Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Problem solving merupakan kemampuan yang sangat penting. Pada
awal abad20, peneliti dan praktisi memulai penelitian mengenai
pentingnya

kemampuan

problem solving.

argumen bahwa instructor

problem solving

Dewey

mengajukan

harus mendorong

peserta didik dengan memberikan permasalahan yang harus


diselesaikan melalui refleksi individu atau eksperimen. Selain itu,
peserta didik harus mampu mengakui sisi pengetahuan, kemudian
membuat pengetahuan

ilmiah yang lebih

khusus.Berdasarkan

penelitian yang dilakukan PISA 2003 mengungkap fakta bahwa baik


laki-laki maupun perempuan secara sistematis memiliki kemampuan
problem solving yang baik tidak bergantung pada gender.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi problem solving ?
2. Apa tujuan problem solving ?
3. Bagaimana tahapan problem solving ?
4. Bagaimana cara menumbuhkan
problem solving skill dari
peserta didik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan problem solving ?
6. Bagaimana contoh instrument problem solving ?
7. Bagaimana contoh rubric penilaian metode problem solving ?
C. Tujuan
1. Mendefinisikan problem solving
2. Mengemukakan tujuan problem solving
3. Menjabarkan tahapan problem solving
4. Menjelaskan cara menumbuhkan problem solving dari peserta
didik.
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan problem solving
6. Memberikan contoh instrumen problem solving
7. Memberikan contoh rubric penilaian problem solving
.

BAB II

ISI
A. Definisi P r o b l e m S o l v i n g
Problem solving merupakan proses dari menerima tantangan
dan usaha usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan
penyelesaiannya.

Menurut

SyaifulBahri

Djamara

(2006:103)

bahwa : Metode problem solving bukan hanya sekedarmetode


mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat

menggunakan metode

lain

yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan


Metode problem solving dapat pula diartikan sebagai cara
penyajian
bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pe
mbahasan untuk dianalisisdan
mencari

pemecahan

Sudirman,

atau

1987:
masalah

dalam

jawabannya

146).

111) problem solving adalah


penyelesaian

disintesis

oleh

dengan

Gulo

yang

memberikan

untuk

pesertadidik

Menurut
metode

usaha

(N.

(2002:

mengajarkan

penekanan

terselesaikannya suatu masalah secara menalar.


Senada dengan pendapat diatas Sanjaya

(2006:

menyatakan

pada
214)
pada

metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada


buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Problem solving merupakan bagian

dari

pembelajaran

berbasis masalah (PBL).Menurut Arends (2008: 45) pembelajaran


berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembeljaran
dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang outentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.Pada
pembelajaran

berbasis

masalah

peserta

didik

dituntut

untuk

melakukan pemecahan masalah masalah yang disajikan dengan


cara menggali informasi sebanyak - banyaknya, kemudian di analisis
dan

dicari

solusi

dari

permasalahan

yang

ada.

Solusi

dari

permasalahan tersebut tidak mutlakk mempunyai satu jawaban


yang benarartinya peserta didik dituntut pula untuk belajar secara

kritis. Peserta didik diharapkanmenjadi individu yang berwawasan


luas serta mampu melihat hubungan pembelajarandengan aspekaspek yang ada di lingkungannya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian
materi pelajaran yang menghadapkan peserta didik pada persoalan
yang

harus

dipecahkan

atau

diselesaikan

untuk

mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik harus


melakukan
terhadap

penyelidikan
masalah

otentik

untuk

yangdiberikan.

mengidentifikasi

mencari

Mereka

masalah,

penyelesaian

menganalisis

dan

mengembangakan

hipotesis,mengumpulkan data, dan menganalisis informasi informasi


dan membuat kesimpulan.
B. Tujuan P r o b l e m S o l v i n g
Adapun tujuan dari problem solving antara lain:
1. Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang
relevan

kemudian

menganalisisnya

dan

akhirnya

meneliti

kembali hasilnya.
2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah
intrinsik bagi pesertadidik.
3. Potensi intelektual peserta didik meningkat.
4. Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan
melalui proses penemuan.
C. Tahapan P r o b l e m S o l v i n g
Tahapan problem solving atau pemecahan masalah dapat
dilakukan

melalui

beberapa

langkah.

Menurut

pendapat Wiley John & Sons, Inc (1966:11) terdapat tempat tahapan
dalam problem solving.
Menurut
Katharina

(2012)

terdapat

lima

tahapandalam problem solving. Problem solving menurut Dewey


dalam bukunya W.Gulo (2002:115) dapat dilakukan melalui enam
tahap.Berdasarkan

pendapat

para

tahapan problem solving dapat diringkassebagai berikut.


1. Menemukan Permasalahan
Problem solvers harus menentukan seputar akibat

ahli

dan

menggambarkanlangkah apa yang akan dipilih. Pertama problem

solver harus meminimalisir bias yang mungkin ditimbulkan.


Tahap ini menuntut peserta didik untuk menyusun info sebaik
mungkin, meminimalisir bias terhadap apa yang dipilih.
2. Identifikasi Permasalahan
Problem solver mengidentifikasi objek yang dipelajari

dan

menentukankendala dan penghalang yang mungkin menjadi


penyebab permasalahan. Brainstorming sangat dibutuhkan pada
tahap

ini,

dengan

tujuan

mengelompokkan

aspek-aspek

pentingdari permasalahan kemudian menentukan asosiasi dan


hubungan. Terdapat dua carayakni fleksibel dan fluency. Fleksibel
adalah

konstruksi

dari

keragaman

solusi.

Fluency

adalah

konstruksi dari banyaknya solusi yang ditawakan. Cara efektif


lain adalah memecah permasalahan menjadi bagian-bagian kecil,
dimana bisa jadi lebih terorganisir dan akan lebih mudah
diselesaikan.
3. Merancang Beberapa Alternatif Hipotesis
Hipotesis adalah bagian terpenting

dalam

menyeesaikan

permasalahan. Studiyang dilakukan oleh Chi, Gaser, dan farr


(1989)

menemukan

bahwa

fisikawan profesional menentukan hubungan antara konsep dan


delevop, refine, dan simulasi multipel test dari hipotesis. Untuk
membangun hipotesis

problem solver harus mengakses prior

knowledge dan menggunakan pengetahuan baru (dari ahli dan


sumber lain) untuk menggeneralisasi ide dan mengidentifikasi
solusi potensial. Setelahmenentukan solusi yang berpotensi,
problem solver harus menentukan pilihan.
4. Membuat Penilaian dan Keputusan mengenai Hipotesis
yang akan digunakan.
Problem solver harus mempertimbangkan kembali karakter dari
tujuan problem solving mereka

dalam

rangka

memastikan

apakah penyelesaian mereka tetap pada jalur. Problem solver


harus

menghasilkan

untukmendukung

argumen-argumen

pilihan

bahwa scaffolding dapat

mereka.

pendukung

Peneliti

meningkatkankualiats

dari

meyakini
argumen

yang

diajukan.

Scaffolding bisa

juga

jadi

pilihan

bagaimanamenerapkan solusi yang dipilih.


5. Evaluasi dan Pengujian Solusi
Ketika mencoba efisiensi dari solusi, problem solverharus
menganalisis danacces hasil dan menjelaskan mengapa solusi
bekerja atau tidak. Jika solusi yang dipilihtidak berhasil atau
kurang,

problem solver

harus

memilih

alternatif

lain

denganmempertimbangkan apa yang sudah di lakukan dan


mengulangi proses hingga solusiditemukan.
D. Cara Menumbuhkan P r o b l e m S o l v i n g S k i l l dari Peserta
Didik
Terdapat beberapa kondisi yang dapat diusahakan untuk membantu
problem solving. Beberapa kondisi tersebut antara lain:
1. Stimulus
Berbagai macam stimulus fisik dapat digunakan sebagai bagian
dari bantuan untuk problem solving. Namun tidak mungkin untuk
mengklasifikasikan
membantu

stimulus

problem solving.

fisikseperti
Selain

apa

stimulus

yang
fisik,

dapat

stimulus

lingkungan seperti kebisingan, temperatur yang ekstrim, tekanan


oksigen, dan kondisi lain di sekitarnya juga dapat diperkirakan
berpengaruh dalam problem solving.
2. Petunjuk Verbal
Bagian lain dari kondisi yang dapat membantu problem solving
adalah

petunjuk

verbal.

Petunjuk

verbal

bertujuan

untuk

menghadapkan individu kepada masalah yang dihadapi. Petunjuk


verbal disini berbeda dengan instruksi, yang akan dibahas
selanjutnya. Petunjuk verbal hanya memberikan beberapa hal
penting tentang problem solving. Namun tidak menyampaikan isi
dari masa-lah, seperti halnyainstruksi.
3. Instruksi
Instruksi berbeda dengan petunjuk verbal. Instruksi memiliki
fungsi memunculkan proses mediasi untuk pemecahan masalah.
Instruksi dapat merangsang ingatan mengenai konsep - konsep,
mengaitkan konsep satu dengan yang lain, atau menentukan
strategi yang berperan dalam penemuan solusi untuk suatu

masalah.

Cara

kerja

sebuah

instruksi

dalam

membantu

problem solving adalah sebagai berikut:


a. Menginformasikan kepada pemecah masalah mengenai solusi
seperti apa yang pada dasarnya diperlukan untuk problem
solving.
b. Membedakan aspek yang relevan dari situasi stimulus.
c. Mengingat konsep atau hukum-hukum yang sesuai.
d. Membimbing proses berpikir ke arah yang tertentu.
E. Kelebihan dan Kekurangan P r o b l e m S o l v i n g
1. Kelebihan P r o b l e m S o l v i n g
Penerapan problem solving memiliki beberapa kelebihan antara
lain:
a. Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah secara realistis.
d. Mengeidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g. Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya dunia kerja.
2. Kekurangan P r o b l e m S o l v i n g
Meski demikian, dalam penerapannya problem solving memiliki
beberapa kekurangan di antaranya:
a. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan
metode ini. Keterbatasanalat di laboratorium menyulitkan
peserta didik untuk melihat dan mengamati sertadapat
menyimpulkan kejadian atau konsep tertentu.
b. Membutuhkan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
F. Contoh Instrumen P r o b l e m S o l v i n g
1. Contoh Instrumen Individu
Masalah yang ditampilkan dalam problem solving memiliki harus
bersifat kontekstual, komplek, serta mewakili dengan tujuan yang
hendak dicapai. Contoh permasalahan yang dapat digunakan dalam
problem solving adalah sebagai berikut.
Berikut disajikan contoh LKS (dengan

kegiatan

pemecahan

masalah), untuk Kelas X, SMA, dalam Pembelajaran Berbasis


Masalah (Paidi, 2008). Dalam LKS, disajikan sumber wacana, yang
dikemas

sebagai

Isu/Wacana,

kemudian

daftar

perintah

atau

pertanyaan

sebagai

guidance

kegiatan

siswa

memecahakan

masalah, sampai dengan refleksi diri setelah melakukan kegiatan


pemecahan masalah. Untuk LKS ini, juga 5 disiapkan contoh/model
penilaian kemampuan masing-masing siswa melakukan pemecahan
masalah.
Konteks Wacana
Populasi Tikus Makin Banyak
SLEMAN,

KOMPAS

Penanggulangan

hama

tikus

yang

mengakibatkan turunnya produktivitas padi di beberapa wilayah


Kabupaten Sleman perlu dilakukan dengan melibatkan pendekatan
ekosistem. Upaya ini pun perlu didukung dengan perbaikan pola
tanam,

pola

kebersihan,

dan

perilaku

masyarakat

dalam

melestarikan alam. Kegiatan ini juga perlu didukung dengan


penyamaan pola tanam para petani. "Pola tanam yang tidak sama
akan menjamin ketersediaan pangan bagi tikus yang menyenangi
padi pada fase vegetatif, yaitu fase sebelum munculnya bulir-bulir
padi. Tikus akan semakin mudah berpindah dari satu lahan ke lahan
lain ketika pola tanam berbeda-beda," tutur Andi, seorang peneliti
pertanian. Pola tanam yang diselingi penanaman palawija diyakini
akan banyak berperan dalam memutus siklus hama. Diingatkan oleh
Andi, para petani jga perlu selalu menjaga kebersihan karena
pematang dan galangan sawah yang kotor menjadi tempat hidup
yang sangat disukai tikus. Sumber: dicuplik dari Kompas, Edisi: 23
Juli 2007
Perintah/Pertanyaan Pengarah
1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan
terkandung di dalamnya!
2. Dari tiap pokok permasalahan yang Anda temukan itu,
rumuskan

menjadi

rumusan

masalah

pertanyaanpertanyaan
yang

menemukan jawabannya!

memudahkan

atau

rumusan-

Anda

untuk

3. Sebelum

menemukan

jawaban

pertanyaan-pertanyaan

tersebut, temukan dugaan, atau kemungkinan jawabanjawaban

atas

permasalahan

tersebut.

Rumuskan

jawabanjawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah


solusi,

yang

kemungkinannya

merupakan

jawaban

permasalahan yang telah Anda rumuskan tersebut!


4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban
yang

kemungkinan

paling

tepat

untuk

pokok-pokok

permasalahan tersebut!
5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang Anda miliki,
temukan jawabanjawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah
Anda rumuskan pada nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu
yang disediakan!
6. Tuliskan jawaban-jawaban Anda di tempat yang disediakan!
Hasil Kegiatan Pemecahan Masalah
1. Pokok

Permasalahan

Persoalan

yang

Teridentifikasi: ...........................................................................
.............................................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................

2. Rumusan

rumusan

Masalah

(Pertanyaan): .............................................................................
...........................................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
3. Kemungkinan-kemungkinan langkah pemecahan (solusi) untuk
tiap

pokok

permasalahan/persoalan: ..........................................................
..............................................................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................

4.

Kemungkinan

langkah-langkah

solusi

yang

terpilih: ......................................................................................
..................................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
5. Jawaban

Akhir

(Hasil

penelusuran

buku

referensi): ..................................................................................
......................................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................
...................................................................................................
.....................

...................................................................................................
.....................
6. Pertanyaan
setelah

memecahkan

masalah

(setelah

mengerjakan soal no. 1-5)


a. Apakah Anda yakin bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut
benar?
....................................................alasan:...............................
..........................
b. Apakah Anda merasa puas bahwa jawaban-jawaban Anda
tersebut

benar?

....................................................alasan:...............................
..........................
c. Berdasarkan hasil pemecahan masalah Anda tersebut,
adakah

rencana

perbaikan

diri?
..................................................alasan:.................................
........................
G. Contoh rubric penilaian problem solving
Lembar Penilaian Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah
A. Petunjuk:
1. Instrumen ini digunakan setelah siswa melakukan pemecahan
masalah biologi.
2. Skor berkisar 1-4 untuk tiap aspek, menurut rubrik yang ada.
B. Isian Untuk Kemampuan Memecahkan Masalah
Kelas
: ..
Topik Wacana : ..
No

Nama / Identitas
Siswa

Aspek Kemampuan (sasaran


penskoran)*)
a
b
c

1
2
3
4
....
n
Keterangan *)
a. Mengidentifikasi masalah
b. Merumuskan (menganalisis) masalah
c. Menemukan alternatif-alternatif
d. Memilih alternatif solusi (terbaik)

Jumlah
f

e. Solusi kelancarannya memecahkan masalah


f. Kualitas hasil pemecahan masalah
Rubrik: Lembar Penilaian Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah
a. Mengidentifikasi masalah
Skor 4 apabila bisa menuliskankan dua atau lebih masalah
relevan dengan wacana, dan minimal dua masalah itu
bercirikan masalah (ada kesenjangan antara seharusnya

dengan kenyataannya)
Skor 3 apabila bisa menuliskankan lebih dari satu masalah
relevan dengan wacana, tetapi hanya satu yang bercirikan

masalah.
Skor 2 apabila hanya bisa menuliskankan satu masalah

relevan dengan wacana, dan benar bercirikan masalah.


Skor 1 apabila hanya tidak bisa menuliskankan satupun
masalah relevan dengan wacana, atau hanya menemukan

satu tetapi itupun sebenarnya tidak bercirikan masalah


b. Merumuskan (menganalisis) masalah
Skor 4 apabila mampu membuat rumusan masalah dalam
bentuk kalimat tanya yang baku, menunjukkan satu atau

lebih variabel, dan relevan dengan masalahnya.


Skor 3 apabila mampu membuat rumusan masalah dalam
bentuk kalimat tanya namun kurang baku, menunjukkan

satu atau lebih variabel, dan relevan dengan masalahnya.


Skor 2 apabila mampu membuat rumusan masalah dalam
bentuk

kalimat

tanya

namun

kurang

baku,

tidak

menunjukkan satu atau lebih variabel, dan relevan dengan

masalahnya.
Skor 1 apabila tidak mampu membuat rumusan masalah
dalam bentuk kalimat tanya yang baku, tidak menunjukkan
satu

atau lebih

variabel, dan tidak

masalahnya
c. Menemukan alternatif-alternatif solusi

relevan dengan

Skor 4 apabila mampu menuliskan dua atau lebih alternatif


solusi atau cara pemecahan masalah dan kesemua relevan

dengan tiap masalah yang akan dipecahkan.


Skor 3 apabila mampu menuliskan hanya dua alternatif
solusi atau cara pemecahan masalah dan kesemua relevan

dengan tiap masalah yang akan dipecahkan.


Skor 2 apabila mampu menuliskan hanya dua alternatif
solusi atau cara pemecahan masalah namun tidak semua

relevan dengan tiap masalah yang akan dipecahkan.


Skor 1 apabila tidak mampu menuliskan dua atau lebih
alternatif solusi atau cara pemecahan masalah yang
kesemua

relevan

dengan

tiap

masalah

yang

akan

dipecahkan
d. Memilih alternatif solusi (terbaik)
Skor 4 apabila mampu memilih atau menentukan satu dari

alternatif solusi, yang terbaik, dengan alasan yang rasional.


Skor 3 apabila mampu memilih atau menentukan satu dari
alternatif solusi, yang terbaik, namun tidak dengan alasan

yang rasional.
Skor 2 apabila mampu memilih atau menentukan satu dari
alternatif solusi, yang tidak terbaik dan tidak dengan

alasan yang rasional.


Skor 1 apabila tidak mampu memilih atau menentukan
satupun dari alternatif solusi, tidak memilih yang terbaik,

tidak dengan alasan yang rasional


e. Kelancarannya memecahkan masalah
Skor 4 apabila mampu menyelesaikan

pemecahan

masalah, tanpa kecurangan langkah apapun, dan dalam

selang waktu yang disediakan,


Skor 3 apabila mampu menyelesaikan
masalah,

tanpa

kecurangan

langkah

apapun,

dengan tambahan waktu yang disepakati.


Skor 2 apabila mampu menyelesaikan
masalah,

tanpa

kecurangan

langkah

pemecahan

pemecahan

apapun,

dengan tambahan waktu di luar kesepakatan.

namun

namun

Skor 1 apabila tidak mampu menyelesaikan pemecahan

masalah, atau dengan kecurangan langkah


f. Kualitas hasil pemecahan masalah
Skor 4 apabila hasil pemecahannya tepat, rasional, dan
dapat dibenarkan secara ilmiah (empiris untuk ukuran

siswa SMA).
Skor 3 apabila hasil pemecahannya rasional, tepat, tetapi
sulit dibenarkan secara ilmiah (tidak empiris untuk ukuran

siswa SMA).
Skor 2 apabila rasional, tetapi tidak tepat dan sulit

dibenarkan secara ilmiah.


Skor 1 apabila hasil pemecahannya tidak tepat, tidak
rasional, dan tidak dapat dibenarkan secara ilmiah

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi


pelajaran yangmenghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus

dipecahkan ataudiselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Problem solving memiliki tujuan agar peserta didik menjadi terampil

dalammenyelesaikan permasalahan melalui proses penemuan.


Tahapan problem solving terdiri dari menemukan masalah,
mengidentifikasimasalah, merancang beberapa alternatif hipotesis,
membuat penilaian dan keputusanmengenai hipotesis yang akan

digunakan, evaluasi dan pengujian solusi.


Cara menumbuhkan problem solving skill peserta

stimulus, petunjuk verbal, dan instruksi.


Kelebihan problem solving adalah melatih peserta didik memecahkan
masalahsecara

realistis,

sedangkan

didik

kelemahan

problem solving adalah alokasi waktu yang lebih panjang.


B. Saran
........................................................

melalui

dari

Daftar Isi
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (volume 2). Terjemahan Helly PjitnoSoetjipto &
Sri Mulyantini Soeptjipto. Tanpa Tahun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barbara, Jo Rusnak. 2008. Problem Solving as an Outcome of Problem Based Learning:
A Case Study at The United States Air Force Academy. United States:Proquest Information
And Learning Company.
Dhajiri, Ahmad Kosasih. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT danGames
dalam VTC. Bandung: Jurusan PMPKn IKIP.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai