PATOFISIOLOGI TRAUMA
ABDOMEN
PATOFISIOLOGI
Jika
terjadi
trauma
penetrasi
atau
non-penetrasi
kemungkinan terjadi pendarahan intra abdomen yang
serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi
yang disertai penurunan hitung sel darah merah yang
akhirnya gambaran klasik syok hemoragik.
Bila suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tandatanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepat
tampak.
Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi
nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi
abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis
umum.
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan
peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis.
Biasanya tanda-tanda peritonitis mungkin belum tampak.
Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas
Cont...
1. Terjadi perpindahan cairan berhubungan
dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan
darah dan syok.
2. Perubahan metabolik dan sistem
makroendokrin, mikroendokrin.
3. Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan
berhubungan dengan perdarahan massif
4. Inflamasi, infeksi dan pembentukan formasi
disebabkan oleh sekresi saluran pencernaan
dan bakteri ke peritoneum
5. Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi
karena akibat kerusakan integritas rongga
saluran pencernaan
MEKANISME TRAUMA
Trauma tumpul
Trauma tajam
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma
abdomen, yaitu :
1. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai
yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka
atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri
lepas.
2. Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga
peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
3. Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan
limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi
rekumben.
4. Mual dan muntah
5. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tandatanda awal shock hemoragi
TAMBAHAN
RESPON METABOLIK TERHADAP TRAUMA
Trauma pada tubuh manusia akan berdampak lokal
maupun sistemik. Setiap stres, apapun rupanya akan
menyebabkan timbulnya respons metabolik. Respons lokal dapat
berupa inflamasi sedangkan secara umum merupakan proteksi
tubuh seperti konversi cairan dan mengadakan energi yang
ditujukan untuk reparasi. Resusitasi yang baik akan mengurangi
respons tersebut tetapi tidak dapat menghilangkannya. Respons
metabolik dimulai dengan reaksi katabolik yang bersifat akut lalu
diikuti oleh proses metabolik penyembuhan dan perbaikan.
Respons metabolik ini dibagi menjadi fase ebb dan fase flow.
Pada fase ebb terjadi depresi aktivitas enzim dan depresi
pemakaian oksigen, curah jantung menurun dibawah normal,
suhu inti tubuh dapat menurun dan terjadi asidosis
laktat.Sedangkan pada fase flow mempunyai dua fase:
Fase katabolik ditandai dengan terjadinya mobilisasi lemak
dan protein berkaitan dengan meningkatnya eksresi nitrogen
pada urin dan penurunan berat badan.
Fase anabolik ditandai dengan kembalinya persediaan lemak
dan protein serta meningkatnya berat badan. Pada fase flow ini
terjadi keadaan hipermetabolik, curah jantung dan kebutuhan
oksigen meningkat, demikian juga produksi glukosa meningkat,
kadar asam laktat dapat kembali normal.
TAMBAHAN
MEKANISME TRAUMA ABDOMEN
Trauma Tumpul Abdomen
Peningkatan tekanan intra-abdomen yang mendadak,
memberikan tekanan untuk merusak organ padat
(to burst injury of solid organs) seperti hepar dan
limpa, atau rupture dari organ berongga seperti usus
Shearing forces, secara klasik dimulai dengan
deselerasi secara cepat pada kecelakaan lalu lintas,
hal ini dapat merobek pedikel vasculer seperti
mesentrium, porta hepatis and hilus limpa
Compression injury organ viscera terperangkap
antara dua kekuatan yang datang didinding anterior
abdomen atau daerah thoraks dengan tulang lumbar
(kolumna vertebralis)