Anda di halaman 1dari 8

coretan dunia maya fendi UM METRO LAMPUNG widget Home Tutorial AutoCAD Gallery

Tutorial Lain Link Exchange Video Tutorial Daftar Isi Kamis, 01 November 2012
LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan Habitat Tempat Perkembangbiakan Nyamuk
LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan Habitat Tempat Perkembangbiakan Nyamuk
UntukMemenuhiTugasPraktikum Mata PraktikumEkologi Hewan denganDosenPengampuDr.
Agus Sutanto, M.Si dan Suharno Zein, S.Si. M.Sc Di susun Oleh : NAMA NPM Fendi
riawan 10321317 PENDIDIKAN BIOLOGI A LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
praktikum yang berjudul keberadaan habitat tempat perkembangbiakan nyamuk . Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas Mata Praktikum Ekologi hewan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Metro, 11 Maret 2012 Penyusun DAFTAR
ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii DAFTAR
ISI................................................................................................... iii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................... 1 BAB II
PEMBAHASAN A. Morfologi Nyamuk................................................................... 4 B. Studi
Kasus DBD..................................................................... 7 C. Perilaku
Nyamuk...................................................................... 8 D. Perilaku
Warga......................................................................... 12 E. Pemberantasan Atau
Penanggulangan...................................... 13 BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order
Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes,
Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang
merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan
enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.Dalam
bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai Mosquito, berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula
sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats. Kebiasaan makan nyamuk
cukup unik karena hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia dan hewan lainnya.
Sedangkan Nyamuk jantan hanya makan nektar tanaman..Beberapa nyamuk betina memilih
untuk makan hanya satu jenis binatang. Nyamuk betina mengigit manusia, hewan peliharaan,
seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya; semua jenis burung termasuk ayam; semua jenis
binatang liar, termasuk rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll.
Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan darah yang cukup untuk makan sebelum ia
dapat mengembangkan telur. Jika mereka tidak mendapatkan makanan darah ini, maka
mereka akan mati tanpa meletakkan telur. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk
probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau
juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk
pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak
mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan
protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian
mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus,
Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan

pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain. Klasifikasi ilmiah Alam : Hewan Filum :
Arthropoda Kelas : Serangga (Insecta) Ordo : Diptera Famili :Culicidae Reproduksi Nyamuk
mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga
peringkat pertama bergantung kepada spesies dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang
menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan.
Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab
nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang
terdapat dalam darah untuk berkembang. Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga
menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun
lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan
menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor ini berfungsi sebagai sensor
suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya.
telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok
maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung
membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Selesai itu, telur berada pada masa
periode inkubasi (pengeraman). pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim
dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang
sama. sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah
kulitnya sebanyak 2 kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini
dinamakan fase pupa. Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar
tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa
nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan . Nyamuk dalam
kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti
antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar
kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap
muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa
kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air.
Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipispun dapat menyebabkan kematiannya.
Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahatsekitar
setengah jam. Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa, virus,
dan tidak sedikit pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan bermacam-macam
penyakit pada manusia. Cara hidup dan cara menusuk- nya pun berbeda-beda. Beberapa
genus nyamuk yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes,
dan Culex. BAB II PEMBAHASAN A. Morfologi Nyamuk 1. Aedes aegypti 1.1 Telur
TelurAedesaegyptiberukuran 0,5 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan berbentuk
oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada dinding wadah atau
tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk
betinamengeluarkantelursebanyak 100 butirperhariapabilaberadapadatempat yang kering
(tanpa air). 1.2 Jentik Jentikinidalampertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat
kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV.
Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1 2 mm, duri- duri (spinae)
pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam.
Jentik instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong
pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur anatominya dan
jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax),danperut (abdomen).
Padabagiankepalaterdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri- duri, dan
alat- alat mulut tipe pengunyah (chewing).Bagian dada tampak paling besar dan terdapat
bulu- bulu simetris.Perut tersusun atas delapan ruas.Pada ruas perut kedelapan, ada alat untuk
bernafas yang disebut corong.Corong pernafasan tanpa duri- duri, berwarna hitam dan ada
seberkas bulu- bulu (tuft).Ruas kedelapan juga dilengkapi dengan seberkas bulu- bulu sikat

(brush) dibagian ventral dan gigi- gigi sisir (comb) yang berjumlah 15 19 gigi yang
tersusundalamsatubaris. Gigi- gigisisirdengan lekukan yang jelas membentuk gerigi.Jentik ini
tubuhnya langsing dan bergerak sangatlincah, bersifatfototaksisnegatif,
waktuistirahatmembentuksuduthampirtegaklurusdenganbidangpermukaan air. 1.3
Kepompong (Pupa) pernafasan. Pupa nyamukAedesaegyptibentuk tubuhnya bengkok,
dengan bagian kepala- dada (chepalothorax) lebih besar apabila dibandingkan dengan besar
perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca koma.Pada bagian punggung (dorsal) dada
terdapat alat bernafas seperti terompet.Pada ruas perut kedelapan terdapat sepasang alat
pengayuh yang berguna untuk berenang.Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu
di nomor tujuh pada ruas kedelapan tidak bercabang.Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak
gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan jentik.Waktuistirahatposisi pupa
sejajardenganbidangpermukaaan air. 1.4 NyamukDewasa NyamukAedesaegyptitubuhnya
tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.Pada bagian kepala terdapat sepasang
mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap
(piercing- sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan
nyamuk hjantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia,
karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus).
Nyamukbetinamempunyaiantenatipepilose. Dada nyamukinitersusundari tiga ruas
porothorax, mesothorax dan metathorax.Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri
dari femur (paha), tibia (betis), dan tarsus (tampak).Pada ruas- ruas kaki terdapat gelanggelang putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang putih.Pada bagian dada
juga terdapat sepasang sayap tanpa noda- noda hitam. Bagian punggung (mesontuim) ada
gambaran garis- garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis lain.
Gambaran punggung
nyamukAedesaegyptiberupasepasanggarislengkungputihpadatepinyadansepasanggarissubme
dian di tengahnya. Perutterdiridari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik- bintik
putih.Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini tubuhnya sejajar dengan bidang
permukaan yang dihinggapinya. 2. Anopheles sp. v Panjang telur kurang-lebih 1mm dan
memiliki pelampung di kedua sisinya. v Dalam keadaan diam (istirahat), jentik nyamuk
Anopheles sejajar dengan permukaan air dan ciri khasnya yaitu spirakel pada bagian posterior
abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen dan bulu palma pada
bagian lateral abdomen. v Larva beristirahat secara paralel dengan permukaan air. v Pupa,
Mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang berbentuk lebar dan pendek yang
digunakan untuk pengambilan oksigen dari udara. v Dewasa Bercak pucat dan gelap pada
sayapnya dan beristirahat di kemiringan 45 derajat suatu permukaan. v Warnanya bermacammacam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak- Bercak putih. 3. Culex sp. Telur
berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical pada permukaan air, tersementasi pada
susunan 300 telur. Panjang susunan biasanya 3 4mm dan lebarnya 2 3mm Telur.Telur
culex diletakkan secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung yang berbentuk
menyerupai peluru senapan. Pada stadium jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang
mengandung bulu- bulu siphon (siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi
sisir (comb teeth), segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada
permukaan air. Stadium pupa Culex mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya
kelihatan sempit dan panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen Nyamuk Dewasa :
Palpus nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, wsedang nyamuk jantan palpus dan
proboscis sama panjang. Pada sayap mempunyai bulu yang simetris dan tanpa costa. Sisik
sayap membentuk kelompok sisik yang berwarna sehingga tampak sisik sayap membentuk
bercak- bercak pada sayap berwarna putih dan kuning atau putih dan cokelat, juga putih dan
hitam. Ujung perut selalu menumpul. B. Studi Kasus DBD BANDARLAMPUNGLAMPUNG (bharatanews): Dalam beberapa hari terakhir, penyebaran penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) semakin meluas di Kota Bandarlampung. Ridho Saputra, bocah
berusia delapan tahun menjadi korban keganasan nyamuk aedes aegypti. Putra pasangan
Buang Susanto-Wasinem itu, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Dinas
Kesehatan Tentara (DKT), Bandar Lampung. Orang tua sudah melakukan tindakan
maksimal, tidak hanya di Puskesmas maupun bidan, keluarga pun membawa di rumah sakit
terdekat. Sayang tidak dapat tertolong, setelah mendapat perawatan intensif di IGD RS DKT,
bocah itu wafat, akibat pembulu darahnya pecah,tutur Ketua RT Sepangjaya, Kedaton, M
Suratman kepada wartawan. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat hingga
pertengahan Januari 2012, sedikitnya sebanyak 575 warga terserang DBD dan empat orang
dinyatakan meninggal. Kasus DBD tertinggi terjadi di Lampung Utara, Waykanan,
Bandarlampung dan Pesawaran. Meski begitu, Pemprov Lampung sendiri belum menyatakan
DBD sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
Reihana mengatakan, satu kasus dikatakan kondisi luar biasa jika terjadi peningkatan 2-3 kali
lipat dibandingkan pada bulan yang sama di tahun berbeda. DBD tertinggi terjadi di
Lampung Utara, Waykanan, Bandarlampung dan Pesawaran, akunya. Dari data yang
dikumpulkan, penderita DBD di Lampung pada tahun 2010 tercapat 1.714 orang dan
meninggal 29 orang, sementara tahun 2011 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat
1.494 orang dan 24 meninggal. Dari data tersebut, Kota Bandarlampung paling banyak
penderitanya, tahun 2010 ada 763 kasus dan tahun 2011 terdapat 399 kasus, imbuhnya.
Untuk menekan penyebaran DBD, Pemerintah mendorong masyarakat melakukan
pembersihan lingkungannya secara massal untuk memberantas sarang nyamuk penyebar
penyakit demam berdarah dan chikungunya. Ya, perkembangbiakan nyamuk ini sangat
cepat, sehingga perlu dilakukan pembersihan lingkungan secara massal di masa pancaroba,
kata dia. Dinkes Lampung telah melakukan deteksi sejak dini terhadap penyebaran penyakit
tersebut. Sistem itu telah bekerja maksimal dengan tujuan untuk mengetahui gejala penyakit
yang mewabah di satu daerah. Dari deteksi itulah dinas terkait dapat menindaklanjutinya
secara cepat. Setiap pekan pihaknya mendapat laporan secara kontinu perkembangan dang
mewabah. Sistem itu bekerja dari perangkat paling bawah seperti, bidan dan Puskesmas.
Hasil penemuan yang masuk, dilaporkan secara berjenjang hingga pusat. "Dari situlah kami
bertindak cepat. Nyamuk itu pembuahannya membutuhkan waktu sepuluh hari dan butuh
darah banyak untuk pembuahan jentik nyamuk. Karena itu, penting bagi kita melakukan
antisiapsi sejak dini, paparnya.(RL/mrib) . C. Perilaku Nyamuk 1. Aedes aegypti 1.1
PerilakuMencariDarah a) Mempunyai perilaku makan yaitu mengisap nectar dan jus tanaman
sebagai sumber energinya. b) Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
c) Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 3 hari sekali d) Menghisap darah pada
pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 12.00 dan jam 15.00 17.00. e)
Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menusuk lebih dari satu orang.
f) Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter. g) Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1
bulan. 1.2 Perilaku Istirahat o Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu
istirahat sekitar 2 3 hari untuk mematangkan telur. o Tempat istirahat yang disukai :Tempattempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, WC o Di dalam rumah
seperti baju yang digantung, kelambu, tirai o Di luar rumah seperti pada tanaman hias di
halaman rumah. 1.3 Perilaku Berkembang Biak v Nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan
berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti : v Tempat penampungan air
untuk keperluan sehari-hari : bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara (Tower air)
yang tidak tertutup, sumur gali. v Wadah yang berisi air bersih atau air hujan : tempat minum
burung, vas bunga, pot bunga, ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air,
kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat
menampung air meskipun dalam volume kecil. v telur diletakkan menempel pada dinding
penampungan air, sedikit di atas permukaan air. v Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat

mengeluarkan sekitar 100 butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 mm per butir. v Telur ini di
tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan. v Telur akan menetas menjadi jentik
setelah sekitar 2 hari terendam air. v Jentik nyamuk setelah 6 8 hari akan tumbuh menjadi
pupa nyamuk. v Pupa nyamuk masih dapat aktif bergerak didalam air, tetapi tidak makan dan
setelah 1 2 hari akan memunculkan nyamuk Aedes Aegypti yang baru. 2. Anopheles sp 2.1
Perilaku Mencari Darah. Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi
yaitu: a. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu. Nyamuk anopheles pada umumnya
aktif mencari darah pada waktu malarn hari. apabila dipelajari dengan teliti. ternyata tiap
spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang
tengah malam dan sampai pagi hari. b. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat,
apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan diluar
rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan nyamuk,
yaitu: eksofagik yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih
senang mencari darah didalam rumah. c. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber
darah. Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik
apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap
darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu. d. Frekuensi menusuk,
telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya Untuk
mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah
untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah.
Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban,
dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam.
2.2 Perilaku Istirahat Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang
sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu
pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih
tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap
species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap
tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di
tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang
masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar.
Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada
dinding untuk beristirahat. 2.3 Perilaku Berkembang Biak Nyamuk Anopheles betina
mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak
yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempattempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada
tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau
(campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku
berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk
inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan 3.
Culex sp. Nyamuk Culex mempunyai kebiasaan mengisap darah pada malam hari. Jarak
terbang biasanya pendek mencapai jarak rata- rata beberapa puluh meter saja. Umur nyamuk
Culex baik di alam maupun di laboratorium sama seperti Anopheles, biasanya kira- kira dua
minggu. D. Perilaku Warga Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk
mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi
dan penyebaran vektor.Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu
menguras, menutup, dan mengubur. v Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya
larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding
bak mandi. v Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki
akses ke tempat itu untuk bertelur. v Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat
menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur. Beberapa cara alternatif pernah

dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh
alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata
kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.Penggunaan insektisida yang
berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh
berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga
akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di
kemudian hari. Selain itu Pengelolaan sanitasi lingkungan yang dapat diterapkan di
masyarakat dalam rangka menekan sumber habitat larva Aedes antara lain adalah dengan
melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), perbaikan penyediaan air bersih,
perbaikan pengelolaan sampah padat, pengubahan tempat perkembangbiakan buatan manusia
dan perbaikan disain rumah. E. Penaggulangan Atau Pemberantasan Beberapa Upaya
Pengendalian Nyamuk 1. Pengendalian Fisik Pengendalian fisik dilakukan dengan cara
memakai pakaian yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk, memasang jaring
penghalang sehingga nyamuk tidak dapat masuk, dan menata rumah beserta lingkungan
sekitar sehingga tidak dapat dijadikan sebagai tempat berlindung dan berkembangbiak bagi
nyamuk (Jan. A. Rozendaal, 1997:59-99). Menurut Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana
(2000:100-102), upaya-upaya pengendalian nyamuk secara fisik adalah sebagai berikut: 1)
Modifikasi Lingkungan Modifikasi lingkungan yaitu mengubah fisik lingkungan secara
permanen yang bertujuan menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan nyamuk.
Contoh dari modifikasi lingkungan adalah kegiatan 3M (menguras, mengubur dan menutup).
2) Modifikasi Perilaku Manusia Modifikasi perilaku manusia adalah usaha merubah perilaku
sehari-hari sehingga tidak menguntungkan bagi nyamuk, seperti mengurangi tidur siang pada
waktu musim penghujan untuk mengurangi frekuensi kontak dengan nyamuk. 2.
Pengendalian Hayati Pengendalian hayati dilakukan dengan cara menyebarkan predator dan
patogen nyamuk di daerah endemis. Predator pemakan larva yang dapat digunakan untuk
mengendalikan nyamuk adalah ikan Poecilia reticulata, Gambussia affinis, ikan mas, ikan lele
dan larva nyamuk Toxorrhynchites. Pengendalian vektor menggunakan patogen contohnya
adalah pemanfaatan bakteri Bacillus thuringiensis. Bacillus thuringiensis toksik terhadap
larva nyamuk dan hasilnya sangat efektif serta tidak menimbulkan kerugian pada manusia
maupun hewan. Bacillus thuringiensis memproduksi toksin yang menghancurkan sel-sel
epitel inang sehingga inang mati (Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana, 2000:102-103).
3. Pengendalian Kimiawi 1) Insektisida Sintetik Insektisida sintetik yang digunakan dalam
pengendalian nyamuk adalah paration, malation dan diklorvos 2) Insektisida Nabati
Insektisida nabati adalah insektisida yang berasal dari tanaman. Tanaman sumber insektisida
nabati yang telah digunakan antara lain bunga Crhysantemum cinerariafolium, yang
mengandung senyawa piretroid. Piretroid telah digunakan untuk membunuh serangga sejak
tahun 1800-an (Sastrodihardjo, 1979:58-60). Tanaman lainnya yang telah digunakan
adalahbuah lerak (S. rarak), yang mengandung senyawa saponin. Ekstrak buah lerak (S.
rarak) tersebut efektif digunakan sebagai insektisida pada nyamuk Ae. aegypti (Nunik Siti
Aminah, 2001). 3) Insektisida anorganik Insektisida anorganik adalah insektisida yang
berasal dari bahan-bahan anorganik. Insektisida anorganik yang telah digunakan adalah
minyak bumi, HCN, kapur belerang dan minyak terpentin (Upik Kesumawati Hadi dan Susi
Soviana, 2000:105). 4. Pengendalian Genetik Pengendalian genetik dilakukan dengan cara
mensterilkan nyamuk jantan kemudian melepasnya ke alam. Nyamuk betina hanya kawin
sekali, oleh karena itu nyamuk betina yang kawin dengan nyamuk jantan steril tidak akan
menghasilkan keturunan (Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana, 2000:115 BAB III
PENUTUP Kesimpulan a. Nyamuk Aedes aegypti, Culex sp dan Anopheles sp merupakan
ordo Diptera mempunyai 1162 spesies. Aedes aegypti merupakan vektor Demam Berdarah
Dengue. Ae. aegypti selain vektor demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever)
adalah demam dengue (Dengue Fever) yang dikenal sebagai Cikungunyah (Break Bone Fe).

Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola).


Tahapan yanag dialami oleh nyamuk yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Bionomik vektor
meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk menggigit, kesenangan
nyamuk istirahat, lama hidup dan jarak terbang. b. Kegiatan pemberantasan nyamuk Aedes
aegypti, Culex sp dan Anopheles sp yang dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu:
pemberantasan nyamuk dewasa dan jentik. Pemberantasan nyamuk dewasa meliputi :
fogging, repelen dan teknik serangga mandul. Sedangkan pemberantasan jentik meliputi fisik,
kimia dan biologi. Selain itu ada pengendalian legislatif. DAFTAR PUSTAKA Anonim.
2009. PedomanPengendalianNyamukAedes Aegypti.2009 ( e book ).
http://books.google.co.id/books?
id=vz9APbuyY4QC&pg=PA58&dq=aedes+aegypti&hl=id&ei=YuOKTe3KDcbXrQehujEDg
&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDkQ6AEwAw#v=onepage&q=aedes
%20aegypti&f=false. Diaksespadatanggal6 April 2012 Anwar, C.1988. Studies On Anopheles
aconitus complex from Jakarta and Thailand . Ph.D. Thesis. Faculty of Tropical Medicine.
Thailand : Mahidol University Bangkok. Dirjen PP dan PL.
2007.EkologidanAspekPerilakuVektor.Depkes RI. Jakarta. Prawoto.1985.Perilaku
Hewan.P.Biologi. PMIPA FKIP IKIP Yogyakarta. Diposkan oleh Fendi Riawan di 09.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom) Populares PENGANTAR MIKROBIOLOGI
PENGAMATAN MIKROBA MELALUI MIKROSKOP BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Belakang Ukuran sel-sel mikroorganisme sangat kecil sekali dan tidak dapat diamati dengan
mata tanp... LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan Habitat Tempat Perkembangbiakan
Nyamuk LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan Habitat Tempat Perkembangbiakan
Nyamuk UntukMemenuhiTugasPrakt i kum Mata Praktikum Ekologi Hewan deng...
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan adalah
peningkatan ... PENGANTAR BIOLOGI SEJARAH PERKEMBANGAN
MIKROBIOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kajian Al- Quran 164 . Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, ... Artikel (Mabouya
multifasciata) Kajian Al Quran QS. An -Nuur : 45 Artinya: Dan Allah telah ... makalah
setrategi pembelajaran berbasis masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dalam tataran mikro
teknis, Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan
dalam pros... PEMBUATAN KEJU DARI SUSU KEDELAI + SUSU KAMBING UJI
KADAR LEMAK PADA KEJU BERBAHAN BAKU SUSU KEDELAI DAN SUSU
KAMBING YANG DI INOKULASI DENGAN Rhizopus oryzae SEBAGAI SUMBER
BELAJAR... reverensi pembuatan nata de coco Bahan pembuatan nata de coco adalah air
kelapa yang sudah diasamkan agar bibit nata dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Air
kelapa yan... Proposal Penelitian Biologi A. JUDUL PENELITIAN ANALISIS PENYEBAB
KEGAGALAN PERTUMBUHAN JAMUR DI ATAS PERMUKAAN KACA. pemikiran
orang awam mengenai pendidikan Pendidikan hanyalah sebuah nama yang tak berarti apaapa di mata mereka, banyak orang di luar sana yang berfikir bahwa pendidikan itu gak p...
Copyright Text jam Mi perfil Foto Saya Fendi Riawan Lihat profil lengkapku Labels
pendidikan (18) Archivo del blog Maret (1) September (4) Agustus (1) Juni (2) Januari (1)
April (2) Desember (7) November (7) Oktober (1) Juni (5) Mei (3) April (2) Daftar Blog Saya
Pginas vistas en total Sparkline 14,753 Labels pendidikan (18) Labels pendidikan (18)
Movie Category 2 Movie Category 3 Powered By Blogger Advertise pendidikan (18) Blog
Archive 2015 (1) 2014 (8) 2013 (2) 2012 (25) Desember (7) November (7)
JARINGAN OTOT PEMAHAMAN DIRI MEMBUAT MEDIA PERTUMBUHAN
MIKROBA Perkembangan Emosi dan Sosial Peserta didik Remaja... antena modem buatan
ARTIKEL STRUKTUR HEWAN AMFIBIA LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan

Habitat Tempat P... Oktober (1) Juni (5) Mei (3) April (2) Movie Category 5
Movie Category 4 yakusa yakusa tetap semangat memerangi waktu memerangi waktu tiada
hal yang tak mungkin selagi kita mau dan yakin dalam berusaha Recent Posts Related Posts
Plugin for WordPress, Blogger... RSS Subscribe [Click to get more.] Widget Animasi WidgetAnimasi gambar Blogroll jengan menyerah atas apa yang kamu ingini. memang sulittuk
menunggu, tapi akan lebih sulit jika akhirnya kemu menyesal. About Related Posts Plugin for
WordPress, Blogger... Blogger templates Dewa Budjana, gitaris grup band Gigi yang
berasal dari Bali, ikut terketuk hatinya untuk membantu warga Bali yang menjadi korban
kekerasan di Desa Balinuraga, Lampung. Dewa Budjana bersama sejumlah musisi Bali
lainnya Selasa (6/11/2012) menggelar konser amal di Monumen Bajra Sandhi Renon,
Denpasar, untuk menggalang dana bagi korban kekerasan di Lampung. Blogger news J Test
Footer 2 Pages Beranda Pages - Menu Beranda Translate Powered by Translate Popular Posts
PENGANTAR MIKROBIOLOGI PENGAMATAN MIKROBA MELALUI MIKROSKOP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran sel-sel mikroorganisme sangat kecil
sekali dan tidak dapat diamati dengan mata tanp... LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan
Habitat Tempat Perkembangbiakan Nyamuk LAPORAN PRAKTIKUM Keberadaan
Habitat Tempat Perkembangbiakan Nyamuk UntukMemenuhiTugasPrakt i kum Mata
Praktikum Ekologi Hewan deng... PERTUMBUHAN MIKROORGANISME BAB I
PENDAHULUAN Pertumbuhan adalah peningkatan ... PENGANTAR BIOLOGI
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kajian
Al- Quran 164 . Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, ... Artikel (Mabouya multifasciata) Kajian Al Quran QS. An -Nuur : 45 Artinya:
Dan Allah telah ... makalah setrategi pembelajaran berbasis masalah BAB 1
PENDAHULUAN Dalam tataran mikro teknis, Guru sebagai tenaga pendidik merupakan
pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam pros... PEMBUATAN KEJU DARI
SUSU KEDELAI + SUSU KAMBING UJI KADAR LEMAK PADA KEJU BERBAHAN
BAKU SUSU KEDELAI DAN SUSU KAMBING YANG DI INOKULASI DENGAN
Rhizopus oryzae SEBAGAI SUMBER BELAJAR... reverensi pembuatan nata de coco
Bahan pembuatan nata de coco adalah air kelapa yang sudah diasamkan agar bibit nata dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Air kelapa yan... Proposal Penelitian Biologi A.
JUDUL PENELITIAN ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN PERTUMBUHAN JAMUR
DI ATAS PERMUKAAN KACA. pemikiran orang awam mengenai pendidikan Pendidikan
hanyalah sebuah nama yang tak berarti apa-apa di mata mereka, banyak orang di luar sana
yang berfikir bahwa pendidikan itu gak p... The Daily Puppy Daily Calendar Search fendi
riawan. Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai