Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Meningitis

DEFINISI
Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges, lapisan yang tipis/encer
yangmengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, disebabkan oleh bakteri,
virus,riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. (Harsono., 2003).
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis berasal dari
cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat berpindahmelalui udara
dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara tersebut. (Israr,2008).

A Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan
meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak
atau sum-sum tulang belakang (erathenurse, 2007).
Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : Penumococcus, Meningococcus,
Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella. (Japardi, Iskandar., 2002).

Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :


1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria monositogenes
2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus, Pneumococcus.
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Meningococcus, Pneumococcus. (Japardi,Iskandar.,
2002).

B Anatomi dan Fisiologi


Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal.
Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
a. Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
b. Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
c. Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat
tebal dan kuat (Israr,2008).

C Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi bebrapa golongan yaitu :
1.Meningitis serosa
adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.Penyebab
terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,Toxoplasma
gondhii dan Ricketsia (Israr,2008).

2.Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
spinalis.Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria
meningitis(meningokok),

Streptococus

haemolyticuss,

Staphylococcus

aureus,

Haemophilus influenzae,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

3. Meningitis Tuberkulosis Generalisata


Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan
meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat,hipertensi umum,
abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman mikobakterium
tuberkulosa varian hominis.
Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan otak, darah,
radiologi, test tuberkulin.

4. Meningitis Kriptikokus
adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita
saat kita menghirup debu atau kotoran burung yang kering. Kriptokokus ini dapat
menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis Kriptokokus ini
paling sering t e r j a d i p a d a o r a n g d e n g a n C D 4 d i b a w a h 1 0 0 . D i a g n o s i s :
D a r a h a t a u c a i r a n s u m s u m t u l a n g belakang dapat dites untuk kriptokokus
dengan dua cara. Tes yang disebut CRAG mencari antigen (protein) yang dibuat
oleh kriptokokus. Tes biakan mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh
cairan. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasi l pada hari yang sama. Tes biakan
membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil positif. Cairan
sumsum tulang belakang juga dapat dites secara cepat bila diwarnai dengan tinta India.

5. Viral meningitis
Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya penderita dapat
sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panaskarena pada saat
itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisamenyebabkan viral
meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut.

6. Bacterial meningitis
Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya
adalah meningococcal bacteria Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatanpada
kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ
lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

D Komplikasi
1.Hidrosefalus obstruktif
2.MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3.Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4.SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5.Efusi subdural
6.Kejang
7.Edema dan herniasi serebral
8.Cerebral palsy
9.Gangguan mental
10.Gangguan belajar

11.Attention deficit disorder (414askep. 2009).

E PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan
septikemia,yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Faktor
predisposisi mencakupinfeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit
dan hemoglobinopatislain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.
Saluran vena yangmelalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid
menuju otak dan dekatsaluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang
di dalammeningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan
aliran darahserebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen,vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan
medulaspinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis
bakteridihubungkan

dengan

perubahan

fisiologis

intrakranial,

yang

terdiri

dari

peningkatanpermeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatanTIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksiterbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan denganmeluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai
akibat terjadinyakerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh
meningokokus.
Meningitis meningococcus
Meningitis pyogenic akut merupakan suatu respon inflamasi terhadap infeksi bakteria
yangmengenai pria dan arakhnoid. Tiga organisme utama yang dapat menyebabkan
meningitispyogenic adalah Diplococcus pneumonia, Neisseria meningitis dan Haemophilus
influenzae.

Mekanisme
Kuman

secara

hematogen

sampai

ke

selaput

otak

misal

pada

penyakit

faringotonsilitis,pneumonia, bronkopneumonia, endokarditis. Dapat pula sebagai perluasan


perkontinuitatum dariperadangan organ dekat selaput otak misal abses otak, otitis media,
mastoiditis. (Ngastiyah,1997)Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, mastoiditis,anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma
kepala danpengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian
tengah dansaluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini
penghubungyang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam
meningendan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah
serebral.Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis
danhipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.
Radangjuga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan
denganperubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerahpertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK (Harokah, 2009).Pada
infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksiterbanyak
dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan denganmeluasnya
hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinyakerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

Meningeal Invasion
Mekanisme dari invasi bakteri kedalam ruang subaracnoid masih belum diketahui. Salahsatu
faktor yang berperan mungkin adalah jumlah/konsentrasi bakteri dalam darah. Virulensikuman
mungkin

merupakan

faktor

yang

penting

didalam

invasi

bakteri

kedalam

CNS.

Pelepasanlipopolisakarida dari N. Meningitidis merupakan salah satu faktor yang menentukan


patogenitasorganisme ini. Setelah terjadi invasi kedalam ruang subarakhnoid, bakteriemia
sekunder dapatterjadi sebagai akibat dari proses supurative lokal dalam CNS.

Mekanisme pertahanan didalam ruang subarachnoid


Jika bakteri meningael patogen dapat memasuki ruang subarakhnoid,maka berartimekanisme
pertahanan tubuh tidak adequat. Pada umumnya didalam CSF yang normal kadar dari beberapa
komplemen adalah negatif atau minimal. Inflamasi meningael mengakibatkansedikit peningkatan
konsentrasi komplemen. Konsentrasi komplemen ini memegang perananpenting dalam
opsonization dari encapsulated meningael patogen, suatu proses yang pentinguntuk terjadinya
phagositosis. Aktifitas opsonik dan bakterisidal tidak didapatkan atau hampir tidak terdeteksi
pada pasien dengan meningitis.

Induksi inflamasi ruang subarachnoid


Walaupun telah terbukti bahwa bakterial kapsul sangat penting bagi bagi organismemeningael
patogen

untuk

dapat

survive

didalam

ruang

subarakhnoid

dan

intravaskuler,

kapsellipopolisakarida diketahui bersifat noninflamatory. Lipopolisakarida menyebabkan


inflamasimelalui perannya dalam pelepasan inflamatory mediator seperti interleukin-1 dan tumor
necrosisfaktor kedalam CSF.

Perubahan dari sawar darah otak


Perubahan dari permeabilitas sawar darah otak merupakan akibat dari vasogenic cerebraludem,
peningkatan volume CSF, peningkatan tekanan intracranial dan kebocoran protein plasmake
dalam CSF.

Peningkatan tekanan intracranial


Peningkatan

tekanan

intrakranial

merupakan

akibat

dari

kombinasi

keadaan

udem

cerebri,peningkatan volume CSF dan peningkatan dari volume darah cerebral.

Perubahan dari cerebral blood flow


Abnormalitas dari cerebral blood flow disebabkan oleh peninggian tekanan intra
kranial,hilangnya autoregulasi, vaskulitis dan trombosis dari arteri, vena dan sinus cerebri.
vaskulitisakut dan kadang-kadang deposit fibrin intraluminal pada vena-vena kecil meningael.
Bilaterdapat

encephalitis,

bervariasi

dari

invasi

perivasculer

fokal

hingga

infiltrasi

parenchymaldiffuse; tetapi pembentukan abses jarang didapatkan. Berdasarkan eksperimen dan


kelainanpatologis yang didapat, dapat disimpulkan bahwa paling sedikit terdapat 2 mekanisme
yangterlibat didalam pathigenesis infeksi meningococcus, yaitu efek endotoksin dan
kompleksantigen antibodi. Endotoksin (lipopolysccharide0 adalah yang bertanggung jawab
terhadap shock (udem paru, gagal jantung dan perdarahan adrenal) dan DIC yang terlihat pada
septikemia akibatinfeksi. Vasculitis dan arthritis disebabkan oleh adanya deposit antigen antibodi
kompleks.

Abnormalitas dari cerebral blood flow disebabkan oleh peninggian tekanan intra
kranial,hilangnya autoregulasi, vaskulitis dan trombosis dari arteri, vena dan sinus cerebri.
vaskulitisakut dan kadang-kadang deposit fibrin intraluminal pada vena-vena kecil meningael.
Bilaterdapat

encephalitis,

bervariasi

dari

invasi

perivasculer

fokal

hingga

infiltrasi

parenchymaldiffuse; tetapi pembentukan abses jarang didapatkan. Berdasarkan eksperimen dan


kelainanpatologis yang didapat, dapat disimpulkan bahwa paling sedikit terdapat 2 mekanisme
yangterlibat didalam pathigenesis infeksi meningococcus, yaitu efek endotoksin dan
kompleksantigen antibodi. Endotoksin (lipopolysccharide0 adalah yang bertanggung jawab
terhadap shock (udem paru, gagal jantung dan perdarahan adrenal) dan DIC yang terlihat pada
septikemia akibatinfeksi. Vasculitis dan arthritis disebabkan oleh adanya deposit antigen antibodi
kompleks.
Gambaran Klinis
Gejala dari meningococcal meningitis tidak berbeda dengan meningitis yang
disebabkanoleh bakteri pyogenik lainnya. Gejala dapat berupa febris, nyeri kepala, kaku kuduk,
mual,muntah, penurunan kesadaran sampai koma. Komplikasi dari CNS berupa transient palsy
dariN.IV, VI, VII dan VIII. Biasanya didapatkan riwayat infeksi saluran nafas bagian atas dalam
duaatau tiga hari sebelum onset penyakit, gejala dapat didahului oleh muntah dan diare.
Exanthema,walaupun tidak selalu didapatkan, merupakan cardinal sign didalam membedakan
etiologi antara meningococcus dengan yang lainnya. Lesi yang paling sering berupa
petechial atau purpura,masimg-masing lesi berukuran antara 1 sampai 15 mm. Hal
ini biasanya didahului oleh suatu makular rash, adpat pula timbul lesi makulopapular. Pada
infeksi yang berat dapat berkembangmenjadi suatu lesi ekimosis dan bila lesi sangat besar dan
ulseratif, mungkin memerlukan suatuskin graft setelah infeksi teratasi. Pasien meningitis dengan
DIC dan shock labih sering disertaidengan skin rashberupa purpura/ekimosis. Lesi kulit
ini timbul 5-9 hari setelah onset infeksiberupa lingkar an berwarna gelap dengan
bagian tepi yang lepuh/lecet sebesar 1-2 cm,dal am 24jam terbentuk bulla yang steril
yang akan menjadi ulcerasi dan akan sembuh dengan cepat. Padapasien didapatkan satu atau
lebij lesi yang sering terjadi pada daerah dorsum dari tangan, atau pada kaki dandaerah
deltoid. Secara histologis lesi setril ini adalah suatu alergic vasculitis, yangmenurut whittle

dkk (1973) merupakan deposit kompleks antigen antibodi. Adanya suatu DICharus
dipertimbangkan bila terdapat ekimosis atau hemorrhagic bullae yang besar.

Manifestasi

cardial

merupakan

manifestasi

klinis

yang

jarang

ditemukan

pada

infeksimeningococcus, meningococcus kadang-kadang menyebabkan endokarditis, pericarditis


baik serous atau purulen dapat timbul dengan atau tanpa gejala sistemik. Myocarditis didapatkan
pada78% dari kasus meningococcus yang fatal. Arthritis didapatkan hampir 10-20% pasien
denganinfeksi meningococcus, biasanya timbul 1-10 hari setelah onset dari gejala bakteriemia
danberlangsung sekitar 1 minggu.

Diagnosa
Diagnosa pasti dari meningitis meningococcus hanya dengan isolasi organisme dari
CSF.Diagnosa relatif dapat ditegakkan sebelum terdapat hasil isolasi pada pasien dengan nyeri
kepala,muntah, febris, kaku kuduk dan rush kulit petechial, terlebih bila terdapat epidemik
darimeningitis meningococcus atau adanya kontak dengan kasus meningococcus yang jelas.
Untuk menegakkan diagnose meningitis meningococcus, perlu dilakukan kultur dari lesi kulit,
sekretnafosaring, darah dan CSF. Pada beberapa kasus diagnosa dapat ditegakkan dengan
pemeriksaanapus dari sedimen CSF/gram stain.

Pemeriksaan Laboratorium
Untuk menentukan diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium. Tes ini memakai darahatau
cairan sumsum tulang belakang. Cairan sumsum tulang belakang diambil dengan prosesyang
disebut
pungsi lumbal ( lumbar puncture atau spinal tap).
Sebuah jarum ditusukkan padapertengahan tulang belakang, pas di atas pinggul. Jarum
menyedap contoh cairan sumsum tulangbelakang. Tekanan cairan sumsum tulang belakang juga

dapat diukur. Bila tekanan terlalu tinggi,sebagian cairan tersebut dapat disedot. Tes ini aman dan
biasanya tidak terlalu menyakitkan.Namun setelah pungsi lumbal beberapa orang mengalami
sakit kepala, yang dapat berlangsungbeberapa hari. Gambaran laboratorium dari infeksi
meningococcus adalah seperti umunya infeksi pyogenicberupa peningkatan jumlah leukosit
sebesar 10.000 sampai 30.000/mm3 dan eritrositsedimentation. Pada urine dapat ditemukan
albuminuria, casts dan sel darah merah. Padakebanyakan kasus, meningococcus dapat dikultur
dari nasofaring, dari darah ditemukan lebihdari 50% dari kasus pada stadium awal, serta dari lesi
kulit dan CSF. CSF kultur menjadi sterilpada 90-100% kasus yang diobati dengan antimikrobal
terapi yang apropiate, meskipun tidak terdapatperubahan yang signifikan dari gambaran CSF.
Pada pasien meningitis, pemeriksaanCSF ditemukan pleositosis dan purulen. Walaupun pada fase
awal dapat predominan lymphocytic, dlam waktu yang singkat menjadi granulocytic. Jumlah sel
bervariasidari 100 sampai40.000 sel/ul. Tekanan CSF meningkat biasanya antara 200 dan 500
mm H2O. protein sedikitmeningkat dan kadar glukosa rendah biasanya dibawah 20 md/dl.
Pemeriksaan gram stain dariCSF dan lesi petechial, menunjukkan diplococcus gram negatif.
Diagnosa pasti didapatkan darikultur CSF, cairan sendi, tenggorokan dan sputum. Kultur dapat
positif pada 90% kasus yangtidak diobati. Counter Immuno elektrophoresis (CIE) dapat
mendeteksi sirculatingmeningococcal antigen atau respon antibodi. Pada kasus dengan gambaran
CSF yang khas tapigram stain negatif, dapat dilakukan pemeriksaan latex aglutination test untuk
antigen bakteri.Sensitivitas dari test ini sekitar 50-100% dengan spesifisitas yang tinggi.
Bagaimanapun testyang negatif belum menyingkirkan diagnosa meningitis yang disebabkan oleh
meningococcus.Polymerase chain reaction dapat digunakanuntuk pemeriksaan DNA dari pasien
denganmeningitis meningococcus dengan sensitivitas dan spesifisitas.

Terapi
Terapi antibiotik diberikan secepatnya setelah didapatkan hasil kultur. Pada orang
dewasa,Benzyl penicillin G dengan dosis 1-2 juta unit diberikan secara intravena setiap 2 jam.
Padaanak dengan berat badan 10-20 kg. Diberikan 8 juta unit/hari,anak dengan berat badan
kurangdari 10 kg diberikan 4 juta unit/hari.

Ampicillin dapat ditambahkan dengan dosis 300-400mg/KgBB/hari untuk dewasa dan 100-200
mg/KgBB/ untuk anak-anak. Untuk pasien yang alergiterhadap penicillin, dapat dibrikan sampai
5 hari bebas panas.

Cara pencegahan
Kebersihan menjadi kunci utama proses pencegahan terjangkit virus atau bakteri
penyebabmeningitis. Ajarilah anak-anak dan orang-orang sekitar untuk selalu cuci tangan,
terutamasebelum makan dan setelah dari kamar mandi. Usahakan pula untuk tidak berbagi
makanan,minuman atau alat makan, untuk membantu mencegah penyebaran virus. Selain itu
lengkapi jugaimunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB, MMR, dan IPD.

Anda mungkin juga menyukai