Anda di halaman 1dari 12

Anoreksia Nervosa

ANOREKSIA NERVOSA
I.

PENDAHULUAN
Setiap orang saat ini terlihat begitu memperhatikan berat badan dan

karena kebanyakan orang pernah melakukan diet setidaknya sekali, sangat


susah untuk menyatakan diet yang normal dan mana diet yang dapat
membahayakan dan kebahagiaan.
Apalagi tahap awal dari suatu gangguan makan bisa sangat susah
untuk didiagnosa, kapan suatu diet menjadi suatu masalah kesehatan dan
emosi ? Kapan kehilangan berat badan menjadi patologi ? Menjawab
pertanyaan ini sangat susah, terutama apabila orang tersebut belum
kehilangan

berat

badan

yang

berarti

untuk

didiagnosa

klinis.

Bagaimanapun, pertanyaan tersebut penting, semakin awal gangguan makan


ditangani, makin besar kemungkinan sembuh. Jika tanda dan gejala dari
gangguan makan ini dibiarkan sampai menjadi kebiasaan, orang harus
berjuang bertahun-tahun untuk sembuh

(1)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

II.

DIFINISI
Anoreksia nervosa merupakan salah satu sindroma yang amat khas

mengenai gangguan somatik yang penyebabnya berasal dari faktor psikis.


Anoreksia nervosa adalah gangguan perilaku yang berkaitan dengan pola
makan.
Dewasa ini pengertian anoreksia nervosa lebih banyak diartikan
sebagai peristiwa penolakan makan seseorang, yang biasanya oleh gadis
remaja, karena ia takut menjadi gemuk atau oleh karena sebab histerik
lainnya.(2 )

III.

ETIOLOGI
Faktor biologi, sosial dan psikologi terlibat dalam penyebab dari

anoreksia nervosa.
Faktor biologi
Opiat endogen mungkin memberikan konstribusi pada penyangkaan dan
keadaan

lapar

pasien

anoreksia

nervosa.

Penelitian

sebelumnya

menunjukkan peningkatan berat badan yang berarti pada beberapa


pasien yang diberi opiat antagonis.

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

Kelaparan menghasilkan beberapa perubahan biokimia, yang sebagian


juga ada pada pasien depresi, seperti hiperkortikolemia dan non
supresi dari dexamethason.
Fungsi tiroid juga tertekan, kelainan ini hanya bisa dikoreksi dengan
kaliminasi. Kelaparan juga menyebabkan amenorrhea yang menunjukkan
kadar hormon (luitenizing hormon, FSH, gonadotropin, realising
hormon).

Meskipun

begitu,

beberapa

pasien

anoreksia

nervosa

menderita amenorrhea sebelum kehilangan berat badan yang signifikan.


Faktor sosial
Pasien anoreksia nervosa menemukan dukungan atas perilaku mereka
dan pandangan masyarakat akan kekurusan tubuh dan olah raga. Tidak
ada gambaran keluarga yang spesifik untuk anoreksia nervosa.
Walaupun begitu, ditemukan bukti yang menunjukkan pasien-pasien
anoreksia nervosa mempunyai masalah hubungannya dengan keluarga
dan penyakit mereka. Pasien anoreksia nervosa mempunyai sejarah
keluarga yang depresi, ketergantungan alkohol, atau gangguan makan.

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

Faktor psikososial dan psikodinamik


Anoreksia nervosa adalah sebagai suatu reaksi dari tuntutan remaja
untuk kebebasan yang lebih dan peningkatan fungsi sosial dan sexual
mereka.
Pasien anoreksia nervosa umumnya kurang percaya diri, banyak dari
mereka merasa tubuh mereka dibawah kontrol orang tua mereka.
Melaporkan diri sendiri mungkin merupakan usaha untuk mendapat
pengakuan sebagai orang yang spesial dan unik.
Klinis psikoanalitik yang mengobati pasien anoreksia nervosa umumnya
setuju bahwa pasien-pasien muda tidak dapat berpisah secara psikologi
dengan ibu mereka.
Pasien-pasien anoreksia nervosa merasa keinginan makan adalah suatu
kerakusan dan tidak bisa diterima, oleh karena itu, keinginan tersebut
harus diabaikan. Orang tua merespon hal ini dengan ketakutan apakah
anak mereka akan makan dan pasien mengabaikan ketakutan orang tua
mereka.

(1,3)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

IV.

DIAGNOSA
Onset anoreksia nervosa biasanya umur 10 tahun dan 30 tahun.

Pasien diluar range ini tidak tipikal, jadi diagnosa untuk pasien ini masih
dipertanyakan. Setelah umur 13 tahun, onsetnya meningkat sangat cepat.
Maksimum pada usia 17 tahun sampai 18 tahun sekitar 85 % dari pasien
anoreksia nervosa, onsetnya antara umur 13 tahun dan 20 tahun. (1,3)
Dalam pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa edisi ke
III (PPDGJ III). Pedoman diagnostik anoreksia nervosa :
Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan

sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.


Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan hal-hal seperti

dibawah ini :
a.

Berat badan tetap dipertahankan 15 % dibawah yang


seharusnya (baik yang berkurang maupun yang tidak pernah dicapai)
atau Quatelets body mass index : adalah 17,5 atau kurang
[Quatelets body mass index = berat (Kg) / tinggi (M2)].
Pada penderita pria pubertas bisa saja gagal mencapai berat badan
yang diharapkan selama periode pertumbuhan.

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

b.

Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan


menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan salah satu
atau lebih dari hal-hal yang berikut ini :

Merangsang muntah oleh diri sendiri.

Menggunakan pencahar.

Olah raga berlebihan.

Memakai obat penekan nafsu makan dan atau


diuretika.

c.

Terdapat distorsi body image dalam bentuk


psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus
menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat
badan yang rendah.

d.

Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan

hypothalmic-pituitary ayis, dengan manifestasi pada wanita sebagai


amenorrhea dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi
seksual. (Suatu kecualian adalah perdarahan vagina yang menetap
pada wanita yang anoreksia yang menerima terapi hormon, umumnya
dalam bentuk pil, kontrasepsi), juga dapat terjadi kenaikan hormon

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme


periperal dan hormon tiroid dan sekresi insulin abnormal.
e.

Jika onsetnya terjadi pada masa prepubertas,


perkembangan

puber

tertunda

atau

dapat

juga

tertahan

(pertumbuhan berhenti, pada anak perempuan buah dadanya tidak


berkembang dan terdapat amenorrhea primer, pada anak laki-laki
genitalianya tetap kecil). Pada penyembuhan, pubertas kembali
normal, tetapi menarche terlambat.(2,3,4)

V.

DIAGNOSA BANDING
Klinis harus yakin bahwa pasien tidak memiliki penyakit yang dapat

menyebabkan kehilangan berat badan (contoh, tumot otak atau kanker).


Kehilangan berat badan, kebiasaan makan yang aneh, dan muntah
dapat terjadi pada beberapa gangguan mental, gangguan depresi, dan
anoreksia nervosa mempunyai beberapa gejala yang sama seperti perasaan
depresi, musim-musim menangis, gangguan tidur, sering merenung, dan
kadang-kadang pikiran bunuh diri. Bagaimanapun juga kedua gangguan
tersebut memiliki beberapa gejala yang berbeda. Umumnya pasien dengan

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

gangguan depresi mengalami penurunan nafsu makan, pasien anoreksia


nervosa mengklaim memiliki nafsu makan normal dan merasa lapar.
Hanya pada stadium yang parah dari anoreksia nervosa pasiennya
mengalani penurunan nafsu makan. Preokupasi dengan kandungan kalori
makan, resep, ahli dalam mencicipi makanan di pesta, tipikal pada pasien
anoreksia nervosa. Dan pada gangguan depresi pasien tidak takut akan
kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti pada anoreksia nervosa.
Anoreksia nervosa harus dibedakan dari bulimia nervosa, suatu
gangguan dimana terdapat episode Ginge-eating diikuti mood yang
terdepresi, mencela diri sendiri dan menginduksi muntah. Terjadi ketika
pasien mempertahankan berat mereka dibawah berat badan normal. Lebih
jauh lagi pada pasien bulimia nervosa, pasien jarang kehilangan 15 % berat
badan mereka.(1,5)

VI.

PROGNOSA
Perjalanan penyakit anoreksia nervosa bervariasi, tumbuh spontan

tanpa pengobatan sembuh setelah terapi yang bervariasi, berat badan


yang turun naik diikuti relaps, penyakit yang secara berangsur-angsur

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

Anoreksia Nervosa

memburuk dan berakhir dengan kematian akibat komplikasi dari kelaparan.


Secara umum, prognosa tidak bagus, penelitian menunjukkan tingkat
mortalitas antara 5-18 %.
Indikasi bahwa penyakit sudah membaik adalah pangakuan akan
kelaparan, berkurang penyangkalan, ketidakdewasaan yang berkurang dan
membuktikan penghargaan terhadap diri sendiri. 30 50 % dari pasien
anoreksia nervosa memiliki gejala bulimia nervosa, dan biasanya gejala
bulimia terjadi kurang dari 1 tahun setelah timbulnya anoreksia nervosa.
(3)

VII.

PENATALAKSANAAN
Terapi yang menyeluruh dibutuhkan untuk menangani kasus anoreksia

nervosa,

termasuk

didalamnya

hospitalisasi

jika

dibutuhkan

dan

psikoterapi terhadap individu dan keluarganya.


Hospitalisasi
Pertimbangan utama dalam penanganan anoreksia nervosa adalah
mengembalikan keadaan gizi pasien, sebab dehidrasi, kelaparan dan
gangguan

keseimbangan

elektrolit

dapat

menyebabkan

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

masalah

Anoreksia Nervosa

kesehatan yang serius. Bahkan pada beberapa kasus, kematian,


keputusan untuk menghospitalisasi pasien didasarkan pada kondisi
medis umum pasien dan menjamin kerja sama pasien.(2)
Psikoterapi
Mayoritas pasien anoreksia nervosa membutuhkan intervensi yang
berlanjut setelah keluar dari rumah sakit. Bahkan dalam kasus yang
kurang

parah.

Hospitalisasi

bahkan

tidak

dibutuhkan

karena

kebanyakan pasien mengalami gangguan pada masa remaja tetapi


keluarga adalah bagian dari rencana terapi. Meskipun psikodinamik
terapi tidak dibutuhkan pada tingkatan awal terapi, terutama jika
pasien anoreksia nervosa dalam kelaparan.
Psikoterapi yang berorientasi pada insight hanya berguna pada pasien
anoreksia nervosa yang telah stabil.(2)
Terapi biologis
Anti depresiva sering digunakan dan sering berguna. Siproheptadin
(periactin) mungkin membantu, karena khasiat samping yang menambah
berat badan. Anti depresiva sertonik seperti fluaksetin (prozae),
sertralin (zoloft) dan paroksetin (paxil) mungkin dapat membantu. (3)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

10

Anoreksia Nervosa

Beberapa bukti menunjukkan elektrokonvulsiva terapi (ECT) berguna


bagi kasus-kasus tertentu anoreksia nervosa dan gangguan depresi
mayor.(2)

VIII.

KESIMPULAN

Anoreksia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang paling


banyak terjadi pada anak gadis remaja dan wanita muda dan disebabkan
oleh berbagai faktor seperti biologi, sosial dan psikososial.
Diperlukan terapi yang menyeluruh dalam penatalaksanaan anoreksia
nervosa termasuk didalamnya hospitalisasi, psikoterapi dan terapi biologis.

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

11

Anoreksia Nervosa

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI., et al: Synopsis of Pschiatry, 6th edition, Williams & Wilkins
Company, USA, 1985

2. Waspadji S, et al : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001.

3. Kaplan HI, et al: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Cetakan Pertama,


Penerbit Widya Medika, Jakarta, 1998

4. Maramis WF: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi I, Airlangga


University Press, Surabaya, 1980
5. Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jenderal Pelayan Medis,
Departemen Kesehatan RI: Pedoman Penggolongan dan Diagnosa
Gangguan Jiwa di Indonesia III, Jakarta, 1993

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSU. Dr. Pirngadi Medan

12

Anda mungkin juga menyukai