Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

CHARGING DISCHARGING BATTERY


PADA GARDU INDUK 150 kV TEMANGGUNG
PT. PLN (Persero) APP Salatiga P3B Jawa-Bali
Oleh :
Irwan Budi Rahmanto 1210501001
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
Jalan Kapten Suparman 39 Magelang
e-mail : irwanbudirahmanto63@gmail.com
Intisari
Baterai sebagai sumber daya arus searah (DC) pada sebuah gardu induk mempunyai
peran yang sangat penting dalam kelancaran dan keberlangsungan operasi gardu induk itu
sendiri dalam melayani kebutuhan listrik bagi konsumen. Sumber daya DC pada gardu induk
diperoleh dari beberapa sel baterai yang disusun secara seri. Baterai terpasang pada
gardu induk ini digunakan sebagai sumber cadangan tenaga untuk mencatu rele proteksi,
motor penggerak PMT dan PMS, penerangan darurat, serta juga untuk mencatu daya yang
digunakan untuk peralatan telekomunikasi gardu induk itu sendiri. Untuk menjaga agar
peralatan seperti rele proteksi,motor penggerak PMT dan PMS serta perlatan telekomunikasi
tetap berfungsi, maka baterai harus mampu untuk menyuplai daya ke peralatan tersebut
meski dalam keadaan tanpa charger maupun dalam keadaan blackout. Berat jenis elektrolit
sangat mempengaruhi kapasitas dan usia pemakaian dari baterai, oleh karena itu harus dijaga
sesuai spesifikasi yang diberikan, yaitu sebesar 1,215 gram/liter. Dari hasil pengukuran
kandungan potassium karbonat (K2CO3), dapat dapat diketahui kadar K 2CO3 apabila kadar
potassium karbonat (K2CO3) 100 Gram/liter maka rekondisi elektrolit baterai perlu dilakukan,
sedangkan kadar potassium karbonat (K2CO3) 100 Gram/liter maka penggantian baterai
perlu dilakukan.Pemeliharaan baterai pada gardu induk dibedakan menjadi tiga macam yaitu
inspeksi dalam keadaan operasi, pengukuran dalam keadaan operasi, dan pemeliharaan
setelah terjadi gangguan. Jadwal pemeliharaan terbagi atas pemeliharaan harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan.

Kata kunci: baterai,berat jenis elektrolit, pemeliharaan


I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem DC pada suatu Gardu
Induk memiliki peranan sangat penting
dalam kelancaran operasi Gardu Induk
itu sendiri dalam melayani kebutuhan
listrik bagi para konsumen. Sistem DC
pada Gardu Induk disuplai oleh rectifier
dan baterai yang mana keduanya
dihubungkan paralel dengan beban.
dalam keadaan normal Sistem DC akan

disuplai oleh rectifier secara langsung,


namun pada saat terjadi gangguan maka
baterai akan bekerja secara otomatis
mensuplai beban dengan range waktu
tertentu.
Baterai terpasang pada gardu
induk ini digunakan sebagai sumber
cadangan tenaga untuk mencatu rele
proteksi, motor penggerak PMT dan
PMS, penerangan darurat, serta untuk
mencatu peralatan telekomunikasi.
1

1.2 Tujuan
Baterai
pada
gardu
induk
mempunyai peranan yang sangat
penting karena digunakan untuk
menjaga agar peralatan seperti rele,
motor penggerak PMS maupun PMT
bergerak serta peralatan komunikasi
tetap berfungsi, maka baterai harus bisa
mensuplai daya ke peralatan tersebut
meski dalam keadaan tanpa charger
maupun dalam keadaan blackout.

penyulang Temanggung 1, Temanggung


2, Temanggung 3, dan Temanggung 4.
Saat ini Gardu Induk 150 kV
Temanggung sedang dalam tahap
penambahan satu trafo baru yaitu trafo
II.
Gardu Induk 150 kV Temanggung
terdapat 4 bay atau blok, yang terdiri
dari bay penghantar Wonosobo, bay
pengahantar Secang, bay Trafo 1, dan
bay Koppel.
Gardu Induk 150 kV Temanggung
merupakan gardu induk yang mengelola
aset penyaluran transmisi tegangan 150
kV dan mencatu pelanggan di
kabupaten Temanggung dan sekitarnya
melalui trafo distribusinya.

1.3 Pembahasan Masalah


Laporan Kerja Praaktek ini membahas
mengenai Baterai pada gardu induk
150kV dan bagian-bagian sistem pada
gardu
induk
meliputi
rectifier,
klasifikasi peralatan serta pemeliharaan
baterai.

2.2 Studi Peralatan Gardu Induk


Gardu Induk merupakan sub
sistem
dari
sistem
penyaluran
(transmisi) tenaga listrik, terdiri dari
peralatan listrik yang berfungsi untuk:
1. mentransformasikan daya listrik :
a. dari tegangan ekstra tinggi ke
tegangan tinggi (500 kV/150 kV);
b. dari tegangan tinggi ke tegangan
yang lebih rendah (150 kV/70
kV);
c. dari tegangan tinggi ke tegangan
menengah (150kV/20kV, dan 70
kV/20 kV);
d. dengan frekuensi tetap (di
Indonesia 50 Hertz).
2. untuk pengukuran, pengawasan
operasi serta pengamanan dari sistem
tenaga listrik.
3. pengaturan pelayanan beban ke
gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan ke gardu distribusi. Dan
disalurkan lewat feeder.
4. untuk sarana telekomunikasi (pada
umumnya untuk internal PLN), yang

II.

Tinjauan Umum
2.1 Gambaran Umum Gardu Induk
150 KV Temanggung
Gardu
Induk
150
kV
Temanggung merupakan gardu induk
pasangan luar atau gardu induk
konvensional, dan termasuk wilayah
kerja APP Salatiga sedangkan untuk
APP Salatiga merupakan bagian dari
daerah kerja PT PLN (Persero) P3B JB
dan gardu induk 150 kV Temanggung
mulai beroperasi pada tanggal 5 Mei
2002.
Gardu induk 150 kV Temanggung
merupakan kelanjutan transmisi dari
pembangkit, saluran bertegangan 150
kV diturunkan oleh trafo penurun
tegangan menjadi 20 kV untuk
disalurkan ke konsumen.
Gardu Induk 150 kV Temanggung
memiliki 1 buah trafo, yaitu trafo I.
Trafo I di distribusikan melalui

kita kenal dengan istilah SCADA


(Supervisory Control And Data
Acquisition).
2.3 Sistem DC
Dalam pengoprasian tenaga listrik
terdapat dua macam tenaga untuk
kontrol di dalam Gardu Induk, ialah
sumber arus searah (DC) dan sumber
arus bolak balik (AC). Sumber tenaga
untuk kontrol harus mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinngi.
Karena karena persyaratan inilah
dipakai baterai sebagai sumber arus
searah. Catu daya sumber DC
digunakan untuk kebutuhan operasi
relai proteksi dan kontrol serta untuk
SCADA.
Untuk kebutuhan operasi relai dan
kontrol di Gardu Induk terdapat dua
sistem catu daya pasokan arus searah
yaitu DC 110V dan DC 220V,
Sedangkan untuk kebutuhan scadatel
menggunakan sistem catu daya DC 48V.
Catu daya DC bersumber dari
rectifier dan baterai terpasang pada
instalasi secara paralel dengan beban,
sehingga prosen tersebut dalam
operasionalnya disebut sistem DC.
Diagram instalasi sistem DC dapat
dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Diagram instalasi system DC

III.
Baterai
3.1 Pengertian
Baterai atau akumulator adalah
sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang
reversibel (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel,
adalah di dalam baterai dapat
berlangsung proses pengubahan kimia
menjadi
tenaga
listrik
(proses
pengosongan), dan sebaliknya dari
tenaga listrik menjadi tenaga kimia,
pengisian
kembali
dengan
cara
regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus
listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan didalam sel.
Jenis sel baterai ini disebut juga
Storage Battery, adalah suatu baterai
yang dapat digunakan berulang kali
pada keadaan sumber listrik arus bolak
balik (AC) terganggu.
1. Prinsip Kerja Baterai
Prinsip kerja baterai yang utama terbagi
atas dua hal yaitu:
a. proses pengosongan pada sel
berlangsung menurut skema Gambar
3.1a. Bila sel dihubungkan dengan
beban maka, elektron mengalir dari
anoda melalui beban ke katoda,
kemudian ion-ion negatif mengalir
ke anoda dan ion-ion positif mengalir
ke katoda.
b. pada proses pengisian menurut
skema Gambar 3.1b dibawah ini
adalah bila sel dihubungkan dengan
power supply maka elektroda positif

menjadi anoda dan elektroda negatif


menjadi katoda dan proses kimia
yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) aliran elektron menjadi terbalik,
mengalir dari anoda melalui
power supply ke katoda;
2) ion-ion negatif mengalir dari
katoda ke anoda;
3) ion-ion positif mengalir dari
anoda ke katoda.
Jadi reaksi kimia pada saat
pengisian (charging) adalah kebalikan
dari saat pengosongan (discharging)

(H2O). Pengambilan dan pemberian


elektron dalam proses kimia ini akan
menyebabkan timbulnya beda potensial
listrik antara kutub-kutub sel baterai.
a. Proses pengisian
Proses ini adalah kebalikan dari
proses pengosongan dimana arus listrik
dialirkan yang arahnya berlawanan,
dengan arus yang terjadi pada saat
pengosongan. Pada proses ini setiap
molekul air terurai dan tiap pasang ion
hidrogen (2H+) yang dekat plat negatif
bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO 4-)
pada plat negatif untuk membentuk
asam sulfat. Sedangkan ion oksigen
yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb
pada plat positif membentuk timah
peroxida (PbO2).
3. Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai dinyatakan
sebagai kemampuan baterai untuk
memberikan arus listrik, dengan
tegangan pada waktu tertentu yang
dinyatakan dalam Ampere-Hour (Ah).
Kapasitas baterai dapat dirumuskan
sebagai berikut :
C=Ixt
dengan :
C
= Kapasitas baterai (Ah)
I
= Arus pengujian (A)
t
= Waktu pengujian (hour)
Kapasitas
baterai
ditentukan
dengan memperhitungkan semua faktor
yang menyangkut penurunannya selama
dipakai,
perubahannya
terhadap
perubahan suhu dan jatuh tegangan,
keperluan kapasitas yang diperlukan
dengan memperkirakan beban terusmenerus dan beban terputus-putus
(continous and intermittent load) yang

a
b
Gambar 3.1 Proses Pengosongan dan
Pengisian baterai
2. Prosen pengosongan dan pengisian
baterai
Reaksi
pengosongan
dan
pengisian baterai adalah sebagai
berikut:
a. Proses pengosongan
Bila baterai dibebani, maka tiap
ion negatif sulfat. (SO4-) akan bereaksi
dengan plat timah murni (Pb) sebagai
katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4)
sambil melepaskan dua elektron.
Sedangkan sepasang ion hidrogen (2H+)
akan beraksi dengan plat timah
peroksida (PbO2) sebagai anoda menjadi
timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil
dua elektron dan bersenyawa dengan
satu atom oksigen untuk membentuk air
4

harus dilayani selama terputusnya


pelayanan normal.
4. Baterai pada Gardu Induk 150kV
Temanggung
Baterai sebagai sumber daya arus
searah (DC) pada sebuah gardu induk
mempunyai peran yang sangat penting
dalam kelancaran dan keberlangsungan
operasi gardu induk itu sendiri dalam
melayani kebutuhan listrik bagi
konsumen.
Sumber daya DC pada gardu
induk umumnya diperoleh dari beberapa
sel baterai yang disusun secara seri.
Baterai terpasang pada gardu induk ini
digunakan sebagai suplai pada saat
terjadi Blackout dari sistem AC maka
baterai akan bekerja secara otomatis
mensuplai beban dengan range waktu
tertentu.
Pada gardu induk atau pusat
pembangkit tenaga listrik baterai
berfungsi sebagai:
a. sumber tenaga motor-motor untuk
penggerak PMT, PMS, tap changer
trafo tenaga dan sebagainya.
b. sumber tenaga untuk alat-alat
kontrol, tanda-tanda isyarat (signal
dan alarm).
c. sumber tenaga untuk peralatan
telekomunikasi PLC dan SCADA.
d. sumber tenaga untuk penerangan
darurat.
e. sumber tenaga untuk relay proteksi.

tanda-tanda isyarat (signal dan


alarm).
Fungsi dari baterai 48 Volt
adalah
sumber
tenaga
untuk
peralatan
telekomunikasi
PLC,
SCADA, penerangan darurat dan
relay proteksi.
Bateri
pada
gardu
induk
temanggung:
Data teknik:
Merk
: HOPPECKE
Type
: FNC 308L
Kapasitas : 266 AH
Jumlah sel : 86 sel
6. Pemeliharaan Baterai
Pengujian kadar Potassium
Carbonate ( K2CO3)
Tujuan pengujian kandungan
potassium carbonate (K2CO3) adalah
untuk memperoleh infomasi apakah
elektrolit batere masih efektif untuk
direkondisi atau sudah tidak efektif lagi
untuk direkondisi.
Untuk mengetahui kandungan
potassium carbonate (K2CO3) dapat
diketahui dengan rumus:
69 .1
( m p ) x 2 x
=
.
5
Gr/liter
Dari hasil pengukuran kandungan
potassium carbonate (K2CO3), dapat
dapat diketahui kadar K2CO3 apabila
kadarnya sebagai berikut:
a. kadar K2CO3 100 Gr/liter maka
rekondisi elektrolit baterai perlu
dilakukan,
b. kadar K2CO3 100 Gr/liter maka
penggantian
baterai
perlu
dilakukan.
c. Untuk menentukan kandungan
potassium carbonate dari hasil

5. Jenisjenis Baterai pada GI 150


KV Temanggung
Fungsi dari baterai 110 Volt
adalah sebagai sumber tenaga
cadangan
motor-motor
untuk
penggerak PMT, PMS, tap changer
trafo tenaga, alat-alat kontrol, dan

nilai
(m p)

kandungan K2CO3
dalam gram/liter

nilai
(m p)

kandungan K2CO3
dalam gram/liter

0.1

2.764

2.6

71.864

0.2

5.528

2.7

74.628

0.3

8.292

2.8

77.392

11.30

43.93

108.21

30.66

25.09

208.09

0.4

11.056

2.9

80.156

12.00

43.90

108.08

30.87

25.11

232.03

0.5

13.82

82.92

0.6

16.584

3.1

85.684

0.7

19.348

3.2

88.448

0.8

22.112

3.3

91.212

0.9

24.876

3.4

93.976

27.64

3.5

96.74

1.1

30.404

3.6

99.504

1.2

33.168

3.7

102.268

1.3

35.932

3.8

105.032

1.4

38.696

3.9

107.796

1.5

41.46

110.56

1.6

44.224

4.1

113.324

1.7

46.988

4.2

116.088

1.8

49.752

4.3

118.852

1.9

52.516

4.4

121.616

55.28

4.5

124.38

2.1

58.004

4.6

127.114

2.2

60.808

4.7

129.908

2.3

63.572

4.8

132.672

2.4

66.336

4.9

135.436

2.5

69.1

138.2

Hasil pengosongan (discharge)


Arus rata-rata : 44 ampere
Waktu
: 5 Jam
Kondisi
: 232.03/266 x 100 %
Kondisi
: = 87.22 %
Kapasitas
:C=Ixt
: C = 44 x 5 = 220 Ah
1. Grafik Pengosongan Baterai 110V
Dari data proses pengosongan
baterai selama 5 jam dapat dilihat pada
Grafik pengosongan baterai dapat
dilihat pada Gambar 4.1
Grafik Pengosongan Baterai 110V DC

nilai (mp) dapat dilihat pada


Tabel 3.1 berikut:
Total AH

Arus

Baterai (V)

IV.

Analisis
4.1 Data Pengosongan Baterai
Pada pengujian pengosongan
baterai dilakukan pengukuran terhadap
arus, tegangan, dan total Ah baterai.
Hasil pengukuran pengosongan baterai
110V DC dapat dilihat pada tabel 4.1
Merek
: HOPPECKE
Tipe
: FNC 308 L
Jumlah Sel
: 86 Sel
Kapasitas
: 266 Ah
Tabel 4.1 pengosongan baterai 110V
DC
Baterai

Temperatur

Temperatur

(V)

Baterai

Ruang

Ah

44.00

111.03

30.01

25.01

0.05

7.30

44.01

110.54

30.12

25.03

26.01

8.00

44.08

110.08

30.17

25.03

53.23

8.30

44.00

109.98

30.23

25.03

74.34

9.00

44.00

109.87

30.24

25.02

102.87

Jam

Arus

7.00

2. Data Pengisian Baterai


Pada pengujian pengisian baterai
dilakukan pengukuran terhadap arus,
tegangan, dan total Ah baterai. Hasil
pengukuran pengisian baterai 110V DC
dapat dilihat pada tabel 4.2
Merek
: HOPPECKE
Tipe
: FNC 308 L
Jumlah Sel
: 86 Sel
Kapasitas
: 266 Ah

Total

9.30

44.00

109.56

30.30

25.01

126.43

10.00

44.08

109.32

30.36

25.05

152.21

10.30

43.98

108.73

30.45

25.09

178.89

Ah efisiensi :

Tabel 3.2 pengisian baterai 110V DC


Jam

Arus

12.3

22.1

0
13.0

4
22.0
0

0
13.3
0
14.0
0
14.3
0
15.0
0
15.3
0
16.0
0
16.3
0
17.0
0

Batera

Rectifie
r

i (V)

(V)

Suhu

Suhu

Total

Baterai

Ruang

Ah

108.01

116.02

30.78

25.14

0.09

108.56

116.02

30.78

25.13

27.12

22.3
4

108.97

116.02

30.80

25.13

54.43

22.0
5

109.13

116.02

30.81

25.11

75.41

21.9
8

109.76

116.02

30.82

25.12

21.9
9

109.92

116.02

30.84

25.10

22.0
0

110.23

116.02

30.86

25.09

22.0
3

110.74

116.02

30.86

25.07

22.1
2

111.26

116.02

30.88

25.07

22.1
4

111.99

116.02

30.89

25.05

Ah efisiensi =
x 100 %
Ah efisiensi =

Ah pengosongan (total)
Ah pengisian(total )
1.154,15
1.168,49

Ah efisiensi = 0.9877 x 100 %


Ah efisiensi = 98.7 %

103.6
7
122.1

Watt efisiensi :
Watt

3
156.7
1
179.8

efisiensi

7
239.6

x Watt efisiensi = Ah efisiensi

Hasil pengisian (charge)


Arus rata-rata : 22.08 ampere
Waktu
: 5 Jam
3. Grafik Pengosongan Baterai 110V
Dari pengukuran pengisian baterai
selama 5 jam.Grafik pengisian baterai
dapat dilihat pada Gambar 4.2

Watt efisiensi =

Rectifier (V)
Arus

102.45
116.84

x Ah

efisiensi
Watt efisiensi = 0.8768 x 0.9877
Watt efisiensi = 0.86 x 100 % = 86.6 %

V.

Kesimpulan
Baterai yang terpasang pada GI
150 kV Temanggung mempunyai 2
(dua) spesifikasi output tegangan yang
berbeda, yaitu dengan output tegangan
sebesar 110 Volt DC dan 48 Volt
DC.baterai dengan output 110 Volt DC
digunakan untuk menjalankan motormotor penggerak PMT, PMS dan untuk
penerangan saat keadaan darurat.
Baterai output 48 Volt DC digunakan
untuk mencatu tenaga untuk sistem
komunikasi
PLC
dan
SCADA.
Pengisian baterai dilakukan bersamaan
dengan mencatu beban yang dipasang
secara paralel, sehingga tegangan tetap
dalam keadaan konstan.
Berat jenis elektrolit sangat
mempengaruhi kapasitas dan usia
pemakaian dari baterai, oleh karena itu
harus dijaga sesuai spesifikasi yang
diberikan,
yaitu
sebesar
1,215
gram/liter. Dari hasil pengukuran

Grafik Pengisian Baterai 110V DC

Total Ah

tegangan pengosongan (ratarata)


tegangan pengisian(ratarata)

3
209.4

Baterai (V)

x 100 %

4. Perhitungan Ah efisiensi dan Watt


Efisiensi
Dari semua data pengisian dan
pengosongan baterai 110V DC, dapat
dilakukan
perhitungan
terhadap
efisiensi baterai yaitu AH efisiensi dan
Watt efisiensi dengan perhitungan
sebagai berikut:

kandungan
potassium
karbonat
(K2CO3), dapat diketahui kadar K2CO3,
apabila kadar potassium karbonat
sebagai berikut:
a. kadar K2CO3 100 Gr/liter maka
rekondisi elektrolit baterai perlu
dilakukan,
b. kadar K2CO3 100 Gr/liter maka
penggantian baterai perlu dilakukan.

Pemeliharaan baterai pada gardu induk


dibedakan menjadi tiga macam yaitu
inspeksi dalam keadaan operasi,
pengukuran dalam keadaan operasi, dan
pemeliharaan setelah terjadi gangguan.
Jadwal pemeliharaan terbagi atas
pemeliharaan
harian,
mingguan,
bulanan, dan tahunan.

Daftar Pustaka
Rashid, Muhammad. 1999. Elektronika
Daya Edisi Bahasa Indonesia Jilid
I. Jakarta. Prenhallindo.
Zuhal, 1988. Dasar Teknik Tenaga
Listrik dan Elektronika Daya.
Jakarta. Gramedia.
Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan
Tegangan
Tinggi.
Jakarta
Gramedia.
Ramdhani, Mohamad. 2008. Rangkaian
Listrik. Jakarta. Erlangga.
HOPPECKE, 2000. Handbook for
HOPPECKE Batteries type FNC
308 L. Germany
HOPPECKE, 2000. Handbook for
Vented
Nickel
Cadmium
Batteries. Germany.

Biodata Penulis
Irwan Budi Rahmanto,
lahir di Magelang, 10
Oktober 1994. Telah
menempuh pendidikan
dasar di SD Negeri
Rejosari 1 Bandongan,
melanjutkan ke SMP
Negeri 1 Bandongan, dan pendidikan
tingkat atas di SMK Yudya Karya
Magelang. Sekarang sedang menempuh
pendidikan S1 di Jurusan Teknik
Elektro Fakutas Teknik Universitas
Tidar, konsentrasi Sistem Isyarat
Elektronik.

Anda mungkin juga menyukai