Rahmad Wisnu Setyawan 125020301111003 Farid Nur Arifin 125020301111006
Alasan Perusahaan Mengganti
Auditor Manajemen memerlukan auditor yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Apabila hal ini tidak dapat dipenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang ada saat ini. Dengan mengganti auditornya dengan auditor yang dipandang lebih punya nama, maka reputasi perusahaan juga akan terangkat di kalangan investor (Kawijaya, 2002).
Pengungkapan yang Dibutuhkan
Ketika Perusahaan Mengganti Auditor Auditor pengganti harus meminta keterangan yang spesifik dan masuk akal kepada auditor pendahulu. Hal-hal yang dimintakan keterangan harus mencakup: Informasi yang kemungkinan berkaitan dengan integritas manajemen. Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal signifikan yang serupa. Komunikasi dengan komite audit' atau pihak lain dengan kewenangan dan tanggung jawab setara tentang kecurangan, unsur pelanggaran hukum oleh klien, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern Pemahaman auditor pendahulu tentang alasan penggantian auditor.
Auditor pengganti harus meminta klien agar
memberikan izin kepada auditor pendahulu untuk memperbolehkan auditor pengganti melakukan review atas kertas kerja auditor pendahulu. Auditor pendahulu dapat meminta izin dan surat pengakuan dari klien untuk mendokumentasikan izin yang diberikan oleh klien tersebut dalam usaha untuk mengurangi salah pengertian tentang lingkup komunikasi yang diizinkan.
Perusahaan Memilih KAP yang Dapat
Bekerja Sama Untuk Memberikan Opini Audit Sesuai Dengan Yang Dikehendaki Pemesanan opini audit dan pemenuhan pesanan tersebut oleh suatu Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik bukan melakukan suatu tindakan yang etis. Sebagai Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik mereka dituntut untuk bekerja dengan integritas dan objektivitas yang terjaga.
PERNYATAAN ETIKA PROFESI NO 1
Integritas, Objektivitas dan Independensi (Pernyataan Etika Profesi No.1) Setiap anggota harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi. Dengan mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi; Jika terlibat sebagai auditor, setiap anggota harus mempertahankan sikap independensi .Ia harus bebas dari semua kepentingan yang bisa dipandang tidak sesuai dengan integritas maupun objektivitasnya, tanpa tergantung efek sebenarnya dari kepentingan itu; Jika ada masalah tertentu yang belum diatur dalam standar etika profesi atau hukum negara, setiap anggota harus tetap mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi ; Auditor harus selalu mempertahankan sikap independen in fact dan in appearance (citra bebas) selama melaksanakan tugas audit; Dalam hal seorang anggota tidak bisa mempertahankan sikap di atas yang relevan dengan profesinya, ia harus menolak untuk menerima atau mengundurkan diri dari tugas yang bersangkutan.