Disusun oleh:
Amelia Pradita
1513038
Ega Rahmawati
1513049
Mila Rahmawati
1513047
Wahyu Widayati
1513065
LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan di dunia saat ini sudah sangat memprihatinkan. Efek yang
saat ini sudah sangat dirasakan ialah cuaca ekstrem, tingkat insiden penyakit menular yang
tidak kunjung menurun, penyakit tular vektor yang menjadi penyakit tahunan dan masih
banyak lagi. Hal-hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya polusi udara, air maupun tanah
akibat emisi kendaraan bermotor, emisi dari industri, dan lain-lain. Emisi dari industri
contohnya, bukan hanya masyarakat sekitar yang terkena pengaruh akibat limbah yang
dikeluarkan, tetapi para pekerja industri tersebut juga sangat rentan dari cemaran baik emisi
maupun bahan baku yang digunakan.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa air merupakan suatu kebutuhan yang sangat
vital sifatnya. Dalam waktu sehari, satu orang membutuhkan kurang lebih 15 liter untuk
kebutuhan memasak dan mandi cuci kakus. Namun sayangnya saat ini untuk mendapatkan air
bersih dengan kualitas yang sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pemerintah sudah
sangat sulit untuk didapatkan.
Sumber air bersih dewasa ini sudah banyak sekali yang telah terkontaminasi. Sumber
kontaminan tersebut dapat berasal dari berbagai tempat, salah satu contohnya ialah limbah
industri. Selain air bersih, udara yang bersih dan layak untuk dihirup saat ini juga sudah
sangat sulit untuk didapatkan. Tingkat pencemaran udara sudah semakin tinggi akibat
penggunaan bahan bakar fosil sebagai satu-satunya sumber energi dan bahan-bahan lain yang
secara alamiah memang berbahaya bila digunakan tidak aman namun menjadi bahan baku
dalam proses industri.
Dari berbagai dampak akibat industri tersebut maka diperlukan kajian studi AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk mengetahui berbagai bidang terkait yang
dapat terkena dampak akibat didirikannya suatu industri. Dalam hal ini, kami mengambil satu
contoh industry tekstil di wilayah Bogor Jawa barat yakni PT.UNITEX Tbk. Industri ini
memproduksi kain yang mana menggunakan kapas sebagai bahan baku dari proses industri
tersebut. Selain itu hal yang dapat kami analisis ialah limbah yang dihasilkan, apakah telah
tersedia sistem pengolahan limbah dan apa saja dampaknya terhadap masyarakat sekitar.
DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT UNITEX Tbk adalah asebuah perusahaan patuangan Indonesia Jepang yang
bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated textile manufacture). PT UNITEX Tbk
mulai didirikan pada tahun Juni 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada September
1972. Pada tanggal 12 Mei 1982, PT UNITEX Tbk menjadi perusahaan Go Public dan
merupakan perusahaan ke 11 yang memasuki Bursa Efek Jakarta.
b. Seksi Combing, Drawing dan Finishing Tugas seksi ini adalah melanjutkan seksi
sebelumnya yaitu melalui proses Pre-drawing yang berfungsi meluruskan dan
mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan serat dan membuat sliver dengan berat
persatuan 5 panjang tertentu. Tugas seksi ini juga membuat campuran antara
polyester dengan kapas melalui proses Drawing.
c. Seksi Ring Spinning dan Finishing Tugas dari seksi ini adalah menyiapkan benang
dari hasil pemintalan dalam bentuk "Cones" dengan mesin Mach Conner.
2. Bagian Weaving adalah bagian yang memproses benang menjadi kain. Proses ini
diawali dari mempersiapkan benang dalam seksi persiapan hingga terbentuk anyaman
benang tate yang siap masuk mesin tenun, selanjutnya diproses dalam mesin tenun.
a. Seksi Persiapan (Jumbi) Tugas seksi ini adalah menggulung ulang dari bentuk
Cones menjadi bentuk Hank (relling), melakukan proses pengkajian untuk
benang-benang tertentu yang perlu dikanji, mempersiapkan benang tate pada
mesin Warper dan pengkanjian benang tate yang telah tergulung pada Beam dalam
mesin Zising, dan membuat anyaman benang tate pada Dropper, Herdo dan Osa
sesuai dengan desain dan jenis anyaman yang diinginkan.
b. Seksi Pertenunan (Shokki) Tugas seksi ini adalah melakukan proses pertenunan
hingga menghasilkan kain sesuai dengan yang diinginkan. Mesin yang digunakan
adalah mesin Toyoda, ISL dan AJL.
3. Bagian Dyeing adalah bagian pemolesan kain terhadap warna, penampilan dan
pegangan (handling). Departemen ini merupakan bagian pemrosesan kain yang
terakhir mulai dari bahan baku kapas dan polyester sampai pada produk kain yang
siap dipasarkan.
a. Seksi Sarashi Seksi ini merupakan gabungan unit kerja yang mempersiapkan kain
mentah (grey cloth) sampai kain tersebut siap untuk dicelup warna sesuai dengan
order.
b. Seksi pencelupan Tugas seksi ini adalah kain yang berasal dari seksi persiapan
(sarashi) diproses kembali melalui proses Heat Setting dimana berfungsi untuk 6
menstabilkan serat ester dan menghilangkan garis-garis lipatan, Pencelupan, Resin
Finish yang berfungsi untuk memperbaiki kehalusan kain, dan Sanforized dimana
berfungsi untuk mengurangi penyusutan kain pada saat dibuat baju atau dicuci.
c. Seksi Resin/Finish Tugas seksi ini adalah untuk menyempurnakan hasil proses
pencelupan dengan memberikan cairan Chemical Resin dan proses penyusutan
dengan menggunakan mesin Sanforized.
d. Seksi Hozen Tugas seksi ini adalah mendukung kelancaran proses produksi
dibagian dyeing dan celup benang dalam hal memastikan bahwa semua mesin
4
produksi dapat beroperasi dengan baik. Seksi ini juga bertugas untuk melakukan
perbaikan apabila terdapat kerusakan pada mesin atau sarana produksi lainya.
e. Seksi Laborat Tugas seksi ini adalah untuk mencari resep-resep pencelupan,
pengujian warna dan pengujian terhadap sifat fisik kain sesuai standar
internasional.
4. Bagian Celup Benang Bagian ini pada dasarnya merupakan bagian yang berdiri
sendiri dalam departemen dyeing. Seluruh aktifitas mulai dari persiapan sampai
dengan pengeringan dilakukan dalam seksi ini dan tidak terkait secara langsung
dengan seksi-seksi lain. Pada bagian celup benang ini terdapat dua seksi yaitu seksi
celup benang sendiri dan seksi soft winder.
a. Proses yang dilakukan pada seksi celup benang adalah proses pencelupan benang
hasil produksi bagian spinning yang sebelum ditenun dicelup terlebih dahulu.
b. Sedangkan proses yang dilakukan pada seksi soft winder adalah proses
penggulungan benang kembali dari hasil spinning sehingga dapat dilakukan
proses celup pada seksi celup benang.
Sedangkan dari seluruh kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT. UNITEX Tbk,
terdapat kapasitas atau kemampuan produksi yang mampu dilakukan oleh industri tersebut:
Dengan mengetahui kapasitas ini nantinya akan mempermudah dalam melakukan analisis
besar dampak yang dilakukan serta besar upaya yang dilakukan untuk pengelolaan limbah.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
Pengolahan air limbah PT. UNITEX Tbk dilakukan dalam rangka mengendalikan atau
membatasi terbuangnya bahan-bahan pencemar ke lingkungan perairan di sekitarnya.
Meskipun bahan-bahan pencemar ini tidak sepenuhnya dapat dihilangkan dari air limbah,
namun diharapkan dapat memenuhi ambang baku mutu air buangan yang ditetapkan
pemerintah. Untuk itu pada tahun 1988 PT. UNITEX Tbk membangun instalasi air limbah
(IPAL) di atas tanah seluas 4000m2. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan IPAL beserta
penyempurnaannya hingga tahun 1995 adalah sebesar 4 milyar. Dalam perkembangan
selanjutnya IPAL terus mengalami perbaikan dan penambahan instalasi sejalan dengan
peningkatan produksi kapasitas IPAL di PT. UNITEX Tbk.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terdapat di PT. UNITEX Tbk
melakukan penanganan air limbah secara berkesinambungan selama 24 jam dengan kapasitas
pengolahan maksimum sebesar 3000m3 per hari.
Setelah melalui fase penyaringan, maka limbah tersebut akan dialirkan ke cooling
tower guna menurunkan suhu limbah. Pada awal masuk limbah tersebut bersuhu 50C dengan
pH 11, namun setelah memasuki cooling tower maka suhu akan turun menjadi 35C dengan
pH 11. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya yakni tahap koagulasi dan
sedimentasi dimana terdapat syarat khusus terkait suhu limbah dan pH. Dari cooling tower,
maka limbah dialirkan ke kolam equalisasi untuk menghomogenkan limbah.
11
Proses flokulasi
12
dalam proses penjernihan dan mampu menurunkan kekeruhan air, karena jika terjadi carry
over kekeruhan air akan meningkat tinggi.
Proses selanjutnya berlangsung dalam tangki sedimentasi II, disini terjadi pemisahan
antara air yang telah bersih ( berkurang nilai BODnya) dengan lumpur aktif dari tangki
aerasi. Lumpur dalam tangki sedimentasi II sebagian dikembalikan (sebagai return activated
suldge) ke tangki aerasi I untuk regenerasi mikroorganisme serta untuk menjaga
keseimbangan sistem biologi, sedangkan sebagian lagi akan dialirkan ke dalam belt filter
press sebagai lumpur buangan (wasting activated sludge).
Lumpur Aktif Dari Bak Pengendap Akhir Dikembalikan Ke Bak Aerasi Tahap Pertama
Kualitas air limbah pada tangki sedimentasi III telah sesuai dengan baku mutu lingkungan
sebelum dibuang ke badan air. Sebelum dialirkan ke saluran akhir, sebagian air limbah olahan
dialirkan ke kolam ikan, untuk menguji apakah air tersebut sudah layak untuk dibuang ke
badan air serta tidak berbahaya bagi makhluk hidup di lingkungan sekitar.
15
16