Luka Bakar
Luka Bakar
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
oleh energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan
efek baik memanaskan atau mendinginkan.
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam.
Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka
lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar)
yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. (Smeltzer,
2001 : 1911)
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ
tertentu (Lazarus, 1994 dalam Potter & Perry, 2006;1853).
B. PENYEBAB / FAKTOR PREDISPOSISI
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik (Smeltzer,
2001;1911). Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
a. Panas (misal api, air panas, uap panas)
b. Radiasi
c. Listrik
d. Petir
e. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
f. Ledakan kompor, udara panas
g. Ledakan ban, bom
h. Sinar matahari
i. Suhu yang sangat rendah (frost bite)
C. PATOFISIOLOGI
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan
menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan
merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Derajat II dangkal (superficial)
- Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea masih utuh.
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
Derajat II dalam (deep)
- Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
-
dalam.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-
dan perineum.
Terdapat trauma
inhalasi
dan
multiple
injuri
tanpa
E. GEJALA KLINIS
a. Luka bakar derajat I
- Kerusakan terbakar pada lapisan epidermis (superficial).
- Kulit kering, hiperemik berupa eritema.
- Tidak dijumpai bullae.
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
- Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.
- Contohnya adalah luka bakar akibat sengantan matahari.
b. Luka bakar derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
-
dalam.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering lebih
sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
F. ZONA KERUSAKAN
Setiap daerah yang terbakar memiliki tiga zona cedera yaitu :
1. Zona Koagulasi
Daerah sebelah dalam yang langsung mengalami kerusakan akibat
pengaruh panas, terdapat proses koagulasi protein pada luka dan kematian
seluler.
2. Zona Stasis
Daerah yang berada langsung diluar zona koagulasi. Pada daerah ini
terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan
leukosit sehingga terjadi gangguan perfusi diikuti perubahan permebilitas
kapiler dan respon inflamasi lokal.
3. Zona Hiperemia
Daerah diliuar zona statis yang mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa
banyak melibatkan reaksi seluler. Zona ketiga ini dapat mengalami
penyembuhan secara spontan atau berubah ke zona kedua bahkan zona
G.
a.
b.
c.
tebal.
d. Mukosa bibir kering
e. Tanda-tanda inflamasi
f. Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
Rule of nine merupakan cara yang tepat untuk menghitunng luas
2. Palpasi
a. Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya)
b. Suhu pada luka
3. Auskultasi
a. Auskultasi bunyi nafas pada paru
b. Auskultasi bising usus
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap : peningkatan
Ht
awal
menunjukkan
I. PENATALAKSANAAN
Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning,
chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk
pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru
selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
1. Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada
fase cleaning.
2. Cooling
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di
bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif
siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih.
Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka
bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan
lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan
untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan
kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan
lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
6. Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri, berupa :
Paracetamol dan codein (PO-per oral) 20-30mg/kg
Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi
bolus.
Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg.
10
ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan maka
volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan
mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi
organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat,
NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di
dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka
bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland
: 3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance
per 24 jam). Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama,
2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg
diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA)
diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya
dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang
diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam.
J. Komplikasi Jangka Panjang
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal respirasi akut
c. Syok sirkulasi
d. Sindrom kompartemen
e. Ilius paralitik
f. Ulkus curling
BAB II
11
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
2. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
3. Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
4. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya
pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
5. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
6. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
7. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon
12
pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung
saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
8. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda: serak; batuk
mengii;
partikel
karbon
dalam
sputum;
13
24
jam
pertama
karena
peningkatan
kalium
dapat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera panas
2. Resiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan luka bakar
sirkumferensial
3. Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan dan saraf serta dampak
emosional cedera
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatic dan pertahanan
sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi
5. Resiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan kehilangan
panas
dan
gangguan
pada
mekanisme
pertahanan
kulit
untuk
C. INTERVENSI
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Dan
Intervensi
Rasionalisasi
Kriteria Hasil
Kerusakan
Tujuan:
pasien a. Cukur
rambut a. Untuk
integritas
kulit menunjukkan tandasampai kira-kira 5
menghilangkan
berhubungan
tanda penyembuhan
cm dari tepi luka
reservoir untuk
dengan
cedera luka
dan area sekitar
infeksi
panas
luka dengan segera
b.
Bersihkan
luka b. Untuk
Kriteria hasil: luka
dan kulit sekiarnya
sembuh tanpa tandamenurunkan
dengan
seksama
tanda kerusakan atau
resiko
infeksi
dan angkat debris
inflamasi
dan
untuk
jaringan
yang
meningkatkan
mengalami
proses
devitalisasi
penyembuhan
luka
c. Jaga pasien untuk c. Untuk
tidak menggaruk
mempertahanka
dan mengorek luka
n
proses
penyembuhan
luka
d. Pertahankan
d. Untuk
perawatan luka
menghindari
kerusakan
jaringan
yang
sedang
berepitelisasi
dan bergranulasi
e.
Untuk
e. Diet tinggi kalori
memenuhi
dan protein
kebutuhan
protein
dan
kalori
yang
meningkat
dikarenakan
peningkatan
metabolisme dan
katabolisme.
f. Pantau tanda dan
15
Tujuan:
pasien a. Pantau
dengan a. Untuk
mempertahankan
cermat tanda dan
memastikan
sirkulasi
yang
gejala
kompresi
perfusi sirkulasi
optimal ke daerah
sirkulasi
yang
yang adekuat
distal
pada
berhubungan
ekstremitas
yang
dengan edema
terbakar
Kriteria
perfusi distal
adekuat
ekstremitas
terbakar
dipertahankan
Nyeri
berhubungan
dengan
cedera
jaringan dan saraf
serta
dampak
emosional cedera
Tujuan:
pasien a. Beri
mengalami
ekstensi
penuurunan
nyeri
sampai tingkat yang
dapat diterima anak
Kriteria hasil: anak
16
posisi a. Untuk
meminimalkan
nyeri
akibat
latihan
fisik
yang dilakukan
untuk
mendapatkam
menunjukkan
kembali posisi
pengurangan nyeri
ekstensi
b.
Untuk
sampai tingkat yang b. Implementasikan
meminimalkan
dapat diterima anak
latihan fisik aktif
pembentukan
dan pasif
kontraktur
c. Redakan iritasi
c. Untuk mencegah
peningkatan
nyeri
17