Anda di halaman 1dari 27

Tentang Tanah

TANAH terbentuk melalui proses penghawaan/pelapukan batuan yang


berjalan sangat lambat, sedimentasi yang terbawa erosi, dan
dekomposisi organisme mati.

Tanah mentah (immature soil) belum memiliki lapisan, terdiri dari


batuan induk di bagian bawah & pecahan batu di bagian atas.

Tanah muda (young soil) terdiri dari batu dengan lapisan tipis tanah.

Tanah matang (mature soil) memiliki lapisan/horizon yang jelas


dengan tekstur dan komposisi yang bervariasi sesuai tipe* tanahnya.

Tanah
mentah

Tanah
muda

Tanah
matang

*Tipe tanah dipengaruhi oleh :


Iklim
Topografi
Jenis batuan induk
Vegetasi & organisme lain
Waktu pembentukan

Ilustrasi: Miller 2000

PERMASALAHAN TANAH
Tanah tampak sebagai sumber daya alam yang stabil, permanen dan dapat diperbarui, tetapi
sebenarnya untuk mengubah batuan kerak Bumi menjadi tanah (dengan ketebalan hanya +
15 cm) dibutuhkan waktu yang sangat lama. Kini tanah semakin cepat rusak karena a.l:

Erosi yang disebabkan oleh penggundulan hutan (deforestasi), pertanian, perkebunan,


pertambangan & pembangunan fisik.

Penurunan

kesuburan:

hilangnya

bahan

organik

&

rusaknya

struktur

tanah.

Pencemaran tanah oleh adanya pembuangan limbah dan penimbunan bahan berbahaya &
radioaktif.P

Penggurunan akibat penebangan hutan (deforestasi), pertambangan tanpa reklamasi,


penggembalaan yang berlebihan, irigasi & penggaraman.

Pengerasan tanah karena penggunaan mesin dan pertanian di lahan yang tidak tepat.

PENANGGULANGAN MASALAH TANAH (beberapa hal yang dapat


dilakukan)
Konservasi tanah secara fisik, kimiawi & biologis, mis. dengan
terasering, penanaman contour, penanaman dalam jalur (strip
cropping).
Penggunaan pupuk organik & penanaman dengan rotasi.
Penghutanan kembali.
Pengurangan penggaraman & penggenangan (waterlogging).
Evaluasi tata guna lahan.
Keputusan Pemerintah berdasarkan evaluasi lahan (potensi,
kesesuaian, faktor sosioekonomi) pengelolaan sesuai dengan
Tata Ruang Nasional RI
Informasi tentang sumberdaya lahan yang diperlukan (mis. untuk
pertanian: informasi iklim, tanah, hidrologi dsb.)
Konservasi

EROSI & TRANSPORTASI Terlepas dan


terangkutnya material bumi oleh tenaga erosi
Erosi & transportasi

Erosi oleh aliran air


Aliran Air
Air tanah
Angin
Gelombang
Glasiers

Jenis-jenis erosi air


Pelarutan
Erosi

percikan
Erosi lembar
Erosi alur
Erosi gully
Erosi parit
Longsor

DEGRADASI
EROSI & TRANSPORTASI

Erosi
oleh
glasiers

Erosi oleh angin

Erosi oleh
gelombang

DEFORETASI
Deforestasi

mengakibatkan penurunan sifat


tanah. Handayani (1999) menyatakan bahwa
deforestrasi menyebabkan kemampuan tanah
melepas N tersedia (amonium dan nitrat)
menurun.
Laju deforestrasi di Indonesia sebesar 1,6
juta ha per tahun; sedangkan luas lahan kritis
hingga awal tahun 1999/2000 keseluruhan
seluas 23,2 juta ha, dan 1,8 juta ha di
Kalimantan tengah (Dephut, 2003).

Dampak konversi hutan alam menjadi


kebun kelapa sawit

Sebelum konversi
tingginya intensitas hujan di wilayah tropis diimbangi dengan
penutupan hutan alam yang begitu luas mengendalikan
terjadinya banjir, erosi, sedimentasi dan tanah longsor
gudang sumberdaya genetik dan pendukung ekosistem
kehidupan
pepohonan pada hutan alam menghasilkan serasah yang
cukup tinggi meningkatkan kandungan bahan organik
lantai hutan lantai hutan memiliki kapasitas peresapan air
(infiltrasi) yang jauh lebih tinggi dibandingkan penutupan
lahan non-hutan.
tebalnya lapisan serasah meningkatkan aktifitas biologi
tanah
Next

Dampak konversi hutan alam menjadi


kebun kelapa sawit (2)

siklus hidup/pergantian perakaran pohon (tree root


turnover) yang amat dinamis dalam jangka waktu
yang lama tanah hutan memiliki banyak poripori
berukuran besar (macroporosity) tanah hutan
memiliki laju penyerapan air/pengisian air tanah
(perkolasi) yang jauh lebih tinggi
stratifikasi hutan alam (bervariasinya umur dan
ketinggian tajuk hutan), tingginya serasah dan
tumbuhan bawah pada hutan alam penutupan
lahan secara ganda efektif mengendalikan
erosivitas hujan (daya rusak hujan), aliran
permukaan dan erosi
sisi bentang lahan (landscape) penggunaan
lahan yang paling aman secara ekologis
lanjut

Dampak konversi hutan alam menjadi


kebun kelapa sawit (3)
sangat

sedikit sekali ditemukan jalan-jalan


setapak, tidak ada saluran Irigasi & jalan
berukuran besar yang diperkeras pada saat
hujan besar berperan sebagai saluran drainase.
biomasa hutan yang tidak beraturan filter
pergerakan air dan sedimen.
dalam hutan alam tidak dilakukan pengolahan
tanah yang membuat lahan lebih peka terhadap
erosi.
hutan dalam kondisi yang tidak terganggu lebih
tahan terhadap kekeringan tidak mudah
terbakar.
terus

Dampak konversi hutan alam menjadi


kebun kelapa sawit (4)
Sesudah

konversi

merusak habitat hutan alam menghancurkan


seluruh kekayaan hayati hutan yang tidak ternilai harga
dan manfaatnya mengubah landscape hutan alam
secara total.
kerusakan seluruh ekosistem Daerah Aliran Sungai
(DAS) jika tidak dilakukan dengan baik
meningkatnya aliran permukaan (surface runoff), tanah
longsor,erosi dan sedimentasi
semakin parah, apabila pembersihan lahan (setelah
kayunya ditebang) dilakukan dengan cara pembakaran
bablas

Dampak konversi hutan alam menjadi


kebun kelapa sawit (5)

Rumput dan tumbuhan bawah secara menerus akan


dibersihkan, karena akan berperan sebagai gulma tanaman
pokok. Dilain pihak, rumput dan tumbuhan bawah ini justru
berperan sangat penting untuk mengendalikan laju erosi
dan aliran permukaan.
Keberadaan pepohonan yang tanpa diimbangi oleh
pembentukan serasah dan tumbuhan bawah
meningkatkan laju erosi permukaan
Pembangunan perkebunan memerlukan pembangunan
jalan, dari jalan utama hingga jalan inspeksi, serta
pembangunan infrastruktur (perkantoran, perumahan),
termasuk saluran drainase. Kondisi ini apabila tidak
dilakukan dengan baik (biasanya memang demikian)
semakin cepatnya air hujan mengalir menuju ke hilir
peresapan air menjadi terbatas dan peluang terjadinya
banjir dan tanah longsor akan meningkat
???

Dampak konversi hutan alam menjadi


kebun kelapa sawit (6)

pohon kelapa sawit sebagai pohon yang cepat tumbuh


(fast growing species) dikenal sebagai pohon yang rakus
air, artinya pohon ini memiliki laju evapotranspirasi
(penguap-keringatan) yang tinggi. Setiap pohon sawit
memerlukan 20 30 liter air setiap harinya
mengurangi ketersediaan air khususnya di musim
kemarau

!!!!!!

Dampak negatif terhadap lingkungan


menjadi bertambah serius karena dalam
prakteknya pembangunan perkebunan
kelapa sawit tidak hanya terjadi pada
kawasan hutan konversi, melainkan juga
dibangun pada kawasan hutan produksi,
hutan lindung, dan bahkan di kawasan
konservasi yang memiliki ekosistem yang
unik dan mempunyai nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi
(Manurung, 2000; Potter and Lee, 1998).

DAMPAK LINGKUNGAN DARI KEGIATAN PENAMBANGAN

*Pada permukaan

= surface mining, termasuk lubang terbuka (open pit),


pengerukan (dredging), pengupasan (strip mining).
*Bawah permukaan = subsurface mining.
Pengetahuan Lingkungan 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Ilustrasi: Miller 2000

Beberapa Daerah Pertambangan di


Indonesia
1. Di Papua (PT Freeport),
2. Di Pulau Karimun - Kepulauan Riau (PT
Karimun Granit)
3. Di Pulau Laut Kalimantan Selatan (Strait
Resources/Australia)
4. Di Sulawesi Tenggara (PT Aneka Tambang)
5. Di Mataram dan Sulawesi Utara (Newmont)
6. Di Sulawesi Selatan (PT Inco)

TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN DARI


ANDA SEMUA
Marzian Benazir S
A.A. Sunu Diatmika
Yugo Septo A
Fajar Ferdian
Haryo Tejo P
Bhaktiar Adi S

(06244)
(06268)
(06274)
(06290)
(06352)
(06400)

Anda mungkin juga menyukai