Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SEJARAH KELOMPOK

NAMA ANGGOTA :

PERKEMBANGAN, SUMBER SEJARAH &


KEHIDUPAN SOSIAL KERAJAAN BANTEN
DAN CIREBON

A. KERAJAAN BANTEN

1. PERKEMBANGAN KERAJAAN BANTEN


Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya
ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati dari Cirebon dibantu
pasukan Demak menduduki pelabuhan Banten, salah satu dari pelabuhan
kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Cirebon
dan Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu
pelabuhan utama Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara
(Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.
Anak dari Sunan Gunung Jati atau Fatahillah (Faletehan) yaitu Maulana
Hasanudin menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan
dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak
kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.
Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran
Jepara merasa berkuasa atas Kesultanan Banten daripada anak Maulana Yusuf
yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu
muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kesultanan Banten. Perang ini
dimenangkan oleh Kesultanan Banten karena dibantu oleh para ulama.

Puncak kejayaan Kesultanan Banten


Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan mengandalkan
perdagangan dalam menopang perekonomiannya. Monopoli atas perdagangan
lada di Lampung, menempatkan penguasa Banten sekaligus sebagai pedagang
perantara dan Kesultanan Banten berkembang pesat, menjadi salah satu pusat
niaga yang penting pada masa itu. Perdagangan laut berkembang ke seluruh
Nusantara, Banten menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu orang
Inggris,Denmark dan Tionghoa, Banten berdagang dengan Persia, India, Siam,
Vietnam, Filipina, Cina dan Jepang.
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa
kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan,
dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja
pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten
juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura
(Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun1661. Pada masa ini
Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC, yang
sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.

2. SUMBER SEJARAH KERAJAAN BANTEN


Peninggalan tersebut ada yang masih utuh namun banyak yang
tinggal reruntuhannya saja bahkan tidak sedikit yang berupa
fragmen-fragmen kecil. Peninggalan berupa artefak artefak kecil
yang dikumpulkan dalam penelitian dan penggalian kepurbakalaan
kini telah disimpan di Museum Situs Kepurbakalaan yang terletak
di halaman depan bekas Keraton Surosowan.
Peninggalan kepurbakalaan tersebut adalah :
1.

Komplek Keraton Surosowan

2.

Komplek Mesjid Agung

3.

Meriam Ki Amuk

4.

Mesjid Pacinan Tinggi

5.

Komplek Keraton Kaibon

6.

Mesjid Koja

7.

Kerkhof

8.

Benteng Spelwijk

9.

Klenteng Cina

10. Watu Gilang


11. Makam Kerabat Sultan
12. Mesjid Agung Kenari
13. Benda-benda purbakala di Museum Banten

3. KEHIDUPAN SOSIAL KERAJAAN BANTEN


Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan
membina hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin
membina hubungan baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan
Banten menerapkan sistem perlawanan terhadap bangsa manapun
yang ingin menganggu kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya
berlangsung pada masa Sultan Ageng Tirtayasa saja, karena pada
masa kepemimpinan Sultan Haji Kerajaan Banten justru mengalami
keruntuhan karena pada masa itu Kerajaan Banten berada dibawah
naungan Belanda yang ingin menguasai pemerintah dan
perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak kematian Sultan Ageng
Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami banyak
kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara
hingga akhirnya Banten dikuasai oleh Belanda

PERKEMBANGAN, SUMBER SEJARAH &


KEHIDUPAN SOSIAL KERAJAAN BANTEN DAN
CIREBON

B. KERAJAAN CIREBON

1. PERKEMBANGAN KERAJAAN CIREBON


Orang dibalik mulanya Kesultanan Cirebon adalah Sunan Gunung Jati
yang bernama asli Syarif Hidayatullah. Beliau lahir pada tahun 1448.
Sebagai anggota Wali Sanga, Syarif Hidayatullah memusatkan
penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Kemudian, beliau
membangun masjid di daerah Cirebon.
Di daerah Cirebon tersebut beliau bertemu dengan Pangeran
Cakrabuana, seorang penguasa Cirebon yang juga merupakan paman
dari Syarif Hidayatullah. Pangeran Cakrabuana berkedudukan di
Istana Pakungwati di Cirebon.
Saat pemerintahan Pakungwati diserahkan kepada Syarif
Hidayatullah, beliau memerintah Pakungwati dan mengembangkan
daerah Cirebon menjadi kerajaan dan melepaskan diri dari Kerajaan
Pajajaran.

2. SUMBER SEJARAH KERAJAAN CIREBON


Babad Cirebon, yaitu Karya sastra sejarah yang ditulis pada abad ke-19 di
Cirebon. Babad Cirebon menceritakan tentang perkembangan Kesultanan
Cirebon pada awal waktu penjajahan Belanda di Pulau Jawa. Sebagian besar isi
dari babad ini menceritakan tentang Sunan Gunung Jati selaku penyebar
agama Islam di Jawa Barat yang juga memberikan kejayaan di Kesultanan
Cirebon. Babad Cirebon ditulis menggunakan huruf Arab dan bahasa Jawa
Cirebon.

Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran Dipati Carbon yang


ditulis pada tahun 1702 masehi. Naskah ini terdiri dari 39 bagian yang
menceritakan perkembangan Cirebon, perjalanan hidup para petinggi kerajaan
beserta keluarganya, dan juga menceritakan silsilah keluarga kerajaan.

Catatan Tom Pires yang mengujungi Cirebon pada tahun 1513 yang
berjudul Suma Oriental. Pires memberikan informasi mengenai keadaan
ekonomi dan politik di Jawa pada masa paruh pertama abad ke-16. Ia
menyebut lima pelabuhan utama Kerajaan Sunda, adanya pelabuhan di
Cirebon, dan pengaruh Demak terhadap wilayah barat Pulau Jawa.

3. KEHIDUPAN SOSIAL DI KERAJAAN CIREBON


Cirebon berasal dari kata caruban yang artinya campuran.
Diperkirakan masyarakat Cirebon merupakn campuran dari
kelompok pedagang pribumi dengan keluarga-keluarga Cina
yang telah menganut Islam. Menurut Sumber berita tertua
tentang Cirebon, satu rombongan keluarga Cina telah
mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling
terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah
menganut agama Islam kemudian mendapat kepercayaan
dari pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di
daerah Barat. Atas kesungguhan dan ketekunan mereka
bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang disebut
Cirebon.

SEKIAN DARI KELOMPOK KAMI,


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai