Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Steven Dwi Purbantoro

NIM

: 1409005101

Kelas

:B

MEDIA KULTUR
1. Media Umum
Media umum adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba
secara umum atau bisa juga dikatakan sebagai media yang digunakan untuk
menumbuhkan berbagai mikroba.
Contoh media umum misalnya media agar nutrient (NA) untuk bakteri, media
agar kentang dekstrosa (PDA) untuk jamur, dan Nutrient Broth untuk bakteri.
Ketiga contoh dari media umum tersebut sama-sama menggunakan aquades
dan agar, bedanya adalah pada NA ditambahkan daging dan pepton, pada PDA
ditambahkan kentang dan dextrose, dan pada Nutrient Broth berbentuk media cair,
yang prinsipnya sama dengan NA.
2. Media Selektif
Media selektif atau media penghambat adalah media yang ditambah zat kimia
tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga
dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung Kristal violet
pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri Gram positif tanpa
mempengaruhi bakteri Gram negative.
Contoh media selektif dan komposisinya:
a. Salmonella Shigella (SS) Agar
Merupakan media selektif yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae
pathogen khususnya Salmonella spp. Dan Shigella spp.. Komposisi pada agar ini
berupa bile salt, brilliant green, beef extract, pancreatic digest of casein, peptic
digest of animal tissue, lactose, sodium citrate, sodium thiosulfate, ferric citrate,
neutral red, dan agar.
b. VRBA (Violet Red Bile Agar)
Merupakan media untuk menghitung jumlah bakteri Gram negative dengan
menambahkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram
positif ke dalam medium. Komposisi yang digunakan dalam media ini adalah
ekstrak ragi, pepton, NaCl, bile salt, lactose, neutral red, violet Kristal, dan
bacteriocal agar.
c. Strach Agar (SA)
Merupakan media sintetik terdefinisi yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme amilolitik dimana terdiri dari pati 1%. Komposisi yang
digunakan berupa KNO3, K2HPO4, MgSO4,7H2O, CaCl2, FeCl2, dan pati kentang.
d. Skim Milk Agar
Merupakan media yang terdiri dari PCA steril dan susu skim. Susu skim
mengandung kasein yang dapat dipecah oleh mikroorganisme proteolitik menjadi
senyawa nitrogen terlarut sehingga pada koloni dikelilingi area benng, sehingga
kejadian tersebut menunjukkan bahwa mikroba tersebut mempunyai aktivitas

e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.

proteolitik. Komposisi dari media skim milk agar adalah kasein, ekstrak ragi, skim
milk agar, glucose, dan agar.
Mac Conkey Agar
Merupakan media selektif dan diferensial yang mempunyai keistimewaan
memilah bakteri enteric Gram negative dari campuran bakteri yang
memfermentasikan laktosa, karena dalam MacConey agar ini terdapat lactose,
crystal violet ddan neutral red bile salt. Sehingga media ini dapat membedakan
bakteri yang memfermentasi lactose berupa koloni berwarna merah muda dan
nonfermentasi yang tidak berwarna.
Komposisi dari media ini berupa pancreatic digest of gelatin, lactose, agar,
pancreatic digest of casein, agar, pancreatic digest of casein, crystal violet, peptic
digest of animal tissue, sodium chloride, neutral red, dan bile salt mixture.
Eosin Methylene Blue
Media Thiosulphate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBSA)
Na + 1% Margarin
Plate Count Agar (PCA)
VRB (Violet Red Bile) Agar
Lactose Broth (LB)
MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
PGYA
BBLTM TrypticaseTM Soy Agar with Lecithin and Polysorbate 80
DifcoTM Tryptic Soy Agar with Lecithin and Polysorbate 80 (Microbial Content
Test Agar)
BBL Trypticase Soy Agar
Difco Thermoacidurans Agar
Thayer-Martin Selective Agar
BBL Seven H11 Agar Base
Difco Tetrathionate Broth Base
Dll.

3. Media Tumbuh (Diferensial)


Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekulmolekul yang selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak
diri sehingga sel-sel tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan
dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga
memanipulasi mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.
Komposisi yang digunakan pada media tumbuh ini adalah agar, pepton, meat/
plant extract, faktor tumbuh, komponen selektif (seperti bile salt, selenite,
tetrahionate, sodium chloride, dll), komponen diferensial (enzim tertentu), dan pH
buffer/ buffer salts.
Contoh dari media diferensial seperti Blood Plate Agar untuk kontrol
Streptococcus spp., MacConkey Agar Placte (MC) untuk Gram negative, Salmonella
Shigella Agar Plate (SS), Eosin Methylene Blue (EMB) Agar untuk Gram negatif,

Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar Plate (TCBS) untuk Vibrio spp., Endo
Agar, Manitol Salt Agar (MSA), Agar DO (Deoxycholate & Citrate), dll.
4. Media Assay
Media penguji (assay medium) adalah media dengan susunan tertentu
digunakan untuk pengujian-pengujian vitamin, asam amino, antibiotik dan lain-lain.
Yang termasuk dalam media Assay adalah NA yang terdiri natrium agar dan
aquades, PDA yang terdiri dari kentang, glucose, agar, dan aquades, dan TEA yang
terdiri atas tauge, aquades, agar dan gula pasir.
5. Media Isolat Dan Isolasi
a. Teknik Isolasi Bakteri
Teknik Piringan Goresan (Streak Plate Method)
o Goresan T, prosedurnya petridish dibagi menjadi 3 bagian
menggunakan spidol dan daerha tersebut diinokulasi dengan streak
zig-zag.
o Goresan Kuadran (Strike Plate), hampir sama dengan goresan T,
namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat.
o Goresan Sinambung, ose disentuhkan pada koloni bakteri dan
gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu
petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai habis.
Metode Tuang (Pour-plate Method), terdiri atas penginokulasian biaka
ncampuran ke dalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah
didinginkan pada suhu 45oC. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri
keseluruh medium. Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan
petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam
medium tujuan. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk
mendapatkan biakan murni.
Teknik Sebar (Spread Plate), teknik isolasi mikroba dengan cara
menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
Teknik Pengenceran (Dilution Method)
Teknik Micromanipulator, mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang
ditempatkan dalam mikro manupolator, kemudian ditempatkan dalam
mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk
dibiakkan.

b. Identifikasi Bakteri
Morfologi Makroskopi, dilakukan dengan mengamati karakteristik dari
pola pertumbuhan mikroorganisme pada media buatan yang diamati
dengan mata telanjang (tanpa alat bantu)
Morfologi Mikroskopi, dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi
sel, organel sel, dan susunana sel ketiak diamati dengan mikroskop pada
perbesaran tertentu.

Karakteristik Zat Warna (Pewarnaan), kemampuan mikroorganisme untuk


biasanya digunakan dengan pemeriksaan secara mikroskopi sebagai bagian
dari identifikasi bakteri
Persyaratan Lingkungan, kemampuan mikroorganisme untuk hidup padap
berbeagai suhu, menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat
pH, ataupun keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl.
Persyaratan Nutrisi, kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan
berbagai macam sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi
ketika tumbuh pada keadaan lingkungan tertentu.
Resistensi, menunjukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotic
tertentu, logam berat pada mikroorganisme tertentu
Antig, menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam
metode serologi dan imunologi.
Subseluler, menentukan bagian-bagian molekuler sel yang menjadi tipe
pada beberapa takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode
analisis.

6. Media Jamur
Yang termasuk media pertumbuhan jamur adalah Potato Dextrose Agar
(PDA), dan Soboround Dextrose Agar (SDA) biasanya digunakan untuk Aspergillus
spp..
7. Media untuk Bakteri Coccus
Media yang digunakan dalam media kultur bakteri Coccus adalah:
a. Buffer Peptone Water
Dalam penanaman bakteri Staphylococcus aureus ini digunakan media BPW
sebagai larutan pengencer. Komposisinya berupa pepton from casein, natrium
chloride, kalium dihidrogen phosphate, dan dinitrium hydrogenphophate
dodecahydrate.
b. Bird Parker Agar (BPA), sebagai medium selektif dalam pengujian mikrobiologi
bakteri Staphylococcus aureus. Dalam medium ini terkandung lithium klorida,
peptone from casein, meat extract, meast extract, sodium pyruvate, glycine, dan
agar.
c. Manitol Salt Agar, media pertumbuhan khusus bakteri Halophiles dan dapat
membedakan Staphylococcus pathogen dan nonpatogen. Manitol Salt merupakan
media selektif karena memiliki konsentrasi yang sangat tinggi NaCl (7,5%).
d. Thayer Martin Selektif, untuk menghambat pertumbuhan kuman coccus Gram
positif.
e. Nutrient Agar (NA), untuk uji air dan produk dairy.
f. Trypticase Soy Agar (TSA), media diferensial yang mampu mengisolasi dan
mengultivasi mikroba yang kritis maupun yang nonkritis. Komposisi dari media
ini yaitu agar, enzymatic digest of soybean meal, pancreatic digest of casein, dan
sodium chloride.

8. Media untuk Enterobacteriacea spp.


Media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri Enterobactericea spp.
adalah:
a. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar), digunakan untuk menumbuhkan koloni
pada bakteri Gram negative.
b. MacConkey Agar, digunakan untuk membedakan bakteri yang memfermentasi
laktosa (berkoloni merah muda) dengan yang nonfermentasi (tidak berwarna).
Biasanya media ini digunakan untuk bakteri E. coli.
c. Blood Agar (BA), digunakan untuk reaksi hemolitik yang terjadi jika ada
pertumbuhan bakteri pathogen.
d. Salmonella Shigella Agar (SS), digunakan untuk mengisolasi kuman Salmonella
spp. dan Shigella spp. dari sampel feses, urin, dan makanan.
e. Escherichia Coli (EC) Broth
f. Lactose Broth (Single Strength)
g. Lactose Broth (Double Strength), bedanya dengan yang single strength adalah dua
kali berat komposisi single strength.
h. Nutrient Agar (NA)
i. Simmons Citrate Agar (SCA)
j. Xylose Lysine Deoxycholate, untuk penyubur Gram negative.
9. Media untuk Bacillus spp. dan Clostridium spp.
Media yang digunakan untuk Bacillus spp.:
a. DifcoTM Thermoacidurans, untuk mengisolasi dan mengultivasikan B. coagulans
(B. thermoacidurans). Komposisinya berupa agar, dextrose, ektrak ragi,
dipotassium phosphate, dan proteose peptone.
Media yang digunakan untuk Clostridium spp.:
a. SPS (Sulfite Polimyxin Sufadiazine), komposisinya berupa peptondarikasein,
ekstrak ragi, ferric citrate, sodium phosphate, polimyxin B sulphate, sodium
sulfadiazine, dan agar.
b. Brucella Kanamisin (BK), untuk media selektif khusus bakteri Clostridium
dengan penambahan disk obat metronidase.
c. CCFA-HT (Cycloserine Cefoxitin Fructose Agar dengan Darah Kuda dan
Tarocholate)
d. Botulinum Isolation Agar Base, komposisinya adalah casein enzymic hydrolysate,
ekstrak ragi, dextrose, disodium phosphate, sodium chloride, magnesium sulphate,
dan agar.
10. Media Kultivasi dalam Mikologi
Pemilihan media yang digunakan dilakukan berdasarkan jenis jamur yang
dicurigai, level identifikasi (genus, spesies), adanya kemungkinan kontaminasi
mikroorganisme lain dan fasilitas laboratorium. Media yang sering digunakan untuk
isolasi jamur adalah media selektif, yang berupa Potato Flakes Agar (PFA), Agar
Penghambat Jamur (Inhibitory Molds Agar/ IMA) sebagai penghambat dengan garam
inorganic, chloramphenicol, dan gentamycin. atau kombinasi Suboround Dextrose
Agar (SDA) dan Brain-Heart Infusion Agar (BHI) digunakan biasanya untuk
Cryptococcus neoformans dan juga Sporothrix spp., dan Pasacoccidoides spp.,

menjadi SABHI untuk budidaya dermatofit yang merupakan penggabungan


chloramphenicol dan cycloheximide memberikan selektivitas pada media.
11. Media untuk Pasteurella spp. dan Leptospira spp.
Media yang biasanya digunakan untuk pertumbuhan bakteri Pasteurella adalah:
a. Stuarts Trasnport Medium (Difco), komposisinya sodium glycerophosphate,
calcium chloride, mercaptoacetic acid, dan aquades.
b. Amies Transport Medium (Gibco), modifikasi dari Difco. Glycerophosphate
digantikan oleh fosfat anorganik dan methylene blue dengan arang farmakologis.
Sehingga mempertahankan permeabilitas sel. Komposisinya sodium chloride,
postassium chloride, calcium chloride, chloride, monopotassium phosphate,
disodium phosphate, sodium thioglycollate, dan aquades.
c. BHI Broth (Oxoid), untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair
maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton,
buffer phosphate, dan sedikit dekstrosa.
d. MacCobkey, biasanya digunakan untuk Pasteurella hemolytica.
Media pertumbuhan untuk bakteri Leptospira berupa:
a. Media EMJH (Ellinghausen MacCullough Johnson Harris)
Media ini untuk menumbuhkan bakteri Leptospira,. Media ini berbentuk cair dan
semisolid. Media EMJH juga digunakan sebagai antigen hidup untuk uji serologi
MAT (Micro Aglutination Test) dan semisolid untuk menumbuhkan Leptospira
untuk tujuan penyimpanan. Komposisi dari media ini adalah Leptospira Medium
Base EMJH (Difco), sodium pyruvate, glycerol, aquades.
12. Media untuk Mycobacterium spp. dan Brucella spp.
Media yang digunakan ntuk mengultur bakteri Mycobacterium sp. adalah
Media Lowenstein-Jensen (LJ). Media ini sangatlah peka terhadap cahaya, karena
sifat dari Malachite Green yang sangat photosensitive. Komposisi yang terkandung
dari media ini adalah tepung kentang, asparagine, monopotassium phosphate,
magnesium citrate, malachite green, magnesium sulphate, glycerol, egg base,
nalidixic acid, dan penicillin.
Pada media LJ dengan tambahan lainnya dapat berupa dengan Pyruvate, dengan
Sodium Chloride, LJ selektif, dan dengan Iron.
Media kultivasi untuk Brucella spp, ini adalah media Brucella Agar Base,
Horse Blood Brucella Broth, dan Brucella Blood Agar. Komposisi dari Brucella agar
adalah enzymatic digest of casein, enzymatic digest of animal tissue, ekstrak ragi,
sodium chloride, dextrose, sodium bisulfite, dan agar. Sedangkan pada Horse Blood
Brucella Broth sama dengan komposisi Brucella Agar, hanya saja tanpa agar.

Anda mungkin juga menyukai