Anda di halaman 1dari 3

Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

Alternatif 3 Aerated Lagoon

Gambar Alternatif Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik Perkotaan


Konfigurasi pengolahan limbah domestik seperti pada Gambar x.x ditentukan
berdasarkan kualitas air limbah. Parameter kualitas air yang perlu diolah yaitu BOD,
COD, TSS, amoniak, minyak dan lemak, serta total fecal coli. Selain itu, air limbah
dari sistem riol perkotaan sering mengandung sampah dan pasir. Maka dari itu,
preliminary treatment yang digunakan yaitu bar screen untuk menyaring benda-benda
asing, grit removal untuk mengendapkan pasir, grease trap untuk menyisihkan
kandungan minyak dan lemak, dan bak penampung untuk menyetarakan kondisi
debit. Penyisihan padatan tersuspensi dilakukan di primary sedimentation tank untuk
menurunkan nilai TSS. Secondary treatment berupa Aerated lagoon. Aerated lagoon
mampu menyisihkan kandungan amoniak dan organic, sehingga BOD dan COD akan
diturunkan. Disinfection Tank diperlukan untuk menurunkan jumlah total fecal coli.
Aerated lagoon merupakan reaktor pertumbuhan tersuspensi tanpa resirkulasi
lumpur dengan variasi kedalaman 2-5 meter. Aerator mekanis umumnya digunakan
untuk pengadukan dan suplai kebutuhan oksigen. Unit ini memiliki waktu detensi
yang panjang (2-6 hari), sehingga sejumlah proses nitrifikasi dapat tercapai. Terdapat
dua jenis dasar dari kolam aerasi:
1. Kolam Aerobik
Kolam aerobik dirancang dengan level daya (level power) cukup tinggi untuk
mempertahankan semua padatan (solid) dalam kolam tetap tersuspensi dan
membagikan oksigen terlarut di seluruh volume cairan sehingga oksigen terlarut dan
padatan tersuspensi terdistribusi merata pada kolam. Efisiensi penyisihan BOD pada
kolam ini tidak terlalu tinggi karena semua padatan tetap tertahan dalam suspensi,
efluen dari suatu kolam aerobik akan mempunyai konsentrasi padatan yang jauh lebih
tinggi daripada efluen dari kolam fakultatif. Hal ini membutuhkan suatu tahap
pemisahan padatan-cairan setelah proses aerobik jika suatu efluen kualitas tinggi akan
dicapai.

Kolam Aerobik biasanya beroperasi pada rasio F/M yang tinggi atau waktu
detensi lumpur yang pendek (sistem kecepatan tinggi). Sistem ini mencapai stabilisasi
organik yang kecil karena lebih menekankan konversi material organik terlarut
menjadi material organik seluler. Semua padatan (solid) dipertahankan dalam keadaan
tersuspensi sehingga waktu detensi dalam kolam aerobik yang diperlukan untuk
pemisahan BOD terlarut akan lebih kecil daripada waktu detensi yang diperlukan
untuk kolam fakultatif. Namun, kebutuhan energi untuk pengadukan dalam kolam
aerobik akan jauh lebih besar daripada kebutuhan daya dalam kolam fakultatif.
2. Kolam Fakultatif
Kolam fakultatif sejenis dengan kolam untuk stabilisasi air buangan, kecuali
suplai oksigen pada kolam fakultatif berasal dari aerator mekanis dan bukan berasal
dari fotosintesis alga. Kolam fakultatif dirancang dengan level daya hanya cukup
untuk mempertahankan oksigen terlarut di seluruh volume cairan. Dalam hal ini,
sebagian besar padatan (solid) dalam kolam tidak dipertahankan dalam keadaan
tersuspensi, tetapi mengendap pada dasar kolam yang dalam hal ini padatan tersebut
didekomposisikan secara anaerobik. Oleh karena itu, aktivitas yang terjadi pada
kolam sebagian aerobik dan sebagian anaerobik. Waktu detensi lumpur pada kolam
fakultatif relatif lebih lama (sistem kecepatan rendah) dan terjadi stabilisasi organik.
Kelebihan dari kolam ini ditunjukkan dalam Tabel xxx, salah satunya adalah
sederhana dalam pengoperasian dan penyisihan BOD tinggi. Waktu detensi kolam
tergantung pada besarnya pemisahan BOD dan temperatur, yaitu berkisar 2-6 hari.
Penyisihan bahan organik terlarut akan sangat baik jika waktu detensi hidrolis yang
diaplikasikan cukup panjang.
Tabel xxx Kelebihan dan Kekurangan Aerated Lagoon
Alternatif
Pengolahan
Aerated Lagoon
Sumber : Barnhart,
1972 ; Randall,
1980

Kelebihan

Kekurangan

1. Mudah dalam
operasi dan
pemeliharaan.
2. Ekualisasi air
limbah.
3. Suatu kapasitas
yang tinggi dalam
pemborosan panas
bilamana
dibutuhkan.

1. Kebutuhan lahan
yang besar.
2. Kesulitan untuk
modifikasi proses.
3. Konsentrasi padatan
tersuspensi effluen
tinggi.
4. Sensitifitas proses
terhadap variasi
suhu udara embien

Sumber : Barnhart, 1972 ; Randall, 1980

Anda mungkin juga menyukai