Histologi Sistem Reproduksi Wanita Dan Neurohistologi
Histologi Sistem Reproduksi Wanita Dan Neurohistologi
Ery Suhaymi, SH
Departemen Histologi
FK UMSU
Sistem Reproduksi
Wanita
Ovarium
Tuba Uterina
Uterus
Vagina
Mons Pubis
Labia Mayora & Minora
Klitoris
Bulbus vestibuli
Kelenjar mamma
OVARIUM
Epitel permukaan ovarium epitel
germinal
Irisan ovarium:
- Medula : (+) pembuluh darah, serat
retikulin, otot polos
- Korteks : (+) epitel, tunika albuginea
OVARIUM
KORPUS LUTEUM
Tuba Fallopii
Bagian-bagiannya :
Infundibulum dengan fimbriae
Ampula
Ismus
Intramural
UTERUS
Dinding uterus tdd:
1. Serosa luar perimetrum
2. Muskular tengah miometrium
3. Mukosa dalam endometrium
Fase Proliferasi
(hari ke 5 14 siklus haid)
Fase Sekresi
(hari ke-15 sampai 26 siklus)
Kelenjar berkelok-kelok, bergerigi pd
potongan memanjang. Endometrium
bertambah tebal lagi 5mm. Arteri
spiralis menonjol ke permukaan.
Fase Menstruasi.
(hari 1 4 siklus)
Lapisan superfisial endometrium berikut
kelenjar, pembuluh darah dilepaskan,
regenerasi pada lapisan basal.
SERVIKS
2/3 atas epitel selapis
silindris dan dibawahnya
terdapat kelenjar yg
menghasilkan sekret
berlendir bening yg alkalis
VAGINA
Departemen Histologi
FK UMSU
2.
3.
4.
MENING
1. Duramater
Lapisan yang dapat disamakan dengan lapisan mening
(dalam) duramater serebri.
2. Araknoidmater
Terdiri atas serat kolagen, retikulin, elastin dan sel mesotel.
3. Piamater
Dapat dibagi dalam 2 bagian: epipia yang sangat vaskular di
luar dan gliapia yang kurang vaskular atau intima pia,
keduanya terdiri atas serat kolagen, retikulin, dan elastin
dengan sel mesotel melapisi permukaannya.
MEDULA SPINALIS
Unsur-unsurnya:
I. Substansi grisea
Terdapat di bagian pusat medula spinalis dan pada potongan melintang berbentuk huruf 'H'.
Pada potongan melintang terlihat kanal sentral yang dilapisi epitel selapis silindris bersilia,
yaitu ependim. Tepat mengclilingi ependim terdapat substansi gelatinosa sentral yang
terutama terdiri atas neuroglia yang tampak granular dan relatif pucat. Bagian substansi
grisea dorsal dan ventral terhadap kanal sentral adalah komisura grisea dorsal dan ventral.
Lengan huruf 'H' itu adalah:
a. Kolom dorsal atau kornu posterior
b. Kornu anterior atau ventral
c. Kolom intermediat
II. Substamsi alba
Bagian ini terdiri atas serat-serat saraf, neuroglia dan pembuluh darah dikelilingi piamater.
Bagian ini mengelilingi bagian berbentuk 'H' substansi grisea. Corak putih bagian ini
bcrgantung pada banyaknya serat-serat mielin. Unsur seratnya mempunyai pelbagai ukuran,
sebagian besar berukuran kecil dan serat tanpa mielin
Serebelum
I. Korteks
Berbeda dengan korteks serebri, korteks serebeli
mempunyai bangunan yang uniform, baik
penampilan makro maupun struktur histologi.
Terdiri atas sulkus dan lembaran-lembaran yang
tersusun paralel. Secara histologi terdapat dua
lapisan utama:
A. Lapisan molekular (luar) dan
B. Lapisan granular (dalam).
A. Lapisan Molekular
1- Pada zona paling dalam dari lapisan molekular terdapat suatu lapisan neuron berbentuk
buah labu yang disebut lapisan sel Purkinje.
2- Sedikit di atas sel-sel Purkinje terdapat lapisan sel keranjang. Aksonnya yang tidak
bermielin mengadakan hubungan sinaps khusus dengan preakson sel Purkinje,
sehingga berbentuk keranjang. Setiap sel keranjang berhubungan dengan lebih
kurang 100 sel Purkinje. Dendritnya mencapai bagian superfisial korteks.
3- Di antara sel Purkinje terdapat sejumlah astrosit yang telah dimodifikasi, disebut sebagai
sel Bergmann, yang melingkupi seluruh permukaan sel Purkinje kecuali pada tempat
sinaps. Cabang-cabang kortikalnya mencapai permukaan dan membentuk membran
limitansglia luar.
4- Zona molekular yang lebih dalam mengandung sejumlah neuroglia bersayap yang
disebut sel Fanana, dengan tonjolan mirip daun yang berhubungan dengan dendrit sel
Purkinje yang berdekatan.
5- Neuron stelata Sel-sel ini menempati setengah korteks bagian superfisial.
6- Serat-serat paralel yang datang dari lapisan granular yang lebih ke dalam menerobos
dendrit-dendrit sel Parkinje, sel keranjang dan sel stelata
B. Lapisan Granular
Lapisan ini mengandung dua jenis utama neuron: neuron Golgi dan sel granula.
Selain itu terdapat banyak neuroglia dan akson sel Purkinje. Juga
mengandung serat aferen utama serebelum, yaitu serat "mossy" atau scrat
naik (climbing).
1. Neuron Golgi
Terdapat di zone superfisial lapisan granular, mcrupakan sel stelata atau
berbentuk segitiga. Dendritnya mencapai lapisan molekular dan sebagian
bercabang-cabang di lapisan granular dan membetuk glomerulus serebelar.
Aksonnya jugs ikut membentuk glomerulus dan berhubungan dengan
dendrit sel granular. Neuron Golgi, neuron keranjang dan stelata bersifat
inhibitors (menghambat).
2. Sel granula
Sel-sel ini menempati bagian utama lapisan granular. Terdapat sekitar 7 juta
sel per mm3 korteks, dengan diameter rata-rata 6 Fem. Aksonnya mencapai
lapisan molekular dan bercabang dua berbentuk 'T'. Semua cabang berjajar
paralel tetapi tegak lurus terhadap bidang dendrit sel Purkinje. Sel granula
bersifat dapat dirangsang.
II.Substansi Alba
1. Serat aferen
a. Serat naik.
Serat ini ialah serat olivoserebelar, yang mencapai sel Purkinje dan bagian licin
dendrit lapisan molekular, dengan menerobos lapisan granular. Kolateralnya dapat
berhubungan dengan sel keranjang dan sel Golgi yang berdekatan.
b. Serat "mossy":
Serat-serat aferen utama untuk serebelum kecuali untuk yang olivo-serebelar. Serat ini
bercabang berulang kali.
2. Serat eferen atau serat proyeksi
Merupakan akson sel Purkinje yang menuju ke nukleus bagian dalam. Eferen dari
nukleus dalam meninggalkan serebelum melalui pedunkulus serebeli superior,
tempat terdapatnya jalur-jalur utama yaitu serat dentatorubra dan dentato-talamus,
yang menghubungkan kedua hemisfer.
Tebalnyaa antara 1,5-4,5 mm, dengan sekitar 2.600 juta sel. Luas permukaannya sekitar
220.000 mm atau volume total 200 cm . Selain neuron, terdapat pula serat saraf,
neuroglia dan pembuluh darah.
Unsur Sel
1. Sel Piramid
Bentuknya mirip piramid, dengan ukuran antara 10-70 um. Dari bagian
apikalnya menjulur dendrit yang mencapai lapisan superficial dan di situ
memecah menjadi cabangcabang terminal. Akson terjulur dari bagian
dasar. Sebagian membentuk anyaman/kerangka serat proyeksi, asosiasi
dan komisural, sedangkan lainnya tetap sebagai akson intrakortikal. Sel ini
khusus sel motoris.
2. Sel Stelata atau sel granula
Sel ini kecil, dengan garis tengah (rata-rata) antara 6-10 Pm. Dendritnya
banyak, terjulur ke segala arch, dengan akson pendek yang vertikal.
Sebagian sel tergolong dalam sel keranjang, dengan akson relatif pendek,
yang memecah membentuk kolateral horizontal. Sel stelata neuroglia formis
merupakan sel kecil dengan cabang-cabang dendrit yang padat, dan di
dalamnya terdapat pula cabang-cabang akhir dari akson. Sel fusiform atau
berbentuk gelendong biasanya terdapat pada bagian korteks paling dalam
dan mengirim aksonnya ke dalam substansi albs berupa scrat asosiasi.
3. Sel Horizontal
Sel ini berbentuk fusiform, ukuran kecil, terutama terdapat pada lapisan
korteks paling superfisial. Dendrit dan aksonnya terletak pada bidang yang
sama.
4. Sel Martinotti
Disebut jugs sel "terbalik", tersebar di hampir semua lapisan. Selnya kecil,
multipolar, dengan akson yang mencapai lapisan pleksiform superfisial
korteks, sedangkan dendritnya pecah menjadi cabang-cabang terminal
setempat.
5. Sel Pleiomorf
Sel ini dipandang sebagai modifikasi sel piramid dengan dendrit yang
tersebar secara lugs di dalam korteks dan akson yang menyusup ke dalam
substansi albs. Badan selnya berbentuk macam-macam.