Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik
Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik
Kolam Aerobik biasanya beroperasi pada rasio F/M yang tinggi atau waktu
detensi lumpur yang pendek (sistem kecepatan tinggi). Sistem ini mencapai stabilisasi
organik yang kecil karena lebih menekankan konversi material organik terlarut
menjadi material organik seluler. Semua padatan (solid) dipertahankan dalam keadaan
tersuspensi sehingga waktu detensi dalam kolam aerobik yang diperlukan untuk
pemisahan BOD terlarut akan lebih kecil daripada waktu detensi yang diperlukan
untuk kolam fakultatif. Namun, kebutuhan energi untuk pengadukan dalam kolam
aerobik akan jauh lebih besar daripada kebutuhan daya dalam kolam fakultatif.
2. Kolam Fakultatif
Kolam fakultatif sejenis dengan kolam untuk stabilisasi air buangan, kecuali
suplai oksigen pada kolam fakultatif berasal dari aerator mekanis dan bukan berasal
dari fotosintesis alga. Kolam fakultatif dirancang dengan level daya hanya cukup
untuk mempertahankan oksigen terlarut di seluruh volume cairan. Dalam hal ini,
sebagian besar padatan (solid) dalam kolam tidak dipertahankan dalam keadaan
tersuspensi, tetapi mengendap pada dasar kolam yang dalam hal ini padatan tersebut
didekomposisikan secara anaerobik. Oleh karena itu, aktivitas yang terjadi pada
kolam sebagian aerobik dan sebagian anaerobik. Waktu detensi lumpur pada kolam
fakultatif relatif lebih lama (sistem kecepatan rendah) dan terjadi stabilisasi organik.
Kelebihan dari kolam ini ditunjukkan dalam Tabel xxx, salah satunya adalah
sederhana dalam pengoperasian dan penyisihan BOD tinggi. Waktu detensi kolam
tergantung pada besarnya pemisahan BOD dan temperatur, yaitu berkisar 2-6 hari.
Penyisihan bahan organik terlarut akan sangat baik jika waktu detensi hidrolis yang
diaplikasikan cukup panjang.
Tabel xxx Kelebihan dan Kekurangan Aerated Lagoon
Alternatif
Pengolahan
Aerated Lagoon
Sumber : Barnhart,
1972 ; Randall,
1980
Kelebihan
Kekurangan
1. Mudah dalam
operasi dan
pemeliharaan.
2. Ekualisasi air
limbah.
3. Suatu kapasitas
yang tinggi dalam
pemborosan panas
bilamana
dibutuhkan.
1. Kebutuhan lahan
yang besar.
2. Kesulitan untuk
modifikasi proses.
3. Konsentrasi padatan
tersuspensi effluen
tinggi.
4. Sensitifitas proses
terhadap variasi
suhu udara embien