Anda di halaman 1dari 31

I.

PERSIAPAN LAHAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Persiapan lahan merupakan pekerjaan membuka lahan dan
membersihkan dari vegetasi yang ada untuk diolah dan disiapkan untuk
penanaman. Pembukaan lahan areal yang dibuka berupa hutan primer,
hutan sekunder. Oleh karena itu berdasarkan kriteria hutan yang ada dan
intensitas pekerjaan yang harus dikerjakan maka dapat digolongkan hutan
berat, hutan sedang, dan hutan ringan.
Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang
mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan manusia, karena
lahan atau tanah diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup,
melakukan

kegiatan

pertanian,

peternakan,

perikanan,

kehutanan,

pertambangan dan sebagainya. Pentingnya peranan lahan atau tanah dalam


kehidupan manusia, maka ketersediaannya juga jadi terbatas. Keadaan ini
menyebabkan penggunaan tanah yang rangkap ( tumpang tindih ),
misalnya tanah sawah yang digunakan untuk perkebunan tebu, kolam ikan
atau penggembalaan ternak atau tanah hutan yang digunakan untuk
perladangan atau pertanian tanah kering.
Pendayagunaan lahan atau tanah memerlukan pengelolaan yang tepat
dan sejauh mungkin mencegah dan mengurangi kerusakan dan dapat
menjamin kelestarian sumber daya alam tersebut untuk kepentingan
generasi yang akan datang. Pada sistem lingkungan tanah, usaha-usaha
yang perlu dikerjakan ialah rehabilitasi, pengawetan, perencanaan dan
pendayagunaan tanah yang optimum.
2. Tujuan
1. Persiapan Lahan
Mahasiswa mendapatkan pemahaman dan mampu melaksanakan
persiapan lahan sebagai media tanam, sehingga tanaman tumbuh baik.
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
Mahasiswa mampu melakukan pemilihan benih melalui uji fisik,
fisiologi, dan menghitung kebutuhan benih per satuan luas.
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

Mahasiswa memiliki pengalaman dalam budidaya tanaman sehingga


terampil mengelola tanaman sejak penanaman, pemeliharaan hingga
panen.

B. Tinjauan Pustaka
Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian
dan

tetap

diperlukan

dalam

pertanian

modern.

Mendefinisikan

pengolahantanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang


diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Tujuan pengolahantanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian,
tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan
sisa tanaman, dan memberantas gulma. Mengolah tanah adalah untuk
menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat
mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi

akar atau fauna tauna, apabila pengolahantanah terlalu intensif maka struktur
tanah akan rusak (Arsyad 2010).
Pengolahan tanah didefinisikan sebagai setiap manipulasi mekanik
terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik
bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk
menyiapkan tempat persemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma.
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur alami tanah yang baik
yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna, apabila pengolahan tanah
terlalu insentif maka struktur tanah akan rusak (Hakim 2007).
Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah tindakan
pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah
yang

semula

padat

diubah

menjadi

gembur, sehingga

sesuai

bagi

perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Bagi lahan basah


sasaran yang ingin dicapai adalah lumpur halus, yang sesuai bagi
perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Alat pengolahan tanah
mulai yang tradisional sampai modern (Baharudin 2007).

Teknologi penyiapan lahan adalah suatu teknik penyiapan lahan dengan


menggunakan herbisida sebelum penanaman. Herbisida digunakan sebagai alat
untuk menyiapkan lahan pertanian secara cepat melalui olah tanam minimum
atau tanpa olah tanah. Herbisida yang digunakan antara lain herbisida kontak
yang berbahan aktif parakuat maupun herbisida sistemik berbahan aktif glifosat
potasium (Riyadi 2010).
Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam pertumbuhan
tanaman adalah tanah, energi penyinaran dan udara. Fungsi tanah yang primer
antara lain adalah memberi unsur-unsur mineral, melayani baik sebagai
medium pertukaran meupun sebagai tempat persediaan, memberikan air dan
melayaninya sebagai reservoar, melayani tanaman sebagai tempat berpegang
dan bertumpu untuk tegak. Strukutur tanah yang baik sangaltah penting untuk
pertanian. Tanah yangsangat berbutir-butir mempunyai aerasi yang baik dan
mempunyai daya pegang air yang cukup tinggi karena kenaikan ukuran ruang
pori-pori tanah.Pori-pori tanah ditempati oleh air dan udara dengan
perbandingan yang berbeda-beda.Bahan organik dapat bertindak sebagai busa
yang menyerap sejumlah besar air dibangding beratnya, bahanorganik juga
merupakan sumber unsur mineral yang menjadi tersedia bila telah terurai.
Bahan organik tersebut dapat berada pada lapisan atas yang disebut humus dan
kemudian tercuci ke dalam tanah (Harjadi 2004).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Persiapan Lahan
dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 bertempat di Desa Sukosari,
Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
2. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cangkul
b. Cethok
c. Pathok
d. Tali
e. Papan nama
2. Bahan
a. Air
b. Pupuk kandang
c. Pupuk urea
4

d. Pupuk SP36
e. Pupuk KCl
3. Cara Kerja
1. Mengolah tanah dengan traktor dan cangkul, sehingga tanah menjadi
gembur
2. Membuat petakan yang diberi papan nama perlakuan tanaman
3. Menabur pupuk. Untuk tanaman jagung: pupuk kandang 4,8 kg,
pupuk urea 105 gr, SP36 24 gr, KCl 24 gr. Untuk tanaman kacang
tanah: pupuk kandang 0,6 kg, pupuk urea 15 gr, SP 36 30 gr, KCl 30 gr.
Pupuk urea pada jagung hanya digunakan setengahnya, dan
setangahnya lagi diberikan pada 5 MST.
4. Melakukan pengamatan terhadap jenis tanah, jenis hama dan jenis
gulma.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Pengamatan Kondisi Tanah Sebelum Dan Sesudah
Pengolahan
No.

Pengamatan

Sebelum
pengolahan

1.

Jenis Tanah

Alfisol, tanah
agak keras

2.
3.

Struktur
Jenis Hama

4.

Jenis Gulma

Padat
Rayap, semut,
belalang,
laba-laba
Rumput Teki,
bayam

Sesudah
pengolahan
Alfisol, tanah
menjadi
gembur
Remah
-

Sumber : Logbook

2.

Pembahasan
Tanah adalah faktor produksi pertanian yang paling utama,
karena tanah merupakan media bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dimana harus mampu menyediakan unsur-unsur baik makro
maupun mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur tersebut
dapat diperoleh secara alami maupun dengan penambahan pupuk.

Oleh karena itu kesehatan tanah harus diperhatikan demi kelancaran


proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanaman memerlukan media yang mampu memberikan unsur
hara atau nutrisi yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Tanah sebagai media tumbuh tanaman harus mampu
menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Tanah
perlu diperhatikan karena sangat memegang peranan penting dalam
pertumbuhan tanaman. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup tanaman adalah keadaan tanah atau lahan yang
akan ditanami. Keadaan tanah tersebut meliputi ketersediaan unsurunsur hara, aerasi dan draenasi, hingga adanya organisme dan
mikroorganisme yang mendukung ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman.
Tanah di daerah Jumantono merupakan tanah Alfisol atau tanah
merah yang memiliki potensi untuk ditanami cukup baik, tetapi
pengolahan tanahnya dapat dikatakan cukup sulit karena sifatnya
yang sangat lekat bila basah dan sangat keras bila dalam keadaan
kering. Sifat fisik tanah Alfisol secara alami cukup bagus dengan
struktur remah, aerasi dan drainase baik. Struktur tanah yang remah
dan konsistensi yang gembur memungkinkan akar tanaman dan
ginofor dapat berkembang dengan baik, sehingga perlu dilakukan
pengolahan tanah sebelum penanaman.
Adanya pengolahan tanah maka diharapkan segala hal yang
mendukung pertumbuhan tanaman seperti ketersediaan hara, baiknya
aerasi dan draenasi, dan adanya organisme pendukung tanaman yang
diharapkan dapat dipenuhi. Teknik-teknik penanaman juga akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan tanaman, seperti jarak
juga ada kedalaman penanaman benih. Jika benih ditanam terlalu
dalam akan menyebabkan benih terlalu lama untuk memulai fase
vegetatif dan ada kemungkinan benih akan membusuk di dalam tanah
sehingga biji gagal berkembang. ditemukan hama pada saat persiapan

lahan dilakukan yaitu rayap, semut dan belalang, sedangkan jenis


gulma yang banyak ditemui adalah rumput teki, bayam dan beberapa
jenis tumbuhan liar.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang
gembur sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang meliputi
aerasi dan drainase.

b. Dengan kondisi fisik tanah yang baik, pengolahan tanah secara tidak
langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu mempermudah
dan memperlancar proses fisiologis tanaman.
c. Pengolahan tanah sangat penting dalam proses perkembangan biji, yaitu
mempermudah

imbibisi

karena

perlokasi

air

yang

baik

dan

mempermudah perkecambahan.
d. Pengolahan tanah juga bertujuan untuk mematikan dan memusnahkan
organisme pengganggu tanaman.
e. Pengolahan

tanah

yang

meliputi

pemupukan

bertujuan

untuk

menyediakan cadangan unsur hara yang diperlukan tanaman selama


masa pertumbuhan
2. Saran
a. Pemberitahuan mengenai alat-alat yang perlu dibawa hendaknya lebih
diperhatikan..
b. Perlunya meningkatkan sarana dan prasarana dalam hal pengolahan
tanah, misalnya penyediaan cangkul, penyediaan air, penyediaan pupuk
dan lainlain.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, 2010. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Baharudin. 2007. Teknik Budidaya Tanaman. bima. http://www.pustakadeptan.go.id. Diakses pada tanggal 18 April 2014.
Hakim, Sitorus dan Nuraidi. 2007. Analisis Keragaman Sifat-sifat Tanah dan
Implikasinya Terhadap Pengolahan Lahan Pertanian. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 5(2) : 5-12.
Harjadi. 2004. Aplication of Botany in Holticulture. Science Publisher Inc.
USA.
Riyadi dan Syakhril. 2010. Pengaruh Jarak Tanam Dan Pemangkasan Cabang
Terhadap Pertumbuhan Hasil Tanaman Waluh. Jurnal Budidaya
Pertanian, 6(2) : 13-19.

II. PEMILIHAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN BENIH


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kebutuhan pangan manusia jumlahnya tidak terbatas. Sedangkan
faktor pemuas kebutuhan pangan manusia jumlahnya terbatas. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dalam hal
pangan, manusia mulai meningkatkan hasil budidaya pertanian dengan
cara memanfaatkan lahan yang ada dan dengan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Memenuhi kebutuhan tersebut maka
diterapkanlah teknik budidaya tanaman dalam rangka meningkatkan
produktivitas pangan baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.
Produktivitas pangan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan kemampuan tanaman secara
genetik, seperti kemampuan tanaman dalam hal pertumbuhan, ketahanan
terhadap serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Sedangkan
faktor ekstrinsik merupakan faktor lingkungan di sekitar tanaman seperti
iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah serta
ada tidaknya OPT.
Faktor faktor tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal
dengan cara pengaturan pola dan jarak tanam, pemilihan varietas unggul,
pengolahan tanah, pengairan (irigasi) dan pengendalian terhadap OPT.
Kelima cara tersebut kita kenal sebagai Panca Usaha Tani. Selain itu, ada
dua cara lagi yang berpengaruh yaitu panen sampai pengelolaan pasca
panen

dan

pemasaran

sehingga

menjadi

Sapta

Usaha

Tani.

Praktikum Teknologi dan Budidaya Tanaman mempelajari tentang


teknologi

budidaya

tanaman

pangan

mulai

dari

pemilihan

dan

penghitungan benih, persiapan lahan, sampai pada tahap penanaman,


pemeliharaan dan panen. Setelah menjalani praktikum ini, diharapkan
mahasiswa dapat memahami teknik-teknik budidaya yang baik.
Benih disni adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan
pertanaman. Sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang
lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagain suatu gugus ilmu
10

pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap


unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan, dan manusia untuk
mencapai produksi tanaman secara maksimal. Berarti benih yang baik
disini merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan produksi yang
setinggi-tingginya.Benih

adalah simbol dari suatu permulaan,

ia

merupakan inti dari kehidupan di alam semesta dan yang paling penting
adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Untuk
itu sangat dibutuhkan benih-benih yang berkualitas. Berbicara mengenai
kualitas benih, istilah ini dapat ditafsirkan secara umum bahwa kualitas
benih harus mewakili penampilan kemampuan pada faktor-faktor seperti
kebenaran varietas, presentase perkecambahan, presentase biji rerumputan,
kekuatan tumbuh, bebas dari hama dan penyakit serta kontaminankontaminan lainnya.
2. Tujuan
Tujuan dari acara Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih ini
adalah agar mahasiswa mampu melakukan pemilihan benih melalui uji
fisik, fisiologi, dan memutuskan banyak benih per satuan luas, sehingga
mampu menghitung kebutuhan benih.
B. Tinjauan Pustaka
Usaha produksi tanaman pertanian, benih merupakan unsur yang
sangat penting. Meskipun sarana produksi lainnya dipenuhi, produksi tinggi
akan diperoleh jika menggunakan benih bermutu tinggi. Mutu benih
mencakup mutu genetis, mutu fisis dan mutu fisiologis.Mutu genetis benih
ditentukan oleh tingkat kemurnian varietas, sedangkan mutu fisis oleh tingkat
kebersihan fisis, mutu fisiologis benih mencakup kemuduran benih, viabilitas
benih dan tingkat tahan simpan benih (Aryunis 2010).

Benih

merupakan

pembawa

karakter

genetik

tanaman

yang

menentukan batas tertinggi dan potensi hasil serta dapat mempengaruhi


efektifitas dari input-output pertanian. Semua input pertanian seperti pupuk,
pestisida, herbisida dan sebagainya benih baik dan benar merupakan faktor

11

input yang paling menentukan. Benih yang baik artinyabenih yang sehat,
bebas dari hama danpenyakit, sedangkan benih yang benarartinya benih yang
sesuai dengandeskripsi varietasnya. Pemilihan benihdan dimana petani
memproduksibenihnya (kondisi lahan dan riwayatlahan produksi) merupakan
kunciutama keberhasilan usahanya (Hasanah et.al 2004).
Dasarnya, varietas unggul merupakan varietas dengan respon tinggi,
yakni dikembangkan supaya respon terhadap dosis pupuk kimia tinggi. Jika
disebar pada lahan dengan kandungan unsur hara tinggi dan air yang
mencukupi serta pengendalian hama yang memadai, varietas unggul dan
hibrida memang bisa memberikan hasil penanaman yang tinggi. Bila hanya
menggunakan input luar dalam tingkat yang rendah, varietas lokal hasilnya
bisa melebihi varietas unggul (Donkers dan Hoebink 2007).
Mutu benih dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain genetik
benih, kualitas benih saat disimpan, suhu ruang simpan, kadar air benih ketika
disimpan dan kelembaban udara di sekitar tempat penyimpanan.Selain itu,
permeabilitasdan warna kulit juga mempengaruhi kualitas benih. Lokasi
produksi, varietas dan kadar air awal benih sebelum disimpan berpengaruh
pula terhadap daya kecambah dan daya tumbuh benih. Syarat-syarat benih
atau biji kacang tanah yang baik adalah berasal dari tanaman yang baru atau
varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat, kulit
benih mengkilap, tidak keriput dan cacat, murni atau tidak bercampur dengan
varietas lain, dan kadar air benih berkisar 9-12%(Prihatman 2009).

Perhitungan kebutuhan bibit perlu dilakukan denagn cermat agar


tidak terjadi kekurangan atau kelebihan bibit yang terlalu banyak.Jumlah bibit
yang diperlukan sangat tergantung pada jarak tanam. Jumlah bibit yang
ditanam pada luas lahan tertentu dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

12

M=

M: Jumlah bibit yang diperlukan


L: Luas tanah yang ditanami
d1: Jarak tanam antar barisan
d2: Jarak tanam dalam barisan
Jarak tanam yang rapat membutuhkan bibit lebih banyak daripada
jarak tanam yang lebar (Cahyono et.al 2009).
Jumlah biji yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya
hidup (viabilitas) benih dan pada spesies benih yang ditanam. Banyak speises,
dua benih perlubang adalah ideal tetapi bagi beberapa (khususnya jagung
manis dan okra) hanya satu benih harus ditanam. Ini disebabkan karena bila
lebih dari satu tanaman yang berhasil tumbuh dalam satu lubang, kerebahan
akan terpacu. Kedua spesies ini, harus dihindari benih yang daya
kecambahnya jelek, jika terpaksa harus digunakan, kerapatan jaraknya harus
ditingkatkan untuk mengimbangi daya kecambahnya yang jelek (William
2003).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Pemilihan Dan
Perhitungan Kebutuhan Benih ini dilaksanakan pada hari Senin,27
Februari 2014bertempat di laboratorium Ekologi dan Manajemen
Pertumbuhan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1) Kaca Pembesar
2) Alat penghitung
3) Petridish
4) Kertas tissue/buram
5) Timbangan Analitik
b. Bahan

13

1) Benih dua komoditas yang akan di uji (jagung dan kacang


tanah)
3. Cara Kerja
a. Pemilihan benih
1) Mengambil biji yang akan ditanam
2) Mengamati menggunakan kaca pembesar biji yang baik, yaitu
yang mengkilap, tidak cacat, tidak keriput, dan warna normal.
b. Uji daya kecambah
1) Memilih 10 biji baik kacang tanah maupun jagung, kemudian
ditata pada lembaran kertas buram/tissue di petridish, lalu
membasahi dengan air secukupnya.
2) Menghitung benih yang berkecambah setiap hari selama 7 hari.
Dicatat pada buku pengamatan.
c. Berat 1000 biji
1) Mengambil 100 benih jagung dan kacang tanah kemudian
menimbangnya. Dicatat pada buku pengamatan
2) Melakukan perulangan penimbangan tiga kali, dengan sampel
yang dikembalikan.
3) Mencatat hasil timbanagan, lalu dikalikan 10.

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
a. Tabel Pengamatan
Tabel 2.1 Pengamatan Berat 100 biji Jagung 3 Kali Pengulangan
Ulangan
I. Kelompok
61
62
63
64
65
66
Rata-rata

II

III

238,1
238,3
242,3
242,2
256,6
250,6
204,3

248,6
245,2
250,8
242,5
245,7
242,5
245

242,8
244,6
245,4
247,16
246,9
244,1
245,88

Sumber : Laporan Sementara

14

Tabel 2.2 Pengamatan Berat 100 biji Kacang Tanah 3 Kali


Pengulangan
Ulangan
II. Kelompok
61
62
63
64
65
66
Rata-rata

II

III

403
396,8
398,9
428,3
410,9
435,5
412,23

344,8
393,7
398,9
435,6
382,7
375,4
398,5

380,8
395,9
390,6
420,2
405
402,7
387,01

Sumber : Laporan Sementara

b. Analisis Data
1) Jagung
Daya Kecambah
=

benih yang berkecambah pada hari ke 7


100%
benih yang dikecambahkan

10
100% = 100%
10

Kecepatan kecambah
=

benih yang berkecambah pada hari ke 4


100%
benih yang dikecambahkan

10
100% = 100 %
10

Kebutuhan Benih per Ha


Kebutuhan benih / luas lahan
= daya kecambah x

= 100 x
= 117,677 benih

15

2) Kacang Tanah
Daya Kecambah
=

benih yang berkecambah pada hari ke 7


100%
benih yang dikecambahkan

6
100% = 60%
10

Kecepatan kecambah
=

benih yang berkecambah pada hari ke 4


100%
benih yang dikecambahkan

3
100% = 30 %
10

Kebutuhan Benih per Ha


Kebutuhan benih / luas lahan
= daya kecambah x

= 60 x
=2299, 39 benih
2. Pembahasan
Benih yang baik adalah benih yang telahdinyatakan sebagai benih
yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas
tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90%, dengan ketentuhan memiliki
viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhan menjadi
tanaman yang baik atau mampu berkecambah tumbuh dengan normal
merupakan tanaman yang menghasilkan yang sering disebut benih yang
sudah matang. Selain itu benih bermutu harus memiliki kemurnian yang
artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain,
terbebas dari biji herbal, hama dan penyakit.
Ciri-ciri benih yang baik adalah mempunyai warna mengkilap,
halus dan tidak keriput, serta tidak ada goresan/cacat.Biji yang tidak
memiliki

kriteria

tersebut,

maka

16

biji

tidak

layak

untuk

pembenihan.Apabila biji memenuhi kriteri tersebut, maka biji dapat


langsung digunakan untuk benih, kemudian bisa dilakukan uji lebih lanjut
secara kuantitatif untuk menghitung kebutuhan benih.
Kecepatan kecambah adalah kemampuan

benih

untuk

berkecambah dalam waktu yang cepat.Mengetahui kecepatan kecambah


diadakan perkecambahan benih di dalam petridish yang dilapisi kertas
buram yang diberi sedikit air. Perkecambahan dilakukan pada petridish
yang masing-masing berisi sepuluh benih agar bisa digunakan sebagai
pembanding. Setelah empat hari penyimpanan, jumlah kecambah dihitung
dari masing-masing petridish guna mengetahui kecepatan kecambah (KK).
Kecepatan kecambah dapat dihitung dengan membagi jumlah benih yang
sudah berkecambah dibagi seluruh benih yang dikecambahkan dikali
100% dan dihitung untuk masing-masing ulangan. Pada jagung didapat
kecepatan kecambahnya 100%, kacang tanah 30%. Pada komoditas jagung
perkecambahannya sempurna dikarenakan petridish diletakkan di rak yang
tempatnya strategis dengan datangnya sinar sehingga kurang cahaya dan
kelembaban yang ada pada petridish mencukupi.
Daya kecambah adalah persentase kemampuan suatu benih
tanaman untuk berkecambah. Daya kecambahan suatu benih dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah benih yang berkecambah
pada hari ketujuh dengan jumlah benih yang dikecambahkan kemudian
dikalikan 100%. Hasil perhitungan, daya kecambah biji jagung yaitu
100%, sedangkan kacang tanah memiliki daya kecambah sebesar 60%.
Pada kacang tanah persentase lebih kecil daripada jagung karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi seperti kekurangan cahaya,
kelembaban yang kurang dan kadar air yang dibutuhkan juga kurang.
Kemudian memilih 10 biji pada masing-masing komoditas,
dengan kriteria

ukurannya besar, tidak busuk, mengkilap, biji tidak

keriput dan warnanya tidak jauh beda dengan yang lain. Uji kuantitatif
yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menghitung DK (Daya
Kecambah) dan KK (Kecepatan Kecambah) suatu biji. Daya kecambah
merupakan presentase benih yang berkecambah dari keseluruhan benih

17

yang tersedia. Uji Daya Kecambah ini sangat diperlukan untuk


menghitung tingkat keberhasilan perkecambahan suatu biji, sehingga dapat
digunakan untuk memprediksi jumlah benih yang diperlukan dalam satu
lubang tanam.Uji Kecepatan kecambah digunakan untuk menghitung
kecepatan benih untuk melakukan perkecambahan.Benih yang baik
memiliki kecepatan kecambah yang lebih tinggi daripada benih yang tidak
baik/rusak.
Tujuan dilakukan penghitungan daya kecambah dan kecepatan
kecambah ini adalah untuk mengetahui kualitas dari benih. Selain itu
dengan penghitungan daya kecambah kita dapat mengetahui viabilitas
suatu benih untuk berkecambah, sehingga kita dapat memprediksi
bagaimana kemampuan suatu benih untuk tumbuh sebelum ditanam, dan
hal ini akan meminimalisir kegagalan yang disebabkan oleh kualitas benih
yang buruk. Sedangkan dengan penghitungan kecepatan berkecambah
suatu benih kita dapat memprediksi pada usia berapa hari benih tersebut
akan berkecambah. Benih yang bagus adalah benih yang memiliki daya
kecambah dan kecepatan kecambah yang tinggi.
Pada praktikum ini setiap kelompok melakukan pemilihan benih
kemudian mengambil 100 biji tiap komoditas kemudian ditimbang untuk
mengetahui beratnya.Penghitungan 100 benih ini berfungsi untuk
menganalisis selisih berat benih terbesar dan yang terkecil serta untuk
menganalisis keberhasilan biji untuk berkecambah. Hasil yang diperoleh
setelah penimbangan maka hasilnya dikalikan 10 kali karena diasumsikan
untuk menghitung berat 1000 benih dari setiap komoditas. Hasil
penimbangan 100 biji ini diketahui bahwa berat rata-rata jagung ulangan
pertama sebesar 204,3 gr, ulangan kedua sebesar 245 gr, dan pada hasil
ulangan ketiga sebesar 245,88 gr. Sedangkan pada komoditas kacang tanah
berat rata-rata biji pada ulangan pertama adalah 398.5 gr, ulangan kedua
sebesar gr, dan pada ulanagn terakhir seberat 387,01 gr.
Setelah mengetahui nilai daya kecambah masing-masing benih
komoditas tanaman, maka dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan
benih per petak lahan yang akan ditanami. Konversi daya kecambah

18

terhadap kebutuhan benih. Luas petak tanah yang digunakan adalah 2 m x


3 m. Jumlah lubang tanaman jagung adalah 30 lubang dengan jarak tanam
40 cm x 50 cm, kacang tanah 96 lubang dengan jarak tanam 25 cm x 25
cm. Sehingga kebutuhan benih komoditas jagung dan kacang tanah per
petak lahan dengan luas 2 m x 3 m berturut-turut adalah 60 biji dan 96 biji.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum acara pemilihan dan perhitungan
kebutuhan benih dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Pemilihan benih dilakukan dengan memilih benih yang mengkilat,
tidak keriput, tidak cacat, warna normal, daya kecambah tinggi,
kecepatan kecambah tinggi dan murni.
b. Daya kecambah (DK) jagung dan kacang tanah masing-masing
secara berurutan adalah 100% dan 60% sehingga dapat dikatakan
daya kecambah kacang tanah dan jagung adalah sedang dan tinggi.
c. Kecepatan kecambah (KK) jagung dan kacang tanah masing-masing
adalah 100% dan 30%, sehingga dikatakan kecepatan kecambah
jagung lebih tinggi daripada kacang tanah.
d. Jumlah lubang tanaman per petak jagung dan kacang tanah masingmasing adalah 30 lubang/petak, 96 lubang/petak.
e. Kebutuhan benih per petak jagung dan kacang tanah masing-masing
adalah 60 biji/petak dan 96 biji/petak.
f. Kebutuhan benih per lubang jagung dan kacang tanah masingmasing adalah 2 dan 1 biji/lubang.
2. Saran
a. Perlunya monitoring yang lebih intensif dari co asisten maupun dari
dosen.
Pemilihan benih sebaiknya disertai pengetahuan tentang penyimpanan
benih yang baik dalam tempat, suhu dan waktu yang sesuai sebelum
digunakan

19

Aryunis.

2010.

Pengaruh

DAFTAR PUSTAKA
Persentase Kadar Air

Awal

dan

Wadah

PenyimpananBenih Kedele (Glycine max L. Merr) terhadap


Pertumbuhan dan Produksinya di Lapangan.

Jurnal Tanah

Tropika, 5(2) : 22-27. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian


Universitas Lampung. Lampung.
Cahyono, Sunardi. 2009. Analisis Keragaman Sifat-sifat Tanah dan Implikasinya
Terhadap Pengolahan Lahan Pertanian. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, 5(2) : 5-12.
Donkers dan Hoebink. 2007. Schatkamers Voor de Westere Landbouw. NRC.
Handlels blad.
Hasanah, Sukarman dan Devi Rusmin. 2004. Teknologi Produksi Benih Jagung.
Jurnal Perkembangan Teknologi TRO, 16(1) : 33-41.
Prihatman,

Kemal.

2009.

Kacang

Tanah

(Arachis

hypogeae

L.).

http://www.ristek.go.id.. Diakses 20 April 2014.


William, C. N. 2003. Vegetable Production In The Tropics. University Of Nigeria
Nsukka. Nigeria.

20

III. PENANAMAN, PEMELIHARAAN DAN PANEN


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam sistem pertanian terpadu, setelah selesai mempersiapkan
lahan dan benih barulah menuju ke halpokok yang merupakan hal utama
yang harus ada di dalam pertanian atau berocok tanam, yaitu penanaman,
pemeliaraan, dan panen. Pada masa penanaman seorang petani harus
memiliki pengetahuan menganai cara bercocok tanam yang baik dan
benar. Bagaimana cara menanam dan menentukan jarak tanam juga sangat
berpengaruh pada kelangsungan hidup suatu tanaman.
Biasanya petani memiliki keahlian menanam yang diperolehnya
secara turun menurun dan rata-rata petani dipedesaan masih menggunakan
cara bercocok tanam yang trradisional. Setelah dilakukan penanaman
dilanjutkan dengan kegiatan pemeliharaan tanaman mulai dari menyiangi
hama dan gulma, memberi pupuk, membuat irigasi bagi sawah atau
menyiram tanaman, dan lain-lain. Setelah semua selesai dan tanaman
tersebut telah cukup umur maka tanaman tesebut sudah siap untuk dipanen
dan diperjual-belikan atau bahkan dikonsumsi sendiri oleh petani.
Kegiatan ini memang harus menjadi satu rankaian yang tidak bisa
dipisahkan dalam sistem pertanian, karena apabila ada satu bagian saja
yang tidak dilaksanakan maka petani akan gagal panen atau bahkan bisa
merugi besar.
Maka dari itu pengetahuan bercocok tanam untuk petani memang
sangat penting agar petani dapat meminimalisir kerugian yang terjadi dan
agar petani dapat mnjadi mandiri dan tidak hanya tergantung dengan
tenaga penyuluh pertanian yang tidak selama 24 jam bisa membantu
petanimenyelesaikan masalahnya dalam bertani.
2. Tujuan
Tujuan dari acara penanaman dan pemeliharaan tanaman jagung
dan kacang tanah adalah agar mahasiswa memiliki pengalaman dalam

21

budidaya

tanaman

sehingga

terampil

mengelola

tanaman

sejak

penanaman, pemeliharaan hingga panen dan mampu memutuskan jenis


dan jumlah bahan yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman
(pengairan, cara dan jenis bahan untuk pemupukan atau pengendalian
pengganggu).

22

B. Tinjauan Pustaka
1. Jagung (Zea mays)
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
pertumbuhan generatif. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat
tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L. (Iriany et al. 2005).
Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian
merupakan salah satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan
dicapai. Makin rapat jarak tanam menyebabkan lebih banyak tanaman
yang tidak berbuah. Jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar
tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan
mempengaruhi hasil. Sinar matahari merupakan faktor penting untuk
keperluan pertumbuhan tanaman jagung. Sebaiknya tanaman jagung
mendapatkan sinar matahari yang langsung, karena bila tidak akan
mengurangi hasil. Makin banyak jumlah tanaman per satuan luas
menyebabkan persentase cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang
lebih rendah menjadi lebih sedikit, akibat adanya penghalang masuknya
cahaya oleh daun-daun di atasnya. Jumlah cahaya ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat kerapatan dan berkurangnya cahaya pada tanaman jagung
mengakibatkan terbatasnya proses fotosintesis sehingga hasil per tanaman
menurun (Patola 2008).
Pemberian pupuk urea 400 kg/ha memberikan hasil lebih baik dan
dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, ini
nampak pada batang lebih besar, tongkol lebih panjang dan besar serta

23

jumlah biji per rumpun lebih banyak. Populasi satu tanaman tiap rumpun
diperoleh hasil lebih baik. Penambahan populasi tanaman (tiga tanaman)
tiap rumpun secara nyata menurunkan hasil jagung manis baik kualitas
maupun kuantitas. Penambahan pupuk urea pada populasi 2-3/rumpun
tidak meningkatkan jumlah biji/tongkol (Made 2010).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung,
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan
tumbuh

di

bagian

puncak

tanaman,

berupa

karangan

bunga

(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga


betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara
batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya/ protandri (Hasanah 2004).
Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan koefisiensi
pengairan cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam
menggerakkan air dan zat hara. Dengan demikian akan mempengaruhi
hasil. Dengan pemupukan berat, rupanya populasi yang lebih besar akan
mendatangkan

keefisienan

penggunaan

pupuk

karena

tercapainya

keefisienan penggunaan cahaya (Setyati 2001).


2. Kacang tanah (Arachis hipogaea)
Tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar (nodula) yang
mampu mengikat nitrogen bebas di dalam tanah, sehingga kebutuhan
nitrogen mampu dipenuhinya sendiri. Kehidupan simbiosis, antara
tanaman kacang-kacangan (Leguminoceae) dengan bakteri bintil akar
Rhizobium sangat menguntungkan bagi tanaman inang maupun tanaman
sekitar. Bintil ini sebagian besar terdapat pada bagian ujung akar kacang-

24

kacangan. Di dalam bagian ujung akar itu hidup bergerombol bakteri yang
menguntungkan (Soeprapto 2003).
Kacang tanah termasuk tanaman yang berakar dangkal dan selalu
menghendaki tanah yang lembab. Sehingga keadaan air harus selalu dijaga
agar tetap lembab dan tidak kering. Namun demikian, kandungan air
dalam tanah yang terlalu jenuhpun tidak dikehendaki sebab kondisi
semacam ini justru akan merusak pertumbuhan akar. Akibatnya akar akan
menjadi busuk, lama kelamaan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.
Untuk itu perlu adanya bedengan yang fungsinya untuk melancarkan
jalannya air sehingga kacang tanah terhindar dengan genangan air
(William 2000).
Kepadatan kacang tanah yang semakin tinggi menyebabkan
pertumbuhan generatif (jumlah bunga, jumlah polong, berat kering polong
hampa, dan berat kering polong penuh) kacang tanah makin banyak,
kecuali jumlah bunga dan berat kering polong hampa, sedangakan pada
faktor kepadatan teki menurunkan pertumbuhan generatif kacang tanah,
kecuali jumlah bunga dan berat kering polong hampa. Kepadatan kacang
tanah menurunkan teki (Wahyuningsih 2008).
Tanaman kacang tanah yang terserang GMV (Groundnut Mosaic
Virus) menunjukkan gejala klorotik pada bagian vena daun muda,
selanjutnya terlihat segala klorotik pada ujung daun dan sepanjang tepi
daun. Selain itu pada bagian tepi daun sering nampak bergelombang. Virus
yang terbawa pada permukaan biji dapat dimatikan dengan perawatan biji
dengan menggunakan bahan kimia. Tetapi bila terapat di dalam
endosperm/embrio seperti GMV, hanya dapat dihilangkan dengan
perlakuan air panas (Smith 2002).
Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga
sempurna dan menyerbuk sendiri. Setelah pembuahan, bunga langsung
layu membentuk ginofor dan membentuk polong didalam tanah.
Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan
pemasakan buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur
90 hari (Suparman dan Abdurahman 2003).

25

Benih kacang tanah akan tumbuh 3-7 hari hst. Apabila dalam
waktu tersebut ada benih yang tidak tumbuh, haru segera disulam.Gulma
harus dibersihkan (disiangi). Penyiangan pertama biasanya dilakukan pada
waktu tanaman kacang tanah berumur 21 hst dan diulang saat berumur 3742 hst. Pada waktu penyiangan kedua, dilakukan pembumbunan, yaitu
tannah

digemburkan,

kemudian

tanaman.Pada

fase

awal

membutuhkan

pengairan

ditimbunkan

pertumbuhan,
yang

memadai,

di

tanaman

dekat
kacang

terutama

di

pangkal
tanah
musim

kemarau.Kabutuhan air harus dipertahankan optimal hingga tanaman


berumur 3 minggu, atau fase pembungaan sampai pembentukan gynofora.
Dan perlindungan tanaman ditujukan terhadap organisme pengganggu
berupa hama dan penyakit (Rumana 2000).

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum teknologi budidaya tanaman mengenai acara penanaman,
pemeliharaan dan panen dilaksanakan dalam waktu yang berbeda-beda dan
bertempat di laboratorium Fakultas Pertanian UNS, desa Sukosari,
Jumantono, Karanganyar.
Di mulai dengan penanaman yang dilaksanakan bebarengan dengan
acara persiapan lahan yaitu pada hari Sabtu tanggal 8 Maret 2014. Lalu

26

dilanjutkan dengan pemeliharaan tanaman yang dilakukan setiap hari Sabtu


sampai dengan nanti saat sudah siap panen.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat

yang

digunakan

pada

praktikum

acara

penanaman,

pemeliharaa dan panen adalah sebagai berikut:


1) Meteran
2) Tali rafia
3) Timbangan
4) Tugal
5) Gembor
6) Sprayer
7) Oven
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1) Benih
2) Pupuk Kandang
3) Pupuk daun

3. Cara Kerja
a. Jagung
1) Penanaman
Luas petakan tiap kelompok 2 x 3 m
a) Membuat lubang tanam dengan tugalsedalam 5 cm dengan
jarak tanam= 40 cm x 50 cm (30 tanaman/petak)
Pupuk daun = P0 (kontrol)
P1: 14 hari setelah tanam
P2: 21 hari setelah tanam
P3: 28 hari setelah tanam

27

Masing-masing perlakuan sebanyak 6 kali sehingga terdapat 24


petak.
b) Menanam benih jagung pada lubang tanam, kemudian ditutup
dengan tanah.
2) Pemeliharaan
a) Penyiraman dilakukan setiap sore, setelah 1 minggu bila
tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam
keadaan kering.
b) Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cangkul atau
cethok untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah.
c) Pengendalian pengganggu tanaman (hama/penyakit) secara
mekanik bila diperlukan.
3) Pemanenan
Panen dilakukan bila tanaman telah memenuhi kriteria masak
sesuai jenis tanaman (jagung tongkol berwarna coklat dan berbiji
keras).
4) Pengamatan
a) Mengamati bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman
dan saat muncul bunga
b) Mengamati saat panen meliputi:berat kering tanaman, berat
tongkol dengan dan tanpa kelobot.
Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun
saat panen dianalisis statistik dengan sidik ragam.
b. Kacang Tanah
1) Penanaman
Luas petakan tiap kelompok 2 x 3 m
a) Membuat lubang tanam sedalam 3 cm.
b) Menanam benih kacang tanah pada lubang yang tersedia
kemudian ditutup dengan tanah.
Jarak tanam :

28

J1: 25 cm x 15 cm (160 tanaman/petak)


J2: 25 cm x 20 cm (120 tanaman/petak)
J3: 25 cm x 25 cm (96 tanaman/petak)
J4: 25 cm x 30 cm (80 tanaman/petak)
Masing-masing perlakuan di ulang 6 kali sehingga terdapat 24
petak.
2) Pemeliharaan
a) Penyiraman dilakukan setiap sore, setelah 1 minggu bila
tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam
keadaan kering.
b) Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cangkul atau
cethok untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah.
c) Pengendalian pengganggu tanaman (hama/penyakit) secara
mekanik bila diperlukan.
3) Pemanenan
Panen dilakukan bila tanaman telah memenuhi kriteria masak
sesuai jenis tanaman.
4) Pengamatan
1) Mengamati bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman
dan saat muncul bunga
2) Mengamati saat panen meliputi: berat kering tanaman, berat
polong isi dan berat polong hampa.
Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat
panen dianalisis statistik dengan sidik ragam.

29

DAFTAR PUSTAKA
Hasanah Maharani Sukarman dan Devi Rusmin 2004. Teknologi Produksi Benih
Jagung. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO, 16(1) : 33-41. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Jakarta.
Iriany R N M Yasin HG dan Andi T M 2005. Asal, Sejarah, Evolusi dan
Taksonomi Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Bandung.
Made Usman 2010. Respons Berbagai Populasi Tanamna Jagung Manis (Zea
mays saccharata Sturt.) Terhadap Pemberian Pupuk Urea. J. Agroland
17(2): 138-143.
30

Patola 2008. Analisis Pengaruh Dosis Pupuk Urea Dan Jarak Tanam Terhadap
Produktivitas Jagung Hibrida P-21 (Zea mays L.) Jurnal Inovasi
Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (51 - 65).
Rumana Rahmat 2000. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Setyati 2001. Agronomi. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Smith 2002. College Botany. University of

New England (AAUCS). New

England.
Soeprapto 2003. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suparman dan Abdurahman 2003. Tehnik Pengujian Galur Kacang Tanah Toleran
Naungan di Bawah Tegakan Pohon Kelapa. Jurnal Tehnik Pertanian,
8(3) : 44-56
Wahyuningsih E 2008. Persaingan Teki Terhadap Produksi Tanaman Kacang,
Kedelai dan Kacang Hijau. http://blogs.unpad.ac.id. Diakses tanggal 18
April 2014.
William 2000. Pemeliharaan dan Pengaturan Jarak Tanam. Jurnal Tanah Tropika,
12 (1972):29-53.

31

Anda mungkin juga menyukai