandangsebagailembagamasyarakatuntuk
memenuhikebutuhankebutuhansosial.Disisilain,Friedmanmengemukakan,
secarateoritiskaryaEhrlich,menunjukkanadanyatigakelemahanpokok
terhadapajaransociologicaljurisprudenceyangdikembangkanEhrlich,yang
semuanyadisebabkanolehkeinginanannyameremehkanfungsinegaradalam
pembuatanundangundang.
Kelemahanituadalah:Karyatersebuttidakmemberikankriteriayang
jelasmembedakannormahukumdarinormasosialyanglain.Bahwa
keduanyatidakdapatdipertukarkan,sesuatuyangmerupakanfaktahistoris
dansosial,tidakmengurangiperlunyapengujianpernedaanyangjelas.Sesuai
denganitusosiologihukumEhrlichselaluhampirmenjadisuatudalamgaris
besar,sosilogiumum.
Ehrlichmeragukanposisiadatkebiasaansebagaisumberhukumdan
adatkebiasaansebagaisatubentukhukum.Dalammasyarakatprimitifseperti
halnyadalamhukuminternasionalpadazamanketikaadatistiadatdipandang
baiksebagaisumberhukummaupunsebagaibentukhukumyangpaling
penting.Dinegaramodernperanmasyarakatmulamulamasihpenting,tetapi
kemudianberangsurberkurang.Masyarakatmodernmenuntutsangatbanyak
undangundangyangjelasdibuatolehpembuatundangundangyangsah.
Undangundangsemacamituselaluderajatbermacammacam,tergantungdari
faktahukumini,tetapiberlakunyasebagaihukumbersumberpadaketaatan
faktualini.KebingunaninimerembeskeseluruhkaryaEhrlich.
Ehrlichmenolakmengikutilogikaperbedaanyangiasendiriadakan
normanormahukumnegarayangkhasdannormanormahukumdinama
negarahanyamemberisanksipadafaktafaktasosial.Konsekwensinyaadalah
adatkebiasaanberkurangsebelumperbuatanudangundangsecaraterperinci,
terutamaundangundangyangdikeluarkanolehpemerintahpusat
10

mempengaruhikebiasaandalammasyarakatsamabanyaknyadengan
pengaruhdirinyasendiri.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
DalamaliranSociologicalJurisprudencehukummenjadisangat
akomodatifdanmenyerapekspektasimasyarakat.BagiSociological
Jurisprudencehukumdikonstruksidarikebutuhan,keinginan,tuntutandan
harapandarimasyarakat.Jadiyangdidahulukanadalahkemanfaatandarihukum
itusendiribagimasyarakat,dengandemikianhukumakanmenjadihidup.Aliran
sangatmengedepankankesadaranhukumdanrasakeadilanmasyarakat.Akan
tetapihaliniberakibathukummenjadidemikiancair.Kritikyangterbesaryang
ditujukanbagiSociologicalJurisprudenceadalahdenganpendekataninihukum
dapatkehilangantaringnyadantidakajeg.Paradigmainijugadianggapterlalu
mengadaikansuatumasyarakattelahdemikianberkembangsampaipadatahap
dimanatidaklagiadaketeganganpadapranatasosialdalammerumuskan
tuntutannya,masyarakatdianggaptelahmampumenentukanhukumnyasendiri,
danmengecilkankedaulatandaripenguasa.
Jadi, aliran Sosiological Yuresprudence berkembang dan membahas
tentang hukum yang ada di masyarakat. Hanya saja dalam aliran Sosiological
Yurisprudence membahas tentang hukum yang berkembang atau yang ada di
masyrakat itu sendiri.

11

Daftar Pustaka
Ali, Zainuddin , Filsafat Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika) 2009
Atmasasmita,Romli , Teori Hukum Integratif: Rekontruksi Terhadap Teori Hukum
Pembangunan dan Teori Hukum Progresif , ( Yogyakarta: Genta
Publishing) , 2012
http://kuliahfilsafathukum12.blogspot.com/2012/03/aliran-aliran-filsafat-hukum.
Diunduh 20 Mei 2014
Pound,Roscoe , Pengantar Filsafat Hukum,( Jakarta: Bhratara Niaga Media), ,
1996.
Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum
(Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat),
(Jakarta: Rajawali Pers), 2012
Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti), 2006
Rasjidi, lili dan B. Arief Sidartha, Filsafat Hukum: Mazhab dan Refleksinya,
(Bandung: CV Remadja Karya), 1988

12

Anda mungkin juga menyukai