VITAMIN B DAN D
DISUSUN OLEH :
K E LO M P O K 2
Vitamin B1
Vitamin D
Vitamin B2
Vitamin
B12
Vitamin B3
Vitamin B9
Vitamin B5
Vitamin B7
Vitamin B6
VITAMIN B
VITAMIN B1
(TIAMIN)
Farmakodinamik dan
Fisiologi
Farmakokinetik
Sediaan
Indikasi
Efek Samping
Pada pemberian intravena secara cepat dapat terjadi efek langsung pada
pembuluh darah perifer berupa vasodilatasi ringan, disertai penurunan tekanan
darah yang bersifat sementara.
Tiamin HCl (Vitamin B1, aneorin HCL) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg,
larutan steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral, dan eklisir mengandung
2-25 mg tiamin tiap ml.
Tiamin tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan per oral dan bila kelebihan
tiamin cepat diekskresi melalui urin.
VITAMIN B2
(RIBOFLAVIN)
VITAMIN B3
(NIASIN)
Sumber
Daging, hati, ikan, gandum, telur, ragi
Fungsi
Proses redoks dan perombakan oksidatif karbohidrat &
AA
Defisiensi
Akibatkan gangguan kulit (dermatitis) dan
diare
Kebutuhan
Bayi 4 mg, dws 15mg, ASI 0,6mg/100ml. Defisiensi pd
pelagra 50-300mg profilaksis 15-30mg
Sediaan
Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut
dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali
sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara
intravena.
VITAMIN B5
(PANTHOTENIC ACID) RDA 10 MG
Sumber
Fungsi
Defisiensi
Kebutuhan
Sediaan
Dewasa 5-10mg
Anak-anak ASI 0,26mg/100ml, Dosis 5-10mg
VITAMIN B6
(PIRIDOKSIN)
Indikasi
Defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan isoniazid dalam terapi TB,
anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya, sindrom
premenstrual.
Dosis
Defisiensi 20-50 mg s.d 3x sehari
Neuropati akibat isoniazid, 10 mg sehari untuk pencegahan, 50 mg 3x sehari
untuk terapi
Anemia sideroblastik, yang belum diketahui penyebabnya: 100-400 mg sehari,
dosis terbagi
Sindrom premenstrual, 50-100 mg per hari
Sediaan
Piridoksin (generik) tablet 10 mg, 25 mg, 50 mg
Liconam (berlico) tablet 10 mg, 25 mg
Efek Samping
Neuropati sensorik (pada penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi)
VITAMIN B7
(BIOTIN)
Fungsi
Sumber
Gejala
Kekurangan
Sediaan
VITAMIN B9
(ASAM FOLAT)
Fungsi
Menstabilkan mood
Mengurangi depresi
Memperbaiki jam biologis dengan mengatur selera makan, rasa kantuk.
Sumber
Bayam, hati ayam, dan sayuran berumbi.
Kebutuhan
Kebutuhan tubuh akan folat rata-rata 50 mcg sehari, dalam bentuk PmGA, tetapi jumlah
ini dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme dan laju malih sel (cell turn-over) setiap
harinya. Jadi, peningkatan metabolisme akibat penyakit infeksi, anemia hemolitik dan
adanya tumor ganas akan meningkatkan kebutuhan folat.
Kekurangan
Defisiensi folat sering merupakan komplikasi dari (1) gangguan di usus kecil; (2)
alkoholisme yang menyebabkan asupan makanan buruk; (3) efek toksik alkohol pada
sel hepar; dan (4) anemia hemolitik yang menyebabkan laju malih eritrosit tinggi.
Sediaan
pria, konsumsi harian sebaiknya sekitar 200 mg perhari dan untuk wanita sekitar 180
mg perhari.
VITAMIN B12
Sumber
Daging, Telur, Ikan, Hati, Ayam/itik
Defisiensi
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12.Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan
sel darah merah.Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.Pada anemia jenis ini, sumsum
tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas).Sel darah putih dan trombosit juga
biasanya abnormal.Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam
makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Gejala
Kesemutan di tangan dan kaki
Hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
Pergerakan yang kaku.
Sediaan
Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa
50-150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari
Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3
hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan.
Dosis
Tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg
VITAMIN D
Fungsi
Defisiensi
Metabolisme
Telah kita bicarakan bahwa vitamin D da yang khas terdapat di dalam bahan makanan hewani dan ada yang khas di
dalam bahan makanan nabati.
Di dalam jaringan di bawah kulit terdapat 7-dehydro cholesterol yang berubah menjadi vitamin cholecalciferol (vitamin
D3) pada penyinaran ultraviolet yang terdapat di dalam sinar matahari. Jadi di daerah tropik di mana terdapat banyak
sinar matahari, defisiensi vitamin D tidak perlu terjadi, asal saja kulit kita cukup terkena sinar matahari.
Kelebihan
Jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan
keracunan.
Kelebihan absorbs vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan klasifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh,
seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.
Tanda-tanda khas akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah,
gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan.
Farmakodinamik
Mempunyai fungsi fisiologi sebagai pengatur homeostatik kalsium plasma.
Berefek meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat melalui usus halus, sehingga menjamin kebutuhan kalsium dan fosfat
yang cukup untuk tulang. Selain oleh vitamin D, pengaturan kadar kalsium plasma dipengaruhi juga oleh hormon
paratiroid (HPT) dan kalsitonin.
Farmakokinetik
Absorpsi vitamin D melalui saluran cerna cukup baik. Vitamin D 3 diabsorpsi lebih cepat dan lebih sempurna. Gangguan
fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan mengganggu absorpsi vitamin D.
Vitamin D disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif vitamin D harus dimetabolisme lebih
dahulu melalui serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati.
Ekskresi vitamin D terutama melalui empedu dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine.
Sediaan
Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah 10
hari
Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).
Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU.
Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan 400
IU/hari.
BY.KELOMPOK 2
FARMAKOLOGI 4