Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Secara umum angka drop out di Surabaya tahun 2012 adalah...... Begitu pula
berdasarkan rekapitulasi angka default (drop out) di RS Paru Surabaya ternyata masih
tinggi di mana dari tahun 2005 2010 selalu berkisar antara 29% - 50%. Hal ini
sangat jauh dari standart yang telah ditetapkan WHO yaitu kurang dari 5 persen dari
jumlah pasien pada satu tahun yang sama. Salah satu faktor yang diduga
mempengaruhinya adalah faktor sosiodemografi penderita. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis apakah faktor demografi di antaranya pendidikan, pekerjaan, usia,
jenis kelamin, status perkawinan, status sosial ekonomi, serta mobilitas tempat tinggal
berpengaruh pada angka DO tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian cross sectional, melibatkan 165 responden yaitu
penderita yang datang ke RS Paru Surabaya pada kurun waktu april 2011- april 2012
yang diambil secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan dihitung dengan
mengukur Ratio Prevalence (RP) dan akan diuji statistik dengan menggunakan uji ChiSquare dan Regresi Logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara mobilitas responden dengan kejadian
DO pada responden yang diwawancara tidak menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna secara statistika, dimana dari hasil analisis regresi logistic yang dilakukan
ternyata mobilitas responden memiliki nilai p=0,483, lebih tinggi dari =0,05. Begitu
pula dengan keterjangkauan RS oleh responden juga tidak menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna dengan nila p=0,297, lebih besar dari =0,05. Hal yang sama
juga didapatkan pada analisis kaitan antara kepuasan terhadap petugas dengan kejadian
DO, yang juga tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistic
dengan nilai p=0,983, lebih besar dari =0,05. Dari analisis deskriptif sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa secara umum responden pada dasarnya cukup puas dengan
layanan petugas yang mencakup edukasi tentang penyakit TB serta informasi tentang
waktu control yang harus dipenuhi, meskipun sebagian responden mengatakan bahwa
edukasi tersebut belum cukup dipahami maupun bisa memotivasi penderita untuk tetap
berobat. Sehingga dari penelitian ini disarankan untuk meningkatkan kualitas edukasi
dan pemberian motivasi oleh petugas dalam upaya menurunkan angka penderita yang
drop out.
Kata kunci : mobilitas, keterjangkauan, kualitas layanan petugas, drop out

Anda mungkin juga menyukai