KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt atas berkah dan rahmat-Nya
lah penulisan makalah ini dapat di selesaikan.Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas kelompok STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari alam kegelapan
menuju jalan yang terang yang telah Dia ridhoi. Kami berharap semoga makalah ini
bermamfaat dan menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenapnya pembaca
umum.
Kami menyadari makalah Kami masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mohon saran dan kritik yang bersifat membangun untuk mencapai bentuk makalah
yang baik.
Terima kasih atas pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, semoga
semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin
Maros, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang..................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................................................................ 1
1.3
Tujuan
....1
BAB II PEMBAHASAN
2.
Pengertian
Rhodophyta
.2
2.1
Ciri
Rhodophyta2
Cirri
2.2
Habitat
Rhodophyta.2
2.3
Reproduksi
Rhodophyta..3
2.4
Pembagian
Anak
Kelas
Rhodophyta...3
2.5
Morfologi
Rhodophyta5
2.6
Struktur
Tubuh
Rhodophyta5
2.7
Peranan
Rhodophyta5
2.7.1
Penggunaan
dalam
Bidang
Kedokteran...6
2.7.2 Penggunaan dalam untuk
Makanan..7
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..8
3.2
Saran8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alga merah ( Rhodophyta ) adalah salahsatu filum dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya dan organism yang
berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui proses
fotosintesis. Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia
thallophyta(tumbuhan talus) karena belum dapat dibedakann akar,
batang dan daun secara jelas. Ganggang bersifat autotrof (dapat
menyusun makananya sendiri) dan hampir semua ganggang bersifat
eukariot.kebanyakan ganggang adalah organisme akuatik yang tumbuh
dengan baik ditempat gelap. Ganggang ini hidup dilaut bentuk tubuh
seperti rumput sehingga di sebut rumput laut.tubuh bersel banyak dan
berbentuk lembaran, talusnya mikroskopik dan multiselular serta
berwarna merah karena mengandung fikoeritrin, tetapi alga merah juga
memiliki pigmen lain yaitu fikobiliprotein.
Walaupun sebagian besar ganggang merah hidup di laut namun banyak
juga terdapat dilaut tropika. Ganggang merah yang sering ditemukan di
air laut yakni Eucheuma spinosum dapat ditemukan di laut dangkal.
Sebagai hasi asimilase terdapat sejenis karbohidrat yang
disebut tepung floride, yang merupakan hasil polimerisasi glukosa
berbentuk bulat tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis,
jika dibubuhi yodium berwarna kemerah-merahan. Tepung ini sifatnya
lebih dekat pada glikogen, dan tidak terdapat dalam kromotofora,
melainkan pada permukaannya. Selain terdapat florida terdapat juga
floridosida (senyawa gliserin dan galoktosa) dan tetes minyak.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Rhodophyta
Rhodophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Rhodos yang berarti merah jadi
rhodophyta adalah ganggang merah. Jadi, Rhodophyta adalah ganggang merah.
Alga merah atau rhodophita adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat
warna atau pigmentasinya. Warna pada alga disebabkan oleh pigmen fikoeritin dalam
jumlah banyak di bandingkan klorofil, karoten dan santofil. Alga ini pada umumnya
bersifat banyak (multiselular) dan makropisnya. Panjangnya antara 10 cm sampai 1
meter dan berbentuk berkas dan lembaran.
2.1 Ciri-ciri rhodophyta (Ganggang merah)
Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung
atau pirang kemerahmerahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid,
tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu
fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung
floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat, tidak larut
dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna
kemerahmerahan.Rhodophyceae selalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam
air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang
pelekat atau cakram pelekat.
Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh cahaya
bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada substrat dengan
benang/cakram pelekat.
Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan
hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa
gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid.
Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir
(sebelah luar).
Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat parenkim
tetapi hanya berupa plektenkim.
Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora atau gamet
tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.
2.
3.
Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggangang laut. Yang penting ialah
suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah
Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang
berguna sebagai bahan obat.
4.
5.
Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di
dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
Ada
yang
mencari
nenek
moyang
Rhodophyceae
pada
Chlorophyceae,mengingat adanya trikogin pada karpogonium yang mengingatkan
oogonium dalam sel-sel tumbuhan pada Coleochaeta. Ada yang mencari hubungan
kekerabatan denganCyanophyceae dan menganggap Protoflorideae sebagai
jembatannya.
Bekas ganggang ini telah ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman silur,
dan mungkin dari kambrium, bahkan sering tidak hanya bekas, melainkan sisa sisa
yang mengandung kapur.
2.5 Morfoologi Rhodophyta
Sampai saat ini, lebih dari 6.000 spesies ganggang laut merah
telah ditemukan.
Mereka
adalah
uniseluler serta
organisme
2.7
Peranan rhodophyta.
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar atau jelli yang
dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma
spinosum.Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber
makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang
dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga
merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat
didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan
ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran pentingdalam
pembentukan terumbu karang.
Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi
ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra.
Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan
untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah
lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella
dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agaragar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase
padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil,
sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.
2.7.1 Penggunaan dalam Bidang Kedokteran
Red alga laut memiliki berbagai aplikasi medis. Mereka
seharusnya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
meningkatkan jumlah sel-sel darah putih. Properti ini dapat
dikaitkan dengan polisakarida sulfat ditemukan dalam ganggang
merah. Polisakarida sulfat adalah karbohidrat kompleks yang
mengandung belerang. Mereka merangsang agen anti-tumor dan
interferon, sebuah protein antivirus yang mencegah replikasi virus.
Mereka memperkuat sistem kekebalan tubuh terutama terhadap serangan
virus. Studi terbaru menunjukkan keberhasilan mereka dalam
mengendalikan pertumbuhan ragi dan virus yang menyebabkan herpes.
Ganggang merah banyak digunakan di negara-negara barat untuk
menyembuhkan luka dingin. Mereka adalah obat tradisional untuk
berbagai penyakit seperti infeksi saluran kencing, asma, gondok,
gangguan yang berkaitan dengan perut, dll juga menyediakan nutrisi
pada kulit, dan karenanya efektif dalam memberantas masalah kulit
seperti bisul. Mereka juga membantu dalam mengobati bisul dan
tumor. Polisakarida sulfat hadir dalam alga merah telah ditemukan
efektif untuk penyakit seperti HIV / AIDS, herpes genital, dan
influenza.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Alga merah ( Rhodophyta ) adalah salahsatu filum dari alga
berdasarkan
berkloroplas
zat
yang
warna
atau
dapat
pigmentasinya
menghasilkan
dan
oksigen
organism
melalui
yang
proses
3.2
SARAN
DAFTAR PUSTAKA