Anda di halaman 1dari 8

Buku Ajar

Matematika Ekonomi

BAB III
DERET
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat
memahami pengantar manajemen sehingga anda
mampu:
1
2

Menjelaskan perbedaan deret hitung dan deret


ukur
Memecahkan persoalan ekonomi dengan
menggunakan deret hitung

PENGANTAR
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan
memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan
unsure dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian
bilangan yang membentuk sebuah deret terlihat pada pola perubahan
bilangan-bilangan tersebut dari satu suku ke suku berikutnya.
Dilihat dari jumlah suku yang membentuknya, deret digolongkan atas
deret berhingga dan deret tak berhingga. Deret berhingga adalah deret yang
jumlah sukus-sukunya tertentu. Sedangka deret tak berhingga adalah deret
yang jumlah suku-sukunya tidak terbatas. Sedangkan dilihat dari segi pola
perubahan bilangan suku-sukunya, deret bisa dibedakan menjadi deret
hitung, deret ukur, dan deret harmoni.
3.1 DERET HITUNG
Deret hitung adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan
penjumlahan terhadap bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan sukusuku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yang tidak lain merupakan
selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.
Contoh :
1) 7, 12, 17, 22, 27, 32
2) 93, 83, 73, 63,53,43

(pembeda 5)
(pembeda 10)

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

3.1.1 Suku ke-n dari Deret Hitung


Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat
dihitung melalui sebuah rumus. Untuk membentuk rumus yang
dimaksud, perhatikan contoh di atas. Dalam contoh tersebut, nilai suku
pertamanya (a) adalah 7 dan pembedanya (b) adalah 5.
7, 12, 17, 22, 27, 32
S1
S2
S3
S4
S5
S1
S2
S3
S4

S6

=7=a
= 12 = a + b = ( a + ( 2 1 )b
= 17 = a + 2b = a + (3 1)b
= 22 = a + 3b = a + (4 1)b

Sn

=a+(n
1)b

Dimana: a = Suku pertama


B = Pembeda
n = indeks suku
Berdasarkan rumus di atas, dengan mudah dan cepat kita dapat
menghitung nilai-nilai suku tertentu. Sebagai contoh, nilai suku ke-10
dan ke-23 dari deret hitung tersebut masing-masing adalah:
S10
S 23

= a + (n 1 ) b = 7 + ( 10- 1 )5 = 7 + 45 = 52
= a + (n 1 ) b = 7 + ( 23- 1 )5 = 7 + 110 = 117

3.1.2 Jumlah n suku


Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain
adalah jumlah nilai suku-sukunya, sejak suku pertama ( S 1 atau a)
sampai dengan suku ke n ( S n ) yang bersangkutan.
Dengan demikian untuk menghitung jumlah sebuah deret hitung
sampai dengan suku tertentu n, terdapat empat bentuk rumus yang
dapat digunakan:
Jn

Si

Jn

i=1

n
2

{ 2a + (n 1)b}

Jn

n
2

= (a +

Jn

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

Untuk kasus dalam deret hitung di atas, jumlahnya sampai dengan


deret ke 10 adalah :
Jn

10
2

(7 +

S 10 ) = 5 (7 + 52) = 295

3.2 DERET UKUR


Deret ukur adalah deret yang perubahan suku-sukunya
berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan
yang membedakan suku-suku sebuah deret ukur dinamakan
pengganda, yakni merupakan hasilbagi nilai suatu suku terhadap nilai
suku depannya.
Contoh:
1). 5, 10, 20, 40, 80, 160
( pengganda = 2)
2). 512, 256, 128, 64, 32, 16
( Pengganda = 0,5)
3.2.1 Suku ke n dari Deret Ukur
Untuk dapat membentuk rumus perhitungan suku tertentu dari
sebuah deret ukur, contoh 1) di atas akan disajikan dalam bentuk lain
sebagai berikut:
S1
S2
S3
S4

=5=a
= 10 = ap
= 20 = app
=
= 40 = appp, =

=
2

ap
ap3

ap21
= ap31S n
= ap 41

= a pn1

Berdasarkan rumus di atas, nilai suku ke 10 dari deret ukur dalam


contoh 1) dan 2) di atas masing-masing adalah:
1)
2)

S10
S10

= (5) (2)101 = (5) (2)9 = (5) (512) = 2560


= (512) (0 , 5)101 = (512) (0 , 5)9 = (512) (1/512) = 1

3.2.2 Jumlah n suku


Seperti halnya dengan deret hitung, jumlah deret ukur sampai
dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-sukunya sejak suku
pertama sampai dengan suku ke- n yang bersangkutan. Kita dapat
membentuk rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke-n yakni:
3

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

a(1P )
1 p
n

a( P 1)
P1

Jn

atau

Untuk kasus contoh 1) di atas, dimana a = 5 dan p = 2, jumlahnya


sampai dengan suku ke-10 adalah:

J 10

5 (2101)
21

5 (10 23)
1

= 5115

Sedangkan untuk kasus 2) di atas, dimana a = 512 dan p = 0,5,


jumlah dari sepuluh suku pertamanya adalah:
Jn

51 2(10 ,510 )
10 , 5

10 23
)
1024
0,5

51 2(

= 1023

3.3. PENERAPAN EKONOMI


3.3.1 Model Perkembangan Usaha
Jika perkembangan
usaha, misalnya produksi,
atau penanaman modal,
prinsip deret hitung dapat
variable tersebut.

variable-variabel tertentu dalam kegiatan


biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja,
berpola seperti deret hitung, maka prinsipdigunakan untuk menganalisis perkembangan

Kasus 1)
Perusahaan ABC menghasilkan 3000 buah batako pada bulan
pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan
peningkatan produktivitas, perusahaan mampu menambah produksinya
sebanyak 500 buah setiap bulan. Jika perkembangan produksinya
konstan, berapa buah batako yang dihasilkan pada bulan ke-5? Berapa
buah batako yang dihasilkan samapi dengan bulan tersebut?
a = 3.000
b = 500
n=
5

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

S5
J5

= 3.000 + ( 5 1 )500 = 5.000


5
=
( 3.000 + 5.000) = 20.000
2

Jumlah produksi pada bulan kelima adalah 5.000 buah, sedangkan


jumlah seluruh batako yang dihasilkan samapi dengan bulan tersebut
adalah 20.000 buah.
Kasus 2)
Besarnya penerimaan PT. Unggul dari hasil penjualan barangnya
Rp. 720 juta pada tahun ke lima dan Rp. 980 juta pada tahun ketujuh.
Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti
deret hitung, berapa perkembangan penerimaannya per tahun? Berapa
besar penerimaan pada tahun pertama dan tahun ke berapa
penerimaannya sebesar 460 juta?
Dalam jutaan

S7
S5

= 980 ----- a + 6b = 980


= 720 ------ a + 4b = 720
2b = 260
b = 130

Perkembangan penerimaan pertahun sebesar 130 juta.


a + 4b = 720 ------ a = 720 4b = 720 4 (130) = 200
Penerimaan pada tahun pertama sebesar 200 juta
Sn

= a + ( n 1)b ------ 460 = 200 + (n 1) 130


460 = 200 + 130n 130
390 = 130n
n = 3

Penerimaan sebesar 460 juta diterima pada tahun ke tiga.


3.3.2. Model Bunga Majemuk
Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam
kasus simpan-pinjam dan kasus investasi. Dengan model ini dapat
dihitung, misalnya, besarnya pengembalian kredit dimasa dating
berdasarkan tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk mengukur nilai
sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima di masa
dating.
5

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

Jika misalnya modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk


dengan suku bunga per tahun setingkat I, maka jumlah akumulatif
modal tersebut dimasa dating setela n tahun ( Fn ) dapat dihitung
sebagai berikut:
Setelah 1 tahun
Setelah 2 tahun :
Setelah 3 tahun :

: F1 = P + P.i = P (1 + i)
F2 = P (1 + i) + P (1 + i)I = P (1+ i)2
F3 = P (1+ i)2 + P (1+ i)2 I = P (1+ i)3

Dengan demikian, jumlah di masa datang dari suatu jumlah


sekarang adalah:
Fn

P = Jumlah sekarang
i = Tingkat bunga per tahun
n = jumlah tahun

=P

(1+i)n

Dari rumius di atas, dengan sedikit manipulasi matematis, dapat


pula dihitung besarnya nilai sekarang apabila yang diketahui jumlahnya
di masa dating. Nilai sekarang (present value) dari suatu jumlah uang
tertentu di masa dating adalah:

P =

1
n
(1+i)

Atau

P =
1
mn
(1+i/m)

.F

Kasus 3)
Seorang nasabah meminjam uang sebanyak Rp. 5 juta untuk
jangka waktu 3 tahun, dengan tingkat bunga 2% per tahun. Berapa
jumlah seluruh uang yang harus dikembalikannya pada saat pelunasan?
Seandainya perhitungan pembayaran bunga buka tiap tahun, melainkan
semester, berapa jumlah yang harus dikembalikan?
P = 5.000.000
n =3
i = 2% = 0,02
Fn = P (1+i)n
F3 = 5.000.000 (1+0,0 2)3
= 5.000.000 ( 1,061208) = 5.306.040

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

Jadi pada saat pelunasan, setelah 3 tahun, nasabah tadi secara


keseluruhan harus mengembalikan sebesar Rp. 5.306.040. Seandainya
bunga diperhitungkan per semester maka:
Fn

=P

(1+i/ m)mn

-----

F3

= 5.000.000 (1+0,0 1)6


= 5.000.000 ( 1,06152) = 5.307.600

Jadi jumlah yang harus dikembalikan adalah Rp. 5.307.600


Kasus 4)
Tabungan seorang mahasiswa akan menjadi sebesar Rp. 532.400
tiga tahun yang akan dating. Jika tingkat bunga bank yang berlaku 10%
per tahun, berapa tabungan mahasiswa tersebut pada saat sekarang?
F = 532.400
n=3
i = 10% = 0,01
1
P =
.F
n
(1+i)

P =

1
(1+0 , 1)3

. 532.400 = Rp. 400.000

Jadi besarnya tabunga sekarang adalah Rp. 400,000,-

Buku Ajar
Matematika Ekonomi

Latihan Deret
1.

Dari sebuah deret hitung yang suku pertamanya 200 dan pembeda antar
suku-sukunya 25, hitunglah:
(a)
(b)
(c)
(d)

S5
S10
J5
J 10

2.

Jika a = 100 dan S 7 = 160, berapa:


(a) B?
(b) S 11
(c) n untuk S n = 250?

3.

Berapa a dan b jika

4.

Deret hitung X mempunyai nilai a = 180 dan b = -10, sedangkan deret


hitung Y mempunyai nilai a = 45 dan b = 5. Pada suku ke berapa kedua
deret ini mempunyai nilai yang sama?

5.

Deret ukur X mempunyai nilai a = 512 dan p = 0,5, sedangkan deret ukut
Y mempunyai nilai S 3 = 16 dan p = 4. Pada suku ke berapa nilai dari
kedua deret ini sama?

J3

= 180 dan

S4

=0

Anda mungkin juga menyukai