TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sedimentasi
Sedimentasi merupakan salah satu bagian dari proses pemisahan yang
didasarkan atas gerakan partikel zat padat melalui fluida akibat adanya gaya gavitasi.
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokulan. Efek flokulasi yang
menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel halus menjadi
partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat diendapkan.
Penggabungan antara partikel-partikel yang dapat terjadi apabila ada kontak
antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi dengan cara-cara berikut :
1. Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam
medium pendispersi)
2. Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat
adanya pengadukan.
Kontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu dengan adanya
tumbukan antara partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih besar
dengan partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih kecil (Mustafa, 2010).
Sedimentasi adalah pemisahan partikel tersuspensi yang lebih berat daripada
air. Sedimentasi partikel didasarkan pada gaya gravitasi dari perbedaan densitas antara
partikel dan cairan. Sedimentasi ini banyak digunakan dalam sistem pengolahan
limbah cair. Keberhasilan sebuah sedimentasi sangat penting untuk keseluruhan
efisiensi proses. Contoh umum sedimentasi adalah :
a.
Menghilangkan pasir dan partikel yang tidak diinginkan dalam bak pengendapan
primer (tangki pengendapan yang menampung limbah cair sebelum proses
biologis yang disebut tank primer, untuk proses sedimentasi).
b.
c.
pemisahan partikel dari fluidanya (air) yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi atau
sentrifugal. Hanya partikel-partikel yang lebih berat dari air yang dapat terpisah, misalnya
lumpur. Bak sedimentasi sendiri dapat diletakkan sebelum proses lumpur aktif atau yang
disebut primary clarifier, sedimentasi diletakkan di awal proses guna untuk memisahkan
komponen-komponen terapung seperti minyak dan lemak, serta padatan berat yang
berada pada bagian bawah clarifier. Adapula bak sedimentasi diletakkan setelah proses
lumpur aktif, guna untuk memisahkan partikel-partikel lumpur dengan fluida bersihnya,
sehingga effluent yang berupa air bersih bisa langsung dibuang ke lingkungan dengan
catatan kandungan nitrogen dalam effluent memenuhi standar buangan air ke lingkungan
(Setiyawan dan Hari, 2010).
Berdasarkan pada konsentrasi partikel dan interaksi antara partikel, ada empat
jenis settling :
a.
b.
sama lain. Tipe ini biasanya digunakan untuk proses lumpur aktif.
Compression Settling
Hal ini terjadi ketika konsentrasi partikel tinggi sehingga sehingga partikel
pada satu tingkat secara mekanik di suspensi oleh partikel di bawah tingkat.
Kecepatan pengendapan kemudian secara drastis berkurang (Carlsson, 1998).
2.2
karakteristik air dan partikel yang bersangkutan dan dapat diterangkan dengan rumusrumus sederhana dalam mekanika fluida. Yang dimaksud dengan discrete particle
adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran maupun berat selama
partikel tersebut mengendap. Proses pengendapan partikel berlangsung semata-mata
akibat pengaruh gaya partikel atau berat sendiri partikel. Pengendapan akan
berlangsung sempurna apabila aliran dalam keadaan tenang (aliran laminar) (Salim,
dkk., 2009).
2.3
4 3
r f g
3
4 3
r s g
3
Apabila partikel tanah bergerak dalam zat cair, maka dalam sesaat
(kurang dari satu detik), kecepatannya akan konstan. Dalam keadaan demikian
maka gaya arah ke atas (Fb dan Fr) akan seimbang dengan gaya arah ke
bawah (Fg) (Agus, dkk., 2006).
2.4
Aplikasi Sedimentasi
2.4.1 Karakteristik
Proses
Klarifikasi
dalam
Sistem
Nitrifikasi