REVISI
REVISI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Plastik merupakan bahan pokok yang banyak digunakan dalam industri makanan
dan minuman, bahan bungkus plastik dapat digunakan untuk berbagai produk
contohnya seperti plastik pembungkus makanan dan minuman, perabotan rumah
tangga dari bahan plastik yang rusak dan akan dibuang begitu saja, pembuatan
bingkai plastik, pembungkus makanan, kemasan air minum karena harganya lebih
murah, mudah diolah dan didapatkan. Namun apapun yang terjadi apabila semua
produk plastik tersebut tidak mudah digunakan lagi, biasanya akan dibuang begitu
saja. Akibatnya terjadi penumpukan limbah bahan plastik dan yang lebih buruknya
lagi bahan plastik ini tidak dapat dihancurkan sendiri oleh alam (daur- ulang) dengan
waktu yang singkat. Oleh karena itu untuk
dirancanglah mesin penghancur plastik untuk menjadikan butiran halus yang nantinya
dapat digunakan lagi sebagai bahan dasar Plastik.
Pengelolaan sampah hendaknya menerapkan proses-proses, seperti Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace
(mengganti barang berpotensi sampah ke arah bahan recycle). Untuk menunjang
langkah tersebut maka dibuat suatu perancangan mesin untuk mengolah sampah.
Dalam perancangan suatu mesin juga harus memperhatikan kinerja dari setiap elemen
mesin yang digunakan. Seperti halnya dalam perancangan mesin pencacah sampah
ini, kita harus memperhatikan bagaimana mesin pencacah ini dapat bekerja maksimal
dalam mencacah sampah.
Permasalahannya adalah bagaimanakah perancangan mesin industri penghancur
plastik dengan kapasitas produksi yang direncanakan sebesar 30 kg/jam dengan
tenaga
BAB II
DASAR TEORI
1.1. Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi
polyethylene
densitas
tinggi,
plastik
7.
kelompok
kesehatan
bahwa
polystyrene
ini
dapat
meliputi
umumnya
sampah-sampah
plastik
ini
diperoleh
dari
tempat
3. Pencucian,
sampah
yahg
sudah
dipotong
dicuci
bersih
untuk
1.3.
BAB III
PERANCANGAN KOMPONEN MESIN
3.1 Flow Chart
Desain
Membuat
Perhitungan
Membeli
Bahan-bahan
Pembuatan /
Pengerjaan
Uji Coba
c) Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek,
misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa
beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban
lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada poros:
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor,
misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.
2. kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman
dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas),
getaran mesin (vibration) dan suara (noise) oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
3. Rol
Jarum
(Needle
Roller)