Anda di halaman 1dari 5

PROSEDURE ANALISA UNTUK BAHAN MAKANAN

DAN PERTANIAN
SLAMET SUDARMADJI, DKK
EDISI KE 4 TH 1997
EKSTRAKSI PADAT - CAIR
Metode Sokhlet
Dasar Teori :
Penentuan kadar Lemak atau Minyak dengan menggunakan pelarut, selain lemak juga
terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Karena itu hasil
analisanya disebut Lemak Kasar ( Crude fat ).
Beberapa jenis pelarut yang sering digunakan dalam ekstraksi lemak antara lain : ether, yaitu
ethyl ether, petroleum ether, Benzen, Heksana dan Petroleum Benzen. Alkohol dapat juga
digunakan untuk lemak yang mudah larut dalam alkohol. Atau bahkan pelarut campuran juga
dapat digunakan untuk lipida dari bahan tertentu seperti campuran pelarut alkohol ether untuk
mengekstrak lipida dari jaringan biologis. Campuran butanol dan air untuk lipida dari terigu dan
katul. Sedangkan campuran kloroform methanol dan air untuk isolasi dan pemurnian lipida
total dari jaringan hewani.
Prinsip Kerja :
Contoh yang akan ditentukan, sebelumnya ditimbang untuk mengetahui beratnya
kemudian dilakukan proses ekstraksi sampai semua lemak (zat aktif) dapat diambil oleh pelarut.
Hasil ekstrak yang merupakan residu selanjutnya dipisahkan dari sisa pelarutnya sehingga
diperoleh lemaknya (ekstraknya)

Alat dan bahan :


1. Timbangan analitik
2. Seperangkat alat ekstraksi soklet
3. Gelas kimia 250 ml
4. Botol timbang (cawan Petri)
5. Spatula
6. Desikator
7. Penjepit cawan Petri
8. Timble
9. Pelarut
10. Bahan yang akan dianalisa
11. Ethanol atau Methanol
12. Pengangas air
13. Oven
Cara Kerja :
1. Timbang contoh kedalam timbel kertas saeing sampai ketinggian kurang lebih 2/3 bagian
timbel ( 20 - 40 Gr) yang ditempatkan dalam gelas kimia 250 ml.
2. Masukkan timbel yang berisi contoh kedalam ekstraktor atau Soklet dan rangkai
peralatan seperti gambar (rangkaian alat sebaiknya ditempatkan didalam penangas air
untuk menghindari bahaya kebakaran untuk pelarut yang mudah terbakar)
3. Gunakan pelarut Ethanol atau Methanol dan lakukan proses ekstraksi selama 3 5 jam
(tergantung jenis contoh) hingga bahan yang terlarut benar-benar telah terpisah dari
bahan.
4. Pisahkan pelarut dari residu dengan cara melepas timble dan lakukan proses destilasi
dengan cara yang sama dengan ekstraksi pada point 2 sehingga residu yang diperoleh
menjadi lebih pekat.
5. Pindahkan residu kedalam botol timbang (dapat menggunakan cawan petri) yang telah
diketahui bobotnya.
6. Hilangkan sisa pelarut dalam oven pada suhu 70 80 oC hingga diperoleh bobot konstan.
7. Hitung kandungan lemak (bahan terlarut) yang diperoleh.
Perhitungan :

Kadar Lemak (Ekstrak) =

bobot lemak (Ekstrak) yang diperoleh


x 100%
bobot contoh

Metode Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam) : adalah
sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan yaitu direndam menggunakan pelarut
bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol, selama periode waktu tertentu.
Langkah kerjanya adalah merendam bahan dalam suatu wadah menggunakan pelarut tertentu
selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil larutannya. Selama ini
dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat aktif dari suatu tanaman ataupun hewan
menggunakan pelarut yang cocok. Pelarut-pelarut tersebut ada yang bersifat bisa campur
air(contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang bersifat tidak campur
air (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar atau pelarut organik). Metode
Maserasi umumnya menggunakan pelarut non air atau pelarut non-polar.
Teorinya, ketika bahan yang akan di maserasi direndam dalam pelarut yang dipilih, maka ketika
direndam, cairan penyari/pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang
penuh dengan zat aktif dan karena ada pertemuan antara zat aktif dan penyari/[elarut itu terjadi
proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam penyari) sehingga penyari yang masuk ke dalam sel
tersebut akhirnya akan mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang berada di
luar sel belum terisi zat aktif (nol%) akibat adanya perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan
di luar sel ini akan muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar
berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses
keseimbangan ini akan berhenti, setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya jenuh).
Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif di dalam dan di luar sel
akan memiliki konsentrasi yang sama, yaitu masing-masing 50%
Cara Kerja :
1. Timbang bahan yang akan diekstrak dengan jumlah tertentu.
2. Masukkan ke dalam beker gelas dan tuangkan pelarut dengan perbandingan (1 : 3) 1 kg
bahan dalam 3 ltr pelarut.
3. Rendam bahan dan diamkan pada suhu kamar selama minimal 2 x 24 jam dengan
sesekali diaduk (Proses ekstrak dapat dipercepat dengan ultrasonic)
4. Setelah 2 x 24 jam, saring bahan dengan menggunakan kertas saring whatman no 40 dan
pelarut yang diperoleh (yang mengandung bahan aktif) di evaporasi untuk
menghilangkan sisa pelarut.
5. Oven sisa pelarut yang masih tersisa pada suhu 40 50 C hingga bahan benar-benar tidak
mengandung pelarut.
Keuntungan dari metode ini :
1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam
2. Beaya operasionalnya relatif rendah
3. Prosesnya relatif hemat penyari
4. Tanpa pemanasan
Kelemahan dari metode ini :
1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50%
saja
2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

PENGERINGAN BAHAN SEDIAAN EKSTRAK


Tingkat kekeringan bahan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan yang akan
diekstrakt. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar
dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat.
Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode
pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus
kromatografi, nuclear magnetic resonance / NMR).
Untuk pengeringan suatu bahan untuk keperluan ekstrak, salah metode yang digunakan adalah
metode pengeringan dengan oven biasa.
Cara Kerja:
Bahan yang akan dikeringkan di perluas permukaannya (dipotong-potong/disesuaikan dengan
tatakan oven dan besar ovennya), kemudian di panaskan selama beberapa jam dengan suhu 50
-70 C (tergantung dari jenis bahannya) dengan maksud agar penyebaran udara panas dalam oven
dapat terdistribusi secara merata dan dapat bersinggungan dengan bahan seluas-luasnya.
Setelah bahan kering (kadar air dari bahan diperkirakan kurang dari 3%), bahan dikeluarkan dari
oven dan diangin-anginkan selama 30 menit kemudian di hancurkan dengan cara ditumbuk atau
dihaluskan dengan blender dan di saring untuk memisahkan partikel yang relative besar dan
tepung bahan.
Tepung bahan yang diperoleh selanjutnya di ekstrak dengan metode yang disarankan.
Kadar/Prosentase ekstrak (Rendemen) dinyatakan dalam berat bahan kering oven atau berat awal
(A). terhadap berat ekstrak yang diperoleh (B)
Rumus penghitungannya adalah:
A
Kadar Air (%) = ---------------- x 100
B
Keterangan:
A : Berat contoh semula (gram);
B : Berat contoh ekstrak (gram).

Anda mungkin juga menyukai