Anda di halaman 1dari 34

EMANFAATANSUMBERDAYAALAM

DENGANPRINSIPEKOEFISIENSI
hasan kawaguchi 13.00

geografi

Sumber daya alam harus dimanfaatkan secara ekonomis dan


efisien. Jadi, dalam pengolahannya diusahakan sehemat mungkin
sesuai kebutuhan dan memerhatikan langkah pelestarian sumber
daya alam yang ada. Pelestarian sumber daya alam di Indonesia
dilakukan dengan dua macam usaha, yaitu usaha preventif atau
pencegahan dan usaha kuratif atau perbaikan.
Usaha preventif adalah usaha pelestarian yang dilakukan sebelum
suatu permasalahan muncul, yaitu dengan cara memprediksi
permasalahan yang akan terjadi di masa mendatang. Hal ini dapat
di cegah lebih dini, misalnya setiap terjadi di masa mendatang. Hal
ini dapat dicegah lebih dini, misalnya setiap pembangunan suatu
industri harus disertai dokumen amdal (analisis mengenai dampak
lingkungan) yang memuat informasi tentang jumlah menusia yang
akan terkena dampak, luas wilayah yang terkena dampak,
banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak, sifat
kumulatif dampak, dapat tidaknya dampak diperbaiki, dan rencana
pengelolahan serta pemantauan lingkungan. Usaha kuratif adalah
usaha perbaikan terhadap sumber daya alam yang telah mengalami
kerusakan.
Usaha kuratif merupakan rehabilitasi situasi agar sifanya yang
merugikan dapat dihilangkan. Misalnya, melaukakan penghijauan
pada lahan yang telah gundul seperti tererosi, menutup kembali
lubang-lubang bekas penggalian barang tambang, dan menetralisir
air sungai yang tercemar oleh limba cair indutri.
Lingkungan sebagi sumber daya yang mendukung hidup dan
kehidupan. Tinggi rendahnya penghargaan terhadap suatu sumber
daya tergantung dari kebutuhan orang yang memerlukannya.
Lingkungan hidup terdiri atas dua bagian, yaitu baigan yang hidup
seperti hewan, tumbuhan, dan manusia; bagian yang tidak hidup,
seperti udara, air, sinar matahari, dan mineral. Unsur-unsur
tersebut sebagian besar dibuat oleh alam (bersifat natural) dan
sebagian besar lagi terbentuk oleh campur tangan manusia (bersifat
kultural atau kebudayaan). Sawah, perkebunan, desa, dan kota
termasuk unsur-unsur lingkungan yang bersifat kultural. Baik yang
kultural maupun yang natural bertindak sebagai sumber daya bagi
manusia yang mendiami lingkungan hidup. Unsur-unsur lingkungan
tersebut memberi kemampuan kepada manusia untuk hidup dan

berbuat. Sumber daya ada kaeran adanya manusia dengan segala


kebutuhannya. Kegunaan sumber daya adalm bukanlah karena
manusia ditambah dengan kemauan dan kemampuan manusia
untuk mengusahakannya.
Jumlah, keadaan, dan interaksi sumber daya alam yang ada di bumi
ini senantiasa berubah. Oleh karena itu, nilai penghargaan terhadap
suatu sumber daya juga berubah. Seiring dengan kemajuan
teknologi dan pendidikan sumber daya manusianya, bahan yang
semula tidak berguna ternyata mempunyai nilai guna yang sangat
tinggi. Misalnya, bensin dan gas alam semula merupakan
pengganggu karena mudah terbakar dan tidak mempunyai nilai
guna. Setelah ditemukan teknologi, pemanfaatanya sangat
berharga. Dengan kata lain, kebudayaan dan teknologi dapat
menciptakan sumber daya sehingga sesuatu yang sebelumnya tidak
mempunyai nilai sebagai sumber daya, kemudian memperoleh
penghargaan sebagai sumber daya.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berprisip ekoefisiensi adalah
pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan secara ekonomis
dan efisiensi sesuai kebutuhan. Selain itu, perlu dicarikan sumber
daya alternatif sebagai pengganti cadangan sumber daya alam yang
masih tersedia untuk keperluan di masa yang akan datang. Minyak
bumi diperoleh dengan cara pengeboran di suatu tempat dan
apabila habis maka akan pindah mencari daerah lain yang terdapat
kandungan minyak. Untuk menjaga persediaan minyak bumi, perlu
dilakukan pemanfaatan sumber daya alternatif pengganti minyak
bumi. Misalnya untuk menggerakkan mobil yang menggunakan
bensin, saat ini mulai diciptakan mobil dengan tenaga surya atau
tenaga matahari atau menggunakan biogas dari tanaman jarak
untuk mengganti solar. Kompor yang semula menggunakan minyak
tanah dapat diganti dengan kompor gas yang jelas lebih efisien dan
ekonomis.
Sumber: Buku Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang
Endarto.

Eko-efisiensi Dan Pembangunan Berkelanjutan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Alam ada dengan berbagai wujud dan persebaran.
Ada yang bisa diperbaharui, sebaliknya ada pula yang tidak bisa
diperbaharui. Ada juga wilayah yang kaya akan sumber daya
alam, sebaliknya ada wilayah yang miskin sumber daya.
Semuanya itu seolah membentuk keseimbangan yang
seharusnya dijaga. Wilayah yang melimpah akan sumber daya
alam tertentu dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang
kekurangan. Sumber daya yang tidak dapat diperbarui
diusahakan keseimbangannya dengan pengelolaan berbasis
prinsip ekoefisiensi dan keberlanjutan. Begitu pula dengan
sumber daya alam yang lainnya. Pada hakikatnya kelestarian
sumber daya alam bisa dicapai dengan pemanfaatan yang
ekoefisien, mengelolanya dengan pedoman berkelanjutan dan
berwawasan.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui :
a.

Ekoefisiensi

b.

Pembangunan Berkelanjutan.

C. Tujuan
Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah,
maka tujuan masalah adalah :

a.

Untuk mengetahui ekofisiensi.

b.

Untuk mengetahui pembangunan berkelanjutan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekoefisiensi
Kehidupan manusia secara individu, bahkan sampai tingkat
pembangunan di suatu daerah atau yang lebih tinggi, di tingkat
negara misalnya, hampir selalu didasarkan pada pemanfaatan
sumber daya alam. Energi memegang peran yang amat penting
dalam kehidupan kita. Tanpa pasokan energi yang cukup laju
ekonomi akan melambat. Penyediaan lapangan pekerjaan pun
akan turun. Karena itu, penghematan konsumsi energi tak dapat
ditawar.
Kuncinya ialah meningkatkan efisiensi penggunaan energi yang
maknanya adalah memperbesar proporsi energi untuk proses
produksi dan mengurangi proporsi energi yang terbuang.
Akibatnya, jumlah energi yang dibutuhkan per unit produk /
layanan akan turun. Ini berarti, biaya produksi per unit
produk/layanan akan turun pula sehingga potensi profit per unit
produk/layanan naik.
Dari segi lingkungan hidup karena proporsi energi yang
terbuang turun, beban pencemaran per unit produk/layanan
berkurang pula. Intensitas energi per unit produk/layanan juga
turun sehingga laju deplesi sumber daya energi kita juga turun.
Maka pemerintah untung, masyarakat untung, pengusaha
untung, dan lingkungan hidup pun untung. Pendekatan ini
disebut eko-efisiensi, yaitu efisiensi eko-nomi maupun efisiensi
eko-logi. Dengan eko-efisiensi, kinerja ekonomi maupun kinerja
lingkungan hidup ditingkatkan.

Namun sering kali pemanfaatan sumber daya alam tersebut pada


tingkat eksploitasi yang tidak ramah terhadap lingkungan
(ekologi). Bahkan demi kelangsungan proses pembangunan
ekonomi, dalam konteks efisiensi diperlukan adanya
perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan
sumber daya alam yang dilakukan dengan cermat. Perhitungan
hubungan hubungan ekologis perlu dilakukan untuk
mengurangi akibat-akibat yang merugikan baik bagi
kelangsungan pembangunan maupun kelangsungan ekosistem.
Itulah gambaran prinsip ekoefisiensi dalam pengelolaan sumber
daya alam. Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi yang
tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi, dan nilai
setiap sumber daya alam. Bagaimana pun sumber daya alam
mempunyai karakteristik khusus terutama dalam hubungannya
dengan ekosistem dan pembangunan. Sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui harus diusahakan keseimbangannya
dengan pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi dan
Pembangunan Berkelanjutan. Begitu pula dengan sumber daya
alam yang lainnya. Pada hakikatnya kelestarian sumber daya
alam bisa dicapai dengan pemanfaatan yang ekoefisien,
mengelolanya dengan pedoman berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber
daya alam berdasarkan pemilihan peruntukannya menjadi sangat
penting. Pemilihan peruntukan tersebut dilaksanakan atas dasar:
1. Efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam
batas-batas kelestarian sumber daya alam.
2. Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya
alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem, dan
3. Memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan
penggunaan di masa depan, sehingga perombakan ekosistem
tidak dilakukan secara drastis.

B. Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development )


Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan
(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip
"memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut
Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris,
sustainable development. Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah
laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan
pembangunan berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang
utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling
bergantung dan memperkuat. Untuk sebagian orang,
pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan
pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk
memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain,
konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena
sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada
isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World
Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling
terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan
berkelanjutan.
Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar
tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO,
2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman
budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya
keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian
"pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan
ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan
intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan

ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari


lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari
pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih
mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas
pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan
Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan
konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran
mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai
contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan
limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi
sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber
daya keuangan yang terbatas.
Beberapa riset memulai dari definisi ini untuk berargumen
bahwa lingkungan merupakan kombinasi dari ala dan budaya.
Network of Excellence "Sustainable Development in a Diverse
World" SUS.DIV, sponsored by the European Union, bekerja
pada jalur ini. Mereka mengintegrasikan kapasitas multidisiplin
dan menerjemahkan keragaman budaya sebagai kunci pokok
strategi baru bagi pembangunan berkelanjutan.
Beberapa peneliti lain melihat tantangan sosial dan lingkungan
sebagai kesempatan bagi kegiatan pembangunan. Hal ini
nyata di dalam konsep keberlanjutan usaha yang
mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai kesempatan bagi
perusahaan privat untuk menyediakan solusi inovatif dan
kewirausahaan. Pandangan ini sekarang diajarkan pada
beberapa sekolah bisnis yang salah satunya dilakukan di
Center for Sustainable Global Enterprise at Cornell University.
Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar
beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan
Berkelanjutan, diantaranya adalah Pertanian, Atmosfir,
Keanekaragaman Hayati, Biotekhnologi, Pengembangan
Kapasitas, Perubahan Iklim, Pola Konsumsi dan Produksi,
Demografi, Penggurunan and Kekeringan, Pengurangan dan
Manajemen Bencana, Pendidikan dan Kesadaran, Energi,
Keuangan, Hutan, Air Segar, Kesehatan, Tempat tinggal,
Indikator, Industri, Informasi bagi Pembuatan keputusan dan
Partisipasi, Pembuatan Keputusan yang terintegrasi, Hukum
Internasional, Kerjasama Internasional memberdayakan
lingkungan, Pengaturan Institusional, Manajemen lahan,

Kelompok Besar, Gunung, Strategi Pembangunan


Berkelanjutan Nasional, Samudera dan Laut, Kemisinan,
Sanitasi, Pengetahuan Alam, Pulau kecil, Wisata
Berkelanjutan, Tekhnologi, Bahan Kimia Beracun, Perdagangan
dan Lingkungan, Transport, Limbah (Beracun), Limbah
(Radioaktif), Limbah (Padat), Air.
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu,
dimana pandangan yang luas berada di bawah naungannya.
konsep ini memasukkan pemahaman keberlanjutan lemah,
keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep yang
berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara eko
(lingkungan) sentrisme dan antropo (manusia) sentrisme. Oleh
karena itu konsep ini lemah didefinisikan dan mengundang
debat panjang mengenai definisinya.
Selama sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang
berbeda telah berusaha mengukur dan memantau perkiraan
atas apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan
mengimplementasikan apa yang disebut dengan matrik dan
indikator keberlanjutan.

C. Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan


Dalam ekoefisiensi yang dipentingkan adalah adanya sinergi
antara lingkungan (ekologi) dan pembangunan, menyadari sifat
terpadu dan saling keterkaitan yang melekat pada Bumi. Pada
Juni 1992 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
menyelenggarakan Konferensi mengenai Lingkungan dan
Pembangunan PBB (The United Nations Conference on
Environment and Development UNCED) di Rio de Janiero
Brazil dan menghasilkan Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan
Pembangunan yang menetapkan serangkaian asas sebagai
pedoman pembangunan di masa mendatang.
Asas asas ini berlandaskan gagasan dari Deklarasi Stockholm
saat konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia pada
tahun 1992. Deklarasi Rio manyatakan bahwa satu satunya
cara untuk mencapai kemajuan ekonomi jangka panjang ialah
dengan mengaitkannya dengan perlindungan lingkungan. Hal ini
hanya dapat terjadi bila bangsa bangsa menjalin kemitraan

global yang baru dan adil, yang melibatkan pemerintah, rakyat


dan sektor sektor kunci dalam masyarakat. Mereka perlu
menciptakan kesepakatan kesepakatan internasional yang
melindungi keutuhan lingkungan global serta sistem
pembangunan. Asas asas Rio mencakup gagasan gagasan
berikut,
1. Manusia berhak atas kehidupan yang sehat dan produktif,
dalam keselarasan dengan alam.
2. Pembangunan masa kini tidak boleh merugikan kebutuhan
pembangunan serta kebutuhan Lingkungan generasi masa kini
dan generasi mendatang.
3. Bangsa bangsa memiliki hak dan kedaulatan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka sendiri, namun tanpa
menimbulkan kerusakan lingkungan di luar wilayah
perbatasannya.
4. Bangsa bangsa perlu menciptakan undang undang
internasional yang menjamin pemberian ganti rugi atas
kerusakan yang ditimbulkan pada daerah daerah di luar
perbatasan oleh kegiatan kegiatan di bawah pengawasannya.
5. Bangsa bangsa perlu mengambil tindakan pencegahan
untuk melindungi lingkungan. Jika, terdapat ancaman kerusakan
yang parah atau tidak dapat dibalikkan, ketidak pastian ilmiah
hendaknya tidak digunakan untuk menangguhkan tindakan yang
tepat guna menghindari Degradasi Lingkungan.
6. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan
lingkungan harus menjadi bagian integral dari proses
pembangunan, dan tidak dapat dianggap terpisah dari proses
tersebut.
7. Mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan
dalam taraf kehidupan di berbagai pelosok dunia merupakan
keharusan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan

memenuhi kebutuhan kebanyakan orang.


8. Bangsa bangsa perlu bekerja sama untuk melestarikan dan
memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem Bumi. Negara
negara maju mengakui tanggung jawab mereka dalam upaya
internasional menuju pembangunan berkelanjutan, mengingat
tekanan yang mereka timbulkan pada lingkungan global dan
mengingat teknologi dan sumber daya keuangan yang mereka
miliki.
9. Bangsa bangsa perlu mengurangi dan menghapuskan pola
pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan, dan
perlu mencanangkan kebijakan kebijakan Demografi yang
layak.
10. Masalah masalah lingkungan dapat ditangani sebaik
baiknya dengan partisipasi semua warga negara yang
bersangkutan.
11. Bangsa bangsa perlu mendorong dan membangkitkan
kesadaran serta partisipasi khalayak ramai dengan menyediakan
informasi tentang lingkungan yang meluas.
12. Bangsa bangsa perlu memberlakukan undang undang
yang efektif, dan menciptakan undang undang nasional
tentang jaminan bagi para korban pencemaran dan kerusakan
lingkungan lainnya. Bilamana bangsa bangsa tersebut
mempunyai wewenang mereka perlu menganalisis dampak
lingkungan dari usulan usulan kegiatan yang mungkin akan
berdampak merugikan.
13. Bangsa bangsa perlu bekerjasama menegaskan suatu
sistem ekonomi internasional yang terbuka, yang akan
membawa pertumbuhan ekonomi serta pembangunan
berkelanjutan di semua negara. Kebijakan kebijakan yang
menyangkut lingkungan hendaknya jangan digunakan sebagai
sarana yang tidak dapat dibenarkan untuk menghambat
perdagangan internasional.

14. Pihak pencemar pada pokoknya harus menanggung akibat


pencemaran.
15. Bangsa bangsa perlu saling memperingatkan akan adanya
bencana alam atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
berbahaya di luar batas negara masing masing.
16. Pembangunan berkelanjutan memerlukan pemahaman
ilmiah yang lebih baik tentang masalah masalahnya. Bangsa
bangsa perlu berbagi pengetahuan dan teknologi inovatif guna
mencapai tujuan keberlanjutan.
17. Diperlukan partisipasi penuh para perempuan dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan juga diperlukan
kreatifitas, semangat dan keberanian kaum muda serta
pengetahuan asli. Bangsa bangsa perlu mengakui dan
mendukung identitas, kebudayaan dan kepentingan penduduk
asli.
18. Perang membawa kehancuran pada pembangunan
berkelanjutan, dan bangsa bangsa perlu menghormati hukum
hukum internasional yang melindungi di masa masa konflik
bersenjata dan harus bekerjasama dalam menegakkan hukum
tersebut. Perdamaian, pembangunan dan perlindungan adalah
hal hal yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
A. eko-efisiensi, yaitu efisiensi eko-nomi maupun efisiensi ekologi. Dengan eko-efisiensi, kinerja ekonomi maupun kinerja
lingkungan hidup ditingkatkan.

B. Pembangunan masa kini tidak boleh merugikan kebutuhan


pembangunan serta kebutuhan Lingkungan generasi masa kini
dan generasi mendatang.
b. Saran
Dalam kesempatan ini penulis mengajak kepada pembaca untuk
mengimplementasikan gerakan ONE STEP FOR BETTER
INDONESIA. Atas kecintaan terhadap lingkungan Indonesia.
Bukan terpuruk karena merasa terlanjur dengan keadaan yang
seperti sekarang ini. Mari kita hijaukan bumi kita untuk
mengembalikan keadaan seperti semula. Di atas awan yang
mendung tersimpan langit yang cerah seindah biasanya.
Di Indonesia sendiri telah terbentuk gerakan peduli lingkungan.
Go Green Indonesia adalah upaya kita dalam menciptakan
negeri yang hijau yang bertujuan melestarikan dan menciptakan
lingkungan yang lebih baik bagi semua makhluk. Empat hal
pokok yang menjadi dasar dalam gerakan Go Green
Indonesia adalah :
1. Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan
bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti
mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak terlalu
butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun
yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga
penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi
penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum
mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.
2. Reuse berarti kegiatan penggunaan kembali sampah yang
masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi
lain. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang
kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju baju
bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa
diberikan pada saudara yang membutuhkan.
3. Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah
adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda,
menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun
sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas

untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar


besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat
sampah yang membedakan antara organik dan non organik
saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan
lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan
menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah.
4. Repair menjadikan 3R menjadi 4R. Repair memang
banyak dilupakan oleh banyak orang, dan ini sebenarnya
adalah hal yang terpenting di Indonesia. Repair adalah usaha
perbaikan demi lingkungan. Contoh memperbaiki barangbarang yang rusak agar bisa kita gunakan kembali seperti
sepatu jebol yang kita perbaiki karena dengan begitu kita tidak
perlu membeli sepatu baru. Hal lain yang lebih besar adalah
reboisasi atau perbaikan lahan kritis karena dengan ini kita
bisa memiliki daerah resapan yang lebih besar dan menahan
limpahan air yang bisa menyebabkan longsor. Penanaman
bakau juga merupakan perbaikan lingkungan. Vulkanisir ban
juga repair sehingga dapat kita reuse.

DAFTAR PUSTAKA
http://geografi.sekolahvirtual.or.id/index.php/Eko-Efisiensi
http://akuinginhijau.org/2007/08/06/reduce-reuse-recycle-repair/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan
http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?
aid=5208&coid=1&caid=56

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM SECARA


BERKELANJUTAN
undefined undefined, undefined
Author: Endah Kusumarini |

[if !supportLists]1. [endif]Pengertian

Sumber Daya Alam


Sumber daya alam adalah kekayaan alam yang berupa mahluk
hidup atau benda mati yang bisa memenuhi kebutuhan mahluk
hidup. Kekayaan alam bisa berupa benda yang berwujud seperti
tanah, air, tumbuhan, segala benda yang dapat diolah kembali
oleh manusia. Sedangkan benda yang tidak berwujud seperti
udara dan sinar matahari yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh mahluk hidup. Selain di bumi sumber daya alam
juga terdapat di dalam bumi (di bawah permukaan bumi) berupa
mineral yang dapat digunakan manusia, seperti minyak bumi,
emas, bijih besi, batu bara, dan sebagainya.
[if !supportLists]2. [endif]Prinsip

Ekoefisiensi
Ekoefisiensi merupakan suatu usaha untuk mengefisiensikan
penggunaan sumber daya alam agar dapat digunakan dalam
jangka panjang. Dalam konteks ini, efisiensi mengacu pada
perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan
sumber daya alam. Dengan memperhitungkan akibat dari
penggunaan sumber daya alam terhadap kelangsungan
pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Sebelum
menerapkan ekoefisiensi, diperlukan pemahaman mengenai
jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Secara garis
besar sumberdaya alam terbagi menjadi dua, yaitu sumberdaya
alam yang dapat diperbaharui dan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharui.
Mengacu pada prinsip ekoefisiensi, sumber daya alam yang
termasuk golongan tidak bisa diperbaharui harus digunakan
sehemat mungkin. Dan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui pun juga perlu digunakan dengan bijak supaya


dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.
Prinsip eko-efisiensi menekankan pada minimisasi bahan dan
energi yang tidak termanfaatkan dalam suatu sistem proses
produksi (limbah padat,cair, dan gas) dan menyebabkan
meningkatkannya social cost untuk proses pengolahan
selanjutnya. Melaui penerapan ekoefisiensi diharapkan akan
semakin banyak bahan dan energi yang termanfaatkan dalam
proses produksi sehingga semakin sedikit yang terbuang.
Ditinjau dari aspek ekonomi, peningkatan efisiensi akan
mengurangi bahan baku sebagai faktor produksi dan energi yang
dibutuhkan, sehingga biaya produksi turun dan berpotensi untuk
meningkatkan profit. Sedangkan dari aspek lingkungan hidup
berarti makin sedikit bahan baku dan energi yang terbuang
percuma, sehingga semakin sedikit limbah yang dihasilkan.
Sehingga secara lanjut, dampak kerusakan terhadap lingkungan
hidup dapat ditekan. Langkah-langkah yang dapat diambil
dalam proses produksi suatu industri dalam menerapkan prinsip
eko-efisiensi adalah sebagai berikut.
1. Meminimalkan penggunaan bahan baku dan energi
2. Meminimalkan pelepasan limbah beracun ke lingkungan
3. Menghasilkan produk yang dapat didaur ulang
4. Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui
5. Mampu menghasilkan produk yang tahan lama
Prinsip ekoefisiensi mencakup penggunaan secara efisien,
menjaga kondisi ekosistem, dan melestarikan ekosistem. Prinsip
ekoefisiensi
berperan
penting
dalam
pembangunan
berkelanjutan. 1) penggunaan secara efisiensi, yakni dengan
eksploitasi
tidak
berlebihan
dan
mempertimbangkan
keterbatasan jumlah dan kualitas sumber daya alam serta
penggunaan sumber daya alam tidak boros, 2) menjaga kondisi
ekosistem, dengan cara memperhatikan lokasi sumber daya alam
dan pengaruhnya terhadap ekosistem setempat jika dilakukan
eksploitasi, memperhitungkan dampak negative pengolahan dan
pemecahan secara bijaksana serta menggunakan teknologi yang
tidak merusak ekosistem, 3) melestarikan ekosistem, dengan
cara pengolahan disertai dengan pambaruan, melakukan

kegiatan pemulihan ekosistem,


pengolahan turut dikelola
[if !supportLists]3. [endif]Mengelola

dan

dampak

negative

Sumber Daya Alam

dengan Prinsip Ekoefisiensi


Kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam
mengakibatkan dampak terhadap ekosistem. Oleh sebab itu
dalam pengelolaan sumber daya alam perlu dipikirkan dampak
apa yang akan timbul pada ekosistem, dan cara untuk
menanggulangi dampak tersebut.
[if !supportLists]a.

[endif]Pengelolaan

Sumber Daya Air


Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia
ini yang tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting
bagi manusia Air merupakan bagian yang penting bagi makhluk
hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air kemungkinan tidak
ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat
memerlukan air untuk bertahan hidup. Manusia setiap hari tidak
terlepas dari penggunaan air.
Namun prakteknya, dalam melakukan aktivitas sehari-hari
manusia seringkali tidak memperhatikan kelestarian sumber
daya air. Dewasa ini permasalahan yang cenderung dihadapi
oleh pemerintah maupun masyarakat dalam kaitannya dengan
pemanfaatan sumberdaya air meliputi ; (1) adanya kekeringan di
musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan; (2) persaingan
dan perebutan air antara daerah hulu dan hilir atau konflik antara
berbagai sektor; (3) penggunaan air yang berlebihan dan kurang
efisien; (4) penyempitan dan pendangkalan sungai, danau karena
desakan lahan untuk pemukiman dan industri; (5) pencemaran
air permukaan dan air tanah ; (6) erosi sebagai akibat
penggundulan hutan. Menyikapi hal tersebut tentunya
diperlukan pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan,
dimana pengelolaan sumber daya air yang tidak hanya di
tujukan untuk kepentingan generasi sekarang tetapi juga
termasuk untuk kepentingan generasi yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa upaya pengelolaan sumber daya air
secara berkelanjutan :

[if !supportLists]1)
[if !supportLists]2)
[if !supportLists]3)
[if !supportLists]4)
[if !supportLists]5)

[endif]Menggunakan

air secukupnya
[endif]Mengurangi penggunaan deterjen
[endif]Mengurangi konsumsi obat-obatan
[endif]Mengurangi penggunaan pestisida
[endif]Mengurangi penggunaan bahan-bahan

yang sulit terurai


[if !supportLists]b.

[endif]Pengelolaan

Sumber Daya

Perikanan
Laut merupakan sumber ikan yang sangat banyak, tapi dalam
penangkapan ikan di laut kadang tidak memperhatikan dampak
yang merusak ekosistem laut. Menangkap ikan dengan
menggunakan pukat harimau, dengan alat tersebut maka ikanikan kecil akan tertangkap sehingga memutus reproduksi
ekosistem ikan yang lama kelamaan bisa punah, atau dengan
menggunakan bom yang sangat berbahaya bagi semua
ekosistem yang hidup di laut.
Penangkapan ikan yang baik bis menggunakan kapal motor
dilengkapi jaring atau jala dengan ukuran yang besar, supaya
ikan-ikan kecil yang tertangkap akan lepas, hanya ikan-ikan
besar yang tertahan. Sebaiknya kita perlu membudidayakan
ikan, jangan hanya bergantung pada ikan yang ada di laut.
Overfishing secara sederhana sederhana dapat dipahami sebagai
eksploitasi sumberdaya ikan yang melebihi kemampuannya
untuk beregenerasi secara lestari.
Prinsipnya, ikan merupakan sumberdaya yang dapat
diperbaharui karena dapat beregenerasi secara alamiah. Hanya
saja keberlangsungan regenerasi suatu jenis ikan akan sangat
dibatasi dan dipengaruhi oleh sejauhmana ikan-ikan tersebut
mendapatkan kesempatan dan waktu mencapai ukuran dewasa
dan melewati satu atau dapat mengulangi sebuah siklus
reproduksi secara lengkap. Semakin banyak ikan yang gagal
atau dengan kata lain tertangkap sebelum mencapai
kesempurnaan siklus perdana reproduksinya, maka sumberdaya
ikan dari jenis tertentu tersebut akan dihadapkan pada kondisi
penurunan populasi, kelangkaan sebaran dan akhirnya
mengalami kepunahan.
Penyebab utama Penangkapan Ikan Berlebih (overfishing)

adalah meningkatnya jumlah armada dan kapasitas penangkapan


namun tidak diikuti dengan upaya yang optimal untuk
melakukan pengendalian dan penentuan jumlah armada,
kapasitas, metoda, alat, wilayah, waktu, jenis ikan dan kuota
tangkap.
Cara mengatasi overfishing, dengan langkah-langkah berikut:
a. Membatasi jumlah hasil tangkap
b. Mengatur waktu tangkap
c.
Melakukan pengaturan ukuran hasil tangkap (ukuran
panjang/berat)
d. Mengatur dan mengawasi jenis alat tangkap
e. Menerapkan sistem zonasi
f. Melarang penggunaan bahan peledak
[if !supportLists]c.

[endif]Penggunaan

Dan Mengelola

Sumber Daya Pertambangan


Kegiatan Pertambangan merupakan Pertambangan tergolong
pada kegiatan yang memerlukan hard engineering (rekayasa
keras) yang sangat berisiko menganggu lingkungan. Sehingga
kegiatan penambangan seharusnya dilakukan secara arif dengan
mempertimbangkan kemampuan lingkungan, tidak berlebihan
dan tidak merusak lingkungan. Hal yang perlu diingat karena
setiap lingkungan memiliki keterbatasan.
Hasil tambang termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui sehingga dalam mengelolaannya harus sehemat
dan sebaik mungkin. Upaya dalam mengatasi hal tersebut
dengan melakukan strategi pertambangan berwawasan
lingkungan sampai dengan proses pengolahannya sampai terus
mencari sumber daya pengganti.
Beberapa cara dalam mengelola bahan tambang secara
berkelanjutan :
[if !supportLists]a) [endif]Penghematan dalam pemakaiannya
dengan selalu mengingat generasi penerus
[if !supportLists]b) [endif]Melakukan ekspor tambang bukan
sebagai bahan mentah, tetapi sudah menjadi bahan baku atau
jadi
[if !supportLists]c) [endif]Mengadakan penyelidikan dan
penelitian untuk menemukan lokasi pertambangan yang baru

[if !supportLists]d) [endif]Apabila

dimungkinkan diusahakan
bahan pengganti yang sifatnya dapat diperbaharui
[if !supportLists]d.

[endif]Pengelolaan

Lahan
Lahan di dunia ini jumlahnya tetap sedangkan mahluk hidup
makin berkembang jumlahnya. Sehingga pemakaian lahan akan
berlangsung secara kontinu. Saat ini banyak lahan produktif
yang dijadikan lahan bangunan (pemukiman, tempat usaha,
kantor, pabrik). Penggunaan lahan untuk suatu pemanfaatan
tertentu harus mempertimbangkan persyaratan penggunaan
lahan dan tingkat kemampuan lahan serta tingkat kesesuaian
lahan.
Beberapa cara yang dapat digunakan dalamrangka pengelolaan
lahan secara berkelanjutan ;
[if !supportLists]
[endif]Pengaturan Tata Guna Lahan
Tata tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam
merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang
meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll.
Rencana tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang
menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi,
kapasitas dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air
limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat
pelayanan serta fasilitas umum lainnya. Tata guna lahan
merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan
lingkungan. Keseimbangan antara kawasan budidaya dan
kawasan konservasi merupakan kunci dari pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
[if !supportLists]

[endif]Sengkedan

Melakukan pengolahan lahan dengan system sengkedan adalah


membuatnya menjadi bertangga-tangga dari atas ke bawah.
Sengkedan dilakukan khususnya pada tanah miring atau
berbukit-bukit. Tujuan sengkedan adalah memberi kesempatan
bagi air hujan yang mengalir untuk meresap ke dalam tanah.
Sengkedan sangat efektif untuk mencegah longsor
[if !supportLists]

[endif]Daur

Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas


menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna.
Tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah
kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Daur ulang sampah sangatlah penting mengingat adanya sampah
anorganik memerlukan jangka waktu yang sangat lama untuk
terurai, bahkan beberapa di antaranya tidak dapat diuraikan.

Berikut ini adalah contoh sampah anorganik beserta lama waktu


penguraiannya:
Jenis Sampah

Lama Penguraian

Kertas

2-5 bulan

Kulit Buah

6 bulan

Kardus/Karton

5 bulan

Filter Rokok

10-12 tahun

Kantong Plastik

10-12 tahun

Benda-benda Kulit

25-40 tahun

Kain Nilon

30-40 tahun

Jaring Ikan

30-40 tahun

Alumunium

80-100 tahun

Baterai Bekas

100 tahun

Bahan Plastik

50-80 tahun

Batu Baterai

100 tahun

Botol Kaca

100 tahun

Botol Plastik

1 juta tahun untuk hancur tanpa bekas

Styrofoam

Tidak dapat hancur

[if !supportLists]e.

[endif]Pengelolaan

Limbah
Meskipun limbah bukan tergolong dalam sumber daya alam
tetapi limbah dihasilkan dari pengelolaan sumber daya alam.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan untuk industri, dalam
peraturan ini setiap industri wajib mengelola limbah menjadi
limbah yang netral dan tidak berbahaya terhadap lingkungan.
Pengelolaan limbah ini dilakukan pada bak-bak penampung
limbah sementara. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan
peraturan supaya lokasi industri jauh dari pemukiman penduduk
dan mencegah daur limbah berhubungan langsung dengan
sumber air penduduk.
Sumber limbah dapat berasal dari rumah tangga, pertanian, dan
industri. Air limbah yang dibuang ke tanah bisa merembes,
masuk ke dalam tanah dan bercampur dengan air tanah. Hal itu
berarti bukan tanah saja yang tercemar tetapi air bawah tanah
pun tercemar.
Air limbah dapat membahayakan misalnya munculnya berbagai
bibit penyakit, sperti tipes, kolera, dan disentri. Menghilangkan
keindahan alam seperti bau dari limbah dan suatu tempat trlihat
tidak rapih, dapat mengganggu kehidupan biotik, dan dapat
mempercepat rusaknya benda-benda yang terbuat dan besi.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah limbah
antara lain sebagai berikut.
[if !supportLists]1)
[endif]Mengatur lokasi industri agar jauh
dari pemukiman penduduk.
[if !supportLists]2)
[endif]Menjauhkan daerah industri dari
sumber air penduduk.
[if !supportLists]3)
[endif]Mewajibkan pemasangan
pengendali pencemaran air limbah bagi industri yang
menimbulkan lemba bagi industri yang menim bulkan limbah,
sehingga sebelum dibuang limbah sudah dapat dinetralisir.
[if !supportLists]4)
[endif]Melakukan penetralisiran zat kimia

apabila menemukan sumber bahan beracun.


[if !supportLists]5)
[endif]Mencegah agar saluran air limbah
tidak bocor.
[if !supportLists]6)
[endif]Membuang unsur-unsur yang telah
dinetralisir dengan memendamnya di dalam tanah atau jauh dan
air atau dibuang ke laut dengan menggunakan drum-drum.
[if !supportLists]f.

[endif]Pengelolaan

Sumber Daya

Kehutanan
Keadaan hutan sekarang ini sangat menghawatirkan karena
semakin banyaknya kebutuhan. Pembalakan hutan liar makin
merajalela, kebakaran hutanpun tak bisa terhindarkan. Upaya
untuk mengatasi hal tersebut harus mengadakan reboisasi dan
pemeliharaan hutan dengan benar. Sebenarnya pemerintah telah
mengeluarkan peraturan tentang hutan yang dilindungi tetapi
peraturan tersebut belum sepenuhnya menjadi solusi terhadap
pembalakan liar.
Usaha pelestarian hutan di antaranya sebagai berikut :
[if !supportLists]1. [endif]Penebangan pohon bersifat selektif
serta mengganti pohon dengan pohon yang mempunyai peranan
penting bagi lingkungan hidup dan ekonomi
[if !supportLists]2. [endif]Hendaknya diusahakan keseimbangan
antara penebangan dan penghijauan kembali
[if !supportLists]3. [endif]Penebangan fungsi hutan sebagai
pengawet sumber air, tanah, dan tempat rekreasi perlu
digalakkan.
[if !supportLists]4. [endif]Melakukan reboisasi, reboisasi
merupakan kegiatan untuk menanam tanaman di hutan, karena
tanaman di hutan telah habis, biasanya akibat deforestisasi atau
penggundulan hutan akibat kegiatan manusia. Reboisasi berarti
penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan
seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering
juga disebut sebagai pemulihan hutan.
[if !supportLists]5. [endif]Melakukan hehabilitasi hutan yaitu
cara atau usaha perbaikan hutan dengan cara mengganti tanaman
yang sudah rusak ,mati, dan tua.
[if !supportLists]4. [endif]Teori

Kebutuhan Maslow

Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat


kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi
sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat
membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya,
teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi. Kebutuhan
tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan
muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah
dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan
itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun
hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari
piramida ini.
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah
sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :
[if !supportLists]1. [endif]Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan,
papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar,
buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
[if !supportLists]2. [endif]Kebutuhan Keamanan dan
Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman,
bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
[if !supportLists]3. [endif]Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga,
kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
[if !supportLists]4. [endif]Kebutuhan Penghargaan
Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan
Internal.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa,
hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari
eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau
penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam
hidupnya.
[if !supportLists]5. [endif]Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta
kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling
mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka

akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus


asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan
diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
[if !supportLists]5. [endif]Pengaturan Tata Kota
Tujuan penyusunan rencana tata ruang kota menurut Buyung Azhari
adalah:
[if !supportLists] [endif]Terselenggaranya pemanfaatan ruang
yang berwawasan lingkungan berlandaskan Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional;
[if !supportLists] [endif]Terselenggaranya pengaturan
pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya;
[if !supportLists] [endif]Tercapainya pemanfaatan ruang yang
berkualitas untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas,
berbudi luhur, dan sejahtera;
[if !supportLists] [endif]Mewujudkan keterpaduan dalam
penggunaaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia;
[if !supportLists] [endif]Meningkatkan pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya buatan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia;
[if !supportLists] [endif]Mewujudkan perlindungan fungsi ruang
dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap
lingkungan (contoh yang paling sering kita alami adalah banjir, erosi
dan sedimentasi); dan
[if !supportLists] [endif]Mewujudkan keseimbangan kepentingan
kesejahteraan dan keamanan

Saat ini, pertumbuhan kota berbanding lurus dengan


peningkatan jumlah penduduk. Konsekuensinya, pembangunan
sarana dan prasarana kota ikut meningkat. Kebutuhan lahan
untuk pembangunan pun terus meningkat. Akibatnya, kawasan
hijau yang berada di lokasi strategis kerap terancam oleh nilai
ekonomisnya sendiri. Luas ruang terbuka hijau di Jakarta saat
ini sekitar 75 kilometer persegi atau hanya 9,8 persen dari total
luas daratan Ibu Kota. Angka ini masih jauh dari batas minimal
30 persen seperti yang ditetapkan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007.
Sebelum hadirnya undang-undang yang mengatur ruang terbuka
hijau, masterplan tata kota Jakarta sebenarnya sudah cukup
progresif. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Jakarta tahun
2005 menetapkan 35 persen ruang Jakarta dialokasikan untuk
ruang terbuka hijau. Faktanya, pengembangan tata ruang Ibu
Kota lebih banyak menggeser fungsi ruang terbuka hijau

menjadi kawasan niaga dan perkantoran. Hampir 20 persen


ruang terbuka hijau yang ada berubah menjadi kawasan
ekonomi.
Penyimpangan fungsi lahan paling besar terjadi di Jakarta Utara
dan Jakarta Barat. Kawasan hijau di Jakarta Barat berkurang 34
persen dan di Jakarta Utara berkurang 25 persen. Sementara itu,
perubahan fungsi kawasan di Jakarta Pusat lebih banyak
terkonsentrasi pada alih fungsi lahan. Tak kurang dari 60 persen
kawasan perumahan di Jakarta Pusat berubah menjadi kawasan
niaga dan perkantoran. Saat ini, Jakarta tengah berbenah untuk
mengembalikan lahan hijaunya. Rencana Tata Ruang Kota
2011-2013 mengarah pada upaya untuk mengendalikan potensi
kawasan hijau yang ada sebesar 23,6 persen dari luas daratan
Jakarta
Sejumlah upaya yang saat ini dilakukan untuk mengembalikan
ruang hijau di Ibu Kota antara lain membangun taman di Waduk
Pluit, Jakarta Utara, dan Waduk Ria Rio, Jakarta Timur.
Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo
tengah menyiapkan pembebasan lahan untuk ruang terbuka
hijau yang akan terintegrasi dengan rumah susun. Lokasi
pertama yang disiapkan adalah rusun di Marunda, Jakarta Utara.
Penambahan Taman Kota
Taman kota tidak hanya berfungsi sebagai kawasan hijau untuk
meredam polusi, tetapi juga menjadi daerah resapan air. Selain
menjaga kualitas lingkungan dan mempercantik kota, taman
juga dapat menjadi alternatif ruang publik sekaligus menjadi
media bersosialisasi. Fungsi taman di sejumlah kota besar di
dunia berperan sebagai pusat aktivitas sosial dan budaya
masyarakatnya. Jakarta sebenarnya juga punya beberapa taman
kota yang cukup ideal untuk difungsikan sebagai ruang sosial.
Sayangnya, kondisi sebagian besar taman kota masih dinilai
belum memadai oleh mayoritas publik. Faktor kenyamanan dan
keamanan masih menjadi pertimbangan utama publik untuk
mengunjungi taman kota.
Pemerintah menunjukkan upaya mempercantik Jakarta dengan
menganggarkan dana Rp 500 miliar untuk membangun
sedikitnya 30 taman kota di lima wilayah di Jakarta selama

tahun 2013. Untuk sementara, pembangunan taman kota


difokuskan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Selain
bertujuan mempercantik kota, pembangunan taman juga sebagai
upaya Pemprov DKI Jakarta mencapai target luasan ruang
terbuka hijau seperti yang ditetapkan undang-undang. Namun,
masalah pembebasan lahan masih menjadi kendala karena
sebagian besar lahan merupakan lahan sengketa.
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menyebutkan,
jumlah taman di seluruh wilayah Jakarta mencapai 1.178 taman.
Jika dilihat secara jumlah memang cukup banyak. Namun,
kondisinya dianggap belum berhasil membuat Jakarta tampak
lebih hijau dan lebih asri. Target penghijauan Pemprov DKI
Jakarta tahun 2013 mencapai 80 hektar di lima wilayah kota.
Pemerintah Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi
menargetkan hadirnya paling tidak satu taman di satu kelurahan.
Sejauh ini, gerakan penghijauan lebih banyak datang dari
inisiatif warga. Pembangunan taman di lingkungan terkecil
warga, yakni lingkungan rumah tinggal, sejauh ini menjadi
motor penggerak utama terwujudnya penghijauan kota.
Hutan Kota
Keberadaan hutan kota merupakan salah satu implementasi dari
tata guna lahan. Hutan kota merupakan salah satu komponen
ruang terbuka hijau. Keberadaan hutan kota sangat berfungsi
sebagai sistem hidrologi, menciptakan iklim mikro, menjaga
keseimbangan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2),
mengurangi polutan, dan meredam kebisingan. Selain itu,
berfungsi juga untuk menambah nilai estetika dan keasrian kota
sehingga berdampak positif terhadap kualitas lingkungan dan
kehidupan masyarakat (Sibarani, 2003). Dalam Peraturan
Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota, disebutkan
fungsi dari hutan kota, yaitu :
[if !supportLists] [endif]Memperbaiki dan menjaga iklim mikro
dan nilai estetika;
[if !supportLists] [endif]Meresapkan air
[if !supportLists] [endif]Menciptakan keseimbangan dan
keserasian lingkungan fisik kota; dan
[if !supportLists] [endif]Mendukung pelestarian

keanekaragaman hayati Indonesia.


Menurut Puryono dan Hastuti (1998) dalam Sibarani (2003),
hutan kota memiliki manfaat yang sangat besar terhadap
peningkatan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat
kota, antara lain:
[if !supportLists] [endif]Manfaat estetika
Hutan kota yang ditumbuhi oleh berbagai tanaman memberikan
nilai estetika karena hijaunya hutan tersebut dengan aneka
bentuk daun, cabang, ranting dan tajuk serta bunga yang terpadu
menjadi suatu pemandangan yang menyejukkan.
[if !supportLists] [endif]Manfaat ekologis
Tercapainya keserasian lingkungan antara tanaman, satwa
maupun manusia dan sebagai habitat satwa, seperti burungburung serta perlindungan plasma nutfah.
[if !supportLists] [endif]Manfaat klimatologis
Terciptanya iklim mikro, seperti kelembaban udara, suhu udara,
dan curah hujan sehingga dapat menambah kesejukan dan
kenyamanan serta tercapainya iklim yang stabil dan sehat.
[if !supportLists] [endif]Manfaat hidrologis
Hutan kota dengan perakaran tanaman dan serasah mampu
menyerap kelebihan air pada musim hujan sehingga dapat
mencegah terjadinya banjir dan menjaga kestabilan air tanah,
khususnya pada musim kemarau. Hujan yang mengandung
H2SO4 atau HNO3 apabila jatuh di permukaan daun akan
mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi,
maka asam seperti H2SO4 akan bereaksi dengan Ca yang
terdapat pada daun membentuk garam CaSO4 yang bersifat
netral. Dengan demikian air hujan yang mengandung pH asam
melalui proses intersepsi oleh permukaan daun akan dapat
menaikkan pH, sehingga air hujan yang jatuh menjadi tidak
begitu berbahaya lagi bagi lingkungan.
[if !supportLists] [endif]Manfaat protektif
Pepohonan di hutan kota berfungsi sebagai pelindung dari
pancaran sinar matahari dan penahan angin. Serta pohon dapat
meredam kebisingan dengan cara mengabsorpsi gelombang
suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan paling
efektif untuk meredam suara ialah tumbuhan dengan tajuk lebat

dan rindang, strata yang cukup rapat dan tinggi.


[if !supportLists] [endif]Manfaat higienis
Udara perkotaan semakin tercemar oleh berbagai polutan yang
berdampak terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan mahluk
hidup, khususnya manusia. Dengan adanya hutan kota, berbagai
polutan dan partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer
bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses
jerapan dan serapan. Manfaat dari adanya hutan kota ini adalah
menjadikan udara yang lebih bersih dan sehat. Hutan kota dapat
bermanfaat untuk mengurangi bau karena dapat menyerap bau
secara langsung, penahan angin yang bergerak dari sumber bau,
dan pelindung tanah dari hasil dekomposisi sampah serta
penyerap zat berbahaya yang mungkin terkandung dalam
sampah seperti logam berat, pestisida serta bahan beracun dan
berbahaya lainnya.
[if !supportLists] [endif]Manfaat edukatif
Hutan kota dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam karena
dapat mengenal berbagai jenis pepohonan dan satwa khususnya
burung-burung yang sering dijumpai di kawasan tersebut.
Berikut ini adalah persebaran hutan kota di wilayah DKI Jakarta
:[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn
pixelLineWidth 0"/> <v:f eqn="sum @0 1 0"/> <v:f eqn="sum 0 0
@1"/> <v:f eqn="prod @2 1 2"/> <v:f eqn="prod @3 21600
pixelWidth"/> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/> <v:f
eqn="sum @0 0 1"/> <v:f eqn="prod @6 1 2"/> <v:f eqn="prod @7
21600 pixelWidth"/> <v:f eqn="sum @8 21600 0"/> <v:f
eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/> <v:f eqn="sum @10 21600
0"/> </v:formulas> <v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t"
o:connecttype="rect"/> <o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1"
o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75"
style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:8.25pt;
margin-top:21pt;width:436.5pt;height:267.75pt;zindex:251658240;visibility:visible; mso-wrap-style:square;msowidth-percent:0;mso-height-percent:0; mso-wrap-distanceleft:9pt;mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt; msowrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute; msoposition-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute; msoposition-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-heightpercent:0; mso-width-relative:margin;mso-height-relative:margin'>

<v:imagedata
src="file:///C:\Users\Kacel\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip
_image001.png" o:title="" cropbottom="8332f" cropleft="6118f"
cropright="7884f"/> <w:wrap type="square"/> </v:shape><!
[endif][if !vml]
[endif]

Sungai
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang
mengalir secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir
(muara). Sungai sebagai sumber air yang merupakan salah satu
sumber daya alam berfungsi serbaguna bagi kehidupan dan
penghidupan mahluk hidup. Air merupakan segalanya dalam
kehidupan ini yang fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat
atau benda lainnya, namun dapat pula sebaliknya, apabila air
tidak dijaga nilainya akan sangat membahayakan dalam
kehidupan. Fungsi sungai diantanya adalah :
1. Sumber energi pembangkit listrik
2. Sebagai sarana transportasi
3. Tempat rekreasi atau hobi
4. Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll
5. Sumber air minum makhluk hidup
6. Bahan baku industri
7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
8. Sebagai tempat olahraga
9. Untuk mandi dan cuci
10. Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
11. Tempat riset penelitian dan eksplorasi
12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa
Di Provinsi DKI Jakarta terdapat 13 sungai diantaranya meliputi
:
[if !supportLists]1.
[if !supportLists]2.
[if !supportLists]3.
[if !supportLists]4.
[if !supportLists]5.

[endif]Sungai

Mookervart
[endif]Sungai Angke
[endif]Sungai Pesanggrahan
[endif]Sungai Krukut
[endif]Sungai Grogol

[if !supportLists]6.
[if !supportLists]7.
[if !supportLists]8.
[if !supportLists]9.
[if !supportLists]10.
[if !supportLists]11.
[if !supportLists]12.
[if !supportLists]13.

[endif]Sungai

Baru Barat
[endif]Sungai Ciliwung
[endif]Sungai Baru Timur
[endif]Sungai Cipinang
[endif]Sungai Sunter
[endif]Sungai Buaran
[endif]Sungai Jati Kramat, dan
[endif]Sungai Cakung.

Danau Buatan
Danau merupakan salah satu contoh dari perairan tergenang
yang memiliki aliran yang sangat kecil atau bisa di sebut tidak
memiliki arus. Danau buatan manusia (man made lake/artificial
lake), dibuat oleh manusia dengan cara membendung/dam suatu
sungai.
[if !supportLists]1.

Menteng
[if !supportLists]2.

[endif]Danau

Situ Lembang,

[endif]Situ

Babakan, Jagakarsa
[if !supportLists]3. [endif]Danau Sunter, Jakarta
Utara
[if !supportLists]4. [endif]Danau Srengseng
[if !supportLists]5. [endif]Danau Jambore, Cibubur
[if !supportLists]6. [endif]Danau Ciganjur
[if !supportLists]7. [endif]Danau Bintaro
[if !supportLists]8. [endif]Danau Lebakbulus
[if !supportLists]9. [endif]Danau Marunda

Resapan Air
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang
berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di

atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke


dalam tanah. Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air
secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam
tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan
budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana
dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.
Manfaat sumur resapan adalah:
1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah /
mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.
2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air
tanah.
3. Mengurangi erosi dan sedimentasi
4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang
berdekatan dengan kawasan pantai
5. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)
6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun sebanyak 1958
sumur resapan untuk mengantisipasi banjir yang melanda Ibu
Kota tiap tahunnya. "Untuk mengantisipasi banjir di Jakarta, kita
sedang membuat sumur resapan sebanyak 1958 di lima wilayah
Jakarta. Itu masih dalam proses," ujar Gubernur DKI Jakarta,
Joko Widodo, di Balai Kota, Jakarta, Rabu.
Jokowi, mengatakan pembangunan sumur resapan dilakukan
agar air tidak semuanya masuk ke sungai atau kali yang
menimbulkan banjir. "Tapi, air di simpan di tanah dan kualitas
air dalam tanah menjadi lebih baik," Ia mengatakan pembuatan
sumur resapan dilakukan di lokasi genangan air. "Di Jakarta, ada
200 titik genangan air sehingga kita buat sumur resapan,''
''Dalamnya sumur resapan itu antara 60-200 meter. Itu adalah
sumur resapan dalam. Ia mengatakan beberapa lokasi
pembuatan sumur resapan antara lain di Taman Suropati, Jalan
Rasuna Said, Jalan Kebon Sirih, Jalan Pramuka, Jalan
Kembangan Utara, dan Jalan Balai Pustaka.
Permasalahan Pelestarian Lingkungan di Indonesia
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar
pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus

dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang tidak merusak.


Oleh karena itu, pemanfaatan Sumber Daya Alam harus
dilakukan secara ekoefisiensi, artinya tidak merusak ekosistem,
pengambilan secara efisiensi dan memikirkan kelangsungan dan
kelanjutan Sumber Daya Alam tersebut. Pembangunan
berkelanjutan bertujuan untuk mewujudkan kelestarian Sumber
Daya Alam sehingga mendukung kesejahteraan manusia.
Dikarenakan Indonesia masih merupakan Negara berkembang,
Indonesia masih mengalami berbagai macam hambatanhambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan Sumber
Daya Alam Indonesia yang masih kurang. Berikut ini hambatanhambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan
dan pemanfaatan Sumber Daya Alam yaitu:
1. Kurangnya tenaga ahli dalam bidang Sumber Daya Alam.
2. Mahalnya sarana prasarana untuk pengelolaan Sumber Daya
Alam.
3. Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.
4. Transportasi ke Daerah Sumber Daya Alam terbatas
mengingat Indonesia merupakan kepualauan.
5. Sumber daya manusia yang belum memenuhi klasifikasi.
Upaya pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang
tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan
lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat
besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi
generasi anak cucu kita kelak. Pembangunan berwawasan
lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap
organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui
bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah

satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap
sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang.
Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk
menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar,
dan sehat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap
bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di
sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi
manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses
fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman
lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang,
di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga
kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran
mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong
asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di
perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan
emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan
filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia
yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang
digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang
dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan
lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer
yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang
dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan
meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di
antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai