Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Plastik merupakan bahan pokok yang banyak digunakan dalam industri makanan
dan minuman, bahan bungkus plastik dapat digunakan untuk berbagai produk
contohnya seperti plastik pembungkus makanan dan minuman, perabotan rumah
tangga dari bahan plastik yang rusak dan akan dibuang begitu saja, pembuatan
bingkai plastik, pembungkus makanan, kemasan air minum karena harganya lebih
murah, mudah diolah dan didapatkan. Namun apapun yang terjadi apabila semua
produk plastik tersebut tidak mudah digunakan lagi, biasanya akan dibuang begitu
saja. Akibatnya terjadi penumpukan limbah bahan plastik dan yang lebih buruknya
lagi bahan plastik ini tidak dapat dihancurkan sendiri oleh alam (daur- ulang) dengan
waktu yang singkat. Oleh karena itu untuk

membantu proses daur ulang ini,

dirancanglah mesin penghancur plastik untuk menjadikan butiran halus yang nantinya
dapat digunakan lagi sebagai bahan dasar Plastik.
Pengelolaan sampah hendaknya menerapkan proses-proses, seperti Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace
(mengganti barang berpotensi sampah ke arah bahan recycle). Untuk menunjang
langkah tersebut maka dibuat suatu perancangan mesin untuk mengolah sampah.
Dalam perancangan suatu mesin juga harus memperhatikan kinerja dari setiap elemen
mesin yang digunakan. Seperti halnya dalam perancangan mesin pencacah sampah
ini, kita harus memperhatikan bagaimana mesin pencacah ini dapat bekerja maksimal
dalam mencacah sampah.
Permasalahannya adalah bagaimanakah perancangan mesin industri penghancur
plastik dengan kapasitas produksi yang direncanakan sebesar 30 kg/jam dengan
tenaga

yang digunakan adalah bukan tenaga manusia. Tujuan penelitian ini

merencanakan dan membuat Prototype Mesin Industri Penghancur plastik dengan


kapasitas 30 kg/jam, dan bahan yang digunakan terbuat dari bahan termoplastik
dengan pengeporasian dilakukan sederhana dan mudah diperbaikan apabila terjadi
kelemahan mesin tersebut. Dengan demikian judul penelitian Analisis Perancangan
Mesin Penghancur Limbah Plastik. Dan harapan hasil penelitian ini bahwa mesin
penghancur plastik dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dituliskan diatas maka


dirancang sebuah mesin pendaur ulang limbah plastik yang bertujuan untuk
mencacah limbah plastik dan kemudian hasil dari pencacahan tersebut di daur
ulang sehingga menghasilkan produk baru.
1.3. Batasan Masalah
Dalam perancangan mesin pendaur ulang limbah plastik ini, sampai
pembuatan dalam wujud aslinya dengan menentukan batasan-batasan masalah
sebagai berikut :
1. Lebar dan tebal mesin pencacah limbah plastik sebesar 12 inchi
2. Mesin pencacah mampu menerima limbah plastik sebesar 64.000 cm 3
dalam proses pencacahan.
1.4. Tujuan Perancangan
Tujuan merancang mesin pendaur ulang limbah ini untuk mengurangi
limbah-limbah plastik yang menumpuk dan dimanfaatkan hasil limbahnya untuk
membantu pekerja lebih mudah dalam mengurai limbah plastik dan membuat
hasil limbah menjadi se-efisien mungkin. Kemudian hasil dari pencacahan
tersebut di daur ulang sehingga menghasilkan produk baru.
1.5. Manfaat Penelitian
Dalam perancangan ini diharapkan :
a. Mampu memanfaatkan limbah plastik dan dijadikan sebagai proses daur
ulang
b. Menambah pengetahuan ilmu teori maupun praktek dalam wawasan mesin
pendaur ulang limbah plastik
c. Mampu menambah perekonomian masyarakat yang memiliki usaha dari
limbah plastik
d. Mempermudah pabrik industri dalam proses pembuatan produk baru
berbahan dasar plastik

BAB II
DASAR TEORI
1.1. Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi

berkelebihan. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang


dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan
sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah
yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari :
1. Rumah tangga
2. Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel,
restoran, tempat hiburan.
3. Fasilitas sosial : rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara,
rumah sakit, klinik, puskesmas.
4. Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan
umum, taman, jalan,
5. Industri
6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum seperti sungai, danau
dan pantai.
1.2. Pengertian Sampah Plastik
Sampah plastik merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi
barang-barang yang berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila
dikerjakan oleh orang-orang yang berkreatifitas, contoh smpah plastik
itu seperti bungkus botol air mineral, ember bekas.
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis,
mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan
menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic
dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali
dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis
thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali.
Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah dalam bentuk thermoplastic.Plastik juga merupakan bahan
anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup
berbahaya bagi lingkungan. Limbah dari plastik ini sangatlah sulit
untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu
sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi

secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat


dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan
apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang berada di wilayah
Indonesia, penggunaan bahan plastik yang dapat di temukan hampir
seluruh aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Padahal apabila
masyarakat sadar, masyarakat mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu
dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan
di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung akan mengurangi
limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan
(reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika masyarakat dapat mendaur
ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
2.3 Limbah Plastik
2.3.1 Jenis-Jenis Yang Dapat Di Daur Ulang
Pada dasarnya semua limbah plastik dapat di daur ulang dan
memiliki jenis-jenis seperti :
1. PET atau PETE adalah polyethylene terephtalate. Plastik
ini digunakan untuk membuat sebagian besar botol plastik
dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan untuk
salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat
makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi
pakaian, tote bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan
kontainer baru.
2. HDPE adalah

polyethylene

densitas

tinggi,

plastik

serbaguna yang dapat didaur ulang. Digunakan untuk


membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli
motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong
sampah dan kotak cereal. Dapat didaur ulang lagi menjadi
botol dan kontainer, lantai keramik.
3. Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan
tahan cuaca. PVC mengandung khlor, yang berarti bahwa
beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama

manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer


dan botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela,
4.

pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah.


LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki
banyak aplikasi. Sering ditemukan dalam botol, tote bags.
umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat milik
maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk

lantai dan bahan bangunan.


5. PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup
botol, yogurt kontainer, botol saus, dan straws. memiliki
titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk tempat
cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian
dari pertumbuhan jumlah program daur ulang kota yang
kemudian lebih berbelok tutup botol dan item lainnya
6.

termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.


PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek
dagang Styrofoam. styrene itu ada di mana-mana dalam
kontainer barang dan daftar pada banyak kelompok
environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste
dan

7.

kelompok

kesehatan

bahwa

polystyrene

melepaskan toksin ke dalam makanan.


Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi

ini

dapat

meliputi

berbagai plastik bukan Resins yang cocok ke dalam


kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah
plastik. "Lainnya" adalah produk yang digunakan untuk
membuat iPod, DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan
galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur
ulang, namun dapat dilakukan.
8. SM atau Sampah Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak
dapat diklasifikasikan dengan jenis sampah manapun. Tidak
dapat didaur ulang namun sangat ramah lingkungan. Semua
bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini

tidak mempunyai nilai apapun. Jenis ini mendapat


penolakan sosial dimana-mana.
2.3.2 Jenis plastik yang tidak dapat di daur ulang
Hasil dari pencacahan limbah plastik di bagi menjadi 2
yaitu yang dapat di daur ulang dan tidak dapat di daur ulang.
Contoh yang tidak dapat di daur ulang adalah hasil pencacahan
limbah plastik yang ketika dimasukkan kedalam air akan
tenggelam. Itu adalah limbah plastik yang tidak dapat di daur
ulang.
Pada

umumnya

sampah-sampah

plastik

ini

diperoleh

dari

tempat

penampungan sampah. Oleh para pemulung sampah-sampah plastik ini


dikumpulkan kemudian dipisah-pisahkan berdasarkan bentuk dan jenisnya, lebih
lanjut sampah disetorkan ke pengusaha-pengusaha pengolahan sampah plastik.
Secara umum agar sampah plastik dapat diolah oleh sebuah industri diperlukan
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Bentuk sampah plastik disesuaikan dengan kebutuhan industri, misalnya :
bentuk biji untuk industri yang memproduksi alat-alat tulis. Bentuk pellet,
serbuk atau pecahan untukindustri yang memerlukan kemasan plastik dan
memproduksi barang-barang dari plastik.
2. Sampah plastik sudah homogen / tidak tercampur dengan sampah jenis
lain. Tidak terkontaminasi dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan
kualitas produk yang dihasilkan.
3. diusahakan tidak teroksidasi, yaitu sampah masih dalam keadaan layak
produksi dan tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya.
Sedangkan tahapan-tahapan pendaur ulangan sampah plastik ,menjadi biji
plastik (bahan baku setengah jadi)adalah sebagai berikut :
1. Pemisahan, sampah plastik dipisahkan dari sampah jenis lain mis kertas
2. Pemotongan, sampah plastik kemudian dipotong-potong sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya

jika akan diolah menjadi biji plastik, sampah harus

dipotong kecil-kecil untuk memudahkan proses pengolahan.

3. Pencucian,

sampah

yahg

sudah

dipotong

dicuci

bersih

untuk

menghilangkan zat-zat lain yang dapat menggaggu proses pengolahan.


4. Penggilingan, sampah yang sudah bersih digiling agar menjadi biji plastik.
Kualitas biji yang baik dapat diliat dari mengapung tidaknya biji plastik
tersebut diatas air.
Selanjutnya biji plastik yang telah diolah inilah yang selanjutnya diolah
menjadi produk-produk plastik lainnya.

1.3.

Pengolahan Limbah Plastik


Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan

manusia. Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi


plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik
sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan
karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan,
tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua
kalangan masyarakat.
Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak
digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya
jumlah produk plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.
Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah
antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan
kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk
karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah.
Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan
terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya
mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama masih
diijinkan untuk digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada dan
bertambah. Limbah kantong plastik yang menumpuk di TPA dapat
menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber
daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan
melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong

plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata.


Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong
plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi
sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.
Berbagai macam dampak limbah plastik tersebut tentunya akan
membawa ancaman lebih besar jika tidak segera diatasi. Terdapat
berbagai macam cara untuk mengatasi limbah plastik, diantaranya
yaitu reuse, reduce, dan recycle limbah plastik.

BAB III
PERANCANGAN KOMPONEN MESIN
3.1 Flow Chart
Desain

Membuat
Perhitungan

Membeli
Bahan-bahan

Pembuatan /
Pengerjaan

Uji Coba

3.2 Komponen-Komponen mesin pendaur ulang limbah plastik

3.2.1 Roda Gila ( FlyWheel )


Flywheel (Roda Gila) adalah perangkat mekanik berputar yang
digunakan untuk menyimpan energi rotasi. Flywheel memiliki momen
inersia yang signifikan, dan dengan demikian menahan perubahan
kecepatan rotasi. Pada mesin pendaur ulang limbah plastik flywheel sangat
berpengaruh besar. Semakin besar flywheel yang digunakan semain besar
juga tenaga yang dihasilkan untuk memotong plastik.
Jumlah energi yang tersimpan dalam flywheel adalah sebanding
dengan kuadrat kecepatan rotasi. Energi ditransfer ke flywheel dengan
menggunakan torsi, sehingga meningkatkan kecepatan rotasi, dan
karenanya energi dapat tersimpan. Sebaliknya, flywheel melepaskan energi
yang tersimpan dengan melakukan torsi ke beban mekanik, sehingga
mengurangi kecepatan rotasi.
Penggunaan umum dari roda gila meliputi:

Menyediakan energi yang terus menerus ketika sumber energi terputus.

Memberikan energi pada tingkat di luar kemampuan sumber energi yang


terus menerus. Hal ini dicapai dengan mengumpulkan energi dalam
flywheel dari waktu ke waktu dan kemudian melepaskan energi dengan
cepat, dengan tingkat yang melebihi kemampuan sumber energi.

Mengontrol orientasi dari sebuah sistem mekanik. Dalam aplikasi tersebut,


momentum sudut dari flywheel sengaja ditransfer ke beban ketika energi
ditransfer ke atau dari flywheel.

Flywheel sering digunakan untuk menyediakan energi yang terus


menerus dalam sistem di mana sumber energi tidak kontinyu. Dalam kasus
tersebut, flywheel menyimpan energi ketika torsi diterapkan oleh sumber
energi, dan melepaskan energi yang tersimpan ketika sumber energi tidak
menerapkan torsi untuk itu.

3.2.2 Poros ( Shaft )


Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti bearing,
pulli, flywheel, elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja
sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti

Pully, flywheel, bearing dipasang berputar terhadap poros dukung yang


tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Macam-macam poros :
Berdasarkan pembebanannya
a) Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan
mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun keduaduanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulli,
sprocket rantai, dll.
b) Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya
mendapat beban lentur.

c) Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek,
misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa
beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban
lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada poros:
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor,
misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.
2. kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman
dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas),
getaran mesin (vibration) dan suara (noise) oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis

Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran


(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya
getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya.
4. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian,
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena
putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat
sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
3.2.3 Bearing
Bearing atau laher adalah Salah satu komponen penting pada mesin
pendaur ulang . Bearing atau laher adalah komponen sebagai bantalan
untuk membantu mengurangi gesekan peralatan berputar pada poros/as.
Bearing atau laher ini biasanya berbentuk bulat. Bearing pada mesin
pendaur dipasang pada poros yang di gerakkan dengan mesin.
Tujuan dari bantaran balock untuk mengurangi gesekan rotasi dan
mendukung radial dan aksial beban. Dalam sebagian besar aplikasi, satu
ras adalah stasioner dan yang lain melekat pada perakitan berputar
(misalnya, sebuah hub atau poros). Sebagai salah satu ras bantalan
berputar itu menyebabkan bola untuk memutar juga. Karena bola yang
bergulir mereka memiliki jauh lebih rendah koefisien gesekan daripada
jika dua permukaan datar yang meluncur terhadap satu sama lain. Bantalan
bola cenderung memiliki lebih rendah kapasitas beban untuk ukuran
mereka daripada jenis lain bergulir-elemen bantalan karena bidang kontak
yang lebih kecil antara bola dan ras. Bearing (Bantalan) banyak jenis
macamnya, mulai dari bantalan bola ( ball bearing), bantalan jarum
(needle
bearng),
bantalan
gesek
dan
lain
sebagainya.
ada 4 jenis rolling-elemen yang digunakan di bantalan (bearing) :

1. Bola (Ball Bearing)


Bantalan bola menggunakan bola untuk
membawa beban yang diterapkan. Karena
ada titik kontak (dibandingkan dengan
kontak line untuk bantalan tol [Roll
Bearing]) beban daya dukung lebih rendah
dari pada bantalan rol [Roll Bearing].
Bantalan rol dapat mendukung kedua
Radial (Tegak Lurus pada poros) dan
Aksial beban (Parelel ke poros). Untuk
bantalan ringan dimuat, bola menawarkan gesekan lebih rendah
dari rol. Self-menyelaraskan bantalan bola juga dapat beroperasi
ketika cincin bantalan sejajar. Bantalam bola yang paling umum
adalah bantalan bola dalam alur. Bola presisi biasanya lebih murah
untuk menghasilkan dari pada bentuk seperti rol, dikombinasikan
dengan volume tinggi penggunaan, bantalan sering jauh lebih
murah daripada bantalan lain dari dimensi yang sama.
2. Rol Silinder (Cilindrical Roller)
Bantalan rol umum menggunakan silinder dengan
panjang sedikit lebih besar dari diameter. Bantalan
rol biasanya memiliki kapasitan beban lebih tinggi
di bawah beban tegak lurus ke arah didukung
primer. Jika ras didalam dan diluar tidak sejajar,
daya dukung sering turun dengan cepat
dibandingkan dengan baik bantalan bola atau
bantalan rol bola. Bantalan rol dikenal sejak 40 SM.

3. Rol

Jarum

(Needle

Roller)

Bantalan tirus menggunakan rol kerucut


yang berjalan pada as kerucut. Bantalan rol
kebanyak hanya mengambil beban radial
atau aksial, namun bantalan rol tirus
mendukung beban radial dan aksial, dan
umumnya dapat membawa beban lebih
tinggi dari bantalan bola karena bidang kotak
yang lebih besar. Taper bantalan rol yang
digunakan, misalnya, sebagai bantalan roda dari kendaraan darat
yang paling roda. Kerugian untuk bantalan ini adalah bahwa karena
komfleksitas manifaktur, bantalan rol tirus biasanya lebih mahal
dari pada bantalan bola, dan selain itu di bawah beban berat rol
tirus seperti irisan dan beban bantalan cenderung mencoba untuk
mengeluarkan roller, kekuatan dari kerah yang menjaga roller di
bantalan menambah gesekan bantalan dibandingkan dengan
bantalan bola.
4. Rol bulat
Bantalan rol bulat
memiliki cincin luar
dengan bentuk bulat
internal. Rol lebih tebal
ditengah dan tipis
diujungnya. Bantalan
rol bola sehingga dapat
menyesuaikan
untuk
mendukung
kedua
misalignment statis dan
dinamis. Namun, rol
bola sulit untuk memproduksi dan dengan demikian mahal,
dan bantalan memiliki gesekan lebih tinggi daripada
bantalan rol silinder yang ideal atau meruncing karena ada
sejumlah geser antara elemen rolling dan cincin.
2.3.4 Mur
Mur adalah elemen mesin sebagai pasangan ulir luar yang
umumnya sudah dinormalisasikan. Kadang kala mur sering dibuat
langsung dari kedua bagian pelat yang disambung. Gerak mur terhadap
baut dianggap sebagai gerak putar dan gerak lurus, tetapi untuk
pemeriksaan konstruksi hanya dihitung berdasarkan tekanan pada

permukaan profil ulirnya, sehingga diperoleh tinggi mur yang memadai


atau sesuai.
2.3.5 Saringan
Bertujuan untuk menyaring plastik hasil dari proses daur ulang
plastik. Besar kecilnya saringan tergantung pada kebutuhan pengguna.
2.3.6 Pisau
Mata pisau ini terdiri dari pisau gerak dan mata pisau tetap. Mata
pisau gerak kami tempelkan pada poros alias as . Sedangkan pisau
tetapnya kami tempelkan pada body atau rangka.
2.3.7 Pasak(Splines)
Jenis pasak bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan
arah kerja putarannya bolak-balik
2.3.8 Mulut Corong
Berfungsi untuk memasukkan benda plastik ke dalam mesin
pencacah ulang
2.3.9 Cover
Sebagai rumah dari pisau pemotong/ berlangsungnya proses
pemotongan

Anda mungkin juga menyukai