RESUME BAB 15 - 16
MAGISTER MANAGEMENT
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015
Kemiripan global
1. Perdagangan bebas
2. Bisnis-layanan berbasis
3. Platform teknologi yang terintegrasi
Perbedaan global
o Perbedaan politik dan Budaya
o Hak milik yang kurang dilindungi
o Kerusuhan sipil
o Hak Kekayaan Intelektual Telah sedikit dilindungi
Relokasi
Orientasi
Layanan terjemahan
Kepegawaian Internasional
dari
anggota
yang
berasal
dari
beberapa
Di India, banyak dari perekrutan itu dilakukan Melalui ikatan keluarga yang
efektif dan jaringan pertemanan
Lebih Baik Memahami pasar ada beberapa perusahaan dapat melakukan halhal
o Manajer internasional Haruskah mengenal universitas, sekolah teknik dan
sekolah dasar di daerah
o Harus Mengembangkan jaringan manajer Internasional dalam Komunitas
bisnis dan pemerintah
o Manajer internasional harus Memahami karyawan pesaing perusahaan
Pengalaman
Pengambilan keputusan
Kedewasaan
Skill tambahan
Keterampilan teknis
Keterampilan negosiasi
Berfikir strategis
Keterampilan pendelegasian
Manajemen perubahan
negara)
Nilai budaya dan prioritas
Geografi, terutama kota besar
Sumber
kebanggaan
dan
pencapaian budaya
kehidupan sehari-hari
Struktur politik dan pemainnya
saat ini
Masalah praktek seperti mata
uang, transportasi, zona waktu,
majalah, video.
Pembicaraan dengan orang asli Negara tuan rumah
Pelatihan sensitivitas untuk menjadi familiar dengan adat dan mengatasai
prasangka
Penugasan sementara untuk mendorong pembelajaran bersama
Elemen penting dari program pelatihan dan pengembangan persiapan
meningkatkan
kepuasan
dan
kesuksekan
dari
ekspatriat
dan
karyawannya.
3. Menilai dan melacak perkembangan karir
penugasan internasional memberikan keunggulan perkembangan dan karir
yang pasti.
o Meningkatkan tanggung jawab dan pengaruh ekspatriat di dalam
perusahaan
o Memberikan pengalaman unik yang bermanfaat bagi individu ataupun
perusahaan.
o Meningkatkan pemahaman pasar global
o Menawarkan peluang proyek yang penting bagi perusahaan
negara tuan rumah dengan jangkauan penuh program pelatihan, tunjangan, dan
gaji sebanding dengan karyawan domestik mereka tapi disesuaikan dengan
perbedaan lokal. Program ini dikenal dengan global compensation systems.
Kompensasi untuk manajer ekspatriat
Agar menjadi efektif, program kompensasi internasional harus:
1. Menyediakan insentif untuk meninggalkan negara asal
2. Memungkinkan untuk mempertahankan standar hidup negara asal
3. Menyediakan keamanan di negara yang secara politik tidak stabil dan
menimbulkan bahaya pribadi
4. Memasukkan ketentuan untuk perawatan kesehatan yang baik
5. Mengganti rugi pajak yang akan dibayar di negara yang ditinggali (dan
negara asal) dan membantu mereka dalam pengisian formulir pajak
6. Menyediakan pendidikan anak karyawan di luar negeri jika diperlukan
7. Memberikan kesempatan untuk mejaga hubungan dengan keluarga, teman,
dan rekan bisnis melalui perjalanan pulang atau melalui teknologi komunikasi
8. Memudahkan karyawan pulang kembali ke rumah
9. Secara tertulis
Sistem kompensasi ekspatriat
cara:
1. Menghitung gaji pokok
2. Mencari tunjangan biaya hidup
3. Menambahkan insentif premium
4. Menambahkan program bantuan
Split pay (gaji bercabang) sebuah sistem di mana ekspatriat diberikan
sebagian gaji lokal untuk menutup biaya hidup sehari-hari dan sebagian gaji
dalam mata uang negaranya untuk melindungi pendapatanya dari inflasi atau
Penilaian Kinerja
dua kepatuhan: pertama untuk negara asalnya (kantor yang menugaskannya) dan
yang lain untuk negara tuan rumah di mana karyawan saat ini bekerja. Atasan di
setiap lokasi seringnya mempunyai informasi yang berbeda tentang performa
karyawan dan mungkin juga mempunyai ekspektasi yang berbeda tentang apa
yang merupakan penilaian yang baik.
Kriteria Kinerja
jalan dua arah. Walaupun atasan negara asal dan negara tuan rumah mungkin
mengatakan seberapa bagus mereka melakukan, penting bagi ekspatriat untu
menyediakan umpan balik berkenaan dengan dukungan yang mereka terima,
hambatan yang dihadapi, dan saran yang mereka punya untuk penugasan.
Lingkungan Tenaga Kerja Seluruh Dunia
Lingkungan tenaga kerja sebuah negara memainkan peran besar dalam
bisnis internasional dan keputusan SDM. Di kebanyakan negara, regulasi kontrak
tenaga kerja mendalam dan luas. Serikat pekerja di berbagai negara juga berbeda
secara signifikan. Perbedaan ada tidak hanya pada proses perundingan bersama
tetapi juga pada kondisi politik dan hukum.
Kekuatan serikat pekerja bergantung pada beberapa faktor, sperti tingkat
partisipasi karyawan, mobilitas antara manajemen dan buruh, homogenitas tenaga
kerja, dan tingkat pengangguran. Di negara yang tingkat pengangguranya tinggi,
gaji rendah, dan tidak mempunyai dana serikat, serikat pekerja akan beralisani
dengan organisasi lain seperti partai politik atau pemerintah.
o Yang paling aktif dari Organisasi serikat internasional adalah ITUC, yang
memiliki kantor pusat di Brussels.
o Organisasi yang aktif dan berpengaruh lainnya adalah Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO), sebuah badan khusus PBB yang
diciptakan pada tahun 1919.
REFLEKSI
Manajemen SDM adalah sekumpulan aktivitas yang dirancang untuk
menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja efektif yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena fungsi SDM sangat penting
bagi kesuksesan perusahaan, manajer-manajer puncak memakai perspektif yang
strategis tentang masalah ini.
Kebutuhan SDM internasional sebagian ditentukan oleh tingkatan
internasionalisasi
perusahaan.
Tingkat
relatif
sentralisasi
versus
tingkat
Beberapa
perusahaan
memilih
merekrut
manajer
yang
berpengalaman untuk melakukan tugas luar negeri, sementara itu perusahaan lain
lebih memilih manajer yang masih muda dan kurang pengalaman. Berbagai
tempat dipakai untuk perekrutan dengan menggunakan pendekatan manapun.
Proses seleksi manajer untuk tugas luar negeri biasanya melibatkan pertimbangan,
baik keterampilan bisnis maupun internasional. Manajer perusahaan harus
memerhatikan berbagai isu-isu ekspatriasi dan repatriasi.
Pelatihan dan pengembangan juga menjadi aspek penting dalam
manajemen SDM internasional. Dua komponen utama dalam aktivitas ini meliputi
penilaian kebutuhan pelatihan dan seleksi metode dan prosedur pelatihan dasar.
Prinsip Dasar
Prinsip Fundamental
Informasi bersama
o Pergeseran jauh dari mentalitas komando dan kontrol Menuju satu lagi
terfokus pada komitmen karyawan.
o Menciptakan budaya berbagi informasi mana karyawan lebih bersedia
(dan mampu) bekerja Menuju tujuan bagi organisasi
Pengembangan Pengetahuan
o Karyawan dalam sistem kerja tinggi perlu belajar di "real time" pada
pekerjaan,
menggunakan
pendekatan
baru
yang
inovatif
untuk
Kinerja-Reward Linkage
o Hal
ini
penting
untuk
menyelaraskan
karyawan
dan
tujuan
waktu akurat
Biasanya informasi perlu rencana bisnis dan tujuan, satuan dan hasil operasi
perusahaan, masalah yang baru terjadi dan Peluang, dan Ancaman kompetitif
Scorecard (kartu catatan angka) adalah alat yang digunakan untuk memabntu
manajer mengevaluasi hubungan antara tujuan strategis dan kegiatan
operasional. Scorecard SDM dapat digunakan untuk mendiagnosa kecocokan
internal dan eksternal secara lurus.
o Manajer mendiagnosa kecocokan internal apakah praktek SDM tertentu
memperkuat satu sama lain atau bekerja untuk tujuan yang berseberangan
o Menilai apakah praktek SDM memungkinkan tenaga kerja kunci
memberikan stabilitas kerja dan kerja sama tim
o Tingkat kecocockan eksternal dinilai dengan cara mengukur tingkat
kemana kiriman tenaga kerja terhubung dengan dorongan performa
strategis kunci.
Mengimplementasikan Sistem
Tindakanyang diperlukan untuk kesuksesan HPWS:
1. Pastikan perubahan dimiliki oleh manajer senior dan lini.
2. Mengalokasikan sumber daya yang cukup dan mendukung untuk upaya
3.
4.
5.
6.
perubahan.
Memastikan komunikasiyang lebih awal dan luas.
Memastikan bahwa tim diimplementasikan dalam kontek ssistemik.
Menetapkan metode untuk mengukur hasil perubahan.
Menjamin kelangsungan kepemimpinan dan mengedepankan inisiatif.
Menjelajahi Transisi
o Kegiatan yang sedang berlangsung - tidak pernah sepenuhnya selesai
o Hasil terbaik Terjadi Ketika manajer dan karyawan bekerja sama
o Pendekatan berkomunikasi atas ke bawah dukungan manajer dan
kejelasan, sedangkan pendekatan bottom-up dan menerima karyawan
hanya label?
Apakah karyawan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk
membuat keputusan?
Apakah program pelatihan
berguna?
Apakah karyawan diperlakukan dengan adil sehingga perbedaan jabatan
mengembangkan
pengetahuan
dan
minimal?
2. Untuk menentukan apakah program HPWS mencapai tujuannya:
Apakah perilaku yang diinginkan sedang ditunjukan di dalam pekerjaan?
Apakah tujuan kualitas, produktivitas, fleksibilitas, dan layanan pelanggan
terpenuhi?
Apakah tujuan kualitas hidup dicapai karyawan?
Apakah organisasi lebih kompetitif daripada di masa lalu?
REFLEKSI
Dari apa yang telah diuraikan diatas dapat disimpulakan bahwa penerapan
sistem manajemen kinerja yang berorientasi pada output dapat membantu
organisasi/ perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan program-program
dengan lebih tepat dan lebih baik. Disamping itu sistem tersebut juga diharapkan
dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun
kelompok dengan memberikan kesempatan kepada mereka dengan memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan
menetapkan bersama sasaran kerja dan standar prestasi yang harus dicapai.
Setiap perusahaan harus mendesain satu set kebijakan SDM dan praktikpraktik yang masuk akal untuk strategi dan situasi perusahaan itu sendiri.
Contohnya program tes karyawan yang sesuai untuk mempekerjakan insinyur
mungkin
tidak
sesuai
untuk
toko
penyalur. Bagaimanapun,
penelitian
banyak kesamaan dan mereka berbeda secara terukur dari perusahaan berkinerja
rendah.
Secara spesifik, system SDM
system
kerja
berkinerja
perusahaan
berkinerja
tinggi
adalah
pelatihan
bagi
karyawan
baru,
dan
menerima penilaian kinerja secara regular lebih tinggi. Tujuan dari HPWS adalah
memaksimalkan kompetensi dan kemampuan karyawan di seluruh organisasi.