2346 Askep Ventilasi Mekanik
2346 Askep Ventilasi Mekanik
Kecelakaan Lalulintas
Menyebabkan ruda paksa tumpul pada toraks dan abdoment.
Diikuti dengan patah tulang tertutup.
Trauma torak
Trauma abdoment
Patah tulang
Terputusnya / hilangnya
terjadi pendarahan
(Hematotorak)
Pendarahan
jaringan
interstitium, Pendarahan
Intra
alviolar,
kolaps
tulang.
hingga
tahanan
Vs : T , t , DN
krepitase.
menurun.
4. Hipertermi
5. Resiko defisit volume
cairan
Gerakan abnormal di
lokasi patah tulang
usus -, kembung.
1. Gangguan pertukaran
gas.
2. Pola
pernapasan 6. Gangguan
tidak efektif
rasa
nyaman (nyeri).
7. Gangguan
pola
pernapasan.
Kompensasi
untuk
dan
takut
3. Pembersihan
jalan
mengalami
hiperventilasi/hipoventilasi
dan
pasien
berupaya
4. Hisap lendir, batasi penghisapan 15 detik atau kurang, pilih kateter penghisap
yang tepat, isikan cairan garam faali bila diindikasikan. Gunakan oksigen 100
% bila ada. Rasional : penghisapan tidak harus ruitn, dan lamanya harus
dibatasi untuk mengurangi terjadinya hipoksia. Diamter kateter < diameter
endotrakel.
5. Lakukan fisioterapi dada sesuai indikasi. Rasional untuk meningkatkan
ventilasi pada semua segmen paru dan untuk drainage sekret.
6. Berikan bronkodilator sesuai pesanan. Rasional untuk meningkatkan ventilasi
dan mengencerkan sekret dengan cara relaksasi otot polos bronkus.
5.3 Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral
berhubungan dengan tidak efektifnya bersihan oral.
Tujuan keperawatan : Pasien mampu menunjukkan kesehatan mukosa mulut
dengan tepat tanpa adanya tanda peradangan.
Kriteria hasil : Tanda peradangan mukosa mulut tidak ada, mulut bersih dan tidak
berbau.
Rencana tindakan :
1. Observasi secara rutin rongga mulut, gigi, gusi terhadap adanya luka atau
pendarahan. Rasional : identifikasi dini memberikan kesempatan untuk
pencegahan secara tepat.
2. Berikan perawatan mulut secara rutin. Rasional : Mencegah adanya luka
membran mukosa mulut dan menurunkan media pertumbuhan bakteri dan
meningkatkan kenyamanan.
3. Ubah posisi selang endotrakeal sesuai jadual. Rasional : menurunkan resiko
luka pada bibir dan membran mukosa mulut.
4. Berikan minyak bibir. Rasional: mempertahankan kelembaban dan mencegah
kekeringan.
5.4 Diagnosa keperawatan : perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan kemampuan mencerna.
Data : penurunan berat badan, tonus otot lemah, peradangan pada mulut, bunyi
usus lemah.
Tujuan keperawatan : Kebutuhan nutrisi cukup
Kriteria hasil : berat badan naik, albumin serum normal, tonus otot kuat
Rencana keperawatan :
1. Evaluasi kemampuan makan. Rasional : pasien dengan selang endotrakeal
harus terpenuhi kebutuhan makannya melalui parenteral atau selang makan.
sehingga
penyapihan
tidak
diperbolehkan,
stres
dalam
penyapihan
Daftar pustaka
Hudak and Gallo, (1994), Critical Care Nursing, A Holistic Approach, JB Lippincott
company, Philadelpia.
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan,
pedoman
untuk
perencanaan
dan
pendokumentasian
Nilai
Tindakan
< 10 x/mt
16-20 x/mt
Normal
28-40 x/mt
Rencanakan ventilator
Kapasitas vital
< 10-20 ml
Lihat AGD
Tekanan inspirasi
< 20 cm H2O
< 7.25
Evaluasi
dan
kombinasi
>50 mmHg
Evaluasi
dikombinasi
dengan penurunan Ph
Evaluasi
dikombinasi
PaO2
<50 mmHg
Auskultasi paru
120 x/mt
Monitor disritmia
Status mental
delirium, somnolen
Monitor
kemungkinan
kejang hipoksia
Jumlah oksigen yang diberikan dengan rumus : CJ x ( 1,34. Hb.SaO2 + 0,003 . PaO2)
Kriteria Penyapihan :
1. Kapasitas vital = 10-15 cc/Kg
2. VT = 4-5 cc/Kg
3. Ventilasi per menit = 6-10 liter
4. Kekuatan inspirasi = 20 cm H2O
5. GDA normal
6. Selang endotrakeal
7. ; di atas karina pada foto rongent, diameter 8,5 mm
8. Nutrisi 2000-2500 kal/hari
9. Kesiapan emosi baik
10. Tanda fisik stabil.
Indikator penyapihan :
Perbaikan penyebab kegagalan pernapasan, mempertahankan kekuatan otot, nutrisi
sesuai, persiapan psikologis.