OBAT ANTINEOPLASTIK
KELOMPOK V
Bonita Wening
(2015000021)
Chelson Fernico
(2015000022)
Chici Agimas
(2015000023)
Cicin Cintarsih
(2015000024)
Citra Maullani
(2015000025)
Evi Astriati
(2015000147)
Gabriella Beatrix
(2015000148)
Ines Nur H
(2015000153)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Neoplastik adalah sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan sel yang tidak
terkendali. Sel neoplastik lebih dikenal dengan sel kanker. Kanker menjadi salah satu
penyakit yang banyak diwaspadai oleh setiap orang karena merupakan penyakit
penyebab kematian. Banyak faktor pemicu kanker yang dijumpai dalam keseharian
dan menyebabkan resiko kanker yang semakin besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, dalam dunia kesehatan, banyak dilakukan berbagai
penelitian tentang pengobatan kanker. Pengobatan kanker yang dapat dilakukan secara
non-farmakologi dan secara farmakologi. Pengobatan secara farmakologi ditangani
dan dikembangkan di bidang kefarmasian.
Penelitian tentang obat kanker (antineoplastik) saat ini bukan hanya berkaitan
tentang penemuan atau pengembangan obat antineoplastik tapi juga berkaitan dengan
bahaya yang mungkin dialami oleh petugas kesehatan yang berhubungan dengan obat
antineoplastik. Hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan karena obat-obat
antineoplastik bersifat sitotoksik sehingga pemaparan maupun kontak langsung
terhadap obat antineoplastik dapat mempengaruhi kesehatan petugas kesehatan yang
bersangkutan. Dengan demikian perlu adanya peninjauan tentang APD (alat pelindung
diri) petugas kesehatan dan cara penanganan obat antineoplastik yang perlu dilakukan
untuk mecegah dan mengurangi resiko penurunan kesehatan akibat terpapar oabt
antineoplastik.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengenal obat-obat antineoplastik secara umum yang digunakan dalam
pengobatan kanker secara farmakologi.
2. Mengulas bahaya dan membahas penanganan obat-obat antineoplastik secara tepat
dan aman.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KANKER
1. Definisi
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh
mutasi genetik dari DNA seluler (1). Kanker disebabkan karena adanya
pertumbuhan atau pembelahan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, yang
berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri.
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh mutasi di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel
normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia
maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan
ataupun diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain : virus, rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor
keturunan, dan lain-lain.
Kanker juga dapat menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif) dan terus
menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta
syaraf tulang belakang. Sel-sel tersebut mampu menyerang jaringan biologis
lainnya, dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut, menyebabkan mutasi di gen vital
yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal
menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun
fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun
diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus,
kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor
keturunan, dan lain-lain.
2. Mekanisme Terjadinya Kanker
Kanker terjadi karena adanya kerusakan atau transformasi proonkogen dan gen
penghambatan tumor sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein dari yang
telah diprogramkan semula yang mengakibatkan timbulnya sel kanker. Karena itu
terjadi kekeliruan transkripsi dan translasi gen sehingga terbentuk protein
abnormal yang terlepas dari kendali normal pengaturan dan koordinasi
3
pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pengaturan sifat individu dilakukan oleh gen
(DNA) dengan pembentukan protein melalui proses transkripsi dan translasi (2).
Karsinogenesis merupakan suatu proses multi tahap. Dengan 3 tahap : (3)
a. Inisiasi (Initiation)
Tahap pertama ialah permulaan atau inisiasi, dimana awal perkembangan
kanker akibat sel yang terpapar karsinogen. Karsinogen bersifat mutagenik
yang artinya zat yang dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi
karsinogen bereaksi dengan DNA, menyebabkan amplifikasi gen dan
produksi copy multipel gen.
b. Promosi (Promotion)
Promoter adalah zat non mutagen tetapi dapat meningkatkan reaksi
karsinogen dan tidak menimbulkan amplikasi gen. Sifat-sifat promoter ialah
mengikuti kerja inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversibel,
dapat mengubah ekspresi gen seperti : hiperplasia, induksi enzim, induksi
diferensiasi.
c. Progresi (Progression)
Pada progresi ini terjadi aktivitasi, mutasi atau hilangnya gen yang ditandai
dengan pertumbuhan sel secara drastis, kemudian terjadi angiogenesis dan
metastasis.
3. Tingkat Perkembangan Kanker
Perkembangan kanker dikelompokkan menjadi suatu tingkat-tingkat yang
menunjukkan sejauh mana keganasan dari kanker tersebut.
a. Stadium 0
Gejala awal dari stadium 0 pada kanker biasanya ditunjukkan dengan adanya
ketidaknormalan sel pada bagian tubuh tertentu. Kanker yang telah tumbuh
belum menyebar ke organ tubuh lainnya. Prognosis umunya sangat
membantu dalam tahap ini. Operasi pengangkatan bagian kanker atau tumor
dan evaluasi faktor resiko berikutnya dapat membantu menurunkan risiko
kekambuhan kanker.
b. Stadium I
Pada stadium I, sel-sel yang tidak normal mulai berkumpul membentuk
jaringan yang bersifat kanker, namun masih besar kemungkinannya untuk
bisa disembuhkan. Dokter memandang hal ini sebagai tahapan awal kanker
4
B. OBAT ANTINEOPLASTIK
Penanganan panderita kanker secara farmakologi umumnya digunakan obat-obat yang
bersifat sitotoksik yang dikonsumsi oleh pasien. Obat-obatan yang digunakan dalam
terapi kanker diklasifikasikan menjadi 5 golongan yaitu:
1. Alkilator
Alkilator adalah senyawa yang memiliki 2 gugus pengalkil yang menyebabkan
cross-link kovalen antara rantai-rantai asam nukleat yang berdekatan, juga
mencegah pemisahan rantai ganda DNA saat siklus pembelahan sel. Contoh:
Siklofosfamid (lihat Lampiran 1)
2. Antimetabolit
Antimetabolit bekerja dengan membunuh sel kanker pada fase S dari siklus sel
kanker dengan menghambat sintesis DNA / RNA dapa sel kanker. Contoh:
Sitarabin (lihat Lampiran 1)
3. Produk Alamiah
Umumnya produk alamiah berupa alkaloid yang memiliki aktivitas antikanker
dengan mekanisme yang beragam. Contoh: Vinkristin (lihat Lampiran 1)
4. Antibiotik
Beberapa antibiotik dapat digunakan sebagai obat anti neoplastik karena dapat
berinteraksi dalam proses pembelahan sel. Contoh: Doksorubisin HCl (lihat
Lampiran 1)
5. Hormonal
Obat-obat yang bertujuan untuk memodifikasi hormon dalam tubuh dapat
digunakan karena dapat mempengaruhi aktivitas pembelahan beberapa jenis sel
dalam tubuh. Contoh: Flutamid (lihat Lampiran 1)
C. BAHAYA
PAPARAN
OBAT
ANTINEOPLASTIK
KESEHATAN
6
PADA
PETUGAS
tubuh. Bagi para perawat yang setiap hari menangani obat-obatan tersebut, hal ini bisa
berdampak serius.
Satu kasus kanker kandung kemih pada seorang farmasis dilaporkan berkaitan
dengan seringnya terpapar oleh antineoplasma, sementara ia tidak pernah ada bukti ia
terpapar oleh karsinogen lingkungan lain yang diketahui (7)
Paparan obat kemoterapi yang tidak disengaja bisa membuat para perawat
mengalami gangguan sistem saraf dan reproduksi. Bahkan saat baru terserap dan
masuk ke sistem peredaran darah, racun-racun tesebut juga sudah bisa memicu risiko
kanker darah. "Kontak apapun di permukaan kulit atau mata sama bahayanya dengan
tertusuk jarum suntik. Untuk kecelakaan jarum suntik, perawat biasanya langsung
mendapat pemeriksaan namun pada obat-obat kemoterapi jarang diperhatikan,"
ungkap salah seorang peneliti, Dr Christopher Friese seperti dikutio dari MSN Health,
Rabu (24/8/2011).
Ancaman bagi kehamilan juga bisa datang dari paparan obat-obat kanker atau
antineoplastik dalam waktu yang lama dan terus menerus. Selain itu, obat-obat
antineoplastik juga bisa memicu keguguran atau abortus spontan.
"Menurut
BAB III
PEMBAHASAN
8
k. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup agar tidak mengulang dua kali
l. Gunakan kassa steril mengeluarkan kelebihan udara dari spuit
m. Buat label dengan lengkap (nama pasien, obat, dosis, tanggal pencampuran,
tanggal masuk RS)
n. Letakkan obat pada tempat yang aman (bak spuit, box tertutup)
5. Mencegah Paparan Saat Memberikan Obat Antineoplastik
a. Pakailah proteksi secara lengkap
b. Gunakan spuit/set injeksi yang telah disediakan
c. Gunakan kateter kecil, jangan mengunakan wing needle karena kaku dan
merusak vena
d. Teliti dan hati-hati saat menyuntikkan obat antineoplastik dan ketika
penggantian jarum
e. Pada saat penyuntikkan diberikan alas untuk menghindarkan tumpahan atau
lelehan
f. Hindari obat jatuh diatas tempat tidur pasien
6. Mencegah Paparan Saat Membuang Sampah Obat Antineoplastik
a. Material/bahan-bahan yang terkontaminasi harus dibungkus dengan aman,
material yang tajam dimasukkan ke tempat yang tidak mudah bocor
b. Bahan dan sampah terkontaminasi dengan obat antineoplastic dimusnahkan di
incinerator dengan suhu >1000C
C. PERALATAN YANG
DIGUNAKAN
PETUGAS
KESEHATAN
DALAM
4. Masker Disposibel
BAB IV
KESIMPULAN
12
Obat antineoplastik berperan penting dalam pengobatan penyakit kanker, namun juga perlu
disadari bahwa obat antineoplastik memiliki toksisitas yang sangat tinggi sehingga perlu
perhatian lebih terhadap petugas kesehatan yang berkaitan langsung dengan obat-obatan
antineoplastik agar resiko akibat paparan obat neoplastik dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
13
Non
Farmakologi
Penyakit
Kanker.
Diambil
dari:
Anti
Kanker.
Diambil
dari:
Kemoterapi
Yang
Aman.
Diambil
dari:
14
Sitarabin
(Antimetabolit
)
Indikasi
Leukimia lomfositik
kronik, limfoma,
myeloma multiple,
neuroblastoma, tumor
payudara, ovarium,
paru, cervix, testis,
jaringan lunak; tumor
Wilm.
Kontraindikasi
Efek Samping
Dosis
Peringatan
Penyakit sumsum
tulang,
hipersensitivitas,
sistitis
hemoragik,
wanita hamil dan
menyusui.
Neoplastia sekunder,
leukemia, anorexia,
mual, muntah,
alopecia, interstitial
pulmonary fibrosis
dan cardiotoxicity
Toksisitas
hematologi
mielosupresi
umumnya
ditunjukan oleh
megaloblastosis,
leucopenia, anemia,
trombositopenia,
mual, muntah,
anoreksia, diare,
inflamasi mulut dan
dubur
Leucopenia,
trombositopenia,
infiltrasi sel tumor pada
sumsum tulang, pernah
diterapi dengan agen
sitotoksik lainnya atau
radioterapi, gangguan
fungsi ginjal, dapat
memicu sterilitas
permanen pada anakanak, pantau jumlah sel
darah putih.
Dapat digunakan
bersama obat
sitotoksika lain,
pemberian harus
diawasi terus menerus
oleh dokter yang telah
berpengalaman, jangan
diberikan pada wanita
hamil dan menyusui
15
Vinkristin
(Prosuk
alamiah)
Leukemia limfositik
akut, neuroblastoma,
tumor Wilms,
rabdomiosarkoma,
limfoma Hodgkin dan
non- Hodgkin
Doksorubisin
HCl
(Antibiotik)
Pengobatan leukemia
akut, sarcoma jaringan
lunak dan tulang,
karsinoma payudara
dan ovarium, limfoma
tipe Hodgkin dan nonHodgkin, kanker paru
sel kecil, karsinoma
lambung dan kandung
kemih
Flutamid
(Hormonal)
Sindroma
Charcot MarieTooth, pasien
yang menerima
terapi radiasi
meliputi hati
Neurotoksisitas,
umumnya berupa
neuropati perifer.
Penurunan reflex
tendon dalam,
parestesia perifer,
mual, muntah, diare,
stomatitis,
penurunan berat
badan
Mielosupresi
Mielosupresi,
yang nyata,
kardiotoksisitas,
sebelumnya
mual, muntah,
dengan dosis
kebotakan, urin
kumulatif komplit berwarna merah
dari doksorubisin
atau antrasiklin
yang lain
Liver insufusiensi
children
Nyeri payudara,
diare, mual, muntah,
bertambahnya nafsu
makan, insomnia,
16
17
18