Kelompok I
Winda Ayu Fazraningtyas
I1B108201
Fatimah Meirany
I1B108202
Dina Wulansari
I1B108210
Herda Salfia
I1B108211
I1B108212
M. Lutfi Assidiqi
I1B108218
Rizky Ariani
I1B108219
Nurfida Giaty
I1B108221
Aisyah
I1B108235
Rizani Pahmi
I1B108239
JUDUL PRAKTIKUM
Pengaruh Suhu dan pH terhadap Aktivitas Enzim
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain :
Mengetahui pengaruh dari suhu terhadap suatu reaksi enzimatik
Mengetahui pengaruh pH terhadap reaksi enzimatik
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Labu Erlenmeyer
4. Tabung reaksi
5. Spektrofotometer
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Larutan enzim E 1 %
2. Larutan NaCl 0,9 %
3. Larutan Substrat S 1 %
4. Larutan Penyangga pH 6,5
5. Larutan-larutan penyangga pH 4, 5, 6, 8, dan 10
6. KI-KIO3 (akan melepaskan Yod dalam suasana asam, bagaimana
reaksinya), terdiri dari :
KI 5,0 g
KIO3 0,357 g
NaOH 1 N 2,0 ml
Aqua ad 1 liter
7. Larutan HCl 0,05 N
C. Cara Praktikum
1. Pengaruh Suhu pada Reaksi Enzimatik
1.
2.
Sediakan tabung reaksi, beri tanda 0, 5, 10, 15, 20. Isilah masing-masing
tabung dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N.
3.
4.
5.
6.
Perhitungan :
% substrat yang dicerna =100% - Pembacaan waktu t x 100%
Pembacaan waktu to
Keterangan :
Pembacaan waktu t = Pembacaan absorpsi pada waktu 5, 10, 15, 20.
Pembacaan waktu to = Pembacaan absorpsi pada waktu 0.
2. Pengaruh pH pada Reaksi Enzimatik
Persiapan :
1. Tiap-tiap kelompok mahasiswa (2-3 orang) per meja melakukan percobaan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tentukan
intensitas
warna
yang
timbul
dengan
kalorimeter
atau
Tabung
0
5
10
Warna
Biru tua
Kuning
Kuning
Absorbansi
0,622
0,154
0,086
270 C
370 C
1000 C
15
20
0
5
10
15
20
0
5
10
15
20
0
5
10
15
20
Kuning
Kuning
Biru tua
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
0,080
0,052
0,770
0,093
0,073
0,068
0,063
0,034
0,053
0,066
0,067
0,044
0,730
0,885
0,861
1,938
1,031
Tabung
0
5
10
15
20
0
5
10
15
20
Absorbansi
0,806
0,665
0,561
0,703
0,445
0,784
0,747
0,871
0,857
0,784
B. Pembahasan
Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis
yang merupakan protein yang sangat spesifik yang disebut enzim. Sifat-sifat
istimewa enzim yang menonjol adalah kapasitas katalitik dan spesifitasnya yang
tinggi. Disamping itu, enzim mempunyai peran dalam transformasi berbagai jenis
energi [1].
Dalam praktikum kali ini digunakan larutan NaCl 0,9% sebagai aktivator
enzim amilase dalam saliva, sekaligus sebagai larutan isotonis yang sesuai dengan
kondisi mulut sehingga enzim -amilase saliva dapat bekerja optimal. Larutan
penyangga pH 6,5 berfungsi untuk mempertahankan pH saliva, karena pH
optimum amilase adalah 6,5. KI-KIO3 berfungsi sebagai indikator warna yang
mampu melepaskan iod dalam suana asam, sedangkan larutan HCl 0,05 N untuk
memberikan suasana asam, sehingga amilum terhidrolisis dan iod lepas dari KJKJO3.
Pada tabung 0, larutan tidak diberikan enzim dan berfungsi sebagai test
kontrol. Larutan yang dihasilkan berwarna biru tua (kehitam-hitaman) karena
pada waktu tersebut tidak ada enzim yang bekerja pada larutan dan reaksi
berlangsung lambat. Warna ungu tersebut disebabkan oleh reaksi antaramilum
(substrat) dengan iod dari KI-KIO3 yang membentuk uliran spiral yang mampu
mengabsorpsi ion iod yang terlepas sehingga substrat tidak mengalami penguraian
(hidrolisis) lebih lanjut.
Pada tabung 5,1015, dan 20, pada larutan ditambahkan enzim amilase
saliva sehingga terbentuk warna kuning terang yang menandakan terjadinya
hidrolisis amilum oleh enzim dan menghasilkan glukosa, sehingga hanya sedikit
iod yang diabsorpsi oleh uliran spiral amilosa dalam amilum karena sebagian
besar amilum telah terurai. Ion dari iod yang bebas tersebut akan memberikan
warna kuning terang pada larutan. Semakin banyak ion dan iod yang terlarut,
warna kuning akan semakin tua.
Maltosa
Amilodekstrin
I warna ungu
Maltosa
Eritrodekstrin
Maltosa
Maltosa
Akrodekstrin
I warna merah
I tidak berwarna
Dekstrin-dekstrin sederhana
Maltosa
Glukosa
Pada tabung 5,1015, dan 20, pada larutan ditambahkan enzim amilase
saliva sehingga terbentuk warna kuning yang menandakan terjadinya hidrolisis
amilum oleh enzim dan menghasilkan glukosa, sehingga hanya sedikit iod yang
diabsorpsi oleh uliran spiral amilosa dalam amilum karena sebagian besar amilum
telah terurai. Ion dari iod yang bebas tersebut akan memberikan warna kuning
terang pada larutan. Semakin banyak ion dan iod yang terlarut, warna kuning akan
semakin tua.
Pada suhu 100 kerja enzim bersifat inaktif dan irreversibel karena pada
suhu ini enzim telah terdenaturasi. Dalam hal ini pengaruh suhu dapat dijelaskan
sebagai berikut : kecepatan reaksi mula-mula meningkat dengan kenaikan suhu
dan peningkatan kecepatan reaksi ini disebabkan oleh peningkatan energi kinetik
pada molekul-molekul yang bereaksi (tiap naik 10 celcius, kecepatan reaksi naik
2x; P2 = 2,0 ). Akan tetapi pada akhirnya energi kinetik enzim akan melampaui
rintangan energi untuk memutuskan ikatan hidrogen dan hidrofobik yang lemah,
yang merusak struktur sekunder dan tersiernya. Pada suhu ini terjadi denaturasi
dengan disertai hilangnya aktivitas katalitik enzim, dengan demikian enzim
menunjukkan suhu optimal. Semakin lama enzim dipertahankan pada suhu di
mana strukturnya tidak begitu stabil, semakin besar kemungkinan enzim
denaturasi. Suhu kritis enzim umumnya antara 55-60 0 celcius.
PENUTUP
A. Simpulan
1.
2.
3.
B.
Saran
Pada praktikum kali ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga hasil
yang diperoleh tidak akurat. Kekurangan itu dapat berupa kesalahan prosedur
pelaksanaan praktikum, sampel yang kurang memenuhi syarat, peralatan yang
kurang baik. Oleh karena itu, disarankan agar praktikan lebih memperhatikan
pelaksanaan prosedur pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Gramedia, Jakarta.
2.
3.
4.
5.
6.
Ketua Kelompok
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Rumus : % substrat yang dicerna = 100% - Pembacaan waktu t x 100%
Pembacaan waktu to
Keterangan :
pH 8
Pada 0 : % substrat yang dicerna = 100% - 0,784 x 100%
0,784
=0
Pada 5 : % substrat yang di cerna = 100% - 0,747 x 100%
0,784
= 4,72 %
Pada 10 : % substrat yang di cerna = 100% - 0,871 x 100%
0,784
= 11,1 %
Pada 15 : % substrat yang di cerna = 100% - 0,857 x 100%
0,784
= 9,31 %
Pada 20 : % substrat yang di cerna = 100% - 0,784 x 100%
0,784
=0